Kelompok : 2
DiSusun Oleh :
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
Selektivita dapat diperbaiki dengan mengendalikan pH pemakaian pengompleks
sekunder (sequestering agent), pemilihan penitrannya dan pengendalian laju
reaksi. Kompleks yang stabil biasanya terjadi pada pH rendah untuk menghindari
hidrolisis ataupun menghindarkan terjadinya interferensi dari logam lain.
EDTA bersifat stabil, mudah larut dan menunjukkan komposisi kimiawi
yang tertentu. Selektivitas kompleks dapat diatur dengan pengendalian pH, misal
Mg, Cr, Ca dan Ba dapat dititrasi dengan pH = 11; Mn, Fe, Co, Ni, Zn, Cd, Al,
Pb, Cu, Ti dan V dapat dititrasi pada pH 4,0 – 7,0. Logam Hg, Bi, Co, Fe, Cr,
Ca, In, Sc, Ti, V dan Th dapat dititrasi pada pH 1,0 – 4,0. EDTA sebagai garam
natrium merupakan standar primer sehingga tidak perlu standarisasi lebih lanjut.
Hal ini berarti titrasi kompleksometri dapat digunakan untuk penentuan kadar
beberapa logam pada skala semi mikro (Day & Underwood, 1990)
Dalam sediaan farmasi, sering dijumpai campuran antara vitamin C dan
Seng. Vitamin C adalah vitamin yang larut dalam air dan memiliki fungsi utama
untuk membantu tubuh memperbaiki jaringan, membuat kekebalan tubuh lebih
kuat dengan cara meningkatkan sel darah putih yang dapat menyerang bakteri dan
zat asing, mencegah penuaan, dan sebagai antioksidan yang baik untuk mencegah
radikal bebas yang dapat menyebabkan penyakit kronis. Sedangkan Seng adalah
mineral yang tidak hanya dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan,
tetapi memiliki fungsi untuk meningkatkan pertahanan tubuh, mempercepat
penyembuhan luka, dan membantu metabolism karbohidrat.
Adanya vitamin C dalam campuran Seng dan vitamin C diperkirakan dapat
menurunkan pH campuran. Hal ini berarti pH ZnSO 4 7 H2O lebih tinggi jika
dibandingkan pH campuran Seng dan Vitamin C. Oleh karena itu perlu dikaji
apakah metode kompleksometri masih efektif digunakan untuk menentukan kadar
Zn dalam campuran Seng dan Vitamin C.
3
“Apakah metode titrasi kompleksometri masih efektif untuk digunakan dalam
penentuan kadar ZnSO4 yang terdapat dalam sediaan farmasi berupa campuran
ZnSO4 dan Vitamin C ?”
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
- [Ni0(CN)4]4- [Co+,(CO)4]3
5
katalissemakin meningkat karena setiap produk petrokimia diubah menjadi
senyawa kimia lainnya selalu dibutuhkan katalis, misalnya pada reaksi
hidrogenasi, karbonilasi, hidroformilasi. Kompleks logam transisi dapat
mengkatalis berbagai reaksi kimia seperti kompleks [PdCl2DFFM] yang telah
lama dipakai sebagi katalis untuk oksidasi stirena yaitu dalam pembentukan
senyawa olefin. Dalam bidang kesehatan dan farmasi senyawa kompleks sangat
penting juga dalam berupa obat – obatan seperti vitamin B 12yang merupakan
senyawa kompleks antara kobalt dengan porfirin, hemoglobin yang berfungsi
untuk mengangkut oksigen.
Kompleksometri merupakan jenis titrasi dimana titran dan titrat saling
mengkompleks, membentuk hasil berupa kompleks. Reaksi–reaksi pembentukan
kompleks atau yang menyangkut kompleks banyak sekali dan penerapannya juga
banyak, tidak hanya dalam titrasi. Karena itu perlu pengertian yang cukup luas
tentang kompleks, sekalipun disini pertama-tama akan diterapkan pada titrasi.
Salah satu tipe reaksi kimia yang berlaku sebagai dasar penentuan titrimetrik
melibatkan pembentukan (formasi) kompleks atau ion kompleks yang larut namun
sedikit terdisosiasi. Kompleks yang dimaksud di sini adalah kompleks yang
dibentuk melalui reaksi ion logam, sebuah kation, dengan sebuah anion atau
molekul netral.
