A. Tujuan
Penetapan kadar ion logam
B. Prinsip
Pembentukan garam kompleks yang larut antara ion logam dengan zat
pembentuk kompleks
C. Teori
Kalsium adalah jenis mineral yang sangat penting untuk pertumbuhan dan
pemeliharaan gigi serta tulang. Selain itu, kalsium juga dibutuhkan oleh saraf,
jantung, dan sistem pembekuan darah agar bisa berfungsi dengan baik.
Kalsium bisa ditemukan pada makanan seperti susu, keju, tahu, tempe, bayam,
brokoli, kacang-kacangan, dan ikan sarden. Selain itu, asupan kalsium juga bisa
didapat dari suplemen kalsium. Suplemen kalsium bisa digunakan untuk mengobati
dan mencegah defisiensi kalsium, serta mengurangi kadar fosfat.
Salah satu tipe reaksi kimia yang berlaku sebagai dasar penentuan titrimetrik
melibatkan pembentukan (formasi) kompleks atau ion kompleks yang larut namun
sedikit terdisosiasi. Kompleks yang dimaksud di sini adalah kompleks yang dibentuk
melalui reaksi ion logam, sebuah kation, dengan sebuah anion atau molekul netral
(Basset, 1994). Senyawa kompleks memiliki sifat khas tertentu, yaitu menaikkan
kelarutan, larut dalam air, dan memiliki warna.
Indikator logam adalah suatu indikator terdiri dari suatu zat yang umumnya
senyawa organic yang dengan satu atau beberapa ion logam dapat membentuk
senyawa kompleks yang warnanya berlainan dengan warna indikatornya dalam
keadaan bebas. Warna indicator asam basa akan tergantung, pada pH larutannya,
sedangkan warna indicator logam sampai batas tertentu bergantung pada pM.
Indikator ini peka terhadap perubahan kadar logam dan pH larutan. Pada pH 8 -10
senyawa ini berwarna biru dan kompleksnya berwarna merah anggur. Pada pH 5
senyawa itu sendiri berwarna merah, sehingga titik akhir sukar diamati, demikian
juga pada pH 12. Umumnya titrasi dengan indikator ini dilakukan pada pH 10.
2) Jingga xilenol
Indikator ini berwarna kuning sitrun dalam suasana asam dan merah dalam
suasana alkali. Kompleks logam-jingga xilenol berwarna merah, karena itu
digunakan pada titrasi dalam suasana asam.
Indikator ini memberikan warna merah sampai lembayung pada daerah pH 12 –13
dan menjadi biru jernih jika terjadi kelebihan edetat.
Prinsip dari metode ini adalah bila EDTA ditambahkan kedalam sampel yang
mengandung Ca, kemuadian EDTA akan membentuk kompleks 1:1 yang stabil
dengan Ca yang ada. Penetapan Ca dengan EDTA dapat dilakukan pada pH 10,
karena Ca akan membentuk kompleks yang tidak stabil pada pH rendah. Persamaan
reaksi umum pada titrasi kompleksometri:
Mn+ + Na2EDTA → (MEDTA)n-4 + 2H+ (Gandjar, 2007)
E. Prosedur
1) Pembuatan larutan titer dinatrium edetat 0,05 M
Larutkan 9,3 g dinatrium edetat dalam air hingga volume larutan 500 ml
2) Pembuatan larutan dapar ammonia / salmiak pH 10
Larutkan 27 g NH4Cl dalam 50 ml air, tambahkan 175 ml ammonia 25%, lalu
encerkan dengan air hingga 500 ml
3) Pembuatan indicator EBT (Eriokrom Black T)
- Serbuk : 1 bagian EBT dicampur dengan 100 g NaCl
- Larutan : 200 mg EBT larutkan dalam 50 ml methanol
- Pemakaian : 20 – 30 mg serbuk atau 1 – 2 tetes larutan
4) Penetapan kadar
- Timbang tablet CDR, gerus halus
- Tambahkan 10 ml aquadest, saring dan ambil filtratnya
- Masukkan ke dalam Erlenmeyer, tambahkan 20 ml air, 1 ml dapar salmiak dan
indicator EBT
- Titrasi dengan dinatrium EDTA dsmpsi terjadi warna biru
- Lakukan titrasi triplo
- Pada saat titrasi, pH harus dijaga (7-11)
- Hitung kadar sampel
http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/12939/132410056.pdf?sequenc
e=1&isAllowed=y
https://www.academia.edu/9695637/LAPORAN_PRAKTIKUM_KIMIA_FARMASI
_ANALIS_I_PENETAPAN_KADAR_KALSIUM_LAKTAT_METODE_KOMPLE
KSOMETRI?auto=download
https://www.scribd.com/doc/135759662/analisis-kalsium
https://www.alodokter.com/kalsium
https://www.halodoc.com/obat-dan-vitamin/cdr-effervescent-10-tablet-per-tube-
tablet-effervescent