Anda di halaman 1dari 9

Kelompok 6

Nama : Lisa Astari (0705173087)


Niswatun Nadra Lubis (0705173088)

Kelas : Fisika 2/ V

Tugas Critical Book

TEORI KINETIK DARI GAS IDEAL

Kita telah menekankan bahwa segi pandangan termodinamika klasik benar-benar bersifat
makroskopik. Sistem diperiksa dengan pertolongan sifat skala besarnya. Hukum pertama
terdmodinamika merupakan hubungan antara kuantitas fisis pokok dari kerja, energi internal,
dan kalor. Bila hukum pertama diterapkan pada suatu kelas sistem, suatu hubungan rampatan
yang berlaku untuk setiap anggota kelas diperoleh tetapi hubungan itu tidak mengandung
kuantitas atau sifat suatu sistem tertentu yang membedakannya dari yang lain. Persamaan,
misalnya,

𝜕𝑈
𝐶𝑣 = ( )
𝜕𝜃 𝑣

Berlaku untuk semua sistem hidrostatik baik zat padat, zat cair, atau gas. Hal ini
memungkinkan kita untuk menghitung 𝐶𝑣 suatu sistem hidrostatik, asal saja kita tahu energi
internalnya sebagai fungsi 𝜃 dan V. Energi yang dipindahkan selama proses isovolum, ialah

𝜃1
𝑄𝑣 = ∫𝜃𝑖 𝐶𝑣 dθ,

Dapat dihitung, jika 𝐶𝑣 sistem yang sedang ditinjau itu diketahui itu ketahui sebagai fungsi 𝜃,
tetapi tidak ada sesuatu pun dalam termodinamika klasik yang memberikan informasi
terperinci mengenai U atau 𝐶𝑣 . contoh lain mengenai keterbatasan termodinamika klasik
adalah ketidakmampuannya untuk menghasilkan persamaan keadaan sistem apapun yang
dikehendaki. Supaya kita bisa memakai persamaan termodinamika mana pun yang
menyangkut 𝜌, 𝑉, 𝜃 dan turunannya (𝜕𝑃/𝜕𝑉)𝜃 , (𝜕𝑉/𝜕𝜃)𝑃 , dan (𝜕𝜃/𝜕𝑃)𝑉 , kita harus
mempunyai persamaan keadaan. Harga hasil percobaan sering berguna, tetapi ada kalanya
tidak layak untuk melaksanakan percobaan yang diperlukan. Jika sutu percobaan dilakukan,
katakanlah untuk gas oksigen , hanya tetapan numerik dalam persamaan keadaan bagi
oksigen sajalah yang diperoleh , dan tidak ada petunjuk yang tersedia mengenai harga tetapan
untuik gas lain.

Supaya informasi terperinci mengenai kooredinat termodinamikak dan sifat termal sistem
diperoleh tanpa bersandar pada pengukuran, kita perlu perhitungan yang berdasarkan sifat
atau kelakuan molekul sistem. Terdapat dua teori mikroskopik seperti itu; yang pertama ialah
teori kinetik dan yang lainnya ialah mekanika statistik. Kedua teori itu berpautan dengan
molekul, gerak internal dan eksternalnya, tumbukan antara molekul yang satu dengan yang
lain dan dengan dinding yang ada, dan gaya antaraksinya. Dengan memakai hukum mekanika
dan teori peluang, teori kinetik memusatkan perhatian pada perincian gerak molekul serta
dampaknya dan mampu menghadapi keadaan tak seimbang berikut ini.