Kompleksometri adalah suatu cara untuk penetapan kadar zat – zat
(kation) yang dapat membentuk senyawa kompleks dengan suatu komplekson.
Prinsipnya adalah pembentukan senyawa kompleks antara ion logam dengan
EDTA. Titrasi kompleksometri adalah titrasi yang berdasarkan reaksi
pembentukan kompleks, misalnya penetapan kadar Zn (ion logam) dengan EDTA
(garam natrium dari asam etilendiaminatetra-asetat).
Titrasi kompleksometri adalah salah satu jenis titrasi berdasarkan
pembentukan senyawa kompleks antara ion logam target dengan zat pembentuk
kompleks (Day & Underwood, 1989). Salah satu zat pembentuk kompleks yang
banyak digunakan dalam titrasi kompleksometri adalah garam dinatrium
etilendiamina tetraasetat (dinatrium EDTA). Titrasi kompleksometri juga dikenal
6
sebagai reaksi yang meliputi reaksi pembentukan ion-ion kompleks ataupun
pembentukan molekul netral yang terdisosiasi dalam larutan. Persyaratan
mendasar terbentuknya kompleks demikian adalah tingkat kelarutan tinggi. Selain
titrasi komplek biasa seperti di atas, dikenal pula kompleksometri yang dikenal
sebagai titrasi kelatometri, seperti yang menyangkut penggunaan EDTA (Ward &
Carpenter, 2010)
Kompleks senyawa ada disebut kelat dan terjadi akibat titran dan titrat
yang saling mengkompleks. Kelat yang terbentuk melalui titrasi terdiri dari dua
komonen yang membentuk ligan dan tergantung pada titran serta titrat yang
hendak diamati. Kelat yang terbentuk melalui titrasi terdiri dari dua komponen
yang membentuk ligan dan tergantung pada titran serta titrat yang hendak
diamati. Titrasi kompleksometri atau kelatometri adalah suatu jenis titrasi dimana
reaksi antara bahan yang dianalisis dan titrat akan membentuk suatu kompleks
senyawa.
Ligan dapat berupa sebuah molekul netral atau sebuah ion bermuatan,
dengan penggantian molekul-molekul air berturut-turut, sampai terbentuk
kompleks MLn. n adalah bilangan koordinasi dari ion logam, dan menyatakan
jumlah maksimum ligan monodentat yang dapat terikat padanya. Ligan dapat
dengan baik diklasifikasikan asat dasar banyaknya titik lekat kepada ion logam.
Begitulah, ligan-ligan sederhana seperti ion-ion halide atau molekul-molekul H 2O
atau NH3 adalah monodentat, yaitu ligan itu terikat pada ion logam hanya pada
satu titik oleh penyumbangan satu pasangan-pasangan electron menyendiri kepada
logam.
Bila molekul atau iom ligan itu mempunyai dua atom, yang masing-
masing mempunyai pasangan satu pasangan elektron menyendiri,maka molekul
itu mempunyai dua atom penyumbangan, dan memungkinkan untuk membentuk
dua ikatan koordinasi dengan ion logam yang sama, ligan seperti ini disebut ligan
bidentat. Ligan multidentat mengandung lebih dari dua atom koordinasi per
molekul. Sebelum ini, telah kita anggap bahwa sepsis-spesisi yang kompleks itu
tidak mengandung lebih dari stu ion logam, tetapi pada kondisi-kondisi yang
7
sesuai, suatu kompleks binuklir, yaitu kompleks yang mengandung dua ion
logam, atau bahkan satu komplek polinuklir yang mengandung lebih dari dua ion
logam, dapat terbentuk.
8
2.2 VITAMIN C
Vitamin C adalah salah satu jenis vitamin yang larut dalam air dan
memiliki peranan penting dalam menangkal berbagai penyakit. Vitamin ini juga
dikenal dengan nama kimia dari bentuk utamanya yaitu asam askorbat. Vitamin C
termasuk golongan vitamin antioksidan yang mampu menangkal berbagai radikal
bebas ekstraselular. Vitamin C adalah vitamin yang larut dalam air, yang berarti
bahwa tubuh tidak menyimpannya. Oleh sebab itu, vitamin C harus diperoleh
melalui makanan, termasuk buah jeruk, brokoli, dan tomat. Begitu pula
sebaliknya, apabila terjadi kelebihan, maka akan cepat dibuang oleh tubuh melalui
air seni dan lainnya.
