Anda di halaman 1dari 39

PENGEMBANGAN MODEL PRODUCT BASED LEARNING

Untuk memenuhi tugas mata kuliah


Analisis Teori dan Model Pembelajaran Pendidikan Dasar yang diampu oleh
Dr. Muhammad Alfan, M.Pd, dan
Dr.Shirly Rizki Kusumaningrum, S.Pd, M.Pd

OLEH:

Budi Lestari 212103850839


Senja Richmasari 212103850831
Nor Saleha 212103805012
Hayu Ika Anggraini 212103850802

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS PASCA SARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR
2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyusun makalah ini untuk memenuhi tugas
kelompok dari mata kuliah Analisis Teori dan Model Pembelajaran Pendidikan Dasar
Tanpa hambatan apapun.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan sebaik mungkin yang
bersumber dari beberapa rujukan sehingga memperlancar penyusunan makalah ini.
Dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, pastilah masih banyak
kekurangan dalam makalah, baik dalam susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu, kami sangat berharap akan adanya saran dan masukan yang bersifat
membangun, agar dapat menjadi bahan evaluasi dimasa mendatang.

Akhir kata, kami berharap makalah yang berjudul Pengembangan Model


Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal ini dapat memberikan manfaat bagi para
pembaca serta dapat memenuhi tugas mata kuliah Analisis Teori dan Model
Pembelajaran Pendidikan Dasar.

Malang, November 2021

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1. Latar Belakang Masalah..................................................................................................1
2. Topik Pembahasan..........................................................................................................2
3. Tujuan Penulisan Makalah..............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3
A. Pengembangan Modul Product Based Learning Tipe STAD.........................................3
B. Model Kooperatif Tipe STAD........................................................................................4
C. Pengembangan Sintaks Pembelajaran.............................................................................7
D. RAGAM PRODUCT BASED LEARNING...................................................................9
BAB III PENUTUP..................................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................36

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah


Suatu Kemajuan bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia.
Kualitas sumber daya manusia bergantung pada kualitas pendidikan. Pendidikan pada
zaman dulu dan sekarang sangat berbeda. Adanya perkembangan zaman khususnya
dalam dunia pendidikan yang terus maju dan berubah secara signifikan sehingga banyak
merubah pula pola pikir guru, dari pola pikir yang awam dan kaku menjadi lebih modern
dan fleksibel. Belajar merupakan sebuah kewajiban bagi makhluk hidup yang awalnya
tidak tahu menjadi tahu. Banyak tempat yang dapat digunakan sebagai sarana belajar.
Salah satu tempat untuk belajar ialah sekolah. Peserta didik bebas memilih sekolah mana
yang akan mereka pilih sesuai minat dan bakatnya.
Model pembelajaran production based learning merupakan pembelajaran berbasis
produksi yang dimana dalam pembelajarannya diikuti dengan praktik langsung dan
diproduksikan. Menurut (Sumartana 2011 dalam Fitrillah 2015) mengatakan bahwa
dengan model pembelajaran berbasis produksi yang lebih menekankan pada
pembelajaran praktik ini dapat lebih memudahkan siswa dalam memahami dan menyerap
materi pelajaran yang diberikan oleh guru. Melalui penerapan model pembelajaran
berbasis produksi diharapkan siswa belajar secara efektif karena konsep pendekatan
berbasis produksi tidak sekedar siswa mencapai standar kompetensi sesuai yang telah
ditentukan, namun lebih dari itu yaitu siswa dituntut untuk mencapai standar kompetensi
dengan waktu yang sesingkat-singkatnya. Siswa yang telah terbiasa untuk menghasilkan
produk dengan mempertimbangkan waktu akan bekerja lebih efisien, dengan demikian
terbiasa pula untuk bekerja lebih produktif. Model pembelajaran production based
learning memberikan pengalaman pembuatan barang atau model yang nyata diperlukan
dalam dunia kerja (industri dan masyarakat). Kedua pola pembelajaran ini sama-sama
memberikan pengalaman, akan tetapi pola pembelajaran production based education
memberikan nilai lebih dalam aspek pengalaman tersebut, yaitu pengalaman membuat
sesuatu yang real diperlukan dan akan dipergunakan oleh dunia kerja (Suryanto, 2008).

1
Model pembelajaran production based learning memberikan pengalaman pembuatan
barang atau model yang nyata diperlukan dalam dunia kerja (industri dan masyarakat).
Kedua pola pembelajaran ini sama-sama memberikan pengalaman, akan tetapi pola
pembelajaran production based learning memberikan nilai lebih dalam aspek
pengalaman tersebut, yaitu pengalaman membuat sesuatu yang nyata-nyata diperlukan
dan akan dipergunakan oleh dunia kerja (Suryanto, 2008). Seperti diketahui, dunia kerja
profesional mensyaratkan terpenuhinya standar produk dan jasa, termasuk keprofesian
sumber daya manusia (Hamalik 2008 dalam Ardiansah 2014). Pola pembelajaran
production based learning adalah pendekatan pendidikan yang menghasilkan
keterampilan dan keahlian melalui latihan, khususnya yang berhubungan dengan
kegiatan praktik penerapan pengetahuan (Hadiwiratama, 2008 dalam Ardiansah 2014).

2. Topik Pembahasan
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat ditentukan masalah atau topik
bahasan yang perlu dibahas dalam penulisan makalah ini, yaitu Product Based Learning
Tipe STAD dengan berbagai ragam Product Based Learning.

3. Tujuan Penulisan Makalah


Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain Untuk membahas Product Based
Learning Tipe STAD dengan keberagaman product based learning

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengembangan Modul Product Based Learning Tipe STAD


Model pembelajaran merupakan salah satu komponen penting dan utama
dalam menunjang proses pembelajaran, untuk itu perlu dilakukan peningkatan dalam
pendayagunaan dan pengelolaannya, agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan
sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas.
Product based learning merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang
dapat menanamkan jiwa kewirausahaan atau entrepreneurship pada siswa. Product
based learning atau pembelajaran berbasis produksi ini dapat diaplikasikan dalam
berbagai jenjang Pendidikan. Model pembelajaran berbasis produksi akan
memberikan pengalaman berharga bagaimana membuat barang atau model yang
nyata diperlukan dalam dunia kerja (industri dan masyarakat). Pola pembelajaran
product based learning memberikan nilai lebih dalam aspek pengalaman. Pengalaman
membuat sesuatu yang nyata yang diperlukan dan akan digunakan dalam dunia kerja.
Ada tiga karakteristik utama dari product based learning menurut Gustafson
2003 dalam Mursad 2013. Karakteristik tersebut adalah:
1. Adanya asumsi bahwa produk pembelajaran tersebut diperlukan
2. Memerlukan uji coba dan revisi berulang kali hingga mantap.
3. Adanya asumsi bahwa produk tersebut harus dapat digunakan oleh berbagai
pengelola pembelajaran.
Berikut sintaks/langkah - langkah model pembelajaran Product Based
Learning, sebagai berikut :
Tabel 2.1 Langkah - langkah Model Product Based Learning