1. Molekul yang terlepas dari lubang bejana ; suatu proses yang dikenal sebagai efusi.
2. Molekul yang bergerak dalam pipa dibawah pengaruh perbedaan tekanan; suatu gerak
yang dinamakan aliran laminar.
3. Molekul bermomentum bergerak melewati bidang dan bercampur dengan molekul
yang momentumnya lebih kecil ; suatu proses molekul yang menimbulkan viskositas.
4. Molekul berernergi kinetik bergerak melewati bidang dan bercampur dengan molekul
yang energi kinetiknya lebih kecil ; suatu proses yang berkaitan dengan penghantaran
kalor.
5. Molekul jenis tertentu bergerak melewati bidang dan bercampur dengan molekul jenis
lain ; suatu proses yang dikenal sebagai difusi.
6. Kombninasi secara kimiawi anatar dua atau lebih jenis molekul yang berlangsung
dengan laju dengan laju yang berhingga yang dikenal sebagai kinetika kimiawi.
7. Ketidaksamaan dampak molekul yang terjadi pada berbagai sisi benda yang sangat
kecil yang melayang dalam fluida; suatu perbedaan yang menimbulkan gerak zigzag
partikel yang melayang itu dikenal sebagai gerak brown.

Mekanika statistik menghindari perincian mekanis gerak molekular dan hanya berususan
dengan segi energi molekul. Mekanika statistik sangat mengandalkan apada teori peluaang,
tetapi lebih sederhana matematikanya daripada teori kinetik walau pun konsepnya lebih sulit.
Hanya keadaan setimbang saja yang dapat dibahas tetapi dengan cara langsung, sehingga
begitu tingkat energi molekul. Hanya keadaan setimbang saja yang dapat dibahas tetapi
dengan secara langsung, sehingga begitu tingkat energi molekul atau sistem molekul
dimengerti, program perhitungan dapat dilaksanakan sehingga persamaan keadaan, energi,
dan fungsi termodinamik lainnya.

Hipotesis pokok teori kinetik gas ideal adalah sebagai berikut:

1. Setiap sampel kecil gas terdiri atas banyak molekul N. Untuk suatu jenis zat kimia
tertentu, semua molekulnya identik jika 𝑚 menyatakan massa masing-masing
molekul, maka massa totalnya ialah mN. Jika m menyatakan massa molar dalam
kilogram per kilomol ( dahulu disebut berat molekul), maka banyak mol n ialah
𝓂𝑁
𝑛=
𝑚
Banyaknya molekul per mol gas disebut bilangan avogadro NA, dengan
𝑁 𝑚 𝑚𝑜𝑙𝑒𝑘𝑢𝑙
𝑁𝐴 = = = 6,0225 × 1023
𝑛 𝓂 𝑚𝑜𝑙
Karena satu mol gas ideal pada 273 K dan pada tekanan atmosfer baku menempati
volume 2,24×104 cm3, maka terdapat sekitar 3×1019 molekul dalam volume 1 cm3
dan 3×1016 molekul per mm3 , bahkan volume sekecil satu mikrometer kubik berisi
3×107molekul
2. Molekul gas ideal dianggap menyerupai bola keras yang kecil yang ada dalam
keadaan gerak rambang terus-menerus. Dalam daerah temperatur dan tekanan gas
ideal, jarak rata-rata antara besar molekul lain dibandingkan dengan ukuran
molekulnya. Diameter molekul adalah dalam orde 2 atau 3×10-10m. Dalam keadaan
baku, jarak antara rata-rata antar molekul sekitar 50 kali diameternya.
3. Molekul gas ideal dianggap tidak menimbulkan gaya tarik atau tolak pda molekul
lainya kecuali bila molekul saling bertumbukan dan bertumbukan dengan dinding,
jadi pada waktu diantara terjadinya tumbukan,molekul bergerak lurus beraturan.
4. Bagian dinding yang ditumbuk molekul dianggap rata, dan tumbukannya dianggap
lenting sempurna. Jika w menyatakan kelajuan molekul yang mendekati dinding,
hanya komponen kecepatan tegak lurus w̝ saja yang berubah ketika tumbukan dengan
dinding dari w̝ menjadi – w̝ sehingga perubahan total sebesar -2 w̝.
5. Bila tidak ada gaya medan eksternal, molekul terdistribusi merata keseluruh
wadahnya kerapatan molekul N/V dianggap tetap sehingga dalam sebarang bagian
kecil volume dV terdapat dN molekul dengan
𝑁
𝑑𝑁 = 𝑑𝑉
𝑉
Harga dV infinetesimal hatus memenuhi persyaratan yang sama dalam teori kinetik
seperti juga dalam termodinamika, yaitu volumenya kecil dibandingkan dengan V,
tetapi cukup besar sehingga dN merupakan bilangan besar. Jika misalnya, suatu
volume 1cm3 berisi 1019 molekul, maka seperjuta sentimeter kubik masih berisi 10 13
molekul dan masih memenuhi syarat sebagai volume diferensial.
6. Tidak terdapat arah istimewa untuk kecepatan molekul manapun, sehingga pada
setiap saat terdapat molekul yang bergerak ke satu arah dalam jumlah yang sama
dengan yang bergerak kearah lainya.
7. Tidak semua molekul berkelajuan sama. Sejumlah molekul pada setiap saat bergerak
lambat dan sejumlah lainya bergerak cepat, sehingga kelajuannya dapat dianggap
meliput kisaran dari nol hingga kelajuan cahaya. Karena hampir semua kelajuan
molekul jauh lebih kecil daripada kelajuan cahaya, maka tidak akan timbul kesalahan
bila diintegrasikan kelajuan dari 0 ke ∞. Jika dN w menyatakan banyaknya molekul
dengan kelajuan antara w dan w + dw, kita nggap bahwa dN w selalu tetap dalam
kesetimbangan, walau pun molekulnya terus-menerus bertumbukan dari kelajuannya
berubah

