Anda di halaman 1dari 19

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF INQUIRY DAN

CONTOH PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN IPA

Kelompok 2

Anggota :1. Afifah Wardah

2. Annisa Akhawani Sofian

Kelas : Pendidikan IPA 2021 A

Mata Kuliah : Pengembangan Program Pembelajaran Ipa

Dosen Pembimbing : Dr. Mariati Purnama Simajuntak, S. Pd., M. Si.

PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2023

1
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini tentang
Model-Model Pembelajaran Inovatif Inkuiri dan Contoh Penerapannya Dalam Pembelajaran
IPA.
Adapun pembuatan tugas makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
“Pengembangan Program Pembelajaran Ipa”. Penulis berterima kasih kepada Ibu Dosen
pengampu mata kuliah Pengembangan Program Pembelajaran Ipa, karena memberikan tugas
ini guna untuk meningkatkan pengetahuan penulis Model-Model Pembelajaran Inovatif
Inkuiri dan Contoh Penerapannya Dalam Pembelajaran IPA.
Harapannya semoga makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca. Kami
menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, mengharapkan kritik, dan usulan demi perbaikan dimasa
yang akan mendatang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.

Medan, September 2023

Kelompok 2

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................5
1.3 Tujuan...............................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................6
2.1 Model Inkuiri Terbimbing................................................................................................6
2.1.1 Pengertian Model Inkuiri Terbimbing.......................................................................6
2.1.2 Sintaks Model Inkuiri Terbimbing............................................................................6
2.2 Model Inkuiri Bebas.........................................................................................................7
2.2.1 Pengertian Model Inkuiri Bebas................................................................................7
2.2.2 Sintaks Model Inkuiri Bebas......................................................................................7
2.3 Model Inkuiri Modifikasi...............................................................................................10
2.3.1 Pengertian Model Inkuiri Modifikasi......................................................................10
2.3.2 Sintaks Model Inkuiri Modifikasi............................................................................11
2.4 Penerapan Model-Model Inovatif Inkuiri Dalam Pembelajaran IPA.............................12
2.4.1 Penerapan Model Inkuiri Terbimbing......................................................................12
2.4.2 Penerapan Model Inkuiri Bebas...............................................................................14
2.4.3 Penerapan Model Inkuiri Modifikasi.......................................................................16
BAB III PENUTUP................................................................................................................18
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................18
3.2 Saran...............................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................19

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti
sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Peningkatan
kualitas SDM merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu
wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan.
Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu
menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkunganya, maka akan menimbulkan
perubahan dalam dirinya yang memungkinkanya untuk bermanfaat bagi kehidupan
Masyarakat (Sati, dkk. 2020).

Dalam suasana belajar mengajar di sekolah, sering dijumpai beberapa masalah di


antaranya pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered) sehingga siswa menjadi
pasif. Guru lebih suka menjelaskan konsep-konsep yang ada pada buku tanpa mengajarkan
strategi belajar yang dapat memahami bagaimana belajar, berfikir dan memotivasi diri,
karena pada dasarnya tujuan akhir pembelajaran adalah menghasilkan siswa yang memiliki
pengetahuan dan keterampilan dalam memecahkan masalah yang dihadapi kelak
dimasyarakat (Erikko, dkk. 2018).

Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan yakni
dengan mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan di zamannya. Kurikulum
pendidikan dikembangkan dengan dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni akan terus berkembang. Kurikulum dikembangkan dengan melihat kondisi dan
kepentingan bersama serta daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara. Oleh sebab itu, untuk menghadapi tuntutan perkembangan zaman dirasa perlu
adanya perbaikan pola pikir dan penguatan tata kelola kurikulum pendidikan serta
pendalaman dan perluasan materi (Hamdani dan Islam, 2019).

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah berdasarkan latar belakang diatas adalah:
1.1.1 Apa itu Inkuiri Terbimbing?
1.1.2 Apa itu Inkuiri Bebas?

