Anda di halaman 1dari 37

1.

Gempa bumi
a. Penyebab
Gempa bumi terjadi karena gesekan antar lempeng-lempeng tektonik di bawah
permukaan bumi. Pergesekan ini mengeluarkan energi yang luar biasa besar dan
menimbulkan goncangan di permukaan. Indonesia sangat rawan gempa karena secara
geografis berada dekat dengan lempeng-lempeng yang aktif dan saling berhubungan
satu sama lain, serta karena adanya gunung-gunung api yang juga aktif.
b. Dampak
Gempa bumi dapat menyebabkan kerusakan sarana seperti bangunan, jembatan dan
jalan-jalan yang besar dan luas. Gempa juga dapat diikuti bencana alam berbahaya
seperti tanah longsor dan tsunami (silakan baca bagian tanah longsor dan tsunami
pada buku ini). Korban jiwa biasanya terjadi karena tertimpa bagian-bagian bangunan
roboh atau obyek berat lain seperti pohon dan tiang listrik.
Orang sering terperangkap dalam bangunan runtuh. Gempa bumi sering diikuti oleh
gempa susulan dalam beberapa menit, jam, hari atau bahkan minggu setelah gempa
yang pertama, walaupun sering tidak sekuat yang pertama. Ancaman gempa susulan
adalah runtuhnya bangunan yang telah goyah dan rusak akibat gempa pertama.
c. Tindakan kesiapsiagaan
Merencanakan kesiapsiagaan terhadap bencana tidak hanya mencakup perencanaan
fisik bangunan belaka. Setiap orang dalam rumah sebaiknya tahu apa yang harus
dilakukan dan ke mana harus pergi bila situasi darurat terjadi.
1) Prinsip rencana siaga untuk rumah tangga
a) Sederhana: Rencana darurat rumah tangga dibuat sederhana sehingga mudah
diingat oleh seluruh anggota keluarga. Bencana adalah situasi yang sangat
mencekam sehingga mudah mencetus kebingungan. Rencana darurat yang baik
hanya berisi beberapa rincian saja yang mudah dilaksanakan.
b) Tentukan jalan melarikan diri: Pastikan Anda dan keluarga tahu jalan yang paling
aman untuk keluar dari rumah saat gempa. Jika Anda berencana meninggalkan
daerah atau desa, rencanakan beberapa jalan dengan memperhitungkan
kemungkinan beberapa jalan yang putus atau tertutup akibat gempa.
c) Tentukan tempat bertemu: Dalam keadaan anggota keluarga terpencar, misalnya
ibu di rumah, ayah di tempat kerja, sementara anak-anak di sekolah saat gempa
terjadi, tentukan tempat bertemu. Yang pertama semestinya lokasi yang aman dan
dekat rumah. Tempat ini biasanya menjadi tempat anggota keluarga bertemu pada
keadaan darurat. Tempat kedua dapat berupa bangunan atau taman di luar desa,
digunakan dalam keadaan anggota keluarga tidak bisa kembali ke rumah. Setiap
orang mestinya tahu tempat tersebut.
2) Prinsip rencana siaga untuk sekolah
Sama dengan prinsip rencana siaga di rumah tangga. Gedung sekolah perlu diperiksa
ketahanannya terhadap gempa bumi. Sebaiknya sekolah dibangun berdasarkan standar
bangunan tahan gempa.
Anak-anak sekolah perlu sering dilatih untuk melakukan tindakan penyelamatan diri
bila terjadi gempa, misalnya sekurang-kurangnya 2 kali dalam setahun.
3) Menyiapkan rumah tahan gempa
a. Minta bantuan ahli bangunan. Tanyakan tentang perbaikan dan penguatan rumah
seperti serambi, pintu kaca geser, garasi, dan pintu garasi. Setidaknya ada bagian
rumah yang tahan gempa sebagai titik atau ruang berlindung.
b. Periksa apakah pondasi rumah Anda kokoh.
c. Jika mempunyai saluran air panas dan gas, pastikan tertanam dengan kuat.
d. Gunakan sambungan pipa yang lentur.
e. Letakkan barang yang besar dan berat di bagian bawah rak dan pastikan rak tertempel
mati pada tembok.
f. Simpan barang pecah-belah di bagian bawah rak atau lemari yang berlaci dan dapat
dikunci.
g. Gantungkan benda berat seperti gambar, lukisan, dan cermin jauh dari tempat tidur,
sofa atau kursi dimana orang duduk.
h. Segera perbaiki kabel-kabel yang rusak dan sambungan gas yang bocor.
i. Perbaiki keretakan-keretakan pada atap dan pondasi rumah, dan pastikan hal itu bukan
karena kerusakan struktur.