No. Langkah - langkah Kegiatan

1. Merencanakan produk Perencanaan produk yang dihasilkan dapat


berupa benda hasil produksi atau layanan
jasa. Perencanaan dapat dilakukan dengan
mulai menggambar detail/sketsa. Kemudian
membuat perhitungan kebutuhan alat dan
bahan yang dibutuhkan, dan teknik
pengerjaan serta alur pengerjaan.

3
2. Proses Produksi Pada tahap ini siswa diajak melakukan
tahapan produksi berdasarkan rencana
produk yang telah dibuat dengan seksama.

3. Evaluasi Produk Setelah berhasil membuat sebuah produk,


siswa diajak untuk memeriksa hasil produk
melalui membandingkan dengan tuntutan
pada perencanaan teknis. 

4. Membuat Rencana Pemasaran Selain dilatih untuk memproduksi sebuah


produk, jiwa kewirausahaan atau
entrepreneurship siswa juga dilatih. Siswa
harus mempersiapkan rancangan pemasaran
produk yang dihasilkan. Pemasaran dapat
dilakukan secara online maupun offline. Di
tahap ini diharapkan siswa memiliki
strategi-strategi bagaimana dapat menjual
produk yang dihasilkan. Sehingga siswa
tidak hanya memiliki kemampuan membuat
produk yang kreatif, tetapi juga mampu
menjualnya.

B. Model Kooperatif Tipe STAD

Model kooperatif tipe STAD merupakan model yang paling sederhana dari

pembelajaran kooperatif. STAD terdiri dari lima komponen utama, yakni: presentasi

kelas, tim, kuis, skor kemajuan individual, rekognisi tim. Diawali dengan penyampaian

tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan

kelompok. Langkah-langkah model kooperatif tipe STAD (Trianto, 2010:215), sebagai

berikut:

Tabel 2.2 Langkah-langkah Model Kooperatif Tipe STAD

4
Tahap Tingkah Laku Guru

Tahap 1 Guru menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran
tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar.
Penyampaian Tujuan dan
Motivasi

Tahap 2 Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, di mana setiap kelompoknya


terdiri dari 4-5 siswa yang memprioritaskan heterogenitas (keragaman) kelas
Pembagian
dalam prestasi akademik, gender/jenis kelamin, rasa atau etnik.
Kelompok

Tahap 3 Guru menyampaikan materi pelajaran dengan terlebih dahulu menjelaskan


tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan tersebut serta pentingnya
Presentasi dari
pokok bahasan tersebut dipelajari.
Guru

Tahap 4 Siswa belajar dalam kelompok yang telah dibentuk. Guru menyiapkan
lembaran kerja sebagai pedoman bagi kerja kelompok, sehingga semua
Kegiatan Belajar
anggota menguasai dan masing-masing memberikan kontribusi. Selama tim
Dalam Tim (Kerja
bekerja, guru melakukan pengamatan, memberikan bimbingan, dorongan dan
Tim)
bantuan bila diperlukan.

Tahap 5 Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis tentang materi yang
dipelajari dan juga melakukan penilaian terhadap presentasi hasil kerja
Kuis (Evaluasi)
masing-masing kelompok.

Tahap 6 Setelah pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan
diberikan angka rentang 0-100. Selanjutnya pemberian penghargaan
Penghargaan
atas keberhasilan kelompok dapat dilakukan oleh guru dengan
Prestasi Tim
langkah langkah menghitung skor individu, menghitung skor
kelompok, pemberian hadiah dan pengakuan skor kelompok.

Belajar kooperatif bukanlah suatu hal yang baru. Dalam proses pembelajaran biasanya

guru dan mungkin siswa pernah menggunakanannya. Para ahli telah menunjukkan bahwa

5
pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik.

Berikut pendapat mengenai keunggulan model pembelajaran kooperatif:

Menurut Davidson (dalam Trianto, 2010:62) pembelajaran kooperatif memberikan

beberapa implikasi positif yakni:

(1)Kelompok kecil memberikan dukungan sosial untuk belajar, (2) Kelompok


kecil menawarkan kesempatan untuk sukses bagi semua siswa, (3) Suatu
masalah idealnya cocok untuk didiskusikan secara kelompok, sebab memiliki
solusi yang dapat didemonstrasikan secara objektif, (4) Siswa dalam kelompok
dapat membantu siswa lain untuk menguasai masalah-masalah dasar dan
prosedur perhitungan yang perlu dalam konteks permainan, teka-teki, atau
pembahasan masalah-maslah yang bermanfaat, (5) Ruang lingkup materi
dipenuhi oleh ide-ide menarik dan menantang yang bermanfaat bila
didiskusikan.

Selain itu berdasarkan teori pembangunan, menurut Damon dan Murray (dalam

Slavin, 2005:36) mengemukakan bahwa interaksi antara siswa berkaitan dengan tugas-tugas

yang sesuai meningkatkan penguasaan mereka terhadap konsep kritik. Sehingga dengan

dilaksanakannya pembelajaran kooperatif diharapkan dapat meningkatkan penguasaan siswa

terhadap materi yang akan dipelajari.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan, bahwa pembelajaran kooperatif merupakan

sebuah model yang sudah lama ada. Model kooperatif diyakini para ahli dapat meningkatkan

kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik selain itu pengelompokan siswa secara heterogen

dapat memberikan kesempatan siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa

yang berbeda latar belakangnya.

Selain keunggulan yang dimiliki model pembelajaran tipe STAD juga memiliki kekurangan.

