Lanjutan :
- MMI : Getaran tidak dirasakan kecuali dalam keadaan luarbiasa oleh beberapa
orang
- MMI : Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang
digantung bergoyang.
- MM III : Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada
truk berlalu.
- MMI IV : Pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh
beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi.
- MMI V : Getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak
terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang
besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.
- MMI VI : Getaran dirasakan oleh semua penduduk. Kebanyakan semua terkejut
dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap pada pabrik rusak,
kerusakan ringan.
- MMI VII : Tiap-tiap orang keluar rumah. Kerusakan ringan pada rumah-rumah
dengan bangunan dan konstruksi yang baik. Sedangkan pada bangunan yang
konstruksinya kurang baik terjadi retak-retak bahkan hancur, cerobong asap
pecah. Terasa oleh orang yang naik kendaraan
- MMI VIII : Kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi yang kuat. Retak-
retak pada bangunan degan konstruksi kurang baik, dinding dapat lepas dari
rangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumen- monumen roboh, air menjadi
keruh.
- MMI IX : Kerusakan pada bangunan yang kuat, rangka-rangka rumah menjadi
tidak lurus, banyak retak. Rumah tampak agak berpindah dari pondamennya.
Pipa-pipa dalam rumah putus.
- MMI X : Bangunan dari kayu yang kuat rusak,rangka rumah lepas dari
pondamennya, tanah terbelah rel melengkung, tanah longsor di tiap-tiap sungai
dan di tanah-tanah yang curam
- MMI XI : Bangunan-bangunan hanya sedikit yang tetap berdiri. Jembatan rusak,
terjadi lembah. Pipa dalam tanah tidak dapat dipakai sama sekali, tanah terbelah,
rel melengkung sekali.
- MMI XII : Hancur sama sekali, Gelombang tampak pada permukaan tanah.
Pemandangan menjadi gelap. Benda-benda terlempar ke udara.
-
3. Kesiagapan yang harus dilakukan sebelum, saat dan setelah gempa
Sebelum :
a. Masyarakat diminta menyiapkan rencana untuk penyelamatan diri apabila
gempa bumi terjadi.
b. Melakukan latihan yang dapat bermanfaat dalam menghadapi reruntuhan
saat gempa bumi, seperti menunduk, perlindungan terhadap kepala,
berpegangan, ataupun dengan bersembunyi di bawah meja.
c. Menyiapkan alat pemadam kebakaran, alat keselamatan standar, dan
persediaan obat-obatan
d. Membangun konstruksi rumah yang tahan terhadap guncangan gempa
bumi dengan fondasi yang kuat. Selain itu Anda bisa merenovasi bagian
bangunan yang sudah rentan.
e. Memperhatikan daerah rawan gempa bumi dan aturan seputar penggunaan
lahan yang dikeluarkan oleh pemerintah.
f. Mengevaluasi dan merenovasi ulang struktur bangunan
g. Mengenali lingkungan tempat Anda bekerja
h. Persiapan rutin pada tempat anda bekerjaa dan tinggal
i. Cek kestabilan benda yang tergantung
Ciri ciri :
Ciri – ciri
b. Surface Wave
Terdiri dari :
Ciri – ciri :
Type patahan :
- Normal Fault
Merupakan patahan yang memungkinkan satu blok (footwall) lapisan batuan bergerak dengan
arah relatif naik terhadap blok lainnya (hanging wall). Ciri dari patahan ini adalah sudut
kemiringan besar hingga mendekati 90 derajat.
- Reserve Fault
Merupakan patahan dengan arah footwall yang relatif turun dibanding hanging wall. Ciri dari
patahan ini adalah sudut kemiringan yang relatif kecil yaitu kurang dari 45 derajat.
- Strike Fault
Merupakan patahan yang arahnya relatif mendatar ke kiri atau ke kanan. Arah patahan
mendatar ini tidak sepenuhnya seluruh lapisan batuan bergerak dengan arah mendatar namun
sebagian ada yang bergerak dengan arah vertikal. Bila gerakan patahan ke kanan di sebut
sesar geser sinistrial dan bila ke kiri dinamakan sesar geser dekstral.
- Struktur faults
Merupakan terbentuk karena adanya gaya endogen kerak bumi berupa tekanan-tekanan pada
dinding lapisan batuan. Gempa berskala rendah juga sering terjadi pada zona ini. Di zona
patahan ini sering ditemukan fenomena seperti gawir, air terjun, sungai berpola rektangular
dan cebakan minyak/gas.