MAKALAH
Oleh:
1. Hilmi Alima Muktianti (19712251048)
2. Zulfan Hanif Rahman (19712251053)
3. Annafi’atul Hikmah (19712251059)
4. Wigi Andriyana (19712251068)
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya, Tugas
Makalah dalam rangka memenuhi tugas mata Kuliah Pengembangan Kurikulum dan
Inovasi Pembelajaran Sekolah Dasar dengan judul “Konsep Dasar Problem and
Project Based Learning” dapat disusun sesuai harapan. Tugas makalah ini dapat
diselesaikan tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Selain itu,
penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat Ibu Dr. Christina
Ismaniati, M.Pd. selaku Dosen pengampu mata Kuliah Pengembangan Kurikulum
dan Inovasi Pembelajaran Sekolah Dasar yang telah membimbing penulis dalam
menyelesaikan tugas makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para
pembaca. Terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL .................................................................................... i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 2
C. Manfaat dan Tujuan ........................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pendekatan Problem Based Learning ............................................ 3
1. Pengertian Problem Based Learning ....................................... 3
2. Sintaks Problem Based Learning ............................................ 6
3. Kelebihan dan Kekurangan Problem Based Learning ............ 9
B. Pendekatan Project Based Learning .............................................. 12
1. Pengertian Project Based Learning ......................................... 12
2. Karakteristik Project Based Learning ..................................... 15
3. Prinsip Project Based Learning ............................................... 16
4. Langkah-Langkah Project Based Learning ............................. 18
5. Kelebihan dan Kekurangan Project Based Learning............... 20
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 26
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan abad 21 dewasa ini banyak mempengaruhi perubahan di
berbagai bidang dan aspek kehidupan. Kebutuhan masyarakat tentunya juga
mengalami perkembangan dan perubahan yang sangat pesat. Perubahan secara total
pada masyarakat menjadi hal yang penting untuk dikaji. Pendidikan secara langsung
juga mendapat dampak dari adanya perkembangan ini. Industrialisasi besar-besaran
Revolusi Industri 4.0, globalisasi, dan melimpahnya sumber informasi menjadi
sebuah tantangan tersendiri. Pendidikan sebagai bidang pencipta sumber daya
manusia dipaksa untuk mengikuti perkembangan tersebut. Pendidikan dituntut untuk
dapat menghasilkan manusia yang memiliki berbagai pengetahuan dan keterampilan
untuk menunjang kebutuhan abad 21 dan Revolusi Industri 4.0. Keterampilan
mengharuskan siswa mampu menguasai 4C (Critical Thinking, Creative Inovatif,
Comunication, Collaboration, Self Evidence, dan Literasi). Bahkan saat ini mulai
muncul istilah Society 5.0 sebagai bentuk solusi atas keprihatinan dari mulai
berkurangnya peran manusia dalam berbagai hal. Melalui Society 5.0 diharapkan
manusia mampu memiliki keterampilan-keterampilan asli sebagai makhluk sosial
yang tidak dimiliki oleh robot.
Hal tersebut ternyata telah sejalan dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia (Permendikbud RI) Nomor 22 Tahun 2016 Tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah terkait dengan pelaksanaan
pembelajaran yakni Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi pesertadidik
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses
1
2
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian pendekatan Poblem dan Project Based Learning?
2. Bagaimana karakteristik pendekatan Poblem dan Project Based Learning?
3. Bagaimana tahap penerapan Poblem dan Project Based Learning?
4. Bagaimana kelebihan dan kekurangan Poblem dan Project Based Learning
dalam pembelajaran?
3
4
hal inilah yan membedakan model pembelajaran yang satu dengan model
pembelajaran yang lainnya. Karakteristik model pembelajaran problem based
learning yang dikembangkan Barrow (dalam Liu 2005:2) adalah sebagai
berikut:
1) Learning is student-centered
Proses pembelajaran dalam problem based learning lebih
menitikberatkan pada peserta didik untuk belajar. Oleh karena itu, problem
based learning didukung juga oleh teori konstruktivisme dimana peserta didik
didorong untuk dapat mengembangkan pengetahuannya sendiri.
