Elemen plat tipis yang disambung dengan alat pengencang kemudian menerima gaya tarik. Tahanan dari
komponen tarik tersebut terkadang tidak hanya ditentukan oleh kondisi leleh frame maupun fraktur pada
sambungan namun juga ditentukan oleh kondisi batas sobek atau sering disebut geser blok (shear block).
Pada Gambar 1. memperlihatkan profil siku yang mengalami sobek pada bagian potongan a-b-c. Keruntuhan
ini umumnya dijumpai pada sambungan pendek, yaitu sambungan yang menggunakan 2 baut atau kurang
pada garis searah dengan bekerjanya gaya atau sambungan dengan jarak baut yang terlampau rapat.
Bagian yang terarsir akan mengalami kegagalan geser dan tarik secara sekaligus sehingga akan
terlepas/tersobek atau mengalami blok shear.
Gambar 1. Patah geser dan tarik pada sambungan baut (block shear)
Keruntuhan geser blok merupakan penjumlahan irisan gaya tarik (tension force) dengan
gaya geser (shear force) pada irisan lainnya yang saling tegak lurus.
𝑻𝒏 = 𝟎, 𝟔𝒇𝒚.𝑨𝒈𝒗 + 𝒇𝒖.𝑨𝒏𝒕
𝑻𝒏 = 𝟎, 𝟔𝒇𝒖.𝑨𝒏𝒗 + 𝒇𝒚.𝑨𝒈𝒕
Dengan :
Agv = luas brutto akibat geser (mm2 )
Agt = luas brutto akibat tarik (mm2 )
Anv = luas netto akibat geser (mm2 )
Ant = luas netto akibat tarik (mm2 )
fu = kuat tarik (MPa)
fy = kuat leleh (MPa)
CONTOH SOAL !
Hitunglah tahanan rencana komponen struktur tarik yang terbuat dari profil ∟ 80.80.8, mutu baja
BJ 37 dan diameter baut 19mm.
Jawab :
1. Kondisi leleh :
𝝓.𝑻𝒏 = 𝝓.𝑨𝒈.𝒇𝒚 = 0,9 1230 240 = 𝟐𝟔,𝟓𝟕𝐭𝐨n
2. Kondisi fraktur :
𝑨𝒏 = 1230 − 8. (19 + 2) = 𝟏𝟎𝟔𝟐𝐦𝐦𝟐
atau 𝟎,𝟖𝟓.𝑨𝒈 = 0,85. 1230 = 𝟏𝟎𝟒𝟓,𝟓𝐦𝐦2
3. Cek geser blok :
Tahanan rencana untuk komponen tersebut diambil nilai yang terkecil dari ketiga kondisi, Tn = 10,52 ton
(diambil yang terkecil).
Sehingga kemungkinan elemen sambungan batang tarik tersebut akan mengalami kegagalan “block
shear”.
Catatan :
Keruntuhan geser blok terjadi karena jarak antar baut yang kecil, oleh karena itu SNI mensyaratkan jarak minimal antar alat pengencang
adalah 3 kali diameter nominalnya.