Oleh :
KELOMPOK 7
NAMA KELOMPOK :
KELAS B2
Om Swastiastu,
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia dan
rahmatnya kami bisa menyelesaikan makalah mengenai pembahasan tentang “Model
Pembelajaran Project Based Learning” walaupun masih banyak kekurangan di dalamnya.
Serta kami juga berterima kasih kepada I Ketut Manik Asta Jaya, S.Ag.,M.Pd selaku dosen
mata kuliah Model Pembelajaran SD di UHN I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar yang sudah
memberikan kepercayaan menyelesaikan tugas ini.
Kami pun menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan
dan jauh dari sempurna. Kami dari kelompok 7 juga mengucapkan terimakasih kepada semua
sumber dan pihak yang telah membagi sebagian pengetahuan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Mudah – mudahan makalah sederhana ini bisa dipahami bagi
siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang sudah disusun ini dapat bermanfaat bagi
kami sendiri ataupun orang yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf jika terdapat kesalahan kata – kata yang kurang
berkenan dan kami mohon kritik dan saran yang membangun dari anda demi perbaikan
makalah ini di saat yang akan datang.
Kelompok 7
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................. 3
BAB I ......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 4
BAB II ....................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 6
2.3 Kelebihan dan Kekurangan dari Model Pembelajaran Project Based Learning ..... 9
2.4 Langkah – langkah dari Model Pembelajaran Project Based Learning .................. 10
PENUTUP ............................................................................................................................... 13
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemerintah dan rakyat Indonesia, dewasa ini tengah gencar – gencarnya
mengimplementasikan pendidikan karakter di institusi pendidikan; mulai dari
tingkat dini (PAUD), sekolah dasar (SD/MI), sekolah menengah (SMA/MA),
hingga perguruan tinggi. Melalui pendidikan karakter yang diimplementasikan dalam
institusi pendidikan, diharapkan krisis degradasi karakter atau moralitas anak bangsa ini
bisa segera teratasi. Lebih dari itu, diharapkan di masa yang akan datang terlahir generasi
bangsa dengan ketinggian budi pekerti atau karakter (Agus Wibowo, 2013: 1).
Pendidikan karakter dalam Kurikulum 2013 bertujuan untuk meningkatkan mutu proses
dan hasil pendidikan, yang mengarah pada pembentukan budi pekerti dan akhlak mulia
peserta didik secara utuh, terpadu dan seimbang, sesuai dengan standar kompetensi
lulusan pada setiap satuan pendidikan. Melalui implementasi Kurikulum 2013 yang
berbasis kompetensi sekaligus berbasis karakter, dengan pendekatan tematik dan
kontekstual diharapkan peserta didik mampu secara madiri meningkatkan dan
menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasi
nilai – nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari – hari
(Mulyasa, 2014:7).
Pendidikan karakter dapat diterapkan dalam semua bidang pelajaran baik di tingkat
Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Perguruan
Tinggi tak terkecuali dalam pelajaran kimia. Melalui mata pelajaran kimia dengan model
pembelajaran Project Based Learning diperoleh nilai karakter agar tidak salah persepsi
dalam Ilmu Kimia untuk mengubah perilaku manusia secara umum yang sekarang ini
terjadi dekadensi karakter.
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) adalah model pembelajaran
yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai inti pembelajaran. Peserta didik melakukan
eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis dan informasi untuk menghasilkan berbagai
bentuk hasil belajar. Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan model belajar yang
menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan
mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas
secara nyata. PjBL merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata.
Langkah – langkah pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek adalah penentuan
pertanyaan mendasar, menyusun perencanaan proyek, menyususn jadwal, monitoring,
menguji hasil, dan evaluasi pengalaman dikutip oleh Permendikbud (2014, hlm. 975-
976).
Model pembelajaran Project Based Learning mendorong peserta didik untuk menjadi
lebih aktif, mandiri, dan kreatif dalam memecahkan sebuah permasalahan. Oleh sebab itu
melalui model pembelajaran berbasis proyek dapat membangun nilai karakter peserta
didik terutama pada kreatif dan rasa ingin tahu. Model pembelajaran Project Based
Learning dapat digunakan oleh guru untuk mengatasi permasalahan dalam pembelajaran
yaitu metode pembelajaran yang masih monoton dengan metode ceramah. Melalui model
pembelajaran berbasis proyek mengakibatkan siswa menjadi lebih aktif, kreatif, dan
memiliki rasa tahu yang tinggi.
3. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari Model Pembelajaran Project Based Learning?