2) Authentic problems from the organizing focus for learning
Masalah yang disajikan kepada peserta didik adalah masalah yang otentik
sehingga peserta didik mampu dengan mudah memahami masalah tersebut,
serta dapat menerapkannya dalam kehidupan profesionalnya dimasa yang
akan datang.
3) New information is acquired through self-directed learning
Proses pemecahan masalah memungkinkan masih terdapat peserta didik
yang belum mengetahui dan memahami semua pengetahuan prasyaratnya,
sehingga peserta didik berusaha untuk mencari sendiri melalui berbagai
sumber.
4) Learning occurs in small groups
Pada pelaksanaan problem based learning, agar terjadi interaksi ilmiah
dan tukar pemikiran dalam usaha membangun pengetahuan secara
kolaborative, problem based learning dilaksanakan dalam bentuk kelompok
kecil.
5) Teacher act as fasilitators
Pada pelaksanaan problem based learning, guru berperan sebagai
fasilitator. Namun, walaupun begitu guru harus selalu memantau
perkembangan aktivitas peserta didik dan mendorong peserta didik agar
5
berpusat pada peserta didik karena peserta didik dilibatkan pada kegiatan
belajar sehingga peserta didik mampu menyerap pengetahuan dengan
baik; (2) jiwa sosial peserta didik juga berkembang karena peserta didik
dilatih untuk bekerja sama dengan peserta didik lain dalam menyelesaikan
masalah yang diberikan guru; (3) peserta didik dapat memperoleh
pengetahuan baru dari berbagai sumber.
Sedangkan menurut Susanto (2014:88-89) menjelaska bahwa
kelebihan dari model pembelajaran problem based learning antara lain:
(1) pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup baik untuk
memahami isi pembelajaran; (2) pemecahan masalah dapat menantang
kemampuan peserta didik serta memberikan kepuasan untuk menemukan
pengetahuan baru; (3) pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas
pembelajaran peserta didik; (4) pemecahan masalah dapat membantu
peserta didik bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk
memahami masalah dalam kehidupan nyata; (5) pemecahan masalah dapat
membantu peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan
bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan; (6)
pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan diskusi peserta
didik; (7) pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan peserta
didik untuk berfikir kritis dan mengembangkan kemampuan peserta didik
untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru; (8) pemecahan masalah
dapat memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengaplikasikan
pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
Sedangkan kelemahan dari model pembelajaran berbasis masalah
menurut Kurniasih dan Berlin (2015:50-51), antara lain: (1) model ini
membutuhkan pembiasaan, karena dalam teknis pelaksanaannya yang
rumit dan peserta didik dituntut untuk berkonsentrasi dan daya kreasi yang
tinggi; (2) persiapan proses pembelajaran membutuhkan waktu yang lama,
hal tersebut karena sedapat mungkin persoalan yang ada harus dipecahkan
11
sampai tuntas, agar maknanya tidak terpotong; (3) peserta didik tidak dapat
benar-benar tahu apa yang mungkin penting bagi mereka untuk belajar,
terutama bagi mereka yang tidak memiliki pengalaman sebelumnya; (4)
tak jarang guru juga merasa kesulitan, hal tersebut disebabkan karena guru
kesulitan dalam menjadi fasilitator dan mendorong peserta didik untuk
mengajukan pertanyaan yang tepat daripada menyerahkan mereka solusi.
Menurut Hamdayama (2016: 117) juga memaparkan kelemahan dari
model pembelajaran problem based learning, antara lain: (1) untuk peserta
didik yang malas. tujuan pembelajaran ini tidak dapat tercapai; (2)
membutuhkan banyak waktu dan dana; (3) tidak semua pelajaran dapat
diterapkan model ini.
Pendapat lain dari Susanto (2014:90) yang mengungkapkan bahwa
kelemahan dari model problem based learning, antara lain; (1) bila peserta
didik tidak memiliki minat atau tidak memiliki kepercayaan bahwa
masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa
enggan untuk mencoba; (2) keberhasilan pendekatan pembelajar melalui
pemecahan masalah membutuhkan cukup waktu untuk persiapan; (3) tanpa
pemahaman mereka untuk berusaha memecahkan masalah yang sedang
dipelajari, maka mereka tidak akan belajar dari apa yang mereka pelajari.
