PENDAHULUAN
1.1. Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui performa Dye Sensitized
Solar Cell dengan kombinasi perlakuan ekstraksi metode Microwave Assisted
Extraction (MAE) dan Ultrasonic Assisted Extraction (UAE).
1.3. Hipotesis
Diduga penggunaan alat microwave dan sonikator dengan waktu terlama akan
menghasilkan rendemen atau klorofil dengan tingkat yang lebih banyak.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Energi Matahari
Energi merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling mendasar bagi
kehidupan manusia. Saat ini, manusia bergantung pada energi fosil sehingga
ketersediaan energi fosil akan semakin menipis seiring dengan besarnya kebutuhan
energi. Oleh karena itu diperlukan energi alternative yang dapat menggantikan
keberadaan energi fosil yang digunakan saat ini. Salah satu energi lternatif yang bisa
dimanfaatkan sebagai sumber energi adalah enegi surya atau energi matahari
(Ardianto et al., 2015).
Energi matahari adalah energi yang berupa sinar dan panas dari matahari.
Energi ini dapat dimanfaatkan dengan menggunakan serangkaian teknologi
seperti pemanas surya, fotovoltaik surya, listrik panas surya, arsitektur surya,
dan fotosintesis buatan. Salah satu pemanfaatan energi matahari yaitu dengan
mengkonversi energi matahari menjadi energi listrik melalui teknologi DSSC. DSSC
merupakan teknologi surya yang mampu mengkonversi energi matahari menjadi
energi listrik secara langsung dengan bantuan photosensitizer. Teknologi DSSC
merupakan solusi yang paling efisien untuk memaksimalkan pemanfaatan energi
matahari karena sifatnya yang ramah lingkungan, pengelolaan dapat dilakukan dalam
waktu cepat dan bahan yang digunakan sebagai sensitizer tersedia melimpah di alam
sehingga biaya yang digunakan cenderung murah (Dahlan et al., 2016).
2.4.3. Dye
Dye merupakan bahan organik penyusun Dye Sensitized Solar Cell yang
berfungsi sebagai penyerap cahaya dan sekaligus sebagai donor elektron yang bersifat
cendrung stabil terhadap panas, memiiki elektrolik redoks yang bernilai positif yang
berpotensi meregenerasi melalui donor elektron, proses eksitasi dan reaksi redoks
dapat terjadi secara tepat (Yuliarosa, 2019). Proses fotosintesis pada tumbuhan telah
membuktikan adanya senyawa pada tumbuhan yang dapat digunakan sebagai dye.
Zat-zat tersebut ditemukan pada daun atau buah, yaitu antosianin, klorofil, dan
xantofil. Peneliti telah membuktikan bahwa klorofil dan xantofil dapat tereksitasi
dengan adanya penyinaran pada penerapan dye. Sebagai hasil pengembangannya,
peneliti telah mendapatkan efisiensi konversi energi yang lebih baik pada turunan
dyes klorofil tersebut karena memiliki gugus carboxylate (Kumara dan Prajitno,
2012).
Lapisan zat warna atau sensitizer yang akan menyerap cahaya tampak pada
TiO2. Sensitizer yang digunakan dalam sel surya bisa berupa senyawa anorganik
maupun zat warna organic. Sensitizer tersebut bisa bisa mensensitasi sel surya secara
efektif jiak terjadi ikatan dengan pasta titanium dioksida. Fungsi absorbs cahaya
dilakukan oleh molekul dye yang teradsorpsi pada permukaan TiO2. Dye yang
umumnya digunakan dan mencapai efisiensi paling tinggi yaitu jenis Ruthenium
Compleks. Dye merupakan faktor penting dalam menentukan performasi DSSC,
misalnya sifat serapan fotosensitizer yang menentukan secara langsung fotorespon
dari sel surya. Dye berfungsi sebagai penyerap cahaya tampak, memeompa elektron
ke dalam semikonduktor, menerima elektron dari pasangan redoks dalam larutan, dan
seterusnya dalam suatu siklus sehingga dye berperan sebagai pompa elektron
molekuler (Nugrahawati, 2012).
