Anda di halaman 1dari 7

LEMBAR KEGIATAN SISWA

NO. 09 (Bagian 2)

Mata Pelajaran : Geografi


Kelas/Prog : X.MIPA/IPS
Semester : II
Kompetensi : 3.5 Menganalisis dinamika litosfer dan dampaknya terhadap
Dasar kehidupan
4.5 Menyajikan proses dinamika litosfer dengan menggunakan
peta, bagan, gambar, tabel, grafik, video, dan/atau animasi
Pertemuan : 1 (2 X 45')

MATERI PEMBELAJARAN :
Seisme/Earthquake/Gempa Bumi dan pengaruhnya terhadap kehidupan. (Bagian 2):
Macam – macam Skala Gempa
 Skala Gempabumi
a. Skala Richter
b. Skala Mercalli
c. Skala Intensitas Gempabumi BMKG
d. Skala Omori
e. Skala MMI (Modified Mercalli Intensity)
f. Skala Magnitudo
 Akibat Gempa Bumi
 Mitigasi Gempa Bumi

SKALA GEMPA

1. Skala Richter
Skala ini diperkenalkan oleh seorang ahli Geologi Amerika bernama Charles F. Richter pada
tahun 1934. Skala Richter sering digunakan untuk mengukur kekuatan gempa atau
magnitudo gempa. Magnitudo adalah parameter kekuatan gempa yang diukur
berdasarkan goncangan gempa pada sumbernya. Skala Richter mempunyai satuan skala
MMI (Modified Mercalli Intensity) yang merupakan magnitudo gempa yang dibuat atas dasar
kerusakan yang diakibatkan oleh gempa. Skala Richter sampai saat ini masih digunakan
di Indonesia Berikut tabel Skala Richter.

SKALA
EFEK GEMPA
RICHTER
< 2.0 Gempa kecil , tidak terasa
2.0-2.9 Tidak terasa, namun terekam oleh alat
3.0-3.9 Seringkali terasa, namun jarang menimbulkan kerusakan
Dapat diketahui dari bergetarnya perabot dalam ruangan, suara gaduh
4.0-4.9
bergetar. Kerusakan tidak terlalu signifikan.
Dapat menyebabkan kerusakan besar pada bangunan pada area yang
5.0-5.9 kecil. Umumya kerusakan kecil pada bangunan yang didesain dengan
baik
6.0-6.9 Dapat merusak area hingga jarak sekitar 160 km
7.0-7.9 Dapat menyebabkan kerusakan serius dalam area lebih luas
8.0-8.9 Dapat menyebabkan kerusakan serius hingga dalam area ratusan mil
9.0-9.9 Menghancurkan area ribuan mil
10.0-10.9 Terasa dan dapat menghancurkan sebuah benua

1
SKALA
EFEK GEMPA
RICHTER
Dapat terasa di separuh sisi bumi. Biasanya hanya terjadi akibat
11.0-11.9 tumbukan meteorit raksasa. Biasanya disertai dengan gemuruh.
Contohnya tumbukan meteorit di teluk Chesepeak.
Bisa terasa di seluruh dunia. Hanya terekam sekali, saat tumbukan
12.0-12.9 meteorit di semenanjung Yucatan, 65 juta tahun yang lalu yang
membentuk kawah Chicxulub
> 13.0 Belum pernah terekam

2. Skala Mercalli
Skala ini diperkenalkan oleh seorang ahli Vulkanologi Italia bernama Giuseppe Mercalli
(1850-1914). Pada tahun 1902 Mercalli mengklasifikasikan skala intensitas gempa bumi
dan pengaruhnya terhadap manusia, gedung dan tanah. Skala ini menggunakan indikator
berupa kerusakan material yang ditimbulkan akibat Gempa Bumi. Skala Mercalli disusun
dengan derajat kerusakan dengan skala I - XII.

DERAJAD
EFEK GEMPA
GEMPA
Getaran tidak dirasakan kecuali dalam keadaan luar biasa oleh beberapa
I
orang.
Getaran dirasakan oleh beberapa orang yang diam, lebih-lebih di rumah
II
tingkat atas. Benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
Getaran dirasakan nyata di dalam rumah. Kendaraan yang sedang berhenti
III
terasa bergerak, lamanya dapat diamati.
Kalau terjadinya siang hari, banyak orang di dalam rumah dan sedikit orang
diluar merasakan getaran. Jika malam hari, beberapa orang dapat terbangun.
IV
Barang pecah belah bisa pecah dan pintu berderak. Kendaraan yang di
parkir bergerak.
Getaran dirasakan oleh hampir semua orang. Barang-barang pecah,
V terpelanting. Pohon dan tiang-tiang tampak bergoyang kuat, Jarum jam dapat
berhenti.
Kebanyakan orang panik lari keluar, karena semua orang merasakan getaran
VI kuat. Kerusakan ringan pada cerobong asap pabrik. meja kursi bergerak dan
plester dinding terlepas.
Semua orang keluar rumah. Kerusakan ringan sampai sedang pada
VII bangunan yang kuat. Banyak kerusakan pada bangunan yang tidak kuat.
Cerobong asap pecah. Terasa oleh orang yang sedang naik kendaraan.
Kerusakan pada bangunan yang kuat dengan lubang-lubang dan retakan.
Kerusakan berat pada bangunan yang tidak kuat. Dinding dapat lepas dari
VIII
rangka rumah. Cerobong asap pabrik dan monumen roboh. Meja kursi
terlempar, air menjadi keruh.
Kerusakan pada bangunan yang kuat dengan lubang-lubang dan retakan,
IX rangka rumah bengkok, lokasi rumah bergeser, serta pipa dalam tanah
putus.
Bangunan dari kayu rusak, kerangka rumah lepas dari fondasi, tanah retak,
X
re KA melengkung, tebing dan tepian sungai longsor, serta adanya banjir.

Bangunan hanya sedikit yang masih berdiri, jembatan rusak, tanah retak dan
XI
merosot, rel KA bengkok-bengkok dan pipa-pipa dalam tanah rusak parah.

XII Permukaan bumi hancur sama sekali dan tampak bergelombang.

2
3. Skala Intensitas Gempabumi BMKG
Skala Intensitas Gempabumi adalah Skala Intensitas Gempabumi. Skala ini menyatakan
dampak yang ditimbulkan akibat terjadinya gempabumi. Skala Intensitas Gempabumi (SIG-
BMKG) digagas dan disusun dengan mengakomodir keterangan dampak gempabumi
berdasarkan tipikal budaya atau bangunan di Indonesia. Skala ini disusun lebih sederhana
dengan hanya memiliki lima tingkatan yaitu I-V.

Skala Intensitas Gempabumi-BMKG diharapkan bermanfaat untuk digunakan dalam


penyampaian informasi terkait mitigasi gempabumi dan atau respon cepat pada kejadian
gempabumi merusak. Skala ini dapat memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk
dapat memahami tingkatan dampak yang terjadi akibat gempabumi dengan lebih baik dan
akurat.

Skala
Deskripsi Skala PGA
SIG Warna Deskrispsi Rinci
Sederhana MMI (gal)
BMKG
TIDAK Tidak dirasakan atau dirasakan hanya
I Putih DIRASAKAN (Not oleh beberapa orang tetapi terekam I-II < 2.9
Felt) oleh alat.
Dirasakan oleh orang banyak tetapi
DIRASAKAN tidak menimbulkan kerusakan. Benda-
II Hijau III-V 2.9-88
(Felt) benda ringan yang digantung
bergoyang dan jendela kaca bergetar.
Bagian non struktur bangunan
KERUSAKAN mengalami kerusakan ringan, seperti
III Kuning RINGAN (Slight retak rambut pada dinding, genteng VI 89-167
Damage) bergeser ke bawah dan sebagian
berjatuhan.
Banyak Retakan terjadi pada dinding
bangunan sederhana, sebagian
KERUSAKAN
roboh, kaca pecah. Sebagian plester
SEDANG
IV Jingga dinding lepas. Hampir sebagian besar VII-VIII 168-564
(Moderate
genteng bergeser ke bawah atau
Damage)
jatuh. Struktur bangunan mengalami
kerusakan ringan sampai sedang.
Sebagian besar dinding bangunan
KERUSAKAN
permanen roboh. Struktur bangunan
V Merah BERAT (Heavy IX-XII > 564
mengalami kerusakan berat. Rel
Damage)
kereta api melengkung.

4. Skala Omori
Skala Omori adalah skala yang digunakan di Negara Jepang, memiliki 7 tingkatan.
Pengukuran gempa dengan Skala Omori disebut Shindo. Skala Omori di kenal juga dengan
Hukum Omori. Hukum Omori adalah rumus empiris yang menghitung skala gempa susulan.
Omori mempublikasikan hasil penelitiannya pada tahun 1894, mengenai gempa susulan
dimana ia menyatakan bahwa frekuensi gempa susulan menurun berdasarkan
resiprokal/timbal balik waktu setelah gempa utama terjadi. Berikut Tabel Skala Omori :

DERAJAD
EFEK GEMPA
GEMPA
I Getaran-getaran lunak dirasakan oleh banyak orang
Getaran Sedang, semua orang terbangun karena bunyi jendela, pintu dan
II
barang-barang yang pecah.
III Getaran Agak Kuat, jam dinding berhenti, pintu dan jendela terbuka.
IV Getaran Kuat, gambar dinding berjatuhan, dinding tembok retak-retak.
V Getaran Sangat Kuat, dinding dan atap rumah roboh.

3
DERAJAD
EFEK GEMPA
GEMPA
VI Rumah yang kuat roboh
VII Kerusakan menyeluruh.

5. Skala MMI (Modified Mercalli Intensity)


Pada tahun 1931 Skala Mercalli dimodifikasi oleh ahli seismologi Harry Wood dan Frank
Neumann. Skala ini masih sering digunakan terutama apabila tidak terdapat peralatan
seismometer yang dapat mengukur kekuatan gempa bumi di tempat kejadian.

DERAJAD
EFEK GEMPA
GEMPA
Getaran tidak dirasakan kecuali dalam keadaan luarbiasa oleh beberapa
I
orang
Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang
II
digantung bergoyang
Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada
III
truk berlalu
Pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh
IV beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding
berbunyi
Getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak
V terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan
barang besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti
Getaran dirasakan oleh semua penduduk. Kebanyakan semua terkejut
VI dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap pada pabrik
rusak, kerusakan ringan
Tiap-tiap orang keluar rumah. Kerusakan ringan pada rumah-rumah
dengan bangunan dan konstruksi yang baik. Sedangkan pada bangunan
VII
yang konstruksinya kurang baik terjadi retak-retak bahkan hancur,
cerobong asap pecah. Terasa oleh orang yang naik kendaraan
Kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi yang kuat. Retak-
retak pada bangunan degan konstruksi kurang baik, dinding dapat lepas
VIII
dari rangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumen-monumen roboh,
air menjadi keruh
Kerusakan pada bangunan yang kuat, rangka-rangka rumah menjadi tidak
IX lurus, banyak retak. Rumah tampak agak berpindah dari pondamennya.
Pipa-pipa dalam rumah putus
Bangunan dari kayu yang kuat rusak,rangka rumah lepas dari
X pondamennya, tanah terbelah rel melengkung, tanah longsor di tiap-tiap
sungai dan di tanah-tanah yang curam
Bangunan dari kayu yang kuat rusak,rangka rumah lepas dari
XI pondamennya, tanah terbelah rel melengkung, tanah longsor di tiap-tiap
sungai dan di tanah-tanah yang curam
Bangunan-bangunan hanya sedikit yang tetap berdiri. Jembatan rusak,
XII terjadi lembah. Pipa dalam tanah tidak dapat dipakai sama sekali, tanah
terbelah, rel melengkung sekali
Hancur sama sekali, Gelombang tampak pada permukaan tanah.
XIII
Pemandangan menjadi gelap. Benda-benda terlempar ke udara

6. Skala Magnitudo
Magnitudo ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1979 oleh Hiroo Kanamori dan Tom
Hanks dan paling banyak digunakan saat ini. Magnitudo ini mengukur “seismic moment”

4
atau momen seismik yang menunjukkan seberapa besar energi yang dilepaskan untuk
menghasilkan gempa bumi berdasarkan luas rekahan, panjang slip dan sifat rigiditas
(kekakuan) batuan. Saat ini, hampir semua stasiun pengamat gempa bumi yang ada di
seluruh dunia menggunakan skala iniNilai skala gempa bersifat logaritmik, ini berarti bahwa
Skala gempa 6 = 10 x skala gempa 5, skala gempa 5 = 10 x skala gempa 4, dan seterusnya.

Saat ini, terdapat beberapa skala magnitudo gempa yang digunakan di dunia. Masing-
masing magnitudo merekam gelombang gempa yang berbeda-beda.

Tabel Skala Magnitudo

AKIBAT GEMPABUMI

 Bangunan roboh
 Kebakaran
 Jatuhnya korban jiwa
 Fasilitas umum rusak
 Permukaan tanah menjadi retak dan jalan menjadi putus
 Tanah longsor akibat guncangan
 Banjir akibat rusaknya tanggul
 Gempa di dasar laut yang menyebabkan tsunami

MITIGASI GEMPABUMI (UPAYA MENGURANGI RESIKO AKIBAT GEMPA)


Mitigasi Gempabumi dilakukan melalui 3 tahap, yaitu :

1. Siap siaga menghadapi gempa bumi


 Bangunlah rumah/gedung atau bangunan apapun sesuai dengan ketentuan,
sstandarisasi dan syarat yang berlaku, kuat dan tahan goncangan gempa.
 Perlu mengetahu apakah wilayah tempat tinggal kita merupakan daerah/wilayah
rawan gempa.

5
 Tempatkan perabotan rumah (seperti lemari, rak, barang-barang elektronik pada
tempat yang aman dan tidak mudah roboh atau jatuh.
 Siapkan alat komunikasi seperti HP, dan radio.
 Pahamilah jalur evakuasi didaerah anda tinggal.
 Mengikuti kegiatan simulasi mitigasi gempa, jika ada.
 Mencatat nomor penting yang mungkin diperlukan saat gempa akan terjadi seperti
nomor rumah sakit.
 Siapkan sarana transportasi/Mobil Siaga.

2. Lakukan langkah tercepat agar terhindar dari gempa bumi


 Bersikap tenang, jangan panik, dan berfikir yang jernih untuk menacari solusi.
 Jika berada di dalam gedung, sebaiknya lari keluar, atau cari tempat berlindung yang
aman.
 Hindari berada pada tempat yang memungkinkan retak akibat gempa.
 Jauhilah pantai karena pantai bisa berpotensi penyebab tsunami.
 Jika berada di daerah pegunungan pastikan daerah itu tidak berpotensi longsor.
 Saat berada dalam kendaraa sebaiknya berhenti dan mesin dimatikan

.
3. Hal-hal yang perlu dilakukan setelah terjadi gempa bumi
 Keluar dari gedung dan hindari menggunakan lift.
 Periksa kondisi fisik kita apakah ada luka.
 Periksa keadaan sekitar apakah sudah aman, hindari dari pohon atau bangunan
yang berpotensi tumbang/roboh.
 Usahakanlah mencari informasi tentang pusat gempa dan berbagai informasi lain
yang penting.

Gambar Mengenai Akibat Gempa

6
KEGIATAN PESERTA DIDIK
1. Perhatikan dan amati gambar akibat gempa di atas!
Hubungkan antara kerusakan akibat gempa pada gambar 1-4 diatas dengan
tingkatan/derajad/level pada :
a. Skala Richter
b. Skala Omori
c. Skala Intensitas Gempa BMKG
d. Skala MMI
e. Skala Magnitudo
3. Bila di sekitar kalian terjadi gempa, apa yang harus kalian lakukan?
2. Presentasikan hasil pembahasan permasalahan

UJI KOMPETENSI
1. Apa yang dimaksud dengan Magnitudo Gempa?
2. Satuan Skala Richter didasarkan atas apa?
3. Indikator apa yang digunakan untuk menentukan Skala Mercalli?
4. Selain kerusakan akibat gempa, Skala Intensitas Gempabumi didasarkan juga oleh faktor
apa?
5. Hukum Omori adalah rumus empiris yang digunakan untuk menghitung apa?
6. Bagaimana pendapat Omori mengenai Gempa Susulan?
7. Skala Mercalli dimodifikasi menjadi MMI oleh siapa?
8. Apa yang diukur pada skala magnitudo?
9. Siapa Penggagas Skala Magnitudo?
10. Indoneisa menggunakan skala gempa apa?

Anda mungkin juga menyukai