4
1.1.3 Apa itu Inkuiri Modifikasi?
1.1.4 Bagaimana penerapan model-model inovatif Inkuiri dalam pembelajaran IPA?

1.3 Tujuan
Tujuan berdasarkan rumusan masalah diatas adalah:
1.2.1 Untuk mengetahui Inkuiri Terbimbing.
1.2.2 Untuk mengetahui Inkuiri Bebas.
1.2.3 Untuk mengetahui Inkuiri Modifikasi.
1.2.4 Untuk mengetahui penerapan model-model inovatif Inkuiri dalam pembelajaran IPA.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Model Inkuiri Terbimbing


2.1.1 Pengertian Model Inkuiri Terbimbing
Inkuiri Terbimbing merupakan suatu model yang menuntun siswa dalam
mengembangkan kemampuan berpikir dan menekankan sikap ilmiah. Inkuiri terbimbing
memberikan bimbingan dan pengarahan yang cukup luas. Bimbingan lebih banyak diberikan
pada tahap awal dan sedikit demi sedikit dikurangi sesuai dengan perkembangan pengalaman
siswa. Inkuiri terbimbing berorientasi pada aktivitas kelas yang berpusat pada siswa dan
memungkinkan siswa belajar memanfaatkan berbagai sumber belajar yang tidak hanya
menjadikan guru sebagai sumber belajar (Nurdyansyah dan Fahyuni, 2016).

Siswa tidak hanya dituntut agar menguasai materi pelajaran, tetapi bagaimana siswa
dapat menggunakan kemampuan yang dimilikinya secara optimal. Siswa secara aktif akan
terlibat dalam proses mentalnya melalui kegiatan pengamatan, pengukuran, dan pengumpulan
data untuk menarik suatu kesimpulan. Dalam proses pembelajaran siswa secara aktif yaitu
melalui dari perencanaan, pelaksanaan, sampai proses evaluasi. Dengan menerapkan
pembelajaran berbasis inkuiri akan memacu keingintahuan siswa dalam menemukan hal-hal
yang ingin diketahui siswa (Nurdyansyah dan Fahyuni, 2016).

2.1.2 Sintaks Model Inkuiri Terbimbing


Menurut Nurdyansyah dan Fahyuni (2016) sintaks model inkuiri terbimbing disajikan dalam
tabel 2.1 yaitu sebagai berikut:

Tabel 2.1 Sintaks Model Inkuiri Terbimbing

Fase Aktivitas Guru


Identifikasi masalah dan Guru menyajikan kejadian-kejadian atau fenomena dan
melakukan pengamatan siswa melakukan pengamatan yang memungkinkan siswa
menemukan masalah.
Mengajukan pertanyaan Guru membimbing siswa mengajukan pertanyaan
berdasarkan kejadian dan fenomena yang disajikan.
Merencanakan penyelidikan Guru mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok kecil
heterogen, membimbing siswa untuk merencanakan

6
penyelidikan, membantu menyiapkan alat dan bahan yang
diperlukan dan menyusun prosedur kerja yang tepat.
Mengumpulkan data dan Guru membimbing siswa melaksanakan penyelidikan dan
melaksanakan penyelidikan memfasilitasi penguumpulan data.
Menganalisis data Guru membantu siswa menganalisis data dengan berdiskusi
dalam kelompoknya.
Membuat kesimpulan Guru membantu siswa dalam membuat kesimpulan
berdasarkan hasil kegiatan penyelidikan.
Mengkomunikasikan hasil Guru membimbing siswa dalam mempresentasikan hasil
kegiatan penyelidikan yang telah dilakukan.