j. Pasang pipa air dan gas yang lentur untuk menghindari kebocoran air dan gas.
k. Simpan racun serangga atau bahan yang berbahaya dan mudah terbakar di tempat
aman, terkunci serta jauh dari jangkauan anak-anak.
l. Hiasan gantung dan lampu diikat kuat agar tidak jatuh pada saat gempa.
m. Bila memungkinkan sediakan kasur gulung di dekat tempat-tempat tertentu sebagai
alat pengaman kejatuhan barang dari atas.
n. Menyediakan helm dekat dengan tempat kerja atau tempat tidur Anda dan gunakan
segera ketika terjadi gempa
4) Tindakan saat terjadi gempa bumi
a. Bila Anda berada dalam bangunan, cari tempat perlindungan, misalnya di bawah meja
yang kuat.
b. Hindari jendela dan bagian rumah yang terbuat dari kaca.
c. Gunakan bangku, meja atau perlengkapan rumah tangga yang kuat sebagai
perlindungan.
d. Tetap di sana namun bersiap untuk pindah. Tunggu sampai goncangan berhenti dan
aman untuk bergerak.
e. Menjauhlah dari jendela kaca, perapian, kompor atau peralatan rumah tangga yang
mungkin akan jatuh.
f. Tetap di dalam untuk menghindari terkena pecahan kaca atau bagian-bagian
bangunan.
g. Jika malam hari dan Anda di tempat tidur, jangan lari keluar. Cari tempat yang aman
di bawah tempat tidur atau meja yang kuat dan tunggu gempa berhenti.
h. Jika gempa sudah berhenti, periksa anggota keluarga dan carilah tempat yang aman.
Ada baiknya kita mempunyai lampu senter dekat tempat tidur. Saat gempa malam
hari, alat murah ini sangat berguna untuk menerangi jalan mencari tempat aman,
terutama bila listrik padam akibat gempa. Lilin dan lampu gas sangat berbahaya, dan
sebaiknya tidak digunakan
i. Jika Anda berada di tengah keramaian, cari perlindungan. Tetap tenang dan mintalah
yang lain untuk tenang juga. Jika sudah aman, berpindahlah ke tempat yang terbuka,
jauh dari pepohonan besar atau bangunan. Waspada akan kemungkinan gempa
susulan.
j. Jika Anda di luar, cari tempat terbuka, jauh dari bangunan, pohon tinggi dan jaringan
listrik. Hindari rekahan akibat gempa yang bisa sangat berbahaya.
k. Jika Anda mengemudi, berhentilah jika aman, tapi tetap dalam mobil. Menjauhlah
dari jembatan, jembatan layang atau terowongan. Pindahkan mobil jauh dari lalu
lintas. Jangan berhenti dekat pohon tinggi, lampu lalu lintas atau tiang listrik.
l. Jika Anda di pegunungan, dekat dengan lereng atau jurang yang rapuh, waspadalah
dengan batu atau tanah longsor yang runtuh akibat gempa.
m. Jika Anda di pantai, segeralah berpindah ke daerah yang tinggi atau berjarak beberapa
ratus meter dari pantai. Gempa bumi dapat menyebabkan tsunami selang beberapa
menit atau jam setelah gempa dan menyebabkan kerusakan yang hebat.
5) Tindakan setelah gempa bumi berlangsung
Saat Anda dan keluarga terlepas dari ancaman akibat gempa awal:
a. Periksa adanya luka. Setelah menolong diri, bantu menolong mereka yang terluka atau
terjebak. Hubungi petugas yang menangani bencana, kemudian berikan pertolongan
pertama jika memungkinkan. Jangan coba memindahkan mereka yang luka serius
karena justru bisa memperparah luka.
b. Periksa keamanan. Periksa hal-hal berikut setelah gempa:
1) Api atau ancaman kebakaran
2) Kebocoran gas - tutup saluran gas jika diduga bocor dari adanya bau dan jangan dibuka
sebelum diperbaiki oleh ahlinya.
3) Kerusakan saluran listrik - matikan meteran listrik
4) Kerusakan kabel listrik - menjauhlah dari kabel listrik sekalipun meteran telah
dimatikan.
5) Barang-barang yang jatuh di dalam lemari (saat Anda membukanya)
6) Periksa pesawat telepon - pastikan telepon pada tempatnya
c. Lindungi diri Anda dari ancaman tidak langsung dengan memakai celana panjang, baju
lengan panjang, sepatu yang kuat dan jika mungkin juga sarung tangan. Ini akan
melindungi Anda dari luka akibat barang-barang yang pecah.
d. Bantu tetangga yang memerlukan bantuan. Orang tua, anak-anak, ibu hamil, ibu menyusui
dan orang cacat mungkin perlu bantuan tambahan. Mereka yang jumlah anggota
keluarganya besar juga memerlukan bantuan tambahan pada keadaan darurat.
e. Pembersihan. Singkirkan barang-barang yang mungkin berbahaya, termasuk pecahan gelas,
kaca, dan obat-obatan yang tumpah.
f. Waspada dengan gempa susulan. Sebagian besar gempa susulan lebih lemah dari gempa
utama. Namun, beberapa dapat cukup kuat untuk merobohkan bangunan yang sudah
goyah akibat gempa pertama. Tetaplah berada jauh dari bangunan. Kembali ke rumah
hanya bila pihak berwenang sudah mengumumkan keadaan aman.