4. Apa saja langkah – langkah dari Model Pembelajaran Project Based Learning?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembahasan Model pembelajaran Project Based Learning yaitu :
2. Untuk mengetahui apa saja karakteristik Model Pembelajaran Project Based Learning
3. Untuk mengetahui apa saja kelebihan dan kekurangan dari Model Pembelajaran
Project Based Learning
4. Untuk mengetahui apa saja langkah – langkah dari Model Pembelajaran Project
Based Learning
1.4 Manfaat
Agar murid dan guru dapat memahami dan menambah pengetahuan kepada pembaca
mengenai Model Pembelajaran Project Based Learning.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dari Model Pembelajaran Project Based Learning
Project Based Learning (PjBL) merupakan model pembelajaran yang
menggunakan proyek/kegiatan sebagai sarana pembelajaran untuk mencapai
kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penekanan pembelajaran terletak
pada aktivitas peserta didik untuk memecahkan masalah dengan menerapkan
keterampilan meneliti, menganalisis, membuat, sampai dengan mempresentasikan
produk pembelajaran berdasarkan pengalaman nyata. Pembelajaran berbasis proyek
merupakan model pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai langkah awal
dalam mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalaman nyata. PjBL
dilakukan secara sistematik yang mengikutsertakan peserta didik dalam pembelajaran
sikap, pengetahuan dan keterampilan melalui investigasi dalam perancangan produk.
PjBL merupakan model pembelajaran yang inovatif, yang menekankan belajar
kontekstual melalui kegiatan – kegiatan yang kompleks, Kemdiknas (2013). Fokus
pembelajaran terletak pada prinsip dan konsep inti dari suatu disiplin ilmu, melibatkan
siswa dalam investigasi pemecahan masalah dan kegiatan tugas-tugas bermakna yang
lain, member kesepatan siswa bekerja secara otonom dalam mengontruksi
pengetahuan mereka sendiri, dan mencapai puncaknya untuk menghasilkan produk
nyata, dikutip oleh Thomas dalam Wena (2011:145).
Pada PjBL, peserta didik terlibat secara aktif dalam memecahkan masalah
yang ditugaskan oleh guru dalam bentuk suatu proyek. Peserta didik aktif mengelola
pembelajarannya dengan bekerja secara nyata yang menghasilkan produk riil. PjBL
dapat mereduksi kompetisi di dalam kelas dan mengarahkan peserta didik lebih
kolaboratif daripada bekerja sendiri – sendiri. Pembelajaran berbasis proyek memiliki
potensi yang besar untuk memberi pengalaman belajar yang lebih menarik dan
bermakna bagi siswa, dikutip oleh Gaer dalam Wena (2011:145)
Project Based Learning (PjBL) adalah model pembelajaran yang
menggunakan proyek atau kegiatan sebagai sarana pembelajaran untuk mencapai
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Pada PjBL, peserta didik terlibat
secara aktif dalam memecahkan masalah yang ditugaskan oleh guru dalam bentuk
suatu proyek, yang kemudian peserta didik bekerja secara nyata untuk menghasilkan
produk riil. PjBL dilakukan secara sistematik dengan melibatkan peserta didik dalam
pembelajaran sikap, pengetahuan, dan keterampilan melalui investigasi dalam
perancangan produk. Fokus pembelajaran terletak pada prinsip dan konsep inti dari
suatu disiplin ilmu, melibatkan siswa dalam investigasi pemecahan masalah dan
kegiatan tugas-tugas bermakna yang lain, memberikan kesempatan siswa untuk
bekerja secara otonom dalam mengonstruksi pengetahuan mereka sendiri, dan
mencapai puncaknya untuk menghasilkan produk nyata.
PjBL merupakan model pembelajaran yang inovatif, menekankan belajar
kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks, dan dapat mereduksi kompetisi
di dalam kelas serta mengarahkan peserta didik lebih kolaboratif daripada bekerja
sendiri-sendiri. Pembelajaran berbasis proyek memiliki potensi besar untuk memberi
pengalaman belajar yang lebih menarik dan bermakna bagi siswa.
Dalam kesimpulannya, PjBL merupakan model pembelajaran yang berfokus
pada pengalaman belajar siswa melalui aktivitas pemecahan masalah yang
menghasilkan produk nyata, dan melibatkan siswa dalam pembelajaran sikap,
pengetahuan, dan keterampilan melalui investigasi dalam perancangan produk. PjBL
juga menekankan pada kolaborasi dan belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan
yang kompleks, sehingga memberikan pengalaman belajar yang lebih menarik dan
bermakna bagi siswa. Ada pun contoh dari PjBL adalah proyek membuat taman
sekolah. Peserta didik akan diberikan tugas untuk merancang, mengorganisasi, dan
membangun taman di area sekolah mereka. Dalam proyek ini, peserta didik akan
belajar tentang konsep desain taman, mempelajari tentang jenis tanaman, mengukur
luas tanah, mengatur anggaran, berkomunikasi dengan pihak sekolah dan masyarakat,
serta mempresentasikan produk akhir dalam bentuk taman yang sebenarnya. Dalam
proses ini, peserta didik akan mengembangkan keterampilan sosial, kreativitas, dan
pemecahan masalah, serta memperoleh pengetahuan tentang lingkungan dan
keberlanjutan.
