Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

METODE PENELITIAN

MODEL PENGEMBANGAN PLOMP

Disusun Oleh:
Kelompok 2
Emmilya Febri Marthin (22176004)
Indra Dwynda (22176007)
Putty Zinda Febrila (22176013)

Dosen Pembimbing:
Prof. Dr. Hj. Ellizar, M. Pd
Dr. Mawardi, M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
nikmat-Nya yang selalu dicurahkan kepada seluruh hamba-Nya. Shalawat beserta
salam dikirimkan kepada tauladan umat Islam yakni Nabi Muhammad SAW.
Alhamdulillah dengan nikmat dan hidayah-Nya, penulis telah dapat
menyelesaikan makalah Metode Penelitian dengan judul “Model Pengembangan
Plomp”. Makalah ini berisi tentang model pengembangan Plomp serta kelebihan
dan kekurangan dari model pengembangan tersebut. Penulis menyadari penulisan
ini tidak bisa terselesaikan tanpa dukungan dari semua pihak baik secara moril
maupun materil. Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan
terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Hj. Ellizar, M.Pd., sebagai dosen pembimbing matakuliah Metode
Penelitian Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang.
2. Dr. Mawardi, M. Si., sebagai dosen pembimbing matakuliah Metode
Penelitian Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang.
3. Semua pihak yang telah membantu.
Untuk kesempurnaan makalah ini, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat. Aamiin Ya Rabbalalamin.

Padang, November 2022

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................iii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................3
A. Karakteristik Model Pengembangan Plomp...........................................................3
B. Tahapan Model Pengembangan Plomp..................................................................3
C. Kekurangan Model Pengembangan Plomp.............................................................7
BAB III..............................................................................................................................8
PENUTUP.........................................................................................................................8
A. Kesimpulan............................................................................................................8
B. Saran......................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................9

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
Gambar 1. Lapisan Evaluasi Formatif ...............................................................................8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengembangan perangkat pembelajaran sangat dibutuhkan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan agar tetap sesuai dengan perkembangan
zaman serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk mendapatkan
perangkat pembelajaran yang memadai dan terbaru tentunya dibutuhkan
berbagai inovasi dan kreatifitas, maka dibutuhkan sebuah penelitian. Menurut
Borg and Gall (1989 dalam Sugiyono (2013) mengatakan bahwa penelitian
yang paling banyak digunakan yaitu penelitian kulitatif dan penelitian
kuantitatif. Reserch and Development (R&D) dapat dikatakan sebagai metode
gabungan dari kedua metode kualitatif dan kuantitatif. Reserch and
Development (R&D) digunakan untuk mengembangkan suatu perangkat
pembelajaran dan menguji efektivitas suatu produk agar bermanfaat bagi
orang banyak. Metode penelitian ini dilakukan secara bertahap, setiap tahap
digunakan metode yang berbeda.
Beberapa model pengembangan yang sesuai untuk metode penelitian
dan pengembangan diantaranya model Plomp. Plomp merupakan model
pembelajaran yang terdiri atas tiga tahapan yaitu preliminary research,
development or prototyping phase, dan assesment phase (Plomp, 1994).
Model pengembangan ini dapat memberikan produk yang teruji secara
empiris, valid, realiabel dan efektif dengan langkah-langkah yang sistematis.
Berdasarkan hal diatas penulis tertarik mengulas model
pengembangan Plomp. Model pengembangan ini nantinya diharapkan dapat
memberikan kontribusi atau pendangan dalam membuat keputusan ketika
melakukan penelitian pengembangan.

1
2

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah yang dapat
diambil adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana tahap- tahap model pengembangan Plomp?
2. Apakah kelebihan dan kekurangan model pengembangan Plomp?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, adapun
tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui tahap- tahap model pengembangan Plomp
2. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan model pengembangan
Plomp
3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Karakteristik Model Pengembangan Plomp


Model pengembangan Plomp diawali dengan pemahaman objek penelitian
sampai pada mengetahui keterandalan produk semua nya tergantung kepada
subjek penelitian. Model pengembangan plomp banyak digunakan untuk
pengembangan produk-produk pendidikan seperti bahan ajar, media, atau pun
pendekatan pembelajaran.

B. Tahapan Model Pengembangan Plomp


1. Tahap Investigasi Awal
Preliminary research (investigasi awal) difokuskan pada analisis atau
identifikasi masalah serta kebutuhan dalam pembelajaran kimia (Plomp,
2013). Langkah-langkah yang dilakukan dijelaskan sebagai berikut.
a. Analisis kebutuhan dan konteks
Pada tahap analisis kebutuhan dilakukan pengumpulan informasi tentang
permasalahan yang terdapat dalam pembelajaran kimia. Analisis
kebutuhan dilakukan dengan mewawancarai guru kimia SMA dan
menyebarkan angket kepada peserta didik SMA. Analisis konteks
dilakukan dengan mengidentifikasi dan menyusun secara sistematis
pokok-pokok materi yang harus dipahami oleh peserta didik. Pada
kegiatan ini, dilakukan analisis kurikulum dan analisis silabus berupa
kompetensi dasar (KD). Berdasarkan analisis KD tersebut dapat
dirumuskan beberapa indikator pencapaian kompetensi (IPK). IPK yang
telah diperoleh digunakan sebagai acuan untuk merumuskan tujuan
pembelajaran.
b. Studi Literatur
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan sumber atau referensi berkenaan
dengan kegiatan yang dilakukan. Referensi yang dapat digunakan berupa
buku, jurnal, maupun artikel online.
4

c. Pengembangan Kerangka Konseptual


Pengembangan kerangka konseptual bertujuan untuk mendeskripsikan
fenomena yang diteliti dan merupakan bagian essensial dari proses
penelitian. Kerangka konseptual mengacu pada semua gagasan yang
mendasari mengembangan produk (Plomp, 2013). Kerangka konseptual
digunakan untuk menghubungkan seluruh konsep yang terkait
pengembangan produk.
2. Tahap pembuatan prototype
Prototipe adalah semua produk yang dirancang sebelum produk akhir akan
dibangun dan sepenuhnya diimplementasikan dalam praktik. Tahap
pembuatan prototype terdiri dari tahap perancangan dan realisasi (Aumi dkk,
2018)
a. Perancangan
Pada tahap ini dilakukan perancangan produk yang meliputi: perumusan
tujuan pembelajaran, merancang produk, dan menyusun instrumen
penelitian.
b. Realisasi
Setelah menghasilkan prototype 1 berupa desain awal pada perancangan,
langkah selanjutnya adalah realisasi
1) Self evaluation  
Peneliti mengevaluasi sendiri produk yang telah dirancang, untuk
mengetahui kemungkinan kesalahan atau kekurangan yang masih
terdapat pada produk yang dikembangkan. Self evaluation  dapat
dilakukan dengan mencermati kembali produk yang dihasilkan dari
segala aspek. Hasil self evaluation digunakan kembali untuk merevisi
produk.  Self evaluation   dilakukan dengan sistem check list bagian-
bagian penting yang harus dimuat dalam prototype.
2) Expert review
Setelah hasil revisi prototype 2 terbentuk. Kemudian expert
memvalidasi produk. Expert review dilakukan oleh ahli tentang
produk yang dirancang seperti ahli materi, kegrafisan, ahli bahasa
5

atau ahli lainnya yang berkaitan dengan penilaian kualitas


produk. Masukan serta saran yang disampaikan oleh Expert atau
validator dijadikan sebagai bahan untuk merevisi produk yang
dihasilkan.
Kategori validasi produk
a) Validitas komponen isi
untuk melihat kesesuaian produk dengan kurikulum, kesesuaian
langkah-langkah pembelajaran, dan ketepatan isi materi yang
disajikan dalam produk.
b) Validasi komponen konstruk
yang dinilai dalam proses validasi modul kimia adalah
sistematika modul, dan keterkaitan antara konsep dengan
masalah yang disajikan.
c) Validasi komponen bahasa
bertujuan untuk mengungkapkan kesesuaian bahasa yang
digunakan dalam modul dengan kaidah bahasa Indonesia.
d) Validasi komponen kegrafisan
Validasi untuk melihat kejelasan gambar dan ilustrasi, selain itu
validasi ini juga bertujuan untuk melihat variasi penggunaan
ukuran dan jenis huruf, lay out, dan warna yang digunakan
dalam modul.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh peneliti dalam uji
validitas dengan expert adalah sebagai berikut:
a) Meminta pendapat, saran atau kritikan validator terhadap
kelayakan produk yang telah dikembangkan.
b) Peneliti menganalisis kembali catatan, saran atau kritikan
sebagai hasil validasi yang dikemukakan validator
c) Melakukan revisi jika diperlukan sesuai pendapat, saran, dan
kritikan dari validator untuk kemudian divalidasi lagi.
Jika telah memenuhi syarat dari segi isi dan konstruk, maka
suatu produk dapat dikatakan valid.
6

3) One to one Evaluation


Setelah divalidasi pada expert review, kemudian dilakukan evaluasi
one to one oleh tiga peserta didik. Revisi produk pada tahap ini
terbentuk prototype 3.
4) Small group
Setelah prototype 3 terbentuk, selanjutnya dilakukan evaluasi
kelompok kecil. Evaluasi kelompok kecil dilakukan dengan
melibatkan siswa dengan instrumen penelitian berupa angket. Hasil
evaluasi kelompok kecil dilakukan terhadap siswa dengan instrumen
angket kepraktisan yang dengan kategori
a) Kemudahan penggunaan
b) Efisiensi waktu
c) manfaat
Setelah mengevaluasi kelompok kecil, akan terbentuk prototipe 4
yang akan diujikan pada uji lapangan.
3. Tahap penilaian
Tahap penilaian ini bertujuan untuk melihat kepraktisan dan keefektifan
produk yang diujikan pada kelompok besar (uji lapangan) (Ellizar dkk, 2018).
Tingkat keparaktisan dilihat dari apakah guru dan pakar-pakar lainnya
mempertimbangkan bahwa materi mudah dan dapat digunakan oleh guru dan
siswa. Dalam penelitian pengembangan model yang dikembangkan dikatakan
praktis jika pra ahli dan praktisi menyatakan secara teoritis bahwa produk
dapat diterapkan dilapangan dan tingkat keterlaksanaannya produk termasuk
kategori baik. Data kepraktisan diperoleh dari angket respon peserta didik dan
angket respon guru kimia setelah pembelajaran selesai dengan menggunakan
produk. Kategori uji praktikalitas diantaranya :

1) Kemudahan penggunaan
2) Efisiensi waktu
3) Manfaat
7

Aspek paling penting dalam keefektifan adalah untuk mengetahui tingkat atau
derajat penerapan teori, atau model dalam suatu situasi tertentu. Tingkat
keefektifan biasanya dinyatakan dalam skala numerik yang didasarkan pada
skala tertentu.

Beberapa lapisan tes formatif dapat terlihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Lapisan Evaluasi Formatif (Tessmer, 1998)

C. Kelebihan Model Pengembangan Plomp


1. Lebih tepat digunakan untuk pengembangan bahan ajar
2. Uraiannya lengkap dan sistematis
3. Sebelum diujicobakan, bahan ajar yang dikembangkan direvisi sendiri
dan dikonsultasikan terlebih dahulu pada para pakar/ahli
4. Adanya evaluasi orang per orang dan kelompok kecil sebelum dilakukan
uji lapangan (Plomp, 2013).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah mempelajari tentang model pengembangan Plomp maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Model pengembangan Plomp terdiri atas tiga tahap diantaranya preliminary
investigation, prototyping phase, dan assessment phase.
2. Model pembelajaran Plomp merupakan model penembangan yang
pengaplikasiannya disandingkan dengan metode penelitian dan pengembangan
Research and Development. Dimana model pengembangan ini memiliki
kelebihan dan kelemahannya masing-masing.

B. Saran
Kekita hendak melakukan penelitian pengembangan maka perlu
mengetahui tahap-tahap, kelebihan, dan kelemahan dari model pengembangan.
Sehingga kita dapat menentukan model pengembangan yang tepat untuk produk
pengembangan yang akan kita buat.

8
DAFTAR PUSTAKA

Ellizar, E., Hardeli, H., Beltris, S., & Suharni, R. (2018, April). Development of
scientific approach based on discovery learning module. In IOP
Conference Series: Materials Science and Engineering (Vol. 335, No. 1, p.
012101). IOP Publishing.
Fauzan, A., Plomp, T., & Gravemeijer, K. (2013). The development of an rme-
based geometry course for Indonesian primary schools. Educational design
research–Part B: Illustrative cases, 159-178.
Kardena, H., & Mawardi, M. (2021, February). The development of guided
inquiry based student worksheet of chemical equilibrium towards student
activities. In Journal of Physics: Conference Series (Vol. 1788, No. 1, p.
012037). IOP Publishing.
Plomp. 2013. Educational Design Research Educational Design Research.
Educational Design Research, 1–206.
http://www.eric.ed.gov/ERICWebPortal/recordDetail?accno=EJ815766
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, R&D. Bandung:
Alfabeta.
Tessmer, M. 1998. Planning and Conduting Formative Evaluations. Philadelphia:
Kogan Page.
Thiagarajan, S, dkk. 1974. Instructional for Training Teachers of Exceptional
Children. Wahinton DC: National Center for Improvement Educational
System.
Van den Akker J. 1998. Principles and Conduting Formative Evaluations.
Philadelphia: Kogan Page.

Anda mungkin juga menyukai