2.2 Model Inkuiri Bebas


2.2.1 Pengertian Model Inkuiri Bebas
Model inkuiri bebas merupakan pembelajaran yang beralih dari aktivitas terbimbing
ke penyelidikan yang lebih terbuka dan bebas serta tidak tertuntun. Model pembelajaran
inkuiri bebas membuat dominasi guru dalam pembelajaran menjadi berkurang, karena guru
berperan sebagai fasilitator, mengarahkan dan memotivasi siswa. Model inkuri bebas dapat
meningkatkan pencapaian siswa tentang materi pembelajaran dan mampu memperdalam
pengetahuan tentang ide-ide pelajaran yang penting, meningkatkan penyelidikan, refleksi,
dan komunikasi antar siswa (Erikko, dkk. 2018).

Pembelajaran model inkuiri bebas, siswa difasilitasi untuk dapat mengidentifikasi


masalah dan merancang proses penyelidikan. Siswa dimotivasi untuk mengemukakan
gagasan dan merancang cara untuk menguji gagasan tersebut. Untuk itu siswa diberi motivasi
untuk melatih keterampilan berfikir kritis mencari informasi, menganalisis argumen dan data,
membangun dan mensistesis ide-ide baru, memanfaatkan ide-ide awalnya untuk memecahkan
masalah serta menggeneralisasikan data. Guru berperan dalam mengarah siswa untuk
membuat kesimpulan sementara yang menjadikan kegiatan belajar lebih menyerupai kegiatan
penelitian seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli (Erikko, dkk. 2018).

2.2.2 Sintaks Model Inkuiri Bebas


Menurut Mudalara (2012) sintaks model inkuiri bebas disajikan dalam tabel 2.2 yaitu sebagai
berikut:

7
Tabel 2.2 Sintaks Model Inkuiri Bebas

Aktivitas
Fase Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Berhadapan Dengan 1. Guru mengemukakan 1. Siswa memperhatikan
Masalah kontek situasi masalah dan menyimak serta
yang dapat memotivasi merumuskan masalah.
siswa untuk menemukan
rumusan masalah.
Pengumpulan Data 1. Guru meminta siswa 1. Siswa bertanya kepada
Pengujian untuk berusaha guru untuk menggali
mengumpulkan informasi informasi terkait dengan
sebanyak-banyaknya permasalahan yang
sesuai dengan masalah dihadapi.
yang dihadapi. 2. Siswa melakukan
2. Guru menyiapkan diskusi kelompok untuk
informasi yang merumuskan hipotesis.
diperlukan siswa. 3. Siswa menyampaikan
3. Guru menjawab hipotesis.
pertanyaan siswa
(terbatas pada jawaban ya
atau tidak)
4. Guru menetapkan
hipotesis dari jawaban
siswa untuk dikaji lebih
lanjut.
Pengumpulan Data 1. Guru meminta siswa 1. Siswa menyiapkan alat
Dalam Kegiatan untuk menyiapkan dan bahan bersama
Eksperimen alat/bahan untuk kelompoknya.
eksperimen. 2. Siswa secara
2. Guru meminta siswa berkelompok melakukan
untuk merancang dan eksperimen.
melakukan eksperimen 3. Siswa bertanya tentang
yang dirancang siswa masalah dan proses

8
sendiri. eksperimen yang
3. Guru membimbing proses dilakukan.
eksperimen yang sifatnya 4. Siswa menjawab
mengarahkan siswa untuk pertanyaan yang
sampai pada pengujian disampaikan oleh guru.
hipotesis.
Formulasi 1. Guru meminta siswa 1. Siswa menganalisis data
Penjelasan untuk mengemukakan untuk membuat
simpulan yang mereka kesimpulan.
peroleh. 2. Siswa memberikan
2. Guru meminta siswa tanggapan terhadap sim
untuk membandingkan pulan kelompok lainnya.
hasil yang mereka 3. Siswa menjawab
peroleh dengan hasil pertanyaan guru
yang diperoleh oleh berdasarkan data hasil
kelompok lain dan eksperimen.
memberi kan tanggapan 4. Siswa menanyakan hal-
terhadap simpulan hal yang dianggap
kelompok lain. belum jelas.
3. Guru mengarahkan
diskusi dengan cara
mengklarifikasi pada
simpulan yang salah atau
yang belum sempurna.
4. Guru memberikan
pertanyaan-pertanyaan
untuk membimbing siswa
pada pemecahan masalah.
Analisis proses 1. Guru meminta siswa 1. Siswa secara
inkuiri menganalisis pola-pola berkelompok
penemuan kelompok menganalisis
mereka, serta penemuannya dan
mengkaitkan dengan mengkaitkannya dengan