Pertumbuhan eceng gondok yang sangat cepat dan sering kali tumbuh liar
dapat menyebabkan kerugian bagi manusia misalnya tumbuhnya eceng gondok
disaluran air irigasi dapat menutupi permukaan air tersebut. Eceng gondok biasa
hidup di irigasi yang dangkal, danau, sungai, kolam dan lain sebagainya. Tumbuhan
eceng gondok juga dapat menguntungkan dalam perairan karena dapat digunakan
untuk mencegah perairan menjadi tidak tercemar dengan fungsinya yaitu menyerap
seperti uranium dan mercurium yang sangat berbahaya apabila berada didalam
perairan (Juarni, 2017).
Senyawa klorofil memiliki warna hijau dan jingga (Juarni, 2017). Warna hijau
pada eceng gondok dapat menandai bahwa eceng gondok mengandung senyawa
klorofil didalamnya. Pigmen kloroplas yang terdapat didalam senyawa klorofil yang
menghasilkan warna hijau pada tumbuhan eceng gondok dan tumbuhan lain yang
berwarna hijau. Tumbuhan eceng gondok dapat dijadikan sebagai bahan dye karena
senyawa dari klorofil mampu menyerap energi pada cahaya tampak sebesar 420 nm –
660 nm (Mabruroh, 2019).
2.4.5. Elektrolit
Elektrolit yang digunakan pada DSSC terdiri dari iodine (I-) dan triiodide
(I3-) sebagai pasangan redoks dalam pelarut. Karakteristik ideal dari pasangan redoks
untuk elektrolit DSSC yaitu potensial redoksnya secara termodinamika berlangsung
sesuai dengan potensial redoks dari dye untuk tegangan sel yang maksimal, memiliki
kestabilan yang tinggi baik dalam bentuk terreduksi dan teroksidasi dan inert terhadap
komponen lain pada DSSC (Maddu et al., 2007).
Karakteristik ideal dari pasangan redoks untuk elektrolit DSSC yaitu,
Potensial redoksnya secara termodinamika berlangsung sesuai dengan potensial
redoks dari dye untuk tegangan sel yang maksimal, tingginya kelarutan terhadap
pelarut untuk mendukung konsentrasi yang tinggi dari muatan pada elektrolit, pelarut
mempunyai koefisien difusi yang tinggi untuk transportasi massa yang efisien, tidak
adanya karakteristik spektral pada daerah cahaya tampak untuk menghindari absorbsi
cahaya datang pada elektrolit, kestabilan yang tinggi baik dalam bentuk tereduksi
maupun teroksidasi, mempunyai reversibilitas tinggi dan inert terhadap komponen
lain pada DSSC (Prayogo et al., 2015).
2.4.6. Katalisator
Penelitian dalam mencari dye yang murah dan berbasis tumbuhan (natural
dye) terus dilakukan. Proses fotosintesis pada tumbuhan telah membuktikan adanya
senyawa Universitas Sumatera Utara pada tumbuhan yang dapat digunakan sebagai
dye. Zat-zat tersebut ditemukan pada daun atau buah, yaitu antosianin, klorofil, dan
xantofil. Klorofil adalah pigmen utama yang berfungsi menyerap cahaya dan
mengubahnya menjadi energi kimia yang dibutuhkan dalam mereduksi
karbondioksida menjadi karbohidrat dalam proses fotosintesis. Klorofil merupakan
komponen yang menarik sebagai fotosensitizer pada daerah visible (Zat ini terdapat
pada kloroplas dalam jumlah banyak serta mudah diekstraksi ke dalam pelarut aseton.
Krolofil memiliki struktur klorofil seperti ditunjukkan pada Gambar 2.7 mengandung
satu inti porfirin dengan satu atom Mg yang terikat kuat ditengah, dan satu rantai
dihidrokarbon panjang tergabung melalui gugus asam karboksilat (Hardianti, 2018).
Dye Sensitized Solar Cell bisa dikatakan berhasil apabila kinerjanya memiliki
nilai pada absorbansi dye yang digunakan, tegangan, arus, daya yang dihasilkan, fill
factor dan efisiensi sel surya.