Karena vektor kecepatan molekul gas tidak memilikik arah istimewa, ditinjau vektor
kecepatan sembarang w yang diarahkan dari titik O kebagian kecil luas dA’. Penting bagi kita
untuk mengetahui berapa banyak molekul memiliki vektor kecepatan disekitar w.
Penghitunganmenyangkut konsep sudut ruang. Dengan mengambil O sebagai titik asal dari
koordinat polar r,θ, dan φ suatu bola berjari-jari r luas dA’ pada permukaan bola ini dibentuk
oleh dua lingkaran yang lintangnya berbeda sebesar dθ dan dua lingkaran lain yang bujurnya
berbeda sebesar d φ luas tersebut adalah

𝑑𝐴′ = (𝑟 𝑑 𝜃)(𝑟 𝑠𝑖𝑛 𝜃 𝑑𝜑)


Sudut ruang d𝛺 yang dibentuk oleh garis yang bermula dari O dan menyatu sifat dA’
menurut defenisi besarnya

dA’ (𝑟 𝑑 𝜃 )(𝑟 𝑠𝑖𝑛 𝜃 𝑑𝜑)


d𝛺 = 2
=
𝑟 𝑟2

atau

d𝛺 = 𝑠𝑖𝑛 𝜃 𝑑 𝑠𝑖𝑛 𝜃 𝑑𝜃 𝑑𝜑

karena luas terbesar permukaan pada suatu bola adalah keseluurhan permukaan bola itu
yaitu 4𝜋𝑟 2, maka sudut ruang maksimumnya ialah 4𝜋 𝑠𝑟(steradian).

Sejumlah molekul yang vektor kecepatannya sekitar W akan memiliki kelajuan antar w
dan w+dw dan arah dalam sudut ruang d𝛺 disekitar w. Jika dNw menyatakan banyaknya
molekul dangan kelajuan antara w dan w+dw. Maka fraaksi jumlah molekul yanng
arahnya terletak di dalam sudut ruang d𝛺, ialah d𝛺/4𝜋. Sehingga jumlah molekul dalam
kisaran kelajuan dw, antara arah θ dengan dθ dan φ dengan dφ adalah

d𝛺
𝑑3 𝑁𝑤.𝜃.∅ = 𝑑𝑁𝑤
4𝜋

Ini adalah persamaan yang kenyataan bahwa kecepatan molekuler tidak mempunyai arah
istimewa.

Sekarang kelompok molekul ini mendekati bidang kecil seluas dA dari dinding
bejananya. Tetapi jika kita hanya meninjau kelompok yang terletak dalam tabung yang
sisinya mempunyai panjang wdT. Dengan dT merupakan selang waktu yang demikian
pendek sehingga tidak terjadi tumbukkan, maka semua molekul 𝑑3 𝑁𝑤.𝜃.∅𝑑𝑡. didalam
tabung ini akan menumbuk dA. Volume tabung dV yang besarnya adalah

𝑑𝑉 = 𝑑𝑡 cos 𝜃 𝑑𝐴

Dan jika V menyatakan volume total bejana, hanya fraksi dV/V saja dari jumlah molekul
yang terdapat dalam tabung itu. Jadi, banyaknya molekul (dengan kisaran kelajuan dw̝
kisaran 𝜃,d𝜃 dan kisaran φ, dφ) yang menumbukkan dA dalam waktu dt dapat dinyatakan
sebagai berikut

𝑑𝑉
𝑑𝜏 = 𝑑3 𝑁𝑤.𝜃.𝜑
𝑉

Persamaan ini menyatakan bahwa molekul mempunyai tempat istimewa.

Sekarang

Banyaknya [Banyaknya molekul [Fraksi jumlah [perubahan


perubahan = berkelajuan W dalam molekul yang
sudut ruang d𝛺] menumbuk dA
momentum
momentum dalam waktu d𝜏] pertumbukan]

d𝛺 𝑑𝑉
= (𝑑𝑁𝑤 ) ( ) (−2𝑚𝑤 cos 𝜃)
4𝜋 𝑉

𝑑𝑁𝑤 1
=( sin 𝜃 𝑑𝜃 𝑑𝜑) ( 𝑤 𝑑𝜏 cos 𝜃 𝑑𝐴) (−2𝑚𝑤 cos 𝜃)
4𝜋 𝑉

Perubahan momentum per satuan waktu per satuan luas yang ditimbulkan oleh dinding pada
dNw molekul gas. Dengan membalik tanda perubahan momentum didapatkan tekanan dPw
yang ditimbulakn oleh dNw molekul pada dinding

𝑑𝑁𝑤 1 𝜋/2 𝜋/2


𝑑𝑃𝑤 = 𝑚𝑤 2 ( ∫ 𝑑𝜑 ∫0 𝑐𝑜𝑠 2 𝜃 𝑠𝑖𝑛𝜃 𝑑𝜃 )
𝑉 2𝜋 0
1
Kuantitas dalam tanda kurung dapat diintegrasikan dengan segera dan diperoleh ,
3

sehingga tekanan mol yang ditimbulkan oleh molekul dengan semua kelajuan ialah
1 ∞
𝑃𝑉 = 𝑚 ∫ 𝑤 2 𝑑𝑁𝑤
3 0

Rata-rata kelajuan molekul kuadrat w2 didefenisikan sebagai berikut:


1 ∞ 2
(𝑤 2 ) = ∫ 𝑤 𝑑𝑁𝑤
𝑁 0
Sehingga didapat
1
𝑃𝑉 = 𝑁𝑚 < 𝑤 2 >
3
1 1
Atau 𝑃𝑉 = 𝑁𝑚 ( 𝑚 < 𝑤 2 >)
3 2
1
Kuantitas 𝑚 < 𝑤 2 > adalah ennergi kinetik rata-rata per molekul. Dengan
2

membandingkan persamaan keadaan teoretis dengan persamaan hasil percobaan,


didapat bahwa kaitan antara energi kinetik rata-rata per molekul dengan temperatur
gas ideal . jadi
2 1
𝑁 ( 𝑚 〈𝑤 2 〉) = 𝑛𝑅𝜃
3 2
Tetapi N/n adalah banyaknyba molekul per mol atau bilangan avogadro NA sehingga

1 3𝑅 3
𝑚 〈𝑤 2 〉 = 𝜃 = 𝑘𝜃
2 2 𝑁𝐴 2

Dengan k menyatakan tetapan boltzman, yaitu

𝑅 8.3143. 𝐾
𝑘= = = 1,3805 × 10−23 𝐽/𝐾
𝑁𝐴 6,0225 × 1026 𝑚𝑜𝑙𝑒𝑘𝑢𝑙/𝑘𝑚𝑜𝑙

1
Dalam penurunan ini, energi rata-rata per molekul, 𝑚 〈𝑤 2 〉 sepenuhnya merupakan
2

energi kinetik translasi. Ini adalah satu-satunya jenis energi yang dapat dimiliki oleh
molekul bola keras, tanpa dipengaruhi oleh molekul tetangganya. Jadi, kita telah
membatasi diri pada molekul ekaatomik saja. Molekul dwiatomik dan poliatomik
dapat juga berputar dan bergetar, dan getaran maupun energi potensial getaran, walau
pun tidak ada gaya yangf beraksi antar molekul tetangganya.
Ada baiknya membandingkan sistem lambang yang dipakai dalam bahasan teori
kinetik dengan yang dipaki dalam termodinamika. Bentuk molekul persamaan gas
ideal memiliki bentuk sederhana lain. Karena
2 1 1 3
𝑃𝑉 = 𝑁 ( 𝑚〈𝑤 2 〉) 𝑑𝑎𝑛 𝑚 〈𝑤 2 〉 = 𝐾𝜃 kita dapatkan
3 2 2 2
2 3
𝑃𝑉 = ( 𝑁) ( 𝐾𝜃) = 𝑁𝐾𝜃
3 2
𝑁
dan 𝑃= 𝐾𝜃
𝑉

Tabel perbandingan lambang yang dipakai.


Termodinamika Teori Kinetik
M’ = massa sistem N = banyak molekul
n = jumlah mol M = massa suatu molekul
𝓶 = Massa per mol =M’/n (massa NA = banyaknya molekul per mol =N/n
molar : berat molekul (bilangan avogadro
R = ketetapan gas semesta K = tetapan boltzman = R/ N A
V = volume V = volume
𝜌 = kerapatan massa= M’/V Kerapatan molekul = N/V

pada derivasi sebelumnya, kuadrat rata-rata dari kecepatan molekul didefenisikan oleh
persamaan
1 ∞ 2
< 𝑤 2 >= ∫ 𝑤 𝑑𝑁𝑤
𝑁 0
dimana dNw adalah jumlah molekul dengan kecepatan antara w + dw. untuk mengetahui dNw
yang dikenal sebagai hukum maxwell sebagi distribusi kecepatan,yang diturunkan pertama
kali oleh James Clerk Maxwell. Untuk memahami hukum ini dengan cara matematis, tidak
memerlukan hukum fisika yang mengatur perilaku molekul ketika bertabrakan satu sam lain
atau dengan dinding. Hukum-hukum fisika ini berbunyi bahwa pada kesetimbangan, molekul
tidak memiliki arah kecepatan yang ada dan tidak ada tempat dalam wadah.
Jika semuanya ada molekul N, pcahan ini atau 𝑑𝑁𝑤 /𝑁 . memiliki komponen x Yang
kecepatan terletak dalam kisaran wx dan wx+ dwx. Asumsi memungkinkan untuk mengatakan
bahwa fraksi fungsi hanya pada w dan sebanding dw x atau 𝑑𝑁𝑤𝑥 /𝑁 = 𝑓 (𝑤𝑥 )𝑑𝑤𝑥 . Oleh
karena itu

𝑑𝑁𝑤𝑥 = 𝑁𝑓 (𝑤𝑥 )𝑑𝑤𝑥


Persamaan yanng sama untuk arah y dan z
𝑑𝑁𝑤𝑦 = 𝑁𝑓(𝑤𝑦 )𝑑𝑤𝑦

𝑑𝑁𝑤𝑧 = 𝑁𝑓(𝑤𝑧 )𝑑𝑤𝑧


Sekarang N sangat besar dan dwx kecil dibandingkan dengan kisaran W.

Anda mungkin juga menyukai