Hal-hal yang harus diperhatikan:
1) Gunakan lampu senter. Jangan gunakan korek api, lilin, kompor gas atau obor.
2) Gunakan telepon rumah hanya dalam keadaan darurat yang mengancam jiwa.
3) Nyalakan radio untuk informasi, laporan kerusakan atau keperluan relawan di
daerah Anda.
4) Kondisikan jalan bebas rintangan untuk mobil darurat
2. Tsunami
a. Penyebab
Tsunami adalah gelombang besar yang diakibatkan oleh pergeseran bumi di dasar
laut. Kata tsunami berasal dari bahasa Jepang yang berarti “gelombang pelabuhan”
karena bencana ini hanya terjadi di wilayah pesisir. Tsunami bisa terjadi kapan saja,
pada saat musim hujan ataupun musim kemarau baik siang maupun malam hari.
Tanda peringatan akan terjadinya bencana tsunami bisa dilihat di bawah ini. Tsunami
dapat menimbulkan dampak sebagai berikut:
1) Banjir dan gelombang pasang yang tinggi
2) Kerusakan pada sarana dan prasarana di sekitar kawasan pesisir
3) Pencemaran sumber-sumber air bersih
b. Tindakan kesiapsiagaan
Gejala timbulnya tsunami:
1) Tsunami biasanya diawali gempa bumi yang sangat kuat, biasanya lebih dari 6
skala richter, berlokasi di bawah laut. Anda dapat merasakan gempa tersebut jika
berada dekat dengan pusat gempa. Namun tsunami bisa tetap terjadi meskipun
Anda tidak merasakan goncangan.
2) Bila Anda menyaksikan permukaan laut turun secara tiba-tiba, waspadalah karena
itu tanda gelombang raksasa akan datang (merupakan tanda peringatan datangnya
tsunami).
3) Hembusan angin berbau air laut yang keras.
4) Tsunami adalah rangkaian gelombang. Bukan gelombang pertama yang besar dan
mengancam, tetapi beberapa saat setelah gelombang pertama akan menyusul
gelombang yang jauh lebih besar.
5) Bila Anda melihat laut menjadi berwarna gelap atau mendengar suara gemuruh
lebih keras dari biasanya, itu dapat berarti gelombang tsunami sedang mendekat.
Saat mengetahui ada gejala akan terjadi tsunami, segera sampaikan pada semua orang,
khususnya aparat pemerintah setempat sehingga mereka dapat memberikan tanda
peringatan untuk mengungsi. Segera lakukan pengungsian, karena tsunami bisa terjadi
dengan cepat hingga waktu untuk mengungsi sangat terbatas. Mengungsi ke daerah
yang tinggi dan sejauh mungkin dari pantai, mengikuti tanda evakuasi, melalui jalur
evakuasi ke tempat evakuasi. Ikuti perkembangan terjadinya bencana melalui media
atau sumber yang bisa dipercaya.
c. Mengurangi dampak dari tsunami
Hindari bertempat tinggal di daerah tepi pantai yang landai kurang dari 10 meter dari
permukaan laut. Berdasarkan penelitian, daerah ini merupakan daerah yang
mengalami kerusakan terparah akibat bencana Tsunami, badai dan angin ribut
Disarankan untuk menanam tanaman yang mampu menahan gelombang seperti
bakau, palem, ketapang, waru, beringin atau jenis lainnya Ikuti tata guna lahan yang
telah ditetapkan oleh pemerintah setempat Buat bangunan bertingkat dengan ruang
aman di bagian atas Bagian dinding yang lebar usahakan tidak sejajar dengan garis
pantai Tindakan saat tsunami berlangsung.
d. Prinsip-prinsip cara penyelamatan diri
1) Bila sedang berada di pantai atau dekat laut dan merasakan bumi bergetar, segera
berlari ke tempat yang tinggi dan jauh dari pantai. Naik ke lantai yang lebih tinggi,
atap rumah atau memanjat pohon. Tidak perlu menunggu peringatan Tsunami.
2) Tsunami dapat muncul melalui sungai dekat laut, jadi jangan berada di sekitarnya.