9
teori-teori yang ada untuk teori yang ada untuk
menganalisis kembali menganalisis kembali
pertanyaan yang telah pertanyaan yang telah
disampaikan pada fase disampaikan pada fase
berhadapan dengan berhadapan dengan
masalah. masalah.
2. Guru memberikan tes 2. Siswa mengerjakan tes
untuk mengetahui yang diberikan oleh
seberapa jauh guru.
pemahaman siswa
terhadap materi yang
telah dipelajarinya.

2.3 Model Inkuiri Modifikasi


2.3.1 Pengertian Model Inkuiri Modifikasi
Model Inkuiri Modifikasi (Modified Inquiry) merupakan salah satu model
pembelajaran yang menuntun siswa mengumpulkan data melalui pertanyaan. Pada model
Modified Inquiry, guru akan memberikan permasalahan kepada siswa, kemudian siswa akan
mengajukan hipotesis sebagai jawaban sementara atas permasalahan yang diajukan,
merencanakan pemecahan masalah, melakukan eksperimen, mengumpulkan data,
menganalisis data, dan terakhir menarik kesimpulan. Guru berperan sebagai pendorong,
narasumber dan pemberi bantuan untuk menjamin kelancaran proses belajar siswa. Bantuan
yang diberikan berupa pertanyaan-pertanyaan, bukan berupa penjelasan. Kegiatan
pembelajaran lebih didominasi oleh siswa daripada guru. Hal ini melatih siswa untuk belajar
secara aktif dan mandiri (Marsa, dkk. 2015).

Model pembelajaran modified inquiry mampu mendorong siswa untuk mencari dan
menemukan sendiri berbagai jawaban atas persoalan-persoalan yang dihadapinya dan
memahami konsep-konsep yang terkait dengan topik mereka, membantu mereka mengaitkan
pembelajaran dengan aplikasi dunia nyata. Pada pembelajaran dengan modified inquiry juga
berhasil melatih siswa cara berfikir yang ilmiah. Selain itu, pembelajaran modified inquiry
yang menekankan pada keterampilan proses, sehingga membuat pembelajaran menjadi lebih
bermakna bagi siswa (Subagyo, dkk. 2014).

10
2.3.2 Sintaks Model Inkuiri Modifikasi
Menurut Subagyo dkk (2014) sintaks model inkuiri modifikasi disajikan dalam tabel 2.3 yaitu
sebagai berikut:

Tabel 2.3 Sintaks Model Inkuiri Modifikasi

Tahap Aktivitas
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Penyajian Masalah Guru akan mengemukakan Siswa akan mencari solusi dari
masalah yang akan dicari masalah yang dikemukakan
solusinya oleh siswa. Masalah oleh guru.
yang dikemukan berupa
kejadian/fenomena alam yang
merangsang intelektual siswa.
Pengumpalan Data Guru mengarahkan siswa untuk Siswa mengemukakan hipotesis
Verfikasi
mengemukakan hipotesis yang dibuat setelah
berdasarkan masalah yang mengumpulkan informasi untuk
ditemukan. menjawab permasalahan yang
diajukan guru.
Pengumpulan Data Guru memberikan lembar kerja Siswa melakukan percobaan
Eksperimentasi
siswa dalam membuktikan untuk membuktikan
hipotesisnya. hipotesisnya sesuai dengan
lembar kerja siswa yang
diberikan guru.
Organisasi Data Guru mendorong siswa untuk Siswa merumuskan kesimpulan
Formulasi
merumuskan kesimpulan dari data yang telah diperoleh
Kesimpulan
berdasarkan data selama selama percobaan.
percobaan.
Analisis Proses Guru meminta siswa Siswa mempresentasikan hasil
Inkuiri
mempresentasikan hasil percobaannya ke depan kelas.
percobaan yang telah dilakukan.