FF = .....................................................................................(3)
Keterangan
FF = Fill Factor
Imax = Arus maksimum (mA)
Vmax = Tegangan maksimum (mV)
Keterangan
= Efisiensi DSSC (%)
Poutput = Daya yang dihasilkan (mW)
Pinput = Daya yang diserap (mW)
BAB 3
PELAKSANAAN PENELITIAN
FF = .....................................................................................(3)
Keterangan
FF = Fill Factor
Imax = Arus maksimum (mA)
Vmax = Tegangan maksimum (mV)
= x 100%.........................................................................(4)
Keterangan
= Efisiensi DSSC (%)
Poutput = Daya yang dihasilkan (mW)
Pinput = Daya yang diserap (mW)
BAB 4
SISTEMATIKA PENULISAN
Amrullah S., Darwis D., dan Iqbal. 2017. Dye Sensitized Solar Cell Nanokristal
TiO2 Menggunakan Ekstrak Antosianin Melastoma malabathricum L.
Natural Science: Journal of Science and Technology. Vol. 6 No 3, 321 –
331.
Ardianto R., Nugroho W., A., dan Sutan S., M., 2015. Uji Kinerja Dye Sensitized
Solar Cell (DSSC) Menggunakan Lapisan Capacitive Touchscreen
Sebagai Substrat dan Ekstrak Klorofil Nannochloropsis Sp. Sebagai
Dye Sensitizer dengan Variasi Ketebalan Pasta TiO2. Jurnal Keteknikan
Pertanian Tropis dan Biosistem, Vol. 3 No. 3, 325-337.
Baharuddin, A., Aisyah., Saokani. J. dan Ayu, R., 2015. Karakteristik Zat Warna Daun
Jati (Tectona grandis) Fraksi Metanol ; n-Heksana Sebagai Photosensitizer
Pada Dye Sensitized Solar Cell. Jurnal Chimica et Natural Acta, 3(1), 37-41.
Cahya, E., 2013. Studi Performansi Natural Dye Sensitized Solar Cell Menggunakan
Fotoelektrode TiO2 Nanopartikel. Tesis. Institut Teknologi Bandung.
Dahlan D., Leng T., S., dan Aziz H., 2016. Dye Sensitized Solar Cells (DSSC)
dengan Sensitiser Dye Alami Daun Pandan, Akar Kunyit dan Biji Beras
Merah (Black Rice). Jurnal Ilmu Fisika (Jif), Vol 8 No 1.
Fernando S. 2008. Natural Anthocyanins as Photosensitizers for Dye
Sensitized Solar Devices. Current Science 95 17(5) 663-666.
Desima, S., 2017. Dye Sensitized Solar Cell dengan Ekstrak Kulit Buah Naga Merah
(Hylocereus polyrhizus) Sebagai Pemeka Cahaya. Skripsi. Universitas
Sriwijaya.
Dirga, R., 2012. Ekstraksi Serat Selulosa dari Tanaman Eceng Gondok (Eichornia
crassipes) dengan Variasi Pelarut. Skripsi. Universitas Indonesia.
Fahyuan H., D., Samsidar., Farid F., Heriyanti., dan Pakpahan S. 2015. Disain
Prototipe Sel Surya DSSC (Dye Sensitized Solar Cell) Lapisan Grafit/Tio2
Berbasis Dye Alami. JoP, Vol. 1(1), 5 - 11
Handaratri A., dan Yuniati Y. 2019. Kajian Ekstraksi Antosianin dari Buah Murbei
dengan Metode Sonikasi dan Microwave. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil dan Teknik
Kimia, 4 (1), 63-67.
Hardeli., Suwardani., dan Ridwan S., 2013. Dye Sensitized Solar Cells (DSSC)
Berbasis Nanopori TiO2 Menggunakan Antosianin dari Berbagai Sumber
Alami. Prosiding Semirata FMIPA, Universitas Lampung.
Iwantono I., Angelina F., Nurrahmawati P., Naumar F., Y., dan Umar A., 2016.
Optimalisasi Efisiensi Dye Sensitized Solar Cells Dengan Penambahan
Doping Logam Aluminium Pada Material Aktif Nanorod Zno
Menggunakan Metode Hidrotermal. Jurnal Material dan Energi Indonesia
Vol. 6 No. 1, 36– 43.