Vitamin C disebut juga asam askorbat yaitu suatu zat organic yang
merupakan ko enzim atau askorbat co-faktor pada berbagai reaksi biokimia tubuh.
Struktur asam askorbat adalah monosakarida tetapi mengandung gugus enediol
yang merupakan tempat pembuangan hydrogen untuk menghasilkan
dehidroaskorbat (Pakaya, 2014). Secara alami bentuk vitamin C adalah L-isomer,
dengan bentuk D-isomer mempunyai aktifitas sekitar 10% dari aktifitas L-isomer.
Vitamin C diperlukan untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan di
seluruh tubuh. Vitamin C akan membantu tubuh membuat kolagen, protein
penting yang digunakan untuk memperbaiki kulit, tulang rawan, tendon, ligamen,
dan pembuluh darah. Vitamin C juga diperlukan untuk penyembuhan luka, untuk
memperbaiki dan menjaga tulang dan gigi, dan membantu tubuh menyerap zat
besi.
Vitamin C adalah antioksidan, bersama dengan vitamin E, beta-karoten, dan
banyak nutrisi nabati lainnya (Wariyah, 2010). Antioksidan berperan dalam
memblokir beberapa kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas, zat yang
merusak DNA. Terbentuknya radikal bebas dari waktu ke waktu dapat
menyebabkan proses penuaan dan perkembangan penyakit seperti kanker,
jantung, dan arthritis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa vitamin C tidak menurunkan kadar
kolesterol atau mengurangi risiko serangan jantung, tetapi vitamin C dapat
9
membantu melindungi arteri terhadap kerusakan (memperlambat perkembangan
aterosklerosis /pengerasan pembuluh darah). Vitamin C membantu mencegah
kerusakan pemuluh darah arteri akibat LDL (kolesterol "jahat")), dan menjaga
arteri agar tetap fleksibel atau elastis.
Hasil penelitian lainnya memperlihatkan bahwa mengkonsumsi makanan
yang mengandung vitamin C dapat mencegah tekanan darah tinggi dan
menurunkan resiko terkena kanker, termasuk kanker kulit, serviks dan kanker
payudara. Vitamin C sangat penting bagi tubuh untuk membuat kolagen, yang
merupakan bagian dari tulang rawan normal. Antioksidan seperti vitamin C
bermanfaat untuk membatasi kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas dan
mengurangi gejala asma. Secara umum vitamin C memiliki fungsi untuk :
- Meningkatkan kekebalan tubuh
- Mempertahankan gusi sehat
- Meningkatkan penglihatan bagi mereka dengan uveitis (peradangan bagian
tengah mata)
- Mengobati kondisi yang berhubungan dengan alergi, seperti asma, eksim,
dan alergi (disebut alergi rhinitis)
- efek mengurangi paparan sinar matahari, seperti kulit terbakar atau
kemerahan (eritema)
- Mengurangi mulut kering, terutama sebagai akibat efek samping obat
antidepresan
- Penyembuhan luka bakar
- Penurunan gula darah pada penderita diabetes (Pakaya, 2014)
Sumber makanan yang mengandung vitamin C tinggi antara lain jambu
biji, jeruk, paprika hijau, semangka, pepaya, lemon, melon, stroberi, kiwi,
mangga, brokoli, tomat, kubis brussel, kembang kol, kubis, dan jus jeruk. Bahan-
bahan yang berdaun hijau (lobak, bayam), paprika merah dan hijau, tomat,
kentang, labu, raspberry, blueberry, cranberry, dan nenas juga merupakan sumber
yang kaya vitamin C (Wariyah, 2010).
10
2.3 SENG SULFAT
Seng adalah salah satu mineral yang dibutuhkan oleh tubuh. Mineral ini
memiliki beragam manfaat, seperti membantu penyembuhan luka, berperan dalam
indera perasa dan penciuman, memperkuat sistem kekebalan tubuh, membantu
pertumbuhan sel, serta mengurai karbohidrat. Seng merupakan zat mineral yang
sangat penting bagi tubuh dan zat ini banyak ditemukan di dalam sel tubuh. fungsi
zat zinc ini sendiri sangat penting bagi tubuh karena berperan sebagai katalisator
saat terjadinya reaksi-reaksi biokimia di dalam tubuh serta juga menjadi salah satu
komponen penting di dalam sel lainnya seperti DNA, RNA dan dalam penyusun
asam nukleat. Seng sendiri banyak ditemukan di dalam tubuh seperti di dalam
sistem pencernaan, jaringan darah, sistem metabolisme tubuh dan lainnya.