Pembelajaran yang dilakukan berkelompok memungkinkan seorang siswa terlalu bergantung dengan

siswa lain, Trianto (2010:59) mengemukakan, “Struktur tujuan kooperatif terjadi jika siswa dapat

6
mencapai tujuan mereka hanya jika siswa lain dengan siapa mereka bekerja sama mencapai tujuan

tersebut”. Slavin (2005:41) menyebutkan bahwa dalam pembelajaran berkelompok memungkinkan

munculnya “difusi tanggung jawab”, artinya terdapat sebagian anggota kelompok yang mengerjakan

semua atau seluruh pekerjaan sedangkan anggota kelompok yang lain hanya menitipkan nama saja.

Solusi terhadap masalah tersebut dapat dihadapi dengan masing-masing kelompok dihargai

berdasarkan jumlah skor kuis individual dari anggota kelompok. Terlepas dari beberapa kekurangan

yang diungkapkan di atas, model kooperatif tipe STAD sangat mudah diaplikasikan dalam

pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran pun diyakini dapat tercapai secara efektif dan efisien.

C. Pengembangan Sintaks Pembelajaran

Pengintegrasian Model Product Based Learning dengan Model Kooperatif Tipe


STAD dapat dijabarkan dalam rangkaian sintaks pembelajaran sebagai berikut ini.

Tabel 2.3 Langkah-langkah Model Product Based Learning Tipe STAD

Tahap Tingkah Laku Guru

Tahap 1 Guru menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran
tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar.
Penyampaian Tujuan dan
Motivasi

Tahap 2 Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, di mana setiap kelompoknya


terdiri dari 4-5 siswa yang memprioritaskan heterogenitas (keragaman)
Pembagian
kelas dalam prestasi akademik, gender/jenis kelamin, rasa atau etnik.
Kelompok

Tahap 3 Guru menyampaikan materi pelajaran dengan terlebih dahulu menjelaskan


tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan tersebut serta
Presentasi dari Guru
pentingnya pokok bahasan tersebut dipelajari.

Tahap 4 Siswa belajar dalam kelompok yang telah dibentuk. Guru menyiapkan
lembaran kerja sebagai pedoman bagi kerja kelompok, sehingga semua

7
Kegiatan Belajar anggota menguasai dan masing-masing memberikan kontribusi. Selama tim
Dalam Tim (Kerja bekerja, guru melakukan pengamatan, memberikan bimbingan, dorongan
Tim) dan bantuan bila diperlukan. Perencanaan produk yang dihasilkan dapat
/Merencanakan berupa benda hasil produksi atau layanan jasa. Perencanaan dapat dilakukan
Produk dengan mulai menggambar detail/sketsa. Kemudian membuat jadwal kerja/
time table, membuat perhitungan kebutuhan alat dan bahan yang
dibutuhkan, dan teknik pengerjaan serta alur kerja/koordinasi kerja.

Tahap 5
Pada tahap ini siswa diajak melakukan tahapan produksi berdasarkan

Proses Produksi rencana produk berdasarkan rencana yang telah dibuat dengan seksama.

Tahap 6 Setelah berhasil membuat sebuah produk, siswa diajak untuk memeriksa
hasil produk melalui membandingkan dengan tuntutan pada perencanaan
Evaluasi Produk
teknis. Dalam tahap ini terjadi proses pengendalian mutu produk yang
dihasilkan

Tahap 7
Selain dilatih untuk memproduksi sebuah produk, jiwa kewirausahaan atau

Membuat Rencana entrepreneurship siswa juga dilatih dalam tahap ini. Siswa harus

Pemasaran mempersiapkan rancangan pemasaran produk yang dihasilkan. Pemasaran


dapat dilakukan secara online maupun offline. Di tahap ini diharapkan siswa
memiliki strategi-strategi bagaimana dapat menjual produk yang dihasilkan.
Sehingga siswa tidak hanya memiliki kemampuan membuat produk yang
kreatif, tetapi juga mampu menjualnya.

Tahap 8 Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis tentang materi
yang dipelajari dan juga melakukan penilaian terhadap presentasi hasil kerja
Kuis (Evaluasi)
masing-masing kelompok.

Tahap 9 Setelah pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan
diberikan angka rentang 0-100. Selanjutnya pemberian
Penghargaan
penghargaan atas keberhasilan kelompok dapat dilakukan oleh guru

8
Prestasi Tim dengan langkah langkah menghitung skor individu, menghitung
skor kelompok, pemberian hadiah dan pengakuan skor kelompok.

D. RAGAM PRODUCT BASED LEARNING


Product based learning berikut akan dikembangkan dengan menggunakan beberapa
produk dalam pembelajaran sekolah dasar. Dibawah ini penjelasan dari beberapa
setiap product, antara lain :
1. Model Product Based Learning Pada Kegiatan Wirausaha “Gelang
Persahabatan”
Product based learning merupakan salah satu pendekatan
pembelajaran yang dapat menanamkan jiwa kewirausahaan atau
entrepreneurship pada siswa. Product based learning atau pembelajaran
berbasis produksi ini dapat diaplikasikan dalam berbagai jenjang Pendidikan.
“Gelang Persahabatan” merupakan suatu produk yang dibuat oleh peserta
didik. Product ini diambil dari materi PPKn kelas 6 sekolah dasar. Materi yang
akan digunakan yaitu materi pada KD 3.3 Menelaah keberagaman sosial,
budaya, dan ekonomi masyarakat dan 4.3 Mengampanyekan manfaat
keanekaragama sosial, budaya, dan ekonomi. Siswa secara berkelompok
mendiskusikan produk apa yang akan mereka produksi, yang kemudian akan
dijual pada acara bazar sekolah atau kantin kelas. Dibawah ini langkah -
langkah pembelajaran model product based learning tipe STAD pada kegiatan
wirausaha, sebagai berikut :

Tahap Tingkah Laku Guru

Tahap 1 Guru menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada


pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar.
Penyampaian Tujuan dan
Motivasi

Tahap 2 Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, di mana setiap kelompoknya


terdiri dari 4-5 secara heterogen (prestasi akademik, gender/jenis

9
Pembagian Kelompok kelamin)

Tahap 3 Guru menyampaikan materi pelajaran yaitu membuat keberagaman


wirausaha dalam kehidupan sehari-hari dengan terlebih dahulu
Presentasi dari Guru menjelaskan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan
tersebut

● Siswa mendiskusikan ide wirausaha yang akan dilakukan


Tahap 4 ● Siswa membuat perencanaan alat dan bahan yang dibutuhkan

Kegiatan Belajar
Dalam Tim (Kerja ● Siswa mendelegasikan tugas pada setiap anggota kelompok
Tim) /Merencanakan
Produk

Tahap 5 Pada tahap ini siswa diajak melakukan tahapan produksi berdasarkan
rencana produk berdasarkan rencana yang telah dibuat dengan seksama.
Proses Produksi

Tahap 6 Setelah berhasil membuat sebuah produk, siswa diajak untuk memeriksa
hasil produk melalui membandingkan dengan tuntutan pada perencanaan
Evaluasi Produk teknis.