Juarni. 2017. Pengaruh Pupuk Cair Eceng Gondok (Eichornia crassipess) Terhadap
Pertumbuhan Tanaman Seledri (Apium graveolens) sebagai Penunjang
Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Skripsi. Universitas Islam Negeri Ar-Raniry
Darussalam.
Kumara, M.S.W. dan Prajitno, G., 2012. Studi Awal Fabrikasi Dye Sensitized Solar
Cell (DSSC) dengan Menggunakan Ekstraksi Daun bayam (Amaranthus
hybridus L.) sebagai Dye Sensitizer dengan Variasi Jarak Sumber Cahaya pada
DSSC. Skripsi. Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Mabruroh, I., 2019. Performa Dye Sensitized Solar Cell dengan Variasi Lama
Perendaman Pasta Titanium Dioksida (TiO 2) Dalam Dye dan Intensitas
Cahaya. Skripsi. Universitas Sriwijaya.
Maddu A., Mahfuddin Z, dan Irmansyah. 2007. Penggunaan Ekstrak Antosianin Kol
Merah Sebagai Fotosensitizer Pada Sel Surya TiO2 Nanokristal Tersensitisasi
Dye. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Jurnal Makara, Teknologi, Vol. 11,
No. 2, 78-84
Muliani, L., Hidayat, J. dan Qibtiya, A., 2014. Karakteristik Pasta TiO2 Suhu Rendah
untuk Aplikasi Dye Sensitized Solar Cell (DSSC). Jurnal Elektronika dan
Telekomunikasi, 14(1), 24-28.
Nasukhah, T. dan Prajitno, G., 2012. Fabrikasi dan Karakterisasi Dye Sensitized Solar
Cell (DSSC) Dengan Menggunakan Ektraksi Daging Buah Naga Merah
Polyrhizus) Sebagai (Hylocereus Dye Sensitizer). Jurnal Sains dan Seni
Pomits, 1(1), 1-6.
Prayogo A., F., Pramono S., H., dan Maulana E., 2015. Pengujian dan Analisis
Performansi Dye-sensitized Solar Cell(DSSC) terhadap Cahaya. Jurusan
Teknik Elektro Universitas Brawijaya, Malang.
Pangestuti D., L., Gunawan., dan Haris A., 2008. Pembuatan Dye Sensitized
Solar Cell (DSSC) dengan Sensitizer Antosianin dari Buah Buni
(Antidesma bunius L). Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi Vol. 11 No. 3, 70
– 77.
Qibtiya M., A., Muliani L., dan Hidayat J. 2012. Karakteristik Pasta TiO2 Suhu
Rendah untuk Aplikasi Dye Sensitized Solar Cell (DSSC). Fakultas
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.
Risnah I., A. 2016. Karakterisasi Zat Warna Kulit Terong Ungu (Solanum
Melongona L.) Dalam Suasana Basa Sebagai Photosensitizer Pada Dye
Sensitized Solar Cell. Skripsi. Fakultas Sains Dan Teknologi Uin Alauddin
Makassar.
Sholihah M., Ahmad U., dan Budiastra W., I. 2017. Aplikasi Gelombang Ultrasonik
untuk Meningkatkan Rendemen Ekstraksi dan Efektivitas Antioksi dan Kulit
Manggis. Jurnal Keteknikan Pertanian, 5(2), 161-168.
Sinha, K., dan Puspita D. 2012. Extraction of Natural Dye from Flame of Forest
Flower: Artificial Neural Network Approach”. Textiles and Light Industrial
Science and Technology 1, 25(1) 1-5.
Subodro, R., 2012. Ekstrak Pewarna Antosianin Bunga Mawar Merah Sebagai
Pewarna Alami Pada Sel Surya Dye Sesitized Solar Cell. Jurnal
Politeknosains, 11(2), 1-10.
Yuliarosa R., 2019. Dye Sensitized Solar Cell Dengan Variasi Pemeka Cahaya
Dan Intensitas Cahaya. Skripsi. Universitas Sriwijaya, Palembang.