3) Selamatkan diri anda, bukan barang anda.
4) Jangan hiraukan kerusakan di sekitar, teruslah berlari.
5) Jika terseret tsunami, carilah benda terapung yang dapat digunakan sebagai rakit.
6) Saling tolong-menolong, ajaklah tetangga tinggal di rumah anda, bila rumah Anda
selamat. Utamakan anak-anak, wanita hamil, orang jompo dan orang cacat.
7) Selamatkan diri melalui jalur evakuasi tsunami ke tempat evakuasi yang sudah
disepakati bersama.
8) Tetaplah bertahan di daerah ketinggian sampai ada pemberitahuan resmi dari pihak
berwenang tentang keadaan aman.
9) Jika anda berpegangan pada pohon saat gelombang tsunami berlangsung jangan
membelakangi arah laut supaya terhindar dari benturan benda benda yang dibawa
oleh gelombang. Anda dapat membalikan badan saat gelombang berbalik arah
kembali ke laut.
10) Tetap berpegangan kuat hingga gelombang benar-benar reda.
e. Tindakan setelah tsunami berlalu
1) Hindari instalasi listrik bertegangan tinggi dan laporkan jika menemukan kerusakan
kepada PLN.
2) Hindari memasuki wilayah kerusakan kecuali setelah dinyatakan aman.
3) Jauhi reruntuhan bangunan.
4) Laporkan diri ke lembaga pemerintah, lembaga adat atau lembaga keagamaan.
5) Upayakan penampungan sendiri kalau memungkinkan. Ajaklah sesama warga untuk
melakukan kegiatan yang positif. Misalnya mengubur jenazah, mengumpulkan benda-
benda yang dapat digunakan kembali, sembahyang bersama, dan lain sebagainya.
Tindakan ini akan dapat menolong kita untuk segera bangkit, dan membangun
kembali kehidupan.
6) Bila diperlukan, carilah bantuan dan bekerjasama dengan sesama serta lembaga
pemerintah, adat, keagaamaan atau lembaga swadaya masyarakat.
7) Ceritakan tentang bencana ini kepada keluarga, anak, dan teman Anda untuk
memberikan pengetahuan yang jelas dan tepat. Ceritakan juga apa yang harus
dilakukan bila ada tanda-tanda tsunami akan datang.

3. Tanah longsor
a. Penyebab
Tanah longsor adalah runtuhnya tanah secara tiba-tiba atau pergerakan `tanah atau
bebatuan dalam jumlah besar secara tiba-tiba atau berangsur yang umumnya terjadi di
daerah terjal yang tidak stabil. Faktor lain yang mempengaruhi terjadinya bencana ini
adalah lereng yang gundul serta kondisi tanah dan bebatuan yang rapuh. Hujan deras
adalah pemicu utama terjadinya tanah longsor. Tetapi tanah longsor dapat juga
disebabkan oleh gempa atau aktifitas gunung api. Ulah manusia pun bisa menjadi
penyebab tanah longsor seperti penambangan tanah, pasir dan batu yang tidak
terkendali.
b. Gejala umum
1) Muncul retakan-retakan di lereng yang sejajar dengan arah tebing Muncul air secara
tiba-tiba dari permukaan tanah di lokasi baru
2) Air sumur di sekitar lereng menjadi keruh
3) Tebing rapuh dan kerikil mulai berjatuhan
c. Wilayah-wilayah yang rawan akan tanah longsor
1) Pernah terjadi bencana tanah longsor di wilayah tersebut
2) Berada pada daerah yang terjal dan gundul
3) Merupakan daerah aliran air hujan
4) Tanah tebal atau sangat gembur pada lereng yang
5) menerima curah hujan tinggi
d. Dampak
Tanah dan material lainya yang berada di lereng dapat runtuh dan mengubur manusia,
binatang, rumah, kebun, jalan dan semua yang berada di jalur longsornya tanah.
Kecepatan luncuran tanah longsor, terutama pada posisi yang terjal, bisa mencapai 75
kilometer per jam. Sulit untuk menyelamatkan diri dari tanah longsor tanpa
pertolongan dari luar.