Tahap 7 Selain dilatih untuk memproduksi sebuah produk. Di tahap ini


diharapkan siswa memiliki strategi-strategi bagaimana dapat menjual
Membuat Rencana Pemasaran produk yang dihasilkan. Sehingga siswa tidak hanya memiliki
kemampuan membuat produk yang kreatif, tetapi juga mampu
menjualnya.

Dalam menjualnya disini untuk peserta didik tingkat sekolah dasar dapat
dilakukan pada event sekolah seperti pada pameran antar sekolah
ataupun pameran di sekolah itu sendiri.

Tahap 8 Siswa diminta untuk menuliskan pengalaman selama melakukan


kegiatan wirausaha (kesulitan, keberhasilan, tantangan, solusi). Siswa
(Evaluasi) juga diminta untuk membuat laporan perbukuan sederhana tentang biaya
produksi dan hasil penjualan barang.

Tahap 9 Setelah pelaksanaan evaluasi berupa pelaporan hasil kegiatan


wirausaha, guru memeriksa hasil kerja siswa dan diberikan
angka rentang 0-100. Selanjutnya pemberian penghargaan atas

10
Penghargaan Prestasi keberhasilan kelompok dapat dilakukan oleh guru dengan
Tim langkah langkah menghitung skor kelompok dan pemberian
hadiah kepada tim

11
Rubrik Penilaian
Berilah tanda checklist pada skor yang dipilih!

No. Aspek yang dinilai Skor

4 3 2 1

1 Kelengkapan proses produksi

2 Perhitungan modal dan laba

3 Laporan Keuangan

4 Kendala

5 Strategi Pemasaran

Jumlah

Keterangan :
4 = Sangat baik
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
Petenjuk penskoran
Jumlah skor : 20
Skor tertinggi : 5 x 4 = 20 skor
Jumlah skor
Nilai = x4
Skor maksimal
Kriteria Nilai :

Sangat Baik (A) = skor 3,20 – 4,00 (80 – 100)

Baik (B) = skor 2,39 - 3,19 (70 – 79)

Cukup (C) = skor 1,58 – 2,38 (60 – 69)

Kurang (D) = skor < 1,57 (< 60)

12
2. Model Product Based Learning dengan menggunakan “Clay Art”
Model pembelajaran Product Based Learning adalah pembelajaran
berbasis produk dimana dalam pembelajaran diikuti dengan praktik dan
diproduksikan. pembelajaran berbasis produk yang lebih menekankan pada
praktik, pembelajaran ini dapat lebih memudahkan siswa dalam memahami
materi pelajaran yang diberikan oleh guru. Model pembelajaran Product
Based Learning memberikan pengalaman pembuatan barang atau benda.
Pembelajaran Product Based Learning memberikan nilai lebih dalam aspek
pengalaman yaitu pengalaman membuat sesuatu yang nyata - nyata. Pola
Pembelajaran Product Based Learning merupakan pendekatan pendidikan
yang menghasilkan keterampilan (Ardiansyah, 2014).
Clay Art merupakan suatu produk yang dibuat oleh peserta didik
nantinya dari penugasan guru yang diberikan. Product ini diambil dari materi
Seni Budaya dan Prakarya kelas 1 sekolah dasar. Materi yang akan digunakan
yaitu materi pada KD 4.15 Membentuk karya kerajinan fungsi hias dari bahan
lunak alam. Product Clay Art ini product yang terbuat dari tanah liat yang
nantinya akan di bentuk menjadi bentuk dari contoh benda dilingkungan
sekitar yaitu dengan bentuk benda “daun” yang ada di lingkungan peserta
didik. dibawah ini langkah - langkah pembelajaran model product based
learning tipe STAD pada produk Clay Art, sebagai berikut :

Tahap Tingkah Laku Guru

Tahap 1 Guru menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai


pada pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa untuk
Penyampaian Tujuan dan
belajar.
Motivasi

Tahap 2 Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, di mana setiap


kelompoknya terdiri dari 4-5 secara heterogen (prestasi
Pembagian Kelompok

13
akademik, gender/jenis kelamin)

Tahap 3 Guru menyampaikan materi pelajaran yaitu membuat


karya seni rupa “Clay Art” dengan terlebih dahulu
Presentasi dari Guru
menjelaskan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada
pertemuan tersebut

Tahap 4 ● Siswa belajar dalam kelompok yang telah


dibentuk.
Kegiatan Belajar Dalam
● Guru menyiapkan lembaran kerja sebagai
Tim (Kerja Tim)
pedoman bagi kerja kelompok, sehingga semua
/Merencanakan Produk
anggota menguasai dan masing-masing
memberikan kontribusi.
● Selama tim bekerja, guru melakukan
pengamatan, memberikan bimbingan, dorongan
dan bantuan bila diperlukan.
● Perencanaan produk yang dihasilkan yaitu “Clay
Art” yang ada di lingkungan sekitar

● Perencanaan dapat dilakukan dengan mulai


menyiapkan alat dan bahan.

Tahap 5
Pada tahap ini siswa diajak melakukan tahapan produksi

Proses Produksi berdasarkan rencana produk yaitu membuat Clay Art


dengan Tema “DAUN” yang telah dibuat dengan
seksama.

Tahap 6 Setelah berhasil membuat sebuah produk “Clay Art”,


siswa diajak untuk memeriksa hasil produk melalui
Evaluasi Produk
membandingkan dengan tuntutan pada perencanaan
teknis.

Tahap 7
Selain dilatih untuk memproduksi sebuah produk. Di
tahap ini diharapkan siswa memiliki strategi-strategi

14
Membuat Rencana Pemasaran
bagaimana dapat menjual produk yang dihasilkan.
Sehingga siswa tidak hanya memiliki kemampuan
membuat produk yang kreatif, tetapi juga mampu
menjualnya.

a. Dalam menjualnya disini untuk peserta didik


tingkat sekolah dasar dapat dilakukan pada event
sekolah seperti pada pameran antar sekolah
ataupun pameran di sekolah itu sendiri.

