Anda di halaman 1dari 8

1.

Klasifikasi Gempa Bumi

Kejadian bencana alam tidak dapat dicegah dan ditentukan kapan dan dimana
lokasinya, akan tetapi pencegahan jatuhnya korban akibat bencana ini dapatndilakukan bila
terdapat cukup pengetahuan mengenai sifat-sifat bencana tersebut.
Klasifikasi gempa, antara lain:
 Berdasarkan penyebabnya :
 Gempa tektonik, yaitu gempa yang disebabkan oleh pergeseran
lapisan batuan pada daerah patahan.
 Gempa vulkanik,yaitu gempa yang diakibatkan oleh aktivitas vulkanisme.
 Gempa guguran (gempa runtuhan), yaitu disebabkan oleh
runtuhnya bagian gua.
 Gempa tumbukan, yaitu gempa yang disebabkan oleh meteor
besar yang jatuh ke bumi.

 Berdasarkan bentuk episentrum :


 Gempa sentral, yaitu gempa yang episentrumnya titik
 Gempa linier, yaitu gempa yang episentrumnya garis.

 Berdasarkan kedalaman hiposentrum


 Gempa dalam, yaitu lebih dari 300 km
 Gempa menengah, yaitu antara 100-300 km
 Gempa dangkal, yaitu kurang dari 100 km

 Berdasarkan jarak episentrum


 Gempa lokal, yaitu episentrumnya kurang dari 10000 km.
 Gempa jauh, yaitu episentrumnya sekitar 10000 km.
 Gempa sangat jauh, yaitu episentrumnya lebih dari 10000 km.

Data dalam ilmu kebumian selalu berkaitan dengan kedalaman dan ketebalan. Oleh
karena itu, seorang ahli ilmu kebumian harus mempunyai kemampuan untuk menentukan
kedalaman dan ketebalan. Kedalaman sendiri sebebarnya adalah lokasi sebuah titik, yang
diukur secara vertikal terhadap ketinggian titik acuan. Dalam ilmu Geofisika misalnya.
Dikenal klasifikasi gempa berdasarkan kedalaman. Menurut Fowler, 1990, klasifikasi
gempa berdasarkan kedalaman fokus adalah :
1
1. .Gempa dangkal : kedalaman fokus gempa kurang dari 70 km
2. Gempa sedang : kedalamanan fokus gempa kurang dari 300 km
3. .Gempa dalam : kedalaman fokus gempa lebih dari 300 km (kadang-
kadang lebih dari 450 km)
Seperti halnya kedalaman, kemampuan untuk menentukan ketebalan juga sangat
diperlukan dalam ilmu kebumian. Dengan mengetahui cara menghitung ketebalan, ahli
kebumian bisa menyelidiki ketebalan lapisan- lapisan penyusun bumi sehingga kita bisa
mengetahui bahwa ketebalan kerak bumi mencapai 100 km, ketebalan matel adalah sekitar
2900 km, liquid outer core sekitar 2200 km, dan solid inner core sekitar 1250 km

Analisis geometri akifer (aquifer : lapisan yang dapat menyimpan dan mengalirkan
air dalam jumlah yang ekonomis. Contoh : pasir, kerikil, batupasir, batugamping rekahan.)
juga melibatkan analisis kedalaman dan ketebalan.
Selain klasifikasi gempa di atas dikenal juga gempa laut, yaitu gempa yang
episentrumnya terdapat di bawah permukan laut. Gempa ini menyebabkan terjadinya
gelombang pasang yang dahsyat, disebut tsunami. Seismograf adalah alat pencatat gempa,
sedang seismogram adalah rekaman atau hasil catatan seismograf.

2. Parameter Gempa Bumi

Parameter gempa bumi merupakan informasi yang berkaitan dengan kejadian


gempa bumi. Paramtere gempa bumi ini meliputi waktu kejadian (origin time), lokasi
episenter, kedalaman sumber gempa bumi, dan magnitudo.
Waktu kejadian gempabumi (origin time) adalah waktu terlepasnya akumulasi
tegangan (stress) yang berbentuk penjalaran gelombang gempa bumi dan dinyatakan
dalam hari, tanggal, bulan, tahun, jam, menit dan detik dalam satuan UTC (Universal
Time Coordinated)

2
Secara sederhana dapat diartikan sebagai merambatnya energi dari pusat gempa
atau hiposentrum (fokus) ke tempat lain di bumi. Gelombang ini terdiri dari gelombang
badan dan gelombang permukaan. Gelombang badan adalah gelombang gempa yang
dapat merambat di lapisan bumi, sedangkan gelombang permukaan adalah gelombang
gempa yang merambat dipermukaanbumi.
Episenter adalah titik dipermukaan bumi yang merupakan refleksi tegak lurus
dari hiposenter atau focus gempa bumi. Lokasi episenter dibuat dalam sistem koordinat
kartesian bola bumi atau sistem koordinat geografis dan dinyatakan dalam derajat
lintang dan bujur. Kedalaman sumber gempa bumi adalah jarak hiposenter dihitung
tegak lurus dari permukaan bumi. Kedalaman dinyatakan oleh besaran jarak dalam
satuan kilometer (km).
Intensitas gempa bumi merupakan ukuran gempa bumi yang pertama kali
digunakan untuk menyatakan besar gempa bumi sebelum manusia dapat mengukur
besarnya gempa bumi dengan alat.

Intensitas adalah besaran yang dipakai untuk mengukur suatu gempa selain dengan
magnitude. Intensitas dapat didefenisikan sebagai suatu besarnya kerusakan disuatu tempat
akibat gempa bumi yang diukur berdasarkan kerusakan yang terjadi. Harga intensitas
merupakan fungsi dari magnitude. Jarak ke episenter, lama getaran, kedalaman gempa,
kondisi tanah dan keadaan bangunan. Skala Intensitas Modifikasi Mercalli (MMI)
merupakan skala intensitas yang lebih umum dipakai. Dibawah ini akan diuraikan
pembagian intensitas serta efek yang diakibatkan oleh besarnya intensitas tersebut dan nilai
intensitas dalam satuan skala richter.

Ukuran ini dapat diketahui dengan cara melakukan pengamatan langsung efek gempa
bumi terhadap manusia, struktur bangunan dan lingkungan pada suatu lokasi tertentu.
Intensitas gempabumi dinyatakan dalam skala Mercally yang biasa disebut MMI
(Modified Mercally Intensity). Skala gempabumi MMI bersifat kualitatif, skala intensitas
ini sangat subjektif dan bergantung pada kondisi lokasi dimana gempa terjadi. Badan
Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menetapkan skala intensitas gempa bumi
terbaru yang disesuaikan dengan wilayah Indonesia seperti dijelaskan pada Tabel 1.

3
Tabel 1 Intensitas Gempabumi Skala MMI (Modified Mercally Intensity)

Skala Deskripsi Skala PGA (gal)


SIG Warna Deskripsi Rinci
BMKG Sederhana MMI
Tidak dirasakan atau
TIDAK dirasakan hanya oleh
I Putih DIRASAKAN beberapa orang tetapi I - II < 2,9
(Not Felt) terekam
oleh alat.
Dirasakan oleh orang
banyak tetapi tidak
menimbulkan
II Hijau DIRASAKAN kerusakan. Benda-benda III - IV 2,9 – 88
(Felt) ringan yang digantung
bergoyang dan jendela
kaca
bergetar.
Bagian non struktur
bangunan mengalami
KERUSAKAN kerusakan ringan,
III Kuning RINGAN seperti retak rambut VI 89 – 167
(Slight Damage) pada dinding, genteng
bergeser ke bawah
dan sebagian berjatuhan.
Banyak Retakan terjadi
pada dinding bangunan
sederhana, sebagian
roboh, kaca pecah.
KERUSAKAN Sebagian plester dinding
SEDANG lepas. Hampir sebagian VII - VIII 168 – 564
IV Jingga
(Moderate besar genteng bergeser
Damage) ke bawah atau jatuh.
Struktur bangunan
mengalami kerusakan
ringan
sampai sedang.
Sebagian besar dinding
bangunan permanen
KERUSAKAN roboh.
BERAT Struktur bangunan
V Merah IX – XII > 564
(Heavy mengalami kerusakan
Damage) berat.
Rel kereta api
melengkung.
Sumber : BMKG, 2016

Magnitudo gempa bumi adalah parameter gempa bumi yang berhubungan dengan
besarnya kekuatan gempa bumi di sumbernya. Jadi pengukuran magnitudo yang dilakukan
4
di tempat yang berbeda, harus menghasilkan harga yang sama walaupun gempa bumi yang
dirasakan di tempat-tempat tersebut tentu berbeda. Secara sederhana dapat diartikan
sebagai merambatnya energi dari pusat gempa atau hiposentrum (fokus) ke tempat lain di
bumi. Gelombang ini terdiri dari gelombang badan dan gelombang permukaan. Gelombang
badan adalah gelombang gempa yang dapat merambat di lapisan bumi, sedangkan
gelombang permukaan adalah gelombang gempa yang merambat dipermukaan bumi.

Magnitudo gempa merupakan karakteristik gempa yang berhubungan dengan


jumlah energi total seismic yang dilepaskan sumber gempa. Magnitude ialah skala besaran
gempa pada sumbernya. Jenis- magnitude/ besaran gempa bumi. Magnitude gelombang
badan, mb, ditentukan berdasarkan jumlah total energi gelombang elastis yang ditransfer
dalam bentuk gelombang P dan S.
Magnitude gelombang permukaan: Ms ditentukan berdasarkan berdasarkan jumlah
total energi gelombang love (L) dan gelombang Rayleigh (R) dengan asumsi hyposenter
dangkal (30 km) dan amplitude maksimum terjadi pada periode 20 detik. Moment gempa
seismic moment : Mo merupakan skala yang menentukan magnitude suatu gempa bumi
menurut momen gempa, sehingga dapat merupakan gambaran deformasi yang disebabkan
oleh suatu gempa.

3. SEISMOGRAF

Seismograf merupakan alat yang digunakan untuk mendeteksi dan mencatat


getaran tanah beserta informasi waktu yang tepat. Hasil rekaman seismograf disebut
seismogram. Seismograf terdiri dari beberapa bagian, antara lain: sensor (seismometer),
amplifier atau pengkondisi sinyal, ADC (Analog to Digital Converter), sistem pewaktu
(time system), recorder dan power supply (Havskov, 2002). Seismometer merupakan
alat yang digunakan untuk merespon getaran tanah dan menangkap sinyal yang terekam
oleh seismograf. Seismometer memiliki tiga detektor yang dapat mendeteksi getaran
tanah. Pada penelitian ini seismograf yang digunakan adalah Digital Portable
Seismograph yang terdiri dari seismometer tipe DS-4A dan digitizer tipe TDL-303S
yang ditunjukkan pada gambar

5
Gambar Seismometer tipe DS-4A dan Digitizer tipe TDL-303S

4. Zonasi Wilayah Gempa Bumi Indonesia


Berdasarkan sejarah kekuatan sumber gempa, aktifitas gempa bumi di Indonesia
bisa dibagi dalam 6 daerah aktifitas :

a. Daerah sangat aktif, magnitude lebih dari 8 mungkin terjadi di daerah ini
yaitu di Halmahera, pantai utara Irian.

b. Daerah aktif, magnitude 8 mungkin terjadi dan magnitude 7 sering terjadi


yaitu di lepas pantai barat Sumatra, kepulauan Sunda dan Sulawesi tengah.

c. Daerah Lipatan dengan atau tanpa retakan, magnitude kurang dari tujuh bisa
terjadi yaitu di Sumatra, kepulauan Sunda, Sulawesi tengah.

d. Daerah lipatan dengan atau tanpa retakan, magnitude kurang dari 7 mungkin
terjadi, yaitu di pantai barat Sumatra, jawa bagian utara, Kalimantan bagian
timur.

e. Daerah gempa kecil, magnitude kurang dari 5 jarang terjadi, yaitu di daerah
pantai timur Sumatra, Kalimantan tengah

f. Daerah stabil, tak ada catatan sejarah gempa, yaitu daerah pantai selatan
Irian,Kalimantan bagian barat.

6
7
8

Anda mungkin juga menyukai