e. Tindakan kesiapsiagaan
1) Tidak menebang atau merusak hutan
2) Melakukan penanaman tumbuh-tumbuhan berakar kuat, seperti nimba, bambu, akar
wangi, lamtoro, dsb., pada lereng-lereng yang gundul
3) Membuat saluran air hujan
4) Membangun dinding penahan di lereng-lereng yang terjal
5) Memeriksa keadaan tanah secara berkala
6) Mengukur tingkat kederasan hujan
f. Tindakan saat terjadi tanah longsor
1) Segera keluar dari daerah longsoran atau aliran reruntuhan/puing ke area yang lebih
stabil
2) Bila melarikan diri tidak memungkinkan, lingkarkan tubuh anda seperti bola dengan
kuat
3) dan lindungi kepala Anda. Posisi ini akan memberikan perlindungan terbaik untuk
badan Anda
g. Tindakan setelah terjadi tanah longsor
Hindari daerah longsoran, dimana longsor susulan dapat terjadi
Periksa korban luka dan korban yang terjebak longsor tanpa langsung memasuki daerah
longsoran
Bantu arahkan SAR ke lokasi longsor
Bantu tetangga yang memerlukan bantuan khususnya anak-anak, orang tua dan orang cacat
Dengarkan siaran radio lokal atau televisi untuk informasi keadaan terkini
Waspada akan adanya banjir atau aliran reruntuhan setelah longsor
Laporkan kerusakan fasilitas umum yang terjadi kepada pihak yang berwenang
Periksa kerusakan pondasi rumah dan tanah disekitar terjadinya longsor
Tanami kembali daerah bekas longsor atau daerah di sekitarnya untuk menghindari erosi
yang telah merusak lapisan atas tanah yang dapat menyebabkan banjir bandang
Mintalah nasihat untuk mengevaluasi ancaman dan teknik untuk mengurangi risiko tanah
longsor
Cara-cara menghindari korban jiwa dan harta akibat tanah longsor
Membangun permukiman jauh dari daerah yang rawan
Bertanya pada pihak yang mengerti sebelum membangun
Membuat peta ancaman - untuk keterangan lebih lanjut lihat bagian A.3 Memperkirakan
risiko bencana
Melakukan deteksi dini
Gunung api
Penyebab
Gunung api meletus akibat magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang
bertekanan tinggi atau karena gerakan lempeng bumi, tumpukan tekanan dan panas cairan
magma.
Letusannya membawa abu dan batu yang menyembur dengan keras, sedangkan lavanya bisa
membanjiri daerah sekitarnya. Gunung api bisa menimbulkan korban jiwa dan harta benda
yang besar pada wilayah radius ribuan kilometer dan bahkan bisa mempengaruhi putaran
iklim di bumi ini, seperti yang terjadi pada Gunung Pinatubo di Filipina dan Gunung
Krakatau di Propinsi Banten, Indonesia.
Dampak
Hasil gunung api
Gas vulkanik
Lava dan aliran pasir serta batu panas
Lahar
Tanah longsor
Gempa bumi
Abu letusan
Awan panas (Piroklastik)
Gas vulkanik adalah gas-gas yang dikeluarkan saat terjadi letusan gunung api. Gas-gas yang
dikeluarkan antara lain Karbon Monoksida (CO), Karbon Dioksida (CO2), Hidrogen Sulfida
(H2S),
Sulfur Dioksida (SO2) dan Nitrogen (N2) yang membahayakan bagi manusia.
Lava adalah cairan magma bersuhu sangat tinggi yang mengalir ke permukaan melalui kawah
gunung api. Lava encer mampu mengalir jauh dari sumbernya mengikuti sungai atau lembah
yang
ada, sedangkan lava kental mengalir tidak jauh dari sumbernya.
Lahar juga merupakan salah satu ancaman bagi masyarakat yang tinggal di lereng gunung
api.
Lahar adalah banjir bandang di lereng gunung yang terdiri dari campuran bahan vulkanik
berukuran
lempung sampai bongkah. Lahar dapat berupa lahar panas atau lahar dingin. Lahar panas
berasal
dari letusan gunung api yang memiliki danau kawah, dimana air danau menjadi panas
kemudian
bercampur dengan material letusan dan keluar dari mulut gunung. Lahar dingin atau lahar
hujan
terjadi karena percampuran material letusan dengan air hujan di sekitar gunung yang
kemudian
membuat lumpur kental dan mengalir dari lereng gunung. Lumpur ini bisa panas atau dingin.
Awan panas adalah hasil letusan gunung api yang paling berbahaya karena tidak ada cara
untuk
menyelamatkan diri dari awan panas tersebut kecuali melakukan evakuasi sebelum gunung
meletus.
Awan panas bisa berupa awan panas aliran, awan panas hembusan dan awan panas jatuhan.
Awan
panas aliran adalah awan dari material letusan besar yang panas, mengalir turun dan akhirnya
mengendap di dalam dan di sekitar sungai dan lembah. Awan panas hembusan adalah awan
dari
material letusan kecil yang panas, dihembuskan angin dengan kecepatan mencapai 90 km per
jam.