2.3 Kelebihan dan Kekurangan dari Model Pembelajaran Project Based Learning
Menurut Moursund (dalam Sutirman 2013:5) keuntungan Pembelajaran
Berbasis Proyek adalah sebagai berikut:
Kelebihan
a. Meningkatkan motivasi.
Laporan-laporan tertulis tentang proyek itu banyak yang mengatakan bahwa siswa
suka tekun sampai kelewat batas waktu, berusaha keras dalam mencapai proyek.
Guru juga melaporkan pengembangan dalam kehadiran dan berkurangnya
keterlambatan. Siswa melaporkan bahwa belajar dalam proyek lebih
menyenangkan daripada komponen kurikulum yang lain.
b. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
Penelitian pada pengembangan keterampilan kognitif tingkat tinggi siswa
menekankan perlunya bagi siswa untuk terlibat di dalam tugas – tugas pemecahan
masalah dan perlunya untuk pembelajaran khusus pada bagaimana menemukan
dan memecahkan masalah. Banyak sumber yang mendiskripsikan lingkungan
belajar berbasis proyek membuat siswa menjadi lebih aktif dan berhasil
memecahkan proyek – proyek yang kompleks.
c. Meningkatkan kecakapan kolaboratif.
Pentingnya kerja kelompok dalam proyek memerlukan siswa mengembangkan
dan mempraktikkan keterampilan. Kelompok kerja kooperatif, evaluasi siswa,
pertukaran informasi online adalah aspek – aspek kolaboratif dari sebuah proyek.
Teori – teori kognitif yang baru dan konstruktivistik menegaskan bahwa belajar
adalah fenomena sosial, dan bahwa siswa akan belajar lebih di dalam lingkungan
kolaboratif.
d. Meningkatkan keterampilan mengelola sumber.
Bagian dari menjadi siswa yang independen adalah bertanggung jawab untuk
menyelesaikan tugas yang kompleks. Pembelajaran berbais proyek (PjBL) yang
diimplementasikan secara baik memberikan kepada siswa pembelajaran dan
praktik dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber –
sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.
Kekurangan
Kekurangan model pembelajaran berbasis proyek (PjBL) adalah sebagai berikut:
a. Pembelajaran berbasis proyek (PjBL) memerlukan banyak waktu yang harus
disediakan untuk menyelesaikan permasalahan yang kompleks.
b. Banyak orang tua siswa yang merasa dirugikan, karena menambah biaya untuk
memasuki sistem baru.
c. Banyak pengajar merasa nyaman dengan kelas tradisional, dimana pengajar
memegang peran utama di kelas. Ini merupakan suatu transisi yang sulit, terutama
bagi pengajar yang kurang atau tidak menguasai teknologi.
d. Banyaknya peralatan yang harus disediakan
Artikel 2
Judul Jurnal : Project Based Learning: Pengertian, Kelebihan, Sintaks, dsb
Penulis Jurnal : Gamal Thabroni (2021)
Dimuat Dalam Jurnal : Serupa.id
Kesimpulan Artikel : Model pembelajaran project based learning adalah
model pembelajaran yang berpusat pada siswa dan berangkat dari suatu
latar belakang masalah untuk mengerjakan suatu proyek atau aktivitas
nyata yang akan membuat siswa mengalami berbagai kendala-kendala
kontekstual sehingga harus melakukan investigasi/inkuiri dan pemecahan
masalah untuk dapat menyelesaikan proyeknya sehingga dapat mencapai
kompetensi sikap, pengetahuan serta keterampilan sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Model pembelajaran project based learning mempunyai
karakteristik yang membuat guru menjadi fasilitator untuk memberikan
permasalahan berupa proyek yang harus diselesaikan oleh peserta didik.
Karakteristik project based learning menurut Daryanto dan Rahardjo
(2012, hlm. 162) adalah sebagai berikut: 1)Peserta didik membuat
keputusan tentang sebuah kerangka kerja. 2)Adanya permasalahan atau
tantangan yang diajukan kepada peserta didik. 3)Peserta didik mendesain
proses untuk menentukan solusi atas permasalahan atau tantangan yang
diajukan. 4)Peserta didik secara kolaboratif bertanggung jawab untuk
mengakses dan mengelola informasi untuk memecahkan permasalahan.
5)Proses evaluasi dijalankan secara kontinu (berlanjut). 6)Peserta didik
secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah dijalankan.