Tahap 8 Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis


tentang materi yang dipelajari dan juga melakukan
(Evaluasi)
penilaian terhadap hasil kerja masing-masing kelompok.

Tahap 9 Setelah pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil


kerja siswa dan diberikan angka rentang 0-100
Penghargaan Prestasi
atau skor 1 hingga 4. Selanjutnya pemberian
Tim
penghargaan atas keberhasilan kelompok dapat
dilakukan oleh guru dengan langkah langkah
menghitung skor kelompok dan pemberian
hadiah kepada tim

Lembar Kerja Kelompok

15
Product Clay Art
Nama Anggota Kelompok :
Kelas :
Materi :

Buatlah karya seni rupa dengan bahan dasar tanah liat, dengan tema “DAUN” yang ada di
lingkungan sekitar!
a. Alat dan Bahan
1) Tanah Liat
2) Daun
3) Alas untuk Product
4) Cat
5) Kuas
6) Cetakan
b. Langkah Pembuatan
1) Siapkan tanah liat dan cetakan DAUN yang tersedia
2) Masukkan tanah liat ke dalam cetakan DAUN hingga penuh
3) Lepaskan tanah liat dari cetakannya, dan letakkan pada alas
4) Keringkan hasil cetakan tersebut dengan cara dijemur hingga kering
5) Setelah kering, beri warna sesuai dengan warna daun tersebut
6) Jika sudah selesai semua, hasil produk clay art tersebut bisa dikumpulkan di
guru

gambar 2.1 Contoh bentuk product daun dari tanah liat

Penilaian

16
a. Rubrik Penilaian

No. Kriteria Aspek yang dinilai

4 3 2 1
(Sangat (Baik) (Cukup) (Kurang)
Baik)

1 Kelengkapan Mampu Mampu Mampu Belum


dalam mengump mengump mengumpul mampu
pengumpulan ulkan alat ulkan alat kan alat mengumpul
alat dan bahan dan bahan dan bahan, dan bahan, kan alat dan
dengan tetapi tetapi bahan
tepat dengan dengan dengan
bantuan bantuan tepat
guru guru dan
mengalami
kesulitan

2 Kesesuaian Mampu Mampu Mampu Belum


dengan langkah membuat membuat membuat mampu
- langkah produk produk produk membuat
sesuai sesuai sesuai produk
dengan dengan dengan sesuai
langkah- langkah- langkah- dengan
langkah langkah, langkah, langkah -
dengan tetapi tetapi langkah
tepat dengan dengan
bantuan bantuan
guru guru dan
mengalami
kesulitan

3 Kualitas produk Mampu Mampu Mampu Belum


(Kesesuaian menyesuai menyesuai menyesuaik mampu
warna) kan warna kan warna an warna menyesuaik
daun daun, daun, tetapi an warna
dengan tetapi dengan daun
tepat dengan bantuan dengan
bantuan guru dan tepat
guru mengalami
kesulitan

4 Kualitas produk Mampu Mampu Mampu Belum


(kejelasan membentu membentu membentuk mampu
bentuk benda) k daun k daun, daun, tetapi membentuk

17
dengan tetapi dengan daun
tepat dengan bantuan dengan
bantuan guru dan tepat
guru mengalami
kesulitan

5 Kerapian dalam Mampu Mampu Mampu Belum


pembuatan membuat membuat membuat mampu
produk benda benda benda membuat
dengan dengan dengan benda
rapi rapi, tetapi rapi, tetapi dengan rapi
dengan dengan
bantuan bantuan
guru guru dan
mengalami
kesulitan

b. Instrumen Penilaian
Berilah tanda ceklis pada kolom penilaian berikut!

No. Nama Aspek Penilaian


Siswa Total
Skor

Kelengkapa Kesesuaian Kualitas Kualitas Kerapian


n dalam dengan produk produk dalam
pengumpula langkah - (Kesesuaia (kejelasan pembuata
n alat dan langkah n warna) bentuk n produk
bahan pembuatan benda)

4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1

Keterangan :

4 = Sangat baik

3 = Baik

2 = Cukup

1 = Kurang

18
Petenjuk penskoran

Jumlah skor : 20

Skor tertinggi : 5 x 4 = 20 skor

Jumlah skor
Nilai = x4
Skor maksimal

Kriteria Nilai :

Sangat Baik = skor 3,20 – 4,00 (80 – 100)

Baik = skor 2,39 - 3,19 (70 – 79)

Cukup = skor 1,58 – 2,38 (60 – 69)

Kurang = skor < 1,57 (< 60)

Rekapitulasi Penilaian

No. Nama Siswa Total Skor Nilai

19
3. Model Product Based Learning “Ice Cream ”

Model pembelajaran product based learning menurut suryanto


(2008) suatu model pembelajaran yang menekankan pada
pembelajaran praktik, agar memudahkan para peserta didik dalam
memahami dan menyerap materi pembelajaran yang diajarkan oleh
guru. Melalui penerapan model produksi diharapkan peserta didik
belajar secara efektif karena pembelajaran berbasis produksi tidak
sekedar peserta didik mencapai standar kompetensi. Pada model
pembelajaran produksi dapat memberikan pengalaman pembuatan
barang dan model yang nyata diperlukan dalam dunia kerja. Product
based learning ini dapat diaplikasikan dalam pendidikan khususnya
untuk berwirausaha, dan juga untuk menghasilkan produk yang dapat
dijual belikan. Peserta didik kelas 3 membuat suatu produk yaitu “Ice
cream”. Es krim adalah sebuah makanan beku dibuat dari produk dairy
seperti krim (atau sejenisnya), digabungkan dengan perasa dan
pemanis. Campuran ini didinginkan dengan mengaduk sambil
mengurangi suhunya untuk mencegah pembentukan kristal es besar.
Tradisionalnya, suhu dikurangi dengan menaruh campuran es krim ke
sebuah wadah dimasukkan ke dalam campuran es pecah dan garam.
Garam membuat air cair dapat berada di bawah titik beku air murni,
membuat wadah tersebut mendapat sentuhan merata dengan air dan es
tersebut. membuat ice cream dengan menggunakan alat dan bahan
yang sederhana dan mudah didapatkan,dalam pembuatan produk ice
cream ini diambil dari materi Bahasa Indonesia kelas 3 tema 3
Sekolah Dasar. Materi yang digunakan pada KD 3.3 3.1 Menggali
informasi tentang konsep perubahan wujud benda dalam kehidupan
sehari-hari yang disajikan dalam bentuk lisan, tulis, visual, dan/atau
eksplorasi lingkungan. Dan 4.1 Menyajikan hasil informasi tentang
konsep perubahan wujud benda dalam kehidupan sehari-hari dalam
bentuk lisan, tulis, dan visual menggunakan kosakata baku dan kalimat

20
efektif. Peserta didik secara berkelompok untk berdiskusi untuk
memilih ice cream rasa apa, dan setiap kelompok membuat ice cream
yang berbeda-beda rasanya.