Awan panas jatuhan adalah awan dari material letusan panas besar dan kecil yang dilontarkan
ke atas
oleh kekuatan letusan yang besar. Material berukuran besar akan jatuh di sekitar puncak
sedangkan
yang halus akan jatuh mencapai puluhan, ratusan bahkan ribuan kilometer dari puncak karena
pengaruh hembusan angin. Awan panas dapat mengakibatkan luka bakar pada bagian tubuh
yang
terbuka seperti kepala, lengan, leher atau kaki, dan juga menyebabkan sesak
napas sampai tidak bisa bernapas. Abu Letusan gunung api adalah
material letusan yang sangat halus. Karena hembusan angin
dampaknya bisa dirasakan ratusan kilometer jauhnya.
Dampak abu letusan
Permasalahan pernapasan
Kesulitan penglihatan
Pencemaran sumber air bersih
Badai listrik
Gangguan kerja mesin dan
kendaraan bermotor
Kerusakan atap
Kerusakan ladang dan
lingkungan sekitar
Kerusakan infrastruktur seperti
jalan dan bandar udara
Tindakan kesiapsiagaan
Persiapan dalam menghadapi letusan gunung api
Mengenali tanda-tanda bencana, karakter gunung api dan ancaman-ancamannya
Membuat peta ancaman, mengenali daerah ancaman, daerah aman
Membuat sistem peringatan dini
Mengembangkan Radio komunitas untuk penyebarluasan informasi status gunung api
Mencermati dan memahami Peta Kawasan Rawan gunung api yang diterbitkan oleh
instansi berwenang
Membuat perencanaan penanganan bencana
Mempersiapkan jalur dan tempat pengungsian yang sudah siap dengan bahan kebutuhan
dasar (air, jamban, makanan, pertolongan pertama) jika diperlukan
Mempersiapkan kebutuhan dasar dan dokumen penting
Memantau informasi yang diberikan oleh Pos Pengamatan gunung api (dikoordinasi
oleh Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi). Pos pengamatan gunung api
biasanya mengkomunikasikan perkembangan status gunung api lewat radio komunikasi
Tindakan saat terjadi letusan gunung api
Yang sebaiknya dilakukan jika terjadi letusan gunung api
Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah, aliran sungai kering dan
daerah aliran lahar
Hindari tempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan
Masuk ruang lindung darurat bila terjadi awan panas
Siapkan diri untuk kemungkinan bencana susulan
Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh, seperti baju lengan panjang, celana panjang,
topi dan lainnya
Melindungi mata dari debu - bila ada gunakan pelindung mata seperti kacamata renang
atau apapun yang bisa mencegah masuknya debu ke dalam mata
Jangan memakai lensa kontak
Pakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung
Saat turunnya abu gunung api usahakan untuk menutup wajah dengan kedua belah tangan
Tindakan setelah terjadi letusan gunung api
Yang sebaiknya dilakukan setelah terjadinya letusan gunung api
Jauhi wilayah yang terkena hujan abu
Bersihkan atap dari timbunan abu karena beratnya bisa merusak atau meruntuhkan atap
bangunan
Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu sebab bisa merusak mesin
motor, rem, persneling dan pengapian
Badai dan angin topan
Penyebab
Angin Topan atau badai besar adalah angin kencang dengan
kecepatan 120 km per jam atau lebih. Angin Topan bisa mempunyai
kekuatan hembusan angin sampai 200 km per jam yang dibarengi
oleh hujan yang sangat lebat sehingga menyebabkan badai di
daerah pesisir dan gelombang besar yang sangat kuat di laut. Di
pusat badai, mata angin ribut yang bertekanan rendah membentuk
kubah air yang tinggi. Ketika seluruh badai bergerak ke daratan, ia
mendorong kubah air, sehingga menyebabkan banjir di daratan.
Tanda-tanda terjadinya angin ribut
Penurunan suhu dan tekanan udara yang drastis dan tiba-tiba
Terlihat gumpalan awan gelap, besar dan tinggi
Petir dan guruh terlihat dari jauh
Terdengar suara gemuruh/guntur dari kejauhan
Peringatan dari BMG yang disampaikan melalui media televisi, radio atau surat kabar
Dampak
Kekuatan angin dan hujan bisa
Menyebabkan kerusakan atau kehancuran bangunan
Mengangkat dan memindahkan benda-benda yang tidak stabil
Merusak jaringan listrik
Menyebabkan erosi di daerah pesisir
Menyebabkan banjir
Membahayakan keselamatan
Tindakan kesiapsiagaan
Masyarakat yang hidup di daerah pesisir dan rawan akan bencana ini, bisa melakukan
beberapa
tindakan persiapan menghadapi badai dan angin topan dengan:
Menyadari risiko dan membuat rencana pengungsian - mengetahui risiko dan cara
mengungsi yang cepat dan tepat adalah kunci dari tindakan persiapan dan pencegahan ini
Melakukan latihan dengan menelusuri jalur-jalur evakuasi - akan mempercepat dan
memudahkan proses pengungsian apabila diperlukan nanti
Menguatkan atap rumah dengan mengikat atap dengan baik
Mengembangkan rencana tindakan
Kapan harus bersiap untuk menghadapi badai dan angin topan?