7)Produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif. 8)Situasi
pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan. Setiap
model, metode, atau rancangan pembelajaran lainnya sudah tentu memiliki
kelebihan dan kekurangan masing-masing. Begitu juga dengan metode
project based learning. Sebagai gambaran umumnya, project based learning
adalah model sapu jagat (serba ada/serba bisa) yang melibatkan
pembelajaran kontekstual, investigasi/inkuiri, dan problem solving yang
akan berdampak sangat baik untuk kompetensi peserta didik secara
keseluruhan (sikap, pengetahuan, dan keterampilan).
Menurut Daryanto dan Rahardjo (2012, hlm. 162) model pembelajaran
project based learning mempunyai kelebihan sebagai berikut:
1)Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong
kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu
untuk dihargai. 2)Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
3)Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan
problem-problem kompleks. 4)Meningkatkan daya kolaborasi.
5)Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan
keterampilan komunikasi. 6)Meningkatkan keterampilan peserta didik
dalam mengelola sumber. 7)Memberikan pengalaman kepada peserta didik
pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek, dan membuat
alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk
menyelesaikan tugas. 8)Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan
peserta didik secara kompleks dan dirancang untuk berkembang sesuai
dengan dunia nyata. 9)Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan,
sehingga peserta didik maupun pendidik menikmati proses pembelajaran.
Menurut Widiasworo (2016, hlm. 189) project based learning
memiliki kelemahan sebagai berikut: 1)Pembelajaran berbasis proyek
memerlukan banyak waktu yang harus disediakan untuk menyelesaikan
permasalahan yang kompleks. 2)Banyak orang tua peserta didik yang
merasa dirugikan karena menambah biaya untuk memasuki sistem baru.
3)Banyak instruktur merasa nyaman dengan kelas tradisional, di mana
instruktur memegang peran utama di kelas. Ini merupakan tradisi yang
sulit, terutama bagi instruktur yang kurang atau tidak menguasai teknologi.
4) Banyaknya peralatan yang harus disediakan. Oleh karena itu, disarankan
untuk menggunakan team teaching dalam pembelajaran. 5)Peserta didik
memiliki kelemahan dalam percobaan dan pengumpulan informasi akan
mengalami kesulitan. 6)Ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif
dalam kerja kelompok. 7)Apabila topik yang diberikan pada masing-
masing kelompok berbeda, dikhawatirkan peserta didik tidak memahami
topik secara keseluruhan.
Langkah-langkah model pembelajaran project based learning menurut
Widiarso (2016, hlm. 184) dapat diterapkan atau diaplikasikan melalui
langkah berikut ini: 1)Penentuan pertanyaan mendasar. 2)Mendesain
perencanaan proyek. 3)Menyusun jadwal. 4)Memonitor peserta didik dan
kemajuan proyek. 5)Menguji hasil. 6)Mengevaluasi pengalaman.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Project Based Learning (PjBL) merupakan model pembelajaran yang menggunakan
proyek/kegiatan sebagai sarana pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan
dan keterampilan. PjBL dilakukan secara sistematik yang mengikutsertakan peserta didik
dalam pembelajaran sikap, pengetahuan dan keterampilan melalui investigasi dalam
perancangan produk. PjBL merupakan model pembelajaran yang inovatif, yang menekankan
belajar kontekstual melalui kegiatan – kegiatan yang kompleks, Kemdiknas (2013). Pada
PjBL, peserta didik terlibat secara aktif dalam memecahkan masalah yang ditugaskan oleh
guru dalam bentuk suatu proyek. Peserta didik aktif mengelola pembelajarannya dengan
bekerja secara nyata yang menghasilkan produk riil. Karakteristik Project Based Learning
yaitu gaya belajar yang menuntut siswa menguasai konsep pembelajaran dengan
melibatkannya dalam pemecahan masalah berupa proyek yang nyata. Pada hasil analisis
beberapa jurnal penelitian terdahulu, pene liti menemukan informasi mengenai teori
karakteristik model Project Based Learning. Adapun langkah -langkah dari Model
Pembelajaran Project Based Learning yaitu: 1) Penetuan pertanyaan mendasar (start with
essential question), 2) Meyusun perencanaan proyek (design project), 3) Menyusun jadwal
(create schedule), 4) Memantau siswa dan kemajuan proyek (monitoring the students and
progress of project), 5) Penilaian hasil (assess the outcome), 6) Evaluasi Pengalaman
(evaluation the experience).
3.2 Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini, akan
tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini
dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis.
Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat
diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk ke depannya. Sehingga bisa terus menghasilkan
penelitian dan karya tulis yang bermanfaat bagi banyak orang.
DAFTAR PUSTAKA
(n.d.). BAB II.
Konsep Belajar Menggunakan Model Project Based Learning. (n.d.). BAB II.