Seng sangat dibutuhkan karena membantu merangsang setidaknya 100
jenis enzim yang ada di dalam tubuh. Saat ini, angka kecukupan gizi (AKG) untuk
seng telah ditentukan minimal 9 hingga 12 mg per hari untuk para kaum wanita,
sedangkan untuk para pria sebesar 12 hingga 17 mg per harinya. Namun jumlah
tersebut bisa jadi naik atau turun tergantung pada kondisi tertentu seperti usia dan
kondisi kesehatan masing-masing orang.
Seng sangat penting bagi tubuh karena bisa membuat sistem kekebalan
tubuh menjadi lebih sehat juga berfungsi untuk mensintesis DNA. Fungsi lainnya
dari seng adalah untuk mengoptimalkan proses pertumbuhan saat masa kanak-
kanak dan berfungsi sebagai zat untuk mempercepat proses penyembuhan
luka. Secara umum beberapa fungsi seng yang bisa diperoleh jika dikonsumsi
secara benar adalah sebagai berikut.
(1) Mengatur Kekebalan Tubuh
Seng dibutuhkan di dalam tubuh karena bisa mengaktifkan limfosit T atau
sel T yang berada di dalam tubuh. Sel T mampu membantu melindungi tubuh
dengan cara mengendalikan dan mengatur respon sistem imun atau dengan
menyerang langsung sel kanker yang tumbuh secara tidak normal di dalam tubuh.
Orang yang mengalami kekurangan zat seng akan sangat rentan terkena berbagai
bakteri yang bersifat pathogen sehingga akan mudah sakit.
11
(2) Mempengaruhi Proses Belajar dan Memori Anak
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Universitas Toronto Amerika
Serikat, menunjukkan hasil bahwa Seng sangat berperan penting dalam
menyambungkan antar neuron di dalam otak, sehingga otak dapat bekerja lebih
maksimal dan bisa menyimpan lebih banyak memori. Hal ini berarti bahwa zat
Seng dapat meningkatkan kemampuan konsentrasi dalam belajar.
(3) Menyembuhkan Luka
Untuk proses penyembuhan luka yang lebih cepat biasanya dokter
menggunakan zat seng ini pada obatnya. Hal ini disebabkan karena seng
melindungi sel kulit dan membrane mukosa. Oleh karena itu penggunaan seng ini
lebih tepat digunakan untuk menyembuhkan dan mengeringkan luka.
(4) Membuat Penglihatan Menjadi Lebih Tajam
Zat seng juga bisa membuat penglihatan menjadi lebih tajam secara
maksimal. Hal ini dikarenakan fungsi seng dapat mencegah kerusakan macula di
dalam retina mata yang membuat pelambatan dalam degenerasi macula. Seng
merupakan salah satu zat utama yang dibutuhkan oleh tubuh untuk masalah
penglihatan. Seng ini mampu meregenerasisasikan sel di dalam penglihatan
sehingga membuat sel menjadi lebih tajam dalam melakukan penglihatan di dalam
organ mata. Kadar Seng di dalam mata ini sangat tinggi dan bisa menjadi salah
satu zat yang menyatukan antara vitamin A dan Seng menjadi satu kesatuan kerja
yang sangat unik dan sempurna. Hal ini membuat orang yang kekurangan Seng
akan menjadi lebih pendek penglihatannya dan kemampuan melihat di dalam
ruang gelap akan menurun tidak seperti biasanya. Orang yang menderita kelainan
pada mata pasti memiliki kadar Seng yang sedikit di dalam mata
(5). Manfaat seng bagi Anak
Seng merupakan zat yang termasuk dalam salah satu mikronutrein seng
dan sudah terbukti bisa menjadi salah satu perekat antara penyatuan nukleat dan
protein di dalam tubuh. Hal ini sangat penting karena seng menjadi salah satu
cara tindakan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya perpecahan. Dengan
12
kata lain sel-sel di dalam tubuh akan bekerja lebih optimal dibandingkan dengan
biasanya sehingga bisa mencegah anak dari berbagai penyakit serta membuat
pertumbuhan anak menjadi lebih optimal (Muhammad, Nurhajjah, dan Revilla,
2018). Kekurangan zinc bisa membuat daya ingat anak menjadi turun sehingga,
anak bisa menjadi lamban dalam menyerap informasi
(6) Manfaat Seng bagi Remaja
Masa remaja merupakan masa dimana tubuh sedang gencarnya
memproduksi hormone. Zat seng sangat berperan penting dalam pembentukan
hormone karena salah satu fungsinya sebagai katalisator reaksi biokimia di dalam
tubuh. Setidaknya terdapat beberpa hormone yang dibantu oleh zat seng ini
diantaranya adalah hormone insulin, hormone seks, hormone pertumbuhan dan
hormone IGF-1. Remaja yang memiliki kecukupan zat seng ini akan maksimal
dalam pertumbuhannya, sedangkan bagi mereka yang mengalami kekurangan
seng bisa terganggu pertumbuhannya bahkan berhenti. Selain itu, ada juga
beberapa manfaat dari seng ini bagi remaja yaitu sebagai pembentuk kolagen,
perubahan T1 menjadi T3 dan mengoptimalkan pertumbuhan tulang serta fungsi
lainnya.