11
2.4 Penerapan Model-Model Inovatif Inkuiri Dalam Pembelajaran IPA
Pelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara alamiah serta mengkomunikasikannya
sebagai aspek penting kecakapan hidup. Sebab pembelajaran IPA diharapkan dapat menjadi
wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek
pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Maka model
Inkuiri sangat cocok diterapkan dalam pembelajaran IPA atau Ilmu Pengetahuan
Alam karena prosedurnya sangat ilmiah.

2.4.1 Penerapan Model Inkuiri Terbimbing


Penerapan model inkuiri terbimbing dalam pembelajaran IPA tercantum pada tabel 2.4
dibawah sebagai berikut:
Tabel 2.4 Penerapan Model Inkuiri Terbimbing Materi Tekanan Hidrostatis
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Identifikasi Masalah dan 1. Peserta didik memahami dan mencermati suatu
Melakukan Pengamatan
kejadian yang ditampilkan melalui video.

Mengajukan Pertanyaan 1. Peserta didik merumuskan pertanyaan dari hasil


menyimak video. Rumusan masalah yang diharapkan
adalah “Mengapa pada saat pencarian Kapal Nanggala
402 belum selesai namun awak kapalnya sudah
dinyatakan meninggal semua?”
Merencanakan Penyelidikan 1. Peserta didik melakukan diskusi kelompok dan
membuat hipotesis mengenai suatu musibah yang
pernah terjadi. Hipotesis yang diharapkan adalah
“Semakin dalam kapal maka tekanan hidrostatis yang
dirasakan seluruh awak Kapal Nanggala 402 semakin
besar.”
2. Guru berkeliling ke setiap kelompok untuk memantau,
membimbing, dan mengarahkan pengisian LKPD.
Mengumpulkan Data dan 1. Peserta didik melakukan kegiatan praktikum secara

12
Melaksanakan Penyelidikan berkelompok.
2. Peserta didik menuliskan hasil praktikum dalam
bentuk tabel.
3. Guru berkeliling ke setiap kelompok untuk memantau,
membimbing, dan mengarahkan kegiatan praktikum
untuk menyelidiki hubungan antara tekanan hidrostatis
dengan massa jenis zat cair dan kedalaman.
Menganalisis Data 1. Peserta didik membuat grafik dari hasil pengumpulan
data guna memudahkan dalam pengorganisasian dan
eksplanasi.
2. Guru membimbing peserta didik dalam pengisian
LKPD.
Membuat Kesimpulan 1. Peserta didik berdiskusi kelompok untuk menemukan
hubungan antara tekanan hidrostatis dengan massa
jenis zat cair dan kedalaman. Kesimpulan yang
diharapkan adalah “Semakin besar nilai massa jenis zat
cair, maka semakin besar tekanan hidrostatis yang
dihasilkan. Semakin besar kedalaman suatu benda,
maka semakin besar tekanan hidrostatisnya.”
2. Peserta didik secara berkelompok menganalisis
hipotesis yang sudah diajukan benar atau tidak untuk
menjawab kejadian gugurnya seluruh awak Kapal
Nanggala 402.
Mengkomunikasikan Hasil 1. Peserta didik diberi kesempatan untuk
mempresentasikan hasil diskusi kelompok.
2. Sesi diskusi antar kelompok dipimpin oleh guru.
3. Guru mengklarifikasi dan memberi penegasan terkait
materi yang didiskusikan.
4. Guru memberi tambahan penjelasan materi tekanan
hidrostatis yang belum tercakup dalam kegiatan
praktikum.

13
2.4.2 Penerapan Model Inkuiri Bebas
Penerapan model inkuiri terbimbing dalam pembelajaran IPA tercantum pada tabel 2.5
dibawah sebagai berikut:

Tabel 2.5 Penerapan Model Inkuiri Bebas Materi Pencemaran Lingkungan

Kegiatan Deskripsi Kegiatan


Berhadapan Dengan 1. Peserta didik memahami dan mencermati gambar yang
Masalah ditampilkan.

Pengumpulan Data 1. Guru meminta peserta didik untuk berusaha


Pengujian mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya terkait
gambar yang disajikan.
2. Peserta didik bertanya kepada guru untuk menggali
informasi terkait gambar. Pertanyaan yang diharapkan
yaitu “Mengapa terdapat banyak ikan pada hulu sungai
di bandingkan dengan hilir sungai yang terdapat
pemukiman manusia?”.
3. Peserta didik melakukan diskusi kelompok untuk
merumuskan hipotesis. Hipotesis yang diharapkan
adalah ”Karena air pada hulu Sungai tidak dipenuhi
oleh sampah”.
4. Guru menetapkan hipotesis dari jawaban peserta didik
untuk dikaji lebih lanjut.
Pengumpulan Data Dalam 1. Peserta didik menyiapkan alat dan bahan yang akan
Kegiatan Eksperimen digunakan untuk praktikum (sampel air, kertas lakmus,
dan gelas plastik).
2. Guru membimbing peserta didik melakukan

14
pengamatan terhadap beberapa sampel air sesuai
panduan pada LKPD.
3. Peserta didik menuliskan hasil pengamatan pada LKPD
tentang data dari beberapa sampel air.
Formulasi Penjelasan 1. Peserta didik mengemukakan hasil kesimpulan yang
diperoleh. Kesimpulan yang diharapkan “Sampah
menutupi permukaan air sungai, yang membuat ikan
tidak bisa mendapatkan oksigen dan sinar Matahari
untuk menunjang kehidupannya”.
2. Guru meminta peserta didik untuk membandingkan
hasil yang mereka peroleh dengan hasil yang diperoleh
oleh kelompok lain dan memberi kan tanggapan
terhadap simpulan kelompok lain.
5. Guru mengarahkan diskusi dengan cara mengklarifikasi
pada simpulan yang salah atau yang belum sempurna.
6. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan untuk
membimbing peserta pada pemecahan masalah.
Analisis proses inkuiri 1. Guru meminta peserta didik menganalisis pola-pola
penemuan kelompok mereka, serta mengkaitkan
dengan teori-teori yang ada untuk menganalisis
kembali pertanyaan yang telah disampaikan pada fase
berhadapan dengan masalah.
2. Guru memberikan tes untuk mengetahui seberapa jauh
pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah
dipelajarinya.
3. Guru menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
diawal pembelajaran.

15
2.4.3 Penerapan Model Inkuiri Modifikasi
Penerapan model inkuiri modifikasi dalam pembelajaran IPA tercantum pada tabel 2.6
dibawah sebagai berikut:

Tabel 2.6 Penerapan Model Inkuiri Modifikasi Materi Klasifikasi Mahluk Hidup

Kegiatan Deskripsi Kegiatan


Penyajian Masalah 1. Peserta didik diminta mengamati anggota badan dari
boneka barbie dan satu siswi yang memiliki persamaan
ciri anggota bdan dengan barbie.

2. Peserta didik akan menyebutkan apa saja persamaan


dan perbedaan ciri dari boneka barbie dan siswi
tersebut.
Pengumpalan Data 1. Peserta didik bertanya kepada guru untuk menggali
Verifikasi
informasi terkait gambar. Pertanyaan yang diharapkan
yaitu “Bagaimana ciri-ciri mahluk hidup sehingga siswi
Perempuan tergolong hidup sedangkan boneka barbie
tidak?”.
2. Guru mengarahkan siswa untuk mengemukakan
hipotesis berdasarkan masalah yang ditemukan.
3. Peserta didik melakukan diskusi kelompok untuk
merumuskan hipotesis.
Pengumpulan Data 1. Guru memberikan lembar kerja siswa dalam
Eksperimentasi
membuktikan hipotesisnya.
2. Peserta didik keluar kelas, mengamati benda-benda
disekitar kelas dan mencatat nama-nama benda
tersebut.
Organisasi Data Formulasi 1. Guru mendorong siswa untuk merumuskan kesimpulan
Kesimpulan

16
berdasarkan data selama percobaan.
2. Peserta didik menyimpulkan hasil pengklasifikasian
benda dan ciri-ciri kehidupan pada benda hidup.
Analisis Proses Inkuiri 1. Peserta didik mempresentasikan hasil pengamatan yang
telah dilakukan didepan kelas.
2. Guru menganalisis hasil presentasi dan menyimpulkan
hasil pengamatan yang telah dilakukan. Serta
menjawab pertanyaan-pertanyaan diawal pembelajaran.

17
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Inkuiri Terbimbing merupakan suatu model yang menuntun siswa dalam
mengembangkan kemampuan berpikir dan menekankan sikap ilmiah. Lalu Inkuiri Bebas
merupakan pembelajaran yang beralih dari aktivitas terbimbing ke penyelidikan yang lebih
terbuka dan bebas serta tidak tertuntun. Sedangkan Model Inkuiri Modifikasi (Modified
Inquiry) merupakan salah satu model pembelajaran yang menuntun siswa mengumpulkan
data melalui pertanyaan. model Inkuiri sangat cocok diterapkan dalam pembelajaran IPA atau
Ilmu Pengetahuan Alam karena prosedurnya sangat ilmiah.

3.2 Saran
Adanya makalah ini semoga menambah pemahaman kita sebagai calon seorang guru
mengenai Model Inkuiri Terbimbing, Inkuiri Bebas, Inkuiri Modifikasi, dan Penerapannya
dala, Pembelajaran IPA. Dikarenakan adanya pemahaman pada model pembelajaran akan
memudahkan guru melaksanakan langkah-langkah pembelajaran secara sistematis.

18
DAFTAR PUSTAKA

Erikko, D., Qurbaniah, M., dan Kurniati, T. (2018). Komparasi Model Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing Dengan Inkuiri Bebas Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Pada
Materi Hukum Kekekalan Massa Kelas X MIPA SMA Negeri 1 Pontianak. Ar-Razi
Jurnal Ilmiah, 6(1), 20-29.

Hamdani, R. H., dan Islam, S. (2019). Inovasi Strategi Pembelajaran Inkuiri dalam
Pembelajaran. PALAPA, 7(1), 30-49.

Marsa, P. B., Asrul, A., dan Gusnedi, G. (2015). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran
Modified Inquiry Berbantukan Lembar Kerja Siswa Terhadap Hasil Belajar IPA
Siswa di Kelas VIII SMPN 2 Pariaman. PILLAR OF PHYSICS EDUCATION, 6(2),
193-200.

Mudalara, I. P. (2012). Pengaruh model pembelajaran inkuiri bebas terhadap hasil belajar
kimia siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Gianyar ditinjau dari sikap ilmiah. Jurnal
Pendidikan Dan Pembelajaran IPA Indonesia, 2(2), 1-22.

Nurdyansyah., dan Fahyuni, E. F. (2016). Inovasi Model Pembelajaran. Sidoarjo: Nizamia


Learning Center.

Sati, S., Mansur, S., dan Galis, R. (2020). Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Pada Pokok Bahasan Ekosistem di SMP
San Carlos Habi. Spizaetus: Jurnal Biologi dan Pendidikan Biologi, 1(1), 27-32.

Subagyo., Suyono., dan Tukiran. (2014). Penerapan Modified Iquiry Models Untuk
Mencegah Miskonsepsi Siswa Pada Konsep Kesetimbangan Kimia. Pendidikan Sains
Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya, 3(2), 361-366.

19

Anda mungkin juga menyukai