Apabila diperlukan, berapa lama dibutuhkan untuk mengungsi?
Apakah jalur pengungsian perlu diubah karena terlalu sulit?
Menyiapkan kebutuhan yang diperlukan - Pada saat peringatan akan adanya badai,
setiap keluarga perlu menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan seperti lilin atau lampu
senter dengan persediaan baterainya, dan makanan paling sedikit untuk tiga hari
Pencegahan di rumah-rumah - Menutup jendela-jendela dan pintu-pintu kaca dengan
papan. Berdasarkan penelitian tentang angin disimpulkan bahwa bangunan akan lebih bisa
bertahan apabila tidak ada angin yang masuk
Persediaan penerangan dan makanan - Dalam bencana badai dan angin topan
jaringan listrik sering terganggu atau rusak sama sekali. Karena tidak memungkinkan untuk
melakukan perbaikan dengan cepat, maka perlu persediaan lilin atau lampu senter dengan
cadangan baterai di dalam rumah. Persediaan makanan bagi setiap anggota keluarga untuk
minimal tiga hari adalah suatu keharusan
Mendengarkan radio untuk informasi darurat - BMG (Badan Meteorologi dan
Geofisika) adalah instansi pemerintah yang bertanggungjawab untuk penelitian dan
peringatan akan ancaman. Biasanya badan ini menyiarkan peringatan kepada masyarakat
melalui radio: bisa dengan radio komunikasi atau dengan radio komunitas
Tindakan saat terjadi badai dan angin topan
Tetap berada di dalam rumah, kecuali apabila dianjurkan untuk mengungsi. Walaupun tidak
ada
anjuran, masyarakat harus tetap bersiap untuk mengungsi.
Apabila dianjurkan untuk tinggal di dalam rumah maka
Semua persediaan sudah disiapkan
Jika diperlukan, tinggal di suatu ruangan yang paling aman di dalam rumah
Matikan semua sumber api, aliran listrik dan peralatan elektronik
Terus mendengarkan radio agar mengetahui perubahan kondisi
Hindari banjir - Apabila banjir masuk ke dalam rumah, jika memungkinkan, naik ke tempat
yang lebih tinggi. Waspada terhadap ‘pusat’ angin topan. Pusat badai dan angin topan ini
biasanya mencapai radius 30 - 50 km dan badainya bisa mencapai radius 600 km. ‘Pusat’
badai dapat membawa air yang menyebabkan terjadi banjir di daerah pesisir. Pada saat
‘pusat’ badai ini lewat, keadaan biasanya lebih tenang dan tidak berawan, namun ini bukan
berarti badai telah berlalu. Tetap tinggal di dalam rumah hingga badai benar-benar berlalu
(bisa beberapa jam atau hari).
Tindakan setelah terjadi badai dan angin topan
Usahakan untuk tidak segera memasuki daerah sampai dinyatakan aman. Banyak kegiatan
berlangsung untuk membenahi daerah yang baru terlanda bencana ini. Untuk memperlancar
proses ini sebaiknya orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk
Gunakan senter untuk memeriksa kerusakan. Jangan menyalakan aliran listrik sebelum
dinyatakan aman. Jauhi kabel-kabel listrik yang terjatuh di tanah. Untuk menghindari
kecelakaan, jalan yang terbaik adalah menjauhi kabel-kabel ini
Matikan gas dan aliran listrik. Untuk menghindari kebakaran, apabila tercium bau gas segera
matikan aliran gas dan apabila ada kerusakan listrik segera matikan aliran dengan mencabut
sekring. Ini hanya boleh dilakukan oleh orang yang benar-benar paham tentang listrik
Pergunakan telepon hanya untuk keadaan darurat. Jaringan telepon akan menjadi sangat
sibuk pada saat seperti ini. Kepentingan untuk meminta bantuan harus diutamakan
Mendengarkan radio untuk mengetahui perubahan kondisi
Banjir
Banjir adalah ancaman musiman yang terjadi apabila meluapnya tubuh air dari saluran yang
ada
dan menggenangi wilayah sekitarnya. Banjir adalah ancaman alam yang paling sering terjadi
dan
paling banyak merugikan, baik dari segi kemanusiaan maupun ekonomi. Sembilan puluh
persen
dari kejadian bencana alam (tidak termasuk bencana kekeringan) berhubungan dengan banjir.
Jenis
banjir yang sering terjadi: bandang atau kiriman dan pasang-surut.