Berdasarkan uraian-uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
model pembelajaran problem based learning memiliki kelebihan dan
kelemahan. Kelebihan model pembelajaran problem based learning,
antara lain: (1) peserta didik mampu berfikir kritis dan kreatif dalam
menyelesaikan masalah; (2) peserta didik akan terbiasa dalam menghadapi
suatu masalah yang nyata; (3) menciptakan rasa kebersamaan karena
peserta didik akan terbiasa bekerjasama dalam menyelesaikan masalah
yang dihadapi; (4) mampu meningkatkan motivasi dan keaktifan peserta
didik dalam pembelajaran; (5) mendapatkan pengetahuan atau pengalaman
baru; (6) menciptakan pembelajaran yang bermakna dan tidak monoton;
12
5. Facilitate the process. Mentor the process. Utilize rubrics.Pada tahap ini
guru diharapkan mampu memfasilitasi prosesnya, bimbing prosesnya,
dan gunakan rubrik.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penulisan yang telah disampaikan sebelumnya
mengenai pendekatan Problem Dan Project Based Learning dapat disimpulkan
sebagai berikut.
1. Pendekatan pembelajaran Problem Based Learning yaitu suatu model
pembelajaran yang menyajikan masalah-masalah pada kehidupan nyata
sebagai pusat pembelajaran supaya peserta didik dapat terangsang untuk
belajar memecahkan permasalahan tersebut sehingga peserta didik dapat
meningkatan keterampilan dan berfikir kritis dalam menyelesaikan suatu
masalah. Sedangkan Project Based Learning atau Pembelajaran berbasis
Proyek merupakan suatu pendekatan pendidikan yang efektif yang
berfokus pada kreatifitas berpikir, pemecahan masalah, dan interaksi antara
siswa dengan kawan sebaya mereka untuk menciptakan dan menggunakan
pengetahuan baru.
2. Karakteristik Problem Based Learning meliputi Learning is student-
centered; Authentic problems from the organizing focus for learning; New
information is acquired through self-directed learning; Learning occurs in
small groups, dan teacher acts as facilitator. Sedangkan karakteristik
Project Based Learning atau Pembelajaran berbasis Proyek meliputi siswa
membuat kerangka kerjanya sendiri; pemberian tantangan atau masalah
awal kepada siswa; siswa mendesain sendiri proses penciptaan solusi atas
permasalahan atau tantangannya; siswa bekerja dalam tim kelompok
kolaboratif untuk mengakses serta mengelola informasi pemecahan
masalahnya; proses evaluasi dilaksanakan secara kontinu refleksi dilakukan
secara berkala; Produk akhir aktivitas belajar dievaluasi secara kualitatif;
Situasi pembelajaran sangat fleksibel dan toleran.
23
24
peserta didik ada yang kurang aktif dalam kerja kelompok, ketika topik
yang diberikan pada masing-masing kelompok berbeda, dan dikhawatirkan
peserta didik tidak bisa memahami topik secara keseluruhan.
DAFTAR RUJUKAN
Archbald, D. (1991). Authentic assessment: what it means and how it can help
schools. Madison, WI: National Center for Effective Schools Research
Wisconsin.
Kurniasih, Imas & Berlin Sani. (2015). Ragam Pengembangan Model Pembelajaran
Untuk Peningkatan Profesionalitas Guru. Surabaya: Kata Pena.
Liu, Min. (2005). Motivating Students Through Problem-based Learning. Diakses dari
http://coporate.sullivan.edu. Pada tanggal 2 Desember, jam 10.15 WIB.
26
Rais, M. (2010).Project Based Learning: Inovasi Pembelajaran Yang Berorientasi
Soft Skills.Makalah dalam Seminar Nasional Pendidikan Teknologi dan
Kejuruan Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya 11 Desember 2010.
27