Langkah-langkah Model Product Based Learning Tipe STAD Pada pembuatan Produk Ice Cream

Tahap Tingkah Laku Guru

Tahap 1 Guru menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada


pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar.
Penyampaian Tujuan dan
Motivasi

Tahap 2 Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, di mana setiap kelompoknya


terdiri dari 4-5 siswa yang memprioritaskan heterogenitas (keragaman)
Pembagian Kelompok
kelas dalam prestasi akademik, gender/jenis kelamin, rasa atau etnik.

Tahap 3 Guru menyampaikan materi pelajaran dengan terlebih dahulu menjelaskan


tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan tersebut serta
Presentasi dari Guru
pentingnya pokok bahasan tersebut dipelajari.

Tahap 4 Siswa belajar dalam kelompok yang telah dibentuk. Guru menyiapkan
lembaran kerja/ resep dan cara pembuatan Ice Cream, sebagai pedoman
Kegiatan Belajar
bagi kerja kelompok, sehingga semua anggota menguasai dan masing-
Dalam Tim (Kerja
masing memberikan kontribusi. Selama peseerta didik membaca dari
Tim) /Merencanakan
lembar petunjuk kemudian menyiapkan alat dan bhan-bahan yang
Produk
digunakan, guru melakukan pengamatan, memberikan bimbingan,
dorongan dan bantuan bila diperlukan. Perencanaan produk yang
dihasilkan berupa benda/ makanan hasil produksi atau layanan jasa.
Perencanaan dapat dilakukan dengan membaca Langkah-langkah dalam
pembuatan. Kemudian membuat jadwal kerja/ time table, membuat
perhitungan kebutuhan alat dan bahan yang dibutuhkan, dan teknik
pengerjaan serta alur kerja/koordinasi kerja.

Tahap 5 Pada tahap ini siswa diajak melakukan tahapan produksi berdasarkan

21
Proses Produksi rencana produk berdasarkan rencana yang telah dibuat dengan seksama.

Tahap 6 Setelah berhasil membuat sebuah produk, siswa diajak untuk memeriksa
hasil produk melalui membandingkan dengan tuntutan pada perencanaan
Evaluasi Produk
teknis. Dalam tahap ini terjadi proses pengendalian mutu produk yang
dihasilkan

Tahap 7 Selain dilatih untuk memproduksi sebuah produk, jiwa kewirausahaan atau
entrepreneurship siswa juga dilatih dalam tahap ini. Siswa harus
Membuat Rencana Pemasaran
mempersiapkan rancangan pemasaran produk yang dihasilkan. Pemasaran
dapat dilakukan secara online maupun offline. Di tahap ini diharapkan
siswa memiliki strategi-strategi bagaimana dapat menjual produk yang
dihasilkan. Sehingga siswa tidak hanya memiliki kemampuan membuat
produk yang kreatif, tetapi juga mampu menjualnya.

\Tahap 8 Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis tentang materi
yang dipelajari dan juga melakukan penilaian terhadap presentasi hasil
Kuis (Evaluasi)
kerja masing-masing kelompok.

Tahap 9 Setelah pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan
diberikan angka rentang 0-100. Selanjutnya pemberian
Penghargaan Prestasi
penghargaan atas keberhasilan kelompok dapat dilakukan oleh
Tim
guru dengan langkah langkah menghitung skor individu,
menghitung skor kelompok, pemberian hadiah dan pengakuan
skor kelompok.

22
Lembar Kerja Kelompok

Dalam Membuat Ice Cream

Nama anggota kelompok :

kelas :

Produk :

Praktik :

Buatlah Ice Cream dengan bahan yang sudah tertera pada petunjuk lembar kerja kelompok,
setiap kelompok membuat ice cream dengan rasa yang berbeda-beda.!

Alat dan bahan :

o Susu cair ½ gelas

o Krim kocok ½ gelas

o Gula Pasir ¼

o Vanili bubuk ¼ sendok makan

o Batu e geprak 2 gelas

o Garam kasar atau gram grosok 3/ 4 gelas

23
o Plastic Ziploc atau plastic klik ukuran sedang dan besar

o Gelas kertas ukuran kecil

o pengocok manual

o buah atau yang lain, untuk topping

o Pewarna makanan/ perasa makanan

Langkah-langkah pembuatan

1. Campurkan semua bahan seperti susu cair, krim kocok, gula pasir dan vanili bubuk.
Kocok menggunakan pengocok manual, agar semua bahan tercampur rata.

2. Setelah tercampur rata, masukkan adona esk krim kedalam plastik klip berukuran
sedang, lalu klip kan dengar rapat.

3. Selanjutnya masukkan batu es geprak dan garam ke dalam plastik klip berukuran besar.

4. Masukkan palstik klip berukuran sedang yang tadinya sudah berisi dengan adonan ice
cream, kedalam plastic klip yang berukuran besar lalu klipkan dengan rapat.

5. Kocok plastic klip tersebut dengan hati-hati, jangan sampai palstik klip yang berisi
adonannya pecah. Kocok sampai adonan ice creamnya mengeras dan teksturnya sudah
menjadi ice cream.

6. Buka palstik klipnya saru persatu dan keluarkan ice creamnya dan masukkan kedalam
gelas kertas dan kemudian ice cream dapat diberi toping sesuai selera. Setelah ice cream
sudah selesai di beri topping barulah ice cream siap untuk dinikmati.

24
Penilaian

a. Rubrik Penilaian

b. Instrumen Penilaian
Berilah tanda ceklis pada setiap kolom penilaian berikut!

No. Nama Aspek Penilaian


Siswa Total
Skor

Kelengkapa Kesesuaian Kualitas Kualitas Kreatif


n dalam dengan produk produk dalam
pengumpula langkah - (Kesesuaia (kesesuain menyajik
n alat dan langkah n warna) rasa) an
bahan pembuatan

4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1

25
Keterangan :

4 = Sangat baik

3 = Baik

2 = Cukup

1 = Kurang

Petunjuk penskoran

Jumlah skor : 20

Skor tertinggi : 5 x 4 = 20 skor

Jumlah skor
Nilai = x4
Skor maksimal

Kriteria Nilai :

Sangat Baik = skor 3,20 – 4,00 (80 – 100)

Baik = skor 2,39 - 3,19 (70 – 79)

Cukup = skor 1,58 – 2,38 (60 – 69)

Kurang = skor < 1,57 (< 60)

Rekapitulasi Penilaian

No. Nama Siswa Total Skor Nilai

26
4. Model Product Based Learning dengan menggunakan “Kerajinan Koran
Bekas ”
Menurut (Sumartana 2011 dalam Fitrillah 2015) mengatakan bahwa dengan model
pembelajaran berbasis produksi yang lebih menekankan pada pembelajaran praktik ini dapat
lebih memudahkan siswa dalam memahami dan menyerap materi pelajaran yang diberikan
oleh guru. Melalui penerapan model pembelajaran berbasis produksi diharapkan siswa belajar
secara efektif karena konsep pendekatan berbasis produksi tidak sekedar siswa mencapai
standar kompetensi sesuai yang telah ditentukan, namun lebih dari itu yaitu siswa di tuntut
untuk mencapai standar kompetensi dengan waktu yang sesingkat-singkatnya. Siswa yang
telah terbiasa untuk menghasilkan produk dengan mempertimbangkan waktu akan bekerja
lebih efisien, dengan demikian terbiasa pula untuk bekerja lebih produktif.
Kerajinan Koran Bekas merupakan sebuah produk yang dibuat oleh peserta didik
nantinya dari penugasan yang guru berikan. Product ini diambil dari materi tema 5 wirausaha
sub tema 2 usaha disekitarku kelas 6 sekolah dasar. Pada materi ini siswa akan belajar bahwa
banyak peluang usaha disekitar kita dengan bahan baku barang bekas,misalnya seperti
peluang usaha kerajinan koran bekas yang bisa menjadi sebuah tas,tempat sampah, tempat
tisu, tempat pensil dan sebagainya. dibawah ini langkah - langkah pembelajaran model
product based learning tipe STAD pada produk kerajinan koran bekas, sebagai berikut :

tipe STAD pada produk kerajinan koran bekas, sebagai berikut :

Tahap Tingkah Laku Guru

Tahap 1 Guru menyampaikan tujuan pelajaran wirausaha dengan


sub tema usaha disekitarku. pada materi ini guru
Penyampaian Tujuan dan
menyampaikan bahwa peluang usaha bisa tercipta dari
Motivasi
barang bekas

Tahap 2 Siswa dibagi ke dalam 3 kelompok, di mana setiap


kelompoknya terdiri dari 4-5 secara heterogen (prestasi
Pembagian Kelompok
akademik, gender/jenis kelamin)

Tahap 3 Guru menyampaikan materi pelajaran yaitu membuat

27
Presentasi dari Guru kerajinan dari koran bekas dengan terlebih dahulu
menjelaskan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada
pertemuan tersebut

Tahap 4 ❖ Siswa terbagi menjadi 3 kelompok yang telah


dibentuk.
Kegiatan Belajar Dalam
❖ Guru menyiapkan lembaran kerja sebagai
Tim (Kerja Tim)
pedoman bagi kerja kelompok, didalam lembar
/Merencanakan Produk
kerja kelompok tersebut terdapat 4 kategori
kerajinan koran bekas yang akan dibuat, siswa
dapat memilih produk yang akan dibuatnya,
sehingga semua anggota menguasai dan masing-
masing memberikan kontribusi.
❖ Selama tim bekerja, guru melakukan
pengamatan, memberikan bimbingan, dorongan
dan bantuan bila diperlukan.
❖ Perencanaan produk yang dihasilkan yaitu
“Kerajinan Koran Bekas” yang ada di
lingkungan sekitar

❖ Perencanaan dapat dilakukan dengan mulai


menggambar detail/sketsa. Kemudian membuat
jadwal kerja/ time table, membuat perhitungan
kebutuhan alat dan bahan yang dibutuhkan, dan
teknik pengerjaan serta alur kerja.

Tahap 5
Pada tahap ini siswa diajak melakukan tahapan produksi

Proses Produksi berdasarkan rencana produk berdasarkan rencana yang


telah dibuat dengan seksama.

Tahap 6 Setelah berhasil membuat sebuah produk, siswa diajak


untuk memeriksa hasil produk melalui membandingkan
Evalausi Produk
dengan tuntutan pada perencanaan teknis.

Tahap 7
Selain dilatih untuk memproduksi sebuah produk. Di

28
Membuat Rencana Pemasaran
tahap ini diharapkan siswa memiliki strategi-strategi
bagaimana dapat menjual produk yang dihasilkan.
Sehingga siswa tidak hanya memiliki kemampuan
membuat produk yang kreatif, tetapi juga mampu
menjualnya.

Dalam menjualnya disini untuk peserta didik tingkat


sekolah dasar dapat dilakukan pada event sekolah seperti
pada pameran antar sekolah ataupun pameran di sekolah
itu sendiri.

Tahap 8 Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian


refleksi tentang materi yang dipelajari dan juga
(Evaluasi)
melakukan penilaian terhadap hasil kerja masing-masing
kelompok.

Tahap 9 Setelah pelaksanaan refleksi hasil kegiatan


produksi kerajinan, guru memeriksa hasil kerja
Penghargaan Prestasi
siswa dan diberikan penilaian. Selanjutnya
Tim
pemberian penghargaan atas keberhasilan
kelompok dapat dilakukan oleh guru dengan
langkah langkah menghitung skor kelompok dan
pemberian hadiah kepada tim

29
Lembar Kerja Kelompok
Kerajinan Koran Bekas

Nama anggota kelompok :


kelas :
Produk :

Praktik
Dari 4 gambar produk dibawah ini pilihlah salah satu produk kerajinan koran bekas
yang kalian ingin buat, selanjutnya sampaikan pendapat kalian tentang hasil produk kerajinan
yang dibuat.