Penyebab
Hujan - dalam jangka waktu yang panjang atau besarnya curah hujan selama berhari-hari
Erosi tanah - menyisakan batuan yang menyebabkan air hujan mengalir deras di atas
permukaan tanah tanpa terjadi resapan
Buruknya penanganan sampah - yang menyumbat saluran-saluran air sehingga tubuh air
meluap dan membanjiri daerah sekitarnya
Pembangunan tempat permukiman - dimana tanah kosong diubah menjadi jalan atau
tempat parkir yang menyebabkan hilangnya daya serap air hujan. Pembangunan tempat
permukiman bisa menyebabkan meningkatnya risiko banjir sampai 6 kali lipat dibandingkan
tanah terbuka yang biasanya mempunyai daya serap air tinggi. Masalah ini sering terjadi di
kota-kota besar yang pembangunannya tidak terencana dengan baik. Peraturan pembuatan
sumur resapan di daerah perkotaan kurang diawasi pelaksanaannya
Bendungan dan saluran air yang rusak - walaupun tidak sering terjadi, namun bisa
menyebabkan banjir terutama pada saat hujan deras yang panjang
Keadaan tanah dan tanaman - tanah yang ditumbuhi banyak tanaman mempunyai
daya serap air yang besar. Tanah yang tertutup semen, paving atau aspal sama sekali tidak
menyerap air. Pembabatan hutan juga dapat merupakan penyebab banjir
Di daerah bebatuan - daya serap air sangat kurang sehingga bisa menyebabkan banjir
kiriman atau banjir bandang
Dampak
Ancaman wabah penyakit setelah banjir - Pada saat dan sesudah banjir, ada beberapa
tempat
yang bisa menyebabkan tersebarnya penyakit menular, seperti: tempat pembuangan limbah
dan
tempat sampah yang terbuka, sistem pengairan yang tercemar dan sistem kebersihan yang
tidak
baik. Bakteri bisa tersebar melalui air yang digunakan masyarakat, baik air PAM maupun air
sumur
yang telah tercemar oleh air banjir. Air banjir membawa banyak bakteri, virus, parasit dan
bibit
penyakit lainnya, termasuk juga unsur-unsur kimia yang berbahaya.
Penyakit Diare - diare mempunyai masa pertumbuhan antara 1 - 7 hari. Ikuti petunjuk-
petunjuk
kebersihan di bawah ini untuk menghindari risiko terjangkit diare. Orang yang terjangkit
penyakit
ini harus mendapatkan perawatan khusus karena apabila dibiarkan terlalu lama bisa terancam,
khususnya pada orang tua dan anak-anak.
Penyakit yang disebarkan oleh nyamuk - banjir bisa meningkatkan perkembangbiakan
nyamuk
secara luas. Bibit-bibit penyakit yang dibawa oleh serangga ini termasuk Demam Berdarah,
Malaria,
dll. Untuk mencegah sebuah tempat menjadi sarang nyamuk, kosongkan air yang tergenang
dan
tutup tempat-tempat air yang terbuka.
Unsur-unsur kimia seperti pestisida, pupuk kimia dan unsur-unsur dengan bahan
dasar
minyak bisa mencemari sumber air dan membawa risiko.
Tindakan Kesiapsiagaan
Persiapan dalam pencegahan kemungkinan banjir - Untuk menghindari risiko banjir,
sebaiknya
membuat bangunan di daerah yang aman seperti di dataran yang tinggi dan melakukan
tindakantindakan
pencegahan. Untuk daerah-daerah yang berisiko banjir, sebaiknya:
Mengerti akan ancaman banjir - termasuk banjir yang pernah terjadi dan mengetahui
letak daerah apakah cukup tinggi untuk terhindar dari banjir
Melakukan persiapan untuk mengungsi - dan melakukan latihan pengungsian.
Mengetahui jalur evakuasi, jalan yang tergenang air dan yang masih bisa dilewati. Setiap
orang harus mengetahui tempat evakuasi, kemana harus pergi apabila terjadi banjir
Mengembangkan program penyuluhan - untuk meningkatkan kesadaran akan ancaman
banjir dan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memperhitungkan ancaman banjir
dalam perkembangan masa depan
Memasang tanda ancaman pada jembatan yang rendah - agar tidak dilalui orang pada
saat banjir. Adakan perbaikan apabila diperlukan
Mengatur aliran air ke luar daerah - pada daerah permukiman yang berisiko banjir
Menjaga sistem pembuangan limbah dan air kotor - tetap bekerja pada saat terjadi banjir
Memasang tanda ketinggian air - pada saluran air, kanal, kali atau sungai yang dapat
dijadikan petunjuk pada ketinggian berapa akan terjadi banjir atau petunjuk kedalaman
genangan air
Tindakan di rumah-rumah
Simpan surat-surat penting di dalam tempat yang tinggