Anda di halaman 1dari 5

1.

Pengertian Lempeng Bumi dan Gempa Bumi


 Lempeng Bumi adalah bagian dari litosfer sebagai lapisan terluar dari permukaan
bumi yang mempunyai struktur padat serta keras terdiri atas berbagai batuan dan
tanah.
 Gempa Bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat
pelepasan energi dari bawah permukaan secara tiba-tiba yang menciptakan
gelombang seismik. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi atau
lempeng bumi atau pergerakan permukaan bumi akibat bergesernya lempeng kerak
bumi dari bumi sehingga menimbulkan gempa bumi.

2. Level dan deskripsi kerusakan bangunan akibat gempa yaitu


 Parah : struktur mengalami drift (pergeseran/lendutan lateral) permanen yang besar,
kekakuan, kekuatan struktur tinggal sedikit tersisa
 Sedang: struktur masih memiliki kekuatan dan kekakuan yang tersisa disemua lantai (
retak – retak struktur plat, balok ) namun masih berfungsi sebagai penahan gravitasi.
 Ringan : Tidak terjadi drift ( pergeseran/ lendutan lateral) permanen, namun terjadi
retak retak kecil
 Sangat ringan : Tidak terjadi drift permanen, namun semua bangunan berfungsi
normal

Lanjutan :
- MMI : Getaran tidak dirasakan kecuali dalam keadaan luarbiasa oleh beberapa
orang
- MMI : Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang
digantung bergoyang.
- MM III : Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada
truk berlalu.
- MMI IV : Pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh
beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi.
- MMI V : Getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak
terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang
besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.
- MMI VI : Getaran dirasakan oleh semua penduduk. Kebanyakan semua terkejut
dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap pada pabrik rusak,
kerusakan ringan.
- MMI VII : Tiap-tiap orang keluar rumah. Kerusakan ringan pada rumah-rumah
dengan bangunan dan konstruksi yang baik. Sedangkan pada bangunan yang
konstruksinya kurang baik terjadi retak-retak bahkan hancur, cerobong asap
pecah. Terasa oleh orang yang naik kendaraan
- MMI VIII : Kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi yang kuat. Retak-
retak pada bangunan degan konstruksi kurang baik, dinding dapat lepas dari
rangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumen- monumen roboh, air menjadi
keruh.
- MMI IX : Kerusakan pada bangunan yang kuat, rangka-rangka rumah menjadi
tidak lurus, banyak retak. Rumah tampak agak berpindah dari pondamennya.
Pipa-pipa dalam rumah putus.
- MMI X : Bangunan dari kayu yang kuat rusak,rangka rumah lepas dari
pondamennya, tanah terbelah rel melengkung, tanah longsor di tiap-tiap sungai
dan di tanah-tanah yang curam
- MMI XI : Bangunan-bangunan hanya sedikit yang tetap berdiri. Jembatan rusak,
terjadi lembah. Pipa dalam tanah tidak dapat dipakai sama sekali, tanah terbelah,
rel melengkung sekali.
- MMI XII : Hancur sama sekali, Gelombang tampak pada permukaan tanah.
Pemandangan menjadi gelap. Benda-benda terlempar ke udara.
-
3. Kesiagapan yang harus dilakukan sebelum, saat dan setelah gempa
 Sebelum :
a. Masyarakat diminta menyiapkan rencana untuk penyelamatan diri apabila
gempa bumi terjadi.
b. Melakukan latihan yang dapat bermanfaat dalam menghadapi reruntuhan
saat gempa bumi, seperti menunduk, perlindungan terhadap kepala,
berpegangan, ataupun dengan bersembunyi di bawah meja.
c. Menyiapkan alat pemadam kebakaran, alat keselamatan standar, dan
persediaan obat-obatan
d. Membangun konstruksi rumah yang tahan terhadap guncangan gempa
bumi dengan fondasi yang kuat. Selain itu Anda bisa merenovasi bagian
bangunan yang sudah rentan.
e. Memperhatikan daerah rawan gempa bumi dan aturan seputar penggunaan
lahan yang dikeluarkan oleh pemerintah.
f. Mengevaluasi dan merenovasi ulang struktur bangunan
g. Mengenali lingkungan tempat Anda bekerja
h. Persiapan rutin pada tempat anda bekerjaa dan tinggal
i. Cek kestabilan benda yang tergantung

 Saat terjadi gempa :


a. uncangan akan terasa beberapa saat. Selama jangka waktu itu,
berlindunglah di bawah meja untuk menghindari dari benda-benda yang
mungkin jatuh dan jendela kaca
b. Jika sedang memasak, segera matikan kompor serta mencabut dan
mematikan semua peralatan yang menggunakan listrik untuk mencegah
terjadinya kebakaran.
c. Jangan gunakan lift apabila Anda berada di lantai atas dalam bangunan.
Gunakan tangga darurat untuk evakuasi keluar bangunan. Apabila sudah
berada dalam lift, segera tekan semua tombol, atau gunakan interphone
untuk panggilan kepada pengelola bangunan
d. Kenali bangunan yang memiliki struktur kuat, seperti apa sudut bangunan.
Apabila Anda berada di dalam bangunan yang memiliki petugas
keamanan, ikuti instruksi evakuasi.

 Setelah terjadi gempa :


a. Tetap waspada terhadap gempa bumi susulan
b. Kenali bangunan yang memiliki struktur kuat, seperti apa sudut bangunan.
Apabila Anda berada di dalam bangunan yang memiliki petugas
keamanan, ikuti instruksi evakuasi.
c. Jika berada di dalam rumah, tetap berada di bawah meja yang kuat.
d. Periksa keberadaan api dan potensi terjadinya bencana kebakaran.
e. Berdirilah di tempat terbuka yang jauh dari gedung dan instalasi listrik dan
air. Apabila di luar bangunan adalah lokasi dengan tebing di sekelilingnya,
maka hindari daerah yang rawan longsor.
f. Jika di dalam mobil, berhentilah tetapi tetap berada di dalam mobil.
Hindari berhenti di bawah atau di atas jembatan atau rambu-rambu lalu
lintas.

4. Gelombang gempa dan type patahan :


a. Gelombang gempa adalah : gelombang-gelombang yang menjalar di bumi, baik
yang merambat di dalam bumi maupun di permukaan.
- Gelombang gempa ada 2 yaitu Gelombang gempa dibedakan menjadi 2 yaitu
Body wave dan Surface wave.
a. Body Wafe adalah gelombang yang merambat di interior bumi.
Terdiri dari :
- Gelombang Primer /P- wave

Ciri ciri :

 Gelombang yang pertama kali dicatat seismograf


 Gelombang longitudinal, yaitu gelombang yang arah gerak
partikelnya searah dengan arah rambatan.
 Kecepatan 330 m/s di udara, 1450 m/s di air dan 5000 m/s di granit.
 Bisa merambat di segala jenis medium ( padat, cair, gas )
 Relatif paling "lembut" dibandingkan dengan gelombang yang lain.
 Amplitudo kecil
- Gelombang Sekunder / S-wave

Ciri – ciri

 Gelombang Transversal, yaitu gelombang yang arah gerak


partikelnya tegak lurus dengan arah rambatan.
 Kecepatan 60 % dari P-wave (artinya lebih lambat).
 Hanya bisa merambat di medium padat saja.
 Efek kerusakan lebih besar dari gelombang Primer.
 Amplitudo lebih besar dari gelombang Primer

b. Surface Wave

Surface wave adalah gelombang yang merambat di permukaan bumi

Terdiri dari :

- Gelombang Cinta / Love wave

Ciri – ciri :

 Gelombang Tranversal, arah gerak partikelnya tegak lurus dengan


araah rambatan.
 Kecepatan 70 % dari Gelombang Sekunder
 Paling merusak, terutama di daerah dekat epicentrum
 Getaran yang dirasakan manusia pertama kali
- Rayleigh wave
Ciri – ciri :
 Gerakan eliptik retrograde/ ground roll ( tanah memutar kebelakang ), tapi
secara umum gelombangnya merambat ke depan, analoginya seperti
gelombang laut.
 Sedikit lebih cepat dari Love wave (90% dari kecepatan Gelombang
Sekunder)

Type patahan :

- Normal Fault

Merupakan patahan yang memungkinkan satu blok (footwall) lapisan batuan bergerak dengan
arah relatif naik terhadap blok lainnya (hanging wall). Ciri dari patahan ini adalah sudut
kemiringan besar hingga mendekati 90 derajat.

- Reserve Fault

Merupakan patahan dengan arah footwall yang relatif turun dibanding hanging wall. Ciri dari
patahan ini adalah sudut kemiringan yang relatif kecil yaitu kurang dari 45 derajat.

- Strike Fault

Merupakan patahan yang arahnya relatif mendatar ke kiri atau ke kanan. Arah patahan
mendatar ini tidak sepenuhnya seluruh lapisan batuan bergerak dengan arah mendatar namun
sebagian ada yang bergerak dengan arah vertikal. Bila gerakan patahan ke kanan di sebut
sesar geser sinistrial dan bila ke kiri dinamakan sesar geser dekstral.

- Struktur faults
Merupakan terbentuk karena adanya gaya endogen kerak bumi berupa tekanan-tekanan pada
dinding lapisan batuan. Gempa berskala rendah juga sering terjadi pada zona ini. Di zona
patahan ini sering ditemukan fenomena seperti gawir, air terjun, sungai berpola rektangular
dan cebakan minyak/gas.

Anda mungkin juga menyukai