Kerajinan Tas Kerajinan Tempat Sampah

Kerajinan Tempat Pensil Kerajinan Tempat Tisu

a. Alat dan Bahan


- koran bekas
- kardus bekas
- lem tembak
- gunting, cutter
- cat air
- tusuk sate

30
b. Langkah Pembuatan
1. Langkah pertama adalah membuat gulungan kertas koran bekas. Caranya ambil tusuk
sate lalu taruh pada ujung koran bekas lalu di gulung dengan hati hati sehingga
berbentuk seperti stik koran.
2. Pada bagian akhir gulungan di lem agar kuat dan tak mudah lepas. Selanjutnya ambil
tusuk sate secara perlahan agar gulungan kertas koran tidak rusak.
3. Dengan cara yang sama buat beberapa stik koran bekas sesuai dengan kebutuhan.
4. Langkah selanjutnya adalah mengambil kardus bekas sepatu (bisa kardus apapun yang
agak tebal)
5. Dengan menggunakan gunting atau cutter lubangi bagian kardus bekas sepatu yang
sudah ditandai sebelumnya. Proses melubangi kardus harus dilakuan dengan hati hati
agar hasilnya rapi.
6. Selanjutnya, dengan menggunakan lem, tempelkan gulungan koran bekas tadi pada
permukaan kardus bekas yang sudah dilumuri dengan lem
7. Semua permukaan kertas karton harus ditutupi dengan gulungan kertas sesuai dengan
produk yang akan dibuat
8. Setelah selesai dibuat, harus diangin anginkan terlebih dahulu agar lem cepat
mengering dan gulungan koran bekas bisa menempel pada kardus dengan sempurna.
9. Dalam proses penempelan, gulungan koran akan melibatkan pemotongan gulungan
kertas menyesuaikan dengan bidang kardus yang akan ditempeli.

10. Proses pembuatan produk koran bekas telah selesei dan siap digunakan

c. Instrumen Penilaian
Berilah tanda ceklis pada setiap kolom penilaian berikut!
kesesuaian
kerapian
langkah-
kelengkapa kerjasama dalam keindahan
langkah skor
n nam n alat dan dalam mengguntin dan
dalam total
o a bahan berkelompok g dan kemenarikan
membuat
menempel
produk
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
ds
t

Keterangan :
4 = Sangat baik
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang

31
Petenjuk penskoran
Jumlah skor : 20
Skor tertinggi : 5 x 4 = 20 skor
Jumlah skor
Nilai = x4
Skor maksimal
Kriteria Nilai :
Sangat Baik = skor 3,20 – 4,00 (80 – 100)
Baik = skor 2,39 - 3,19 (70 – 79)
Cukup = skor 1,58 – 2,38 (60 – 69)
Kurang = skor < 1,57 (< 60)

d. Rubik Penilaian
Aspek 4 3 2 1
Kelengkapan Mampu Mampu Mampu Tidak mampu
dalam mengumpulkan alat mengumpulkan alat mengumpulkan alat mengumpulkan alat
pengumpulan alat dan bahan dengan dan bahan, tetapi dan bahan, tetapi dan bahan dengan
dan bahan produk tepat dengan bantuan dengan bantuan tepat
guru guru dan mengalami
kesulitan
kerjasama dalam Sangat Aktif Aktif dalam Ringan tangan Pasif tidak
berkelompok memberikan membentuk membantu teman membantu saat
pendapat dalam pembuatan produk satu kelompok pada pembuatan produk
berperan pembuatan saat pembuatan
produk produk
Kerapian dalam Pola menggunting Pola menggunting Pola menggunting Belum mampu
menggunting dan terlihat halus dan terlihat halus dan terlihat kasar dan menggunting dan
menempel produk tidak terdapat bekas terdapat bekas lem terdapat bekas lem menempel produk
lem di sekitar di sekitar bidang di sekitar bidang
bidang penempelan penempelan produk penempelan produk
produk
Keindahan dan Penataan tempelan Penataan tempelan Penataan tempelan Penataan tempelan
kemenarikan runtut dan menarik, runtut dan menarik, tidak tidak tertata tidak tidak tertata
produk terdapat hiasan cat terdapat hiasan pada rapi, terdapat hiasan rapi, tidak terdapat
warna penuh setiap beberapa produk pada produk hiasan produk
produk
Kesesuaian Mampu membuat Mampu membuat Mampu membuat Tidak mampu
langkah – langkah produk sesuai produk sesuai produk sesuai membuat produk

32
membuat produk dengan langkah- dengan langkah- dengan langkah- sesuai dengan
langkah dengan langkah, tetapi langkah, tetapi langkah - langkah
tepat dengan bantuan dengan bantuan
guru guru dan mengalami
kesulitan

Rekapitulasi Penilaian

No. Nama Siswa Total Skor Nilai

33
BAB III

PENUTUP

Model pembelajaran berbasis produksi merupakan pembelajaran berbasis produksi


yang dimana dalam pembelajarannya diikuti dengan praktik langsung dan diproduksikan.
Hasil produksi bisa untuk dijual ataupun hanya dilingkup sekolah. Untuk melakukan
pembelajaran, guru mengaplikasikan suatu kompetensi dasar (KD) di sekolah dasar, Sesuai
dengan kompetensi sekolah dasar yang telah ditetapkan, guru melakukan pembelajaran
berbasis produksi dengan sintaks yang sudah disesuaikan dengan kompetensi dasar

34
DAFTAR PUSTAKA

Ardiansah, M. N. (2014). Analisis Kesiapan Program Studi dalam Production Based


Education: Studi Pada Program Studi D3 Akuntansi Polines . Pendidikan Ekonomi Dinamika
Pendidikan , 83-91.
Fitrillah, A. N. (2015). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Produksi Pada Kompetensi
Dasar Menerapkan Prinsip Pengolahan Kacang-Kacangan Di Kelas Xi – Thp 1 Smk Negeri 1
Kuningan.
Ganefri. (2013). The Development of Production-Based Learning Approach to
Entrepreneurial Spirit for Engineering Students . Canadian Center of Science and Education.
Hamalik, O. (2008). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta:
Bumi Aksara.
Hidayat, G. d. (2014). Production based Learning: An Instructional Design Model in the
Context of Vocational Education and Training (VET). Global Journal of Science Frontier
Research: E Interdiciplinary, volume 14.
Mursid, R. (2013). Pengembangan Model Pembelajaran Praktik Berbasis Kompetensi
Berorientasi Produksi . Cakrawala Pendidikan, No. 1.
Suryanto. (2008). Kajian Transisi Pola Pembelajaran Practical Based Learning (PBL) menuju
Production Based Education (PBE) Politeknik Negeri Semarang.

35

Anda mungkin juga menyukai