Anda di halaman 1dari 22

MEKANIKA BAHAN C

Disusun Oleh:
1. Venila Rizky Y.P (5180811128)
2. Nailal Hikmah R (5180811132)
3. Musthafa Kamal (5180811140)
4. Riky Alvandi (5180811142)
5. Yayan Lorenza (5180811151)
6. Ahmad Agung A (5180811154)
7. Dimas Galang P (5180811158)
8. Krisna Dewanta B (5180811159)
9. Nurul Choiriyah (5180811163)
10. Evi Purnama Sari (5180811177)

Fakultas Sains dan Teknologi


Universitas Teknologi Yogyakarta
2019/ 2020
Teori
 Defleksi Pada Balok :
1 1. Double Integral
2. Conjugate Beam

2  Kolom Pendek dengan Beban Eksentris


1. Tegangan

4
DEFLEKSI PADA BALOK

1.METODE INTEGRAL GANDA


(Double Integral Method)

 Balok AB mengalami
lenturan karena momen
bending M
 Momen bending
O
disebabkan oleh gaya dq
melintang (shearing
force)

q A B x
ds m’
m
y
Gambar 1. Balok AB melentur akibat beban momen
ds = r dq
r = jari-jari kelengkungan balok m-m’
O = pusat kelengkungan balok m-m’
q = sudut antara garis singgung di m dengan sumbu x

 Harga q semakin kecil bila titik m bergeser kearah


B (dari A) dan akan q = 0 di titik terendah dari
lenturan  pertambahan positif ds sebanding
dengan pertambahan negatif dari ds

 Maka :
1 d
ds  - r d atau  - (1)
r ds
 Lenturan balok pada suatu konstruksi cukup
kecil, harga q dalam hal ini menjadi kecil sekali.

 Untuk keadaan ini dapat dianggap bahwa :

dy
  tg   dan ds  dx (2)
dx

Dari persamaan (1 ) dan (2) :

1 d(dy/dx) d2 y
 -  - (3)
r dx dx 2
LENTURAN BALOK
AKIBAT BEBAN MERATA
L
m

q A B x
n
x
Ay
By
y

qL
R  RB 
Reaksi tumupuan di A dan B : A 2

Momen bending pada penampang m – n yg berjarak x


dari tumpuan A : qL q x2
M (x)  x -
2 2
Persamaan lenturan balok :
d2y M (x)
2
 -
dx EI z
1 qL q x2
 - ( x - )
EI z 2 2
d2y 1 1 2
EI z  - qLx  qx
dx 2 2 2
Integral persamaan :
dy 1 2 1 3
EI z  - q L x  q x  C1
dx 4 6
dy
tg θ 
dx
q = sudut antara grs. singgung lenturan balok dgn sb. x
Untuk x = ½ L  q = 0 , maka persamaan menjadi :
1 L 1 L
- q L ( ) 2  q ( ) 3  C1  0
4 2 6 2
q L3
C1 
24
Harga C1 masuk ke persamaan :
dy 1 2 1 3 1
EI z  - qLx  qx  q L3
dx 4 6 24
Integral persamaan :
1 3 1 4 1 3
EI z y  - q L x  q x  q L x  C 2
12 24 24
Pada ujung-ujung balok  lenturan = 0 , maka C2
dapat dihitung dgn memasukkan y = 0 untuk x = 0
pada pers .

Didapat : C2 = 0

Persamaan (18 ) menjadi :

1 q 3 3 4
y  (L x  2L x x )
24 EI z

Pers (19) dapat digunakan untuk menghitung lenturan


balok akibat beban merata sebagai fungsi x
 Lenturan maksimum terjadi di tengah-tengah balok
 dengan memasukkan harga x = L/2 pada pers
(19) akan diperoleh :
5 q L4
y 
384 EI z

 Sudut lentur maksimum terjadi di ujung A  dengan


memasukkan harga x = 0 pada pers (16) akan
diperoleh :
3
dy
  C 1 q L
   1

 dx  maks EI z 24 EI z
2. CONJUGATE BEAM

Conjugate beam (balok konjugasi) adalah penggunaan bidang momen yang


dijadikan sebagai beban untuk mengetahui defleksi pada balok.
Cara penentuannya :
- Bidang momen diperlukan sebagai beban EI
- Momen pada suatu titik pada conjugate beam
merupakan lendutan dititik tersebut.
Perhatikan balok dengan tumpuan sederhana dibebani dengan beban-beban
sebagai berikut :

Kondisi 1
Bentang sederhana dibebani dengan beban terpusat ditengah bentang
Menghitung gaya lintang dan momen :
MA  0
Kolom Pendek dengan Beban Eksentris

Kolom adalah elemen struktur yang menerima kombinasi beban axial dan lentur (momen).
Beban axial yang terjadi berupa tekan, meskipun pada beberapa kasus, kolom bisa menerima beban axial tarik.
Dan umumnya terletak vertikal pada bangunan. Biasanya kolom menerima beban momen baik pada satu atau kedua
sumbu pada potongan melintang dan momen ini dapat menghasilkan tegangan tarik pada sebagian potongan melintang
tersebut. Fungsi kolom sangat penting bagi struktur gedung, yang apabila terjadi kegagalan pada kolom maka gedung
akan
runtuh, sedangkan bila kegagalan hanya terjadi pada balok maka gedung belum tentu runtuh.

Kolom dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu:


1. Kolom pendek / short column yang kemampuannya dipengaruhi oleh kekuatan material dan bentuk geometri dari
potongan melintang dan tidak dipengaruhi oleh panjang kolom karena defleksi lateral (lendutan ke samping) yang
terjadi sangat kecil (tidak signifikan).
2. Kolom langsing / slender column yaitu kolom yang kekuatannya akan terkurangi dengan adanya defleksi lateral.
Kolom langsing dapat menjadi kolom pendek bila dipasangi lateral bracing ataupun dipasangi diafragma.
TEGANGAN
CONTOH SOAL :
SEKIAN DAN TERIMA KASIH
ATAS
PERHATIANNYA
Disusun Oleh:
1. Double Integral (Nailal Hikmah R. – 5180811132 dan Yayan Lorenza-5180811151)

2. Conjugate Beam (Riky Alvandi – 518081114, Ahmad Agung A- 5180811154 dan Krisna
Dewanta B- 5180811159)

3. Kolom Pendek dengan Beban Ekjentrisitas : Tegangan (Venila Rizky Y.P-5180811128,


Dimas Galang P-5180811158 dan Musthafa Kamal -5180811140)

4. Power point (Evi Purnama Sari -5180811177 dan Nurul Choiriyah -5180811163)

Anda mungkin juga menyukai