(7) Zat Seng dan Indera Perasa
Zat Seng memiliki fungsi sebagai produsen selaput lendir yang ada di
dalam mulut. Kekurangan zinc ini akan mmebuat produksi lendir di dalam mulut
menurun dan menyebabkan nafsu makan berkurang. Hal ini juga akan membuat
adanya zat tertentu yang membuat lubang-lubang di dalam lidah tertutup
sehingga, lidah tidak akan dapat merasakan rasa dan hanya tawar saja.
(8) Mengoptimalkan Fungsi Reproduksi
Manfaat lainnya dari Seng adalah untuk meningkatkan kinerja dari organ
reproduksi. Bahkan menurut penelitian yang dilakukan menunjukkan hasil pada
gangguan pada mikronutrein. Sedangkan seperti yang telah disinggung
sebelumnya, mikronutrein ini salah satunya adalah Seng. Kandungan Seng ini
juga berpengaruh pada aliran darah saat proses pembentukan sperma. Untuk
wanita sendiri jika sampai kekurangan Seng bisa mengakibatkan hal fatal seperti
13
kesulitan mengandung atau kesulitan mempertahankan kandungan, sehingga
berakibat pada keguguran. Pembuahan fetus yang terjadi pun tidak akan normal
sehingga janin tidak berkembang, sulit melahirkan dan banyak hal lainnya yang
sangat beresiko.
14
BAB III
PEMBAHASAN
16
larutan menunjukkan 8,80, sehingga ketika proses titrasi dengan Na2EDTA tidak
terbentuk kompleks dan tidak terjadi perubahan warna.
Berdasarkan data % recovery pada Tabel 3.2 terlihat bahwa titrasi
kompleksometri untuk penentuan kadar Seng Sulfat dalam campuran Seng Sulfat
dengan Vitamin C merupakan metode yang teliti, karena dengan penambahan
vitamin C secara berturutan dari mulai 100 mg sampai 550 mg diperoleh %
recovery antara 98,67 % sampai 95,46% (data Farmakope Indonesia, Kadar Seng
Sulfat yang memenuhi standar antara 95 % - 100%. Hal ini berarti penetapan
kadar Seng Sufat dalam campuran Seng Sulfat dan Vitamin C (tanpa dilakukan
pemisahan Seng Sulfat dan Vitamin C) menggunakan metode titrasi
kompleksometri merupakan metode yang akurat.
Namun demikian, data pada Tabel 3.2 tersebut juga memperlihatkan
bahwa hasil recovery Seng Sulfat dipengaruhi oleh pH larutan. Adanya Vitamin C
dapatmenurunkan pH larutan dan dapat mempengaruhi akurasi dari metode titrasi
kompleksometri, yang terlihat dari penambahan 600 mg vitamin C yang
menyebabkan penurunan pH dibawah 9, sehingga tidak bisa menggunakan
metode titrasi kompleksometri.
17
pula kompleksometri yang dikenal sebagai titrasi kelatometri, seperti yang
menyangkut penggunaan EDTA (Triwahyuni & Yusrin, 2008).
18
logam – indikator berbeda dengan warna indikator bebas. Indikator yang banyak
digunakan dalam titrasi kompleksometri adalah :
(a) Hitam Eriokrom
Indikator ini peka terhadap perubahan kadar logam dan pH larutan. Pada
pH 8 – 10 senyawa ini berwarna biru dan kompleksnya berwarna merah anggur.
Pada pH 5 senyawa itu sendiri berwarna merah, sehingga titik akhir sukar diamati,
begitu juga pada pH 12. Umumnya titrasi dengan indikator ini dilakukan pada pH
10.
(b) Jingga xilenol
Indikator ini berwarna kuning sitrun dalam suasana asam dan merah dalam
suasana alkali. Kompleks logam-jingga xilenol berwarna merah, karena itu
digunakan pada titrasi dalam suasana asam.
Contoh:
Indikator yang digunakan dalam penentuan Seng Sulfat dalam
campurannya dengan Vitamin C adalah adalah Eriochrom black T (EBT).
Kompleks logam Zn dengan EBT umumnya berwarna merah seperti H2In-. Titrasi
harus diatur pada pH 9 – 10 sehingga indikator bebas dalam bentuk HIn 2- yang
berwarna biru. Pada penambahan EDTA yang sedikit berlebih larutan berubah
menjadi biru akibat bebasnya indikator:
Mln-+ HY3- HIn2-+ MY2-
Merah biru
EDTA ialah suatu ligan yang heksadentat (mempunyai enam buah atom
donor pasagan electron), yaitu melalui kedua atom N dan keempat atom O (dari
OH). Dalam pembentukan kelat, keenam donor (tetapi kadang-kadang hanya
lima) bersama-sama mengikat satu atom satu ion inti dengan membentuk lima
lingkaran kelat (Day & Underwood, 1989). Molekul EDTA dilipat mengelilingi
ion logam itu sedemikian rupa sehingga keenam atom donor terletak pada puncak-
puncak sebuah oktaeder (bidang delapan) dan inti terdapat di pusat oktaeder.
Struktur EDTA disajikan pada Gambar 3.1.
19
Gambar 3.1 Struktur EDTA
20
Suatu EDTA dapat membentuk senyawa kompleks yang mantap dengan sejumlah
besar ion logam sehingga EDTA merupakan ligan yang tidak selektif. Dalam
larutan yang agak asam, dapat terjadi protonasi parsial EDTA tanpa pematahan
sempurna kompleks logam. Jika beberapa ion logam yang ada dalam larutan
tersebut, maka titrasi engan EDTA akan menunjukkan jumlah semua ion logam
yang ada dalam larutan tersebut. EDTA banyak digunakan dalam titrasi
kompleksometri, dikarenakan mempunyai ikatan koordinasi yang banyak dengan
atom pusat, memiliki satu atau dua gugus karboksilat yang bebas sehingga mampu
membentuk kompleks dengan semua logam. Selain itu kompleks yang terbentuk
sangat stabil, dan zatnya relative stabil dan murah serta mudah diperoleh.
Beberapa prosedur yang dapat digunakan untuk titrasi ion-ion logam
dengan EDTA adalah titrasi langsung, titrasi balik, titrasi penggantian dan titrasi
alkalimetri.
1) Titrasi langsung
Larutan yang mengandung ion logam yang akan ditetapkan, dibufferkan
samapi ke pH yang dikehendaki (misalnya, sampai pH = 10 dengan NH 4+ larutan
air NH3), dan titrasi langsung dengan larutan EDTA standar. Mungkin adalah
perlu untuk mencegah pengendapan hidroksida logam itu (atau garam basa)
dengan menambahkan sedikit zat pengkompleks pembantu, seperti tartrat atau
sitrat atau trietanolamina. Pada titik ekivalen, besarnya konsentrasi ion logam
yang sedang ditetapkan itu turun dengan mendadak. Ini umumnya ditetapkan dari
perubahan-perubahan pM: titik akhir ini dapat juga ditetapkan dengan metode-
metode amperometri, kondutometri, spektrofotometri, atau dalam beberapa
keadaan dengan metode potensiometri.
2) Titrasi-balik.
Beberapa logam tidak dapat dititrasi secara langsung, dikarenakan
kemungkinan terjadi pengendapan dalam larutan pada pH tertentu saat yang
titrasi, atau kemungkinan membentuk kompleks-kompleks yang inert, atau
indikator logam yang sesuai tidak tersedia. Dalam kondisi seperti ini, dilakukan
penemabahan larutan EDTA standar berlebih, larutan yang dihasilkan dibufferkan
21
sampai ke pH yang dikehendaki, dan kelebihan reagnesia dititrasi balik dengan
suatu larutan ion logam standar. Larutan zink klorida atau sulfat atau magnesium
klorida sering digunakan untuk tujuan ini. Titik akhir dideteksi dengan bantuan
indikator logam yang berespons terhadap ion logam yang ditambahakn pada titrasi
balik.
3) Titrasi penggantian atau titrasi substitusi.
Titrasi-titrasi substitusi dapat digunakan untuk ion logam yang tidak
bereaksi (atau berekasi denagn tak memuaskan) dengan indikator logam, atau
untuk ion logam yang membentuk kompleks EDTA yang lebih stabil daripada
kompleks EDTA dari logam-logam lainnya seperti magnesium dan kalsium.
Kation Mn+ yang akan ditetapkan dapat diolah dengan kompleks magnesium
EDTA. Reaksi yang terjadi adalah :
Mn+ + MgY2- → (MY)(n-4)+ + Mg2+
Jumlah ion magnesium yang dibebaskan adalah ekivalen dengan kation-
kation yang berada di situ, dapat dititrasi dengan suatu larutan EDTA standar serta
indikator logam yang sesuai. Satu penerapan yang menarik adalah titrasi kalsium.
Pada titrasi langsung ion-ion kalsium, Hitam Solokrom (Hitam Erikrom T)
memberi titik akhir yang buruk; jika magnesium ada serta, logam ini akan
digantiakn dari komplkes EDTA-nya oleh kalsium, dan menghasilkan titik kahir
yang lebih baik.
4) Titrasi alkalimetri.
Bila suatu larutan dinatrium etilenadiaminatetraasetat, NaH2Y,
ditambahkan kepada suatu larutan yang mengandung ion-ion logam, terbentuklah
kompleks-kompleks dengan disertai pembebasan dua ekivalen ion hidrogen :
Mn+ + MgY2- → (MY)(n-4)+ + 2H+
Ion hidrogen yang dibebaskan demikian dapat dititrasi dengan larutan natrium
hidroksida standar dengan menggunakan indikator asam-basa, atau titik akhir
secara potensiometri. Teknik lain adala, suatu campuran iodida-iodida
ditambahkan disamping larutan EDTA, dan iod yang dibebaskan dititrasi dengan
22
larutan tiosulfat standar. Larutan logam yang akan ditetapkan harus dinetralkan
dengan tepat sebelum titrasi.
Sulfat dapat ditetapkan dengan mengendapkannya sebagai Barium sulfat
atau Timbel sulfat, endapan dilarutkan dalam larutan EDTA standar berlebih, dan
kelebihan EDTA dititrasi balik dengan larutan Magnesium atau Zink standar
dengan menggunkan Hitam Solokrom (Hitam Erikrom T) sebagai indikator.
Fosfat dapat ditetapakan dengan mengendapkannya sebagai Mg(NH4)PO4.6H2O,
melarutkan endapan dalam asam klorida encer, dan menambahkan larutan EDTA
standar berlebih, serta membufferkan pada pH = 10, dan menitrasi-balik dengan
larutan ion Magnesium standar dengan adanya indikator Hitam Solokrom.
23
DAFTAR PUSTAKA
Khopkar, S.M., 1990., Konsep Dasar Kimia Analitik., Edisi pertama, Jakarta,
Universitas Indonesia/ UI Press.
Muhammad, F., Nurhajjah, S., dan Revilla, G., 2018., Pengaruh Pemberian
Suplemen Zink Terhadap Status Gizi Anak Sekolah Dasar., Jurnal
Kesehatan Andalas., Vol. 7 (2).
Pakaya, D., 2014., Peranan Vitamin C Pada Kulit., Medika Tadulako : Jurnal
Ilmiah Kedokteran, Vol. 1 (2).
Roth, H.J., and Blaschke, G., (Penterjemah Sarjono Kisman dan Slamet Ibrahin).,
1989., Analisis Farmasi., Yogyakarta, Gadjah Mada University Press.
Ward, R.E., and Carpenter, C.E., 2010., Traditional Methods for Mineral
Analysis., Food Analysis., New York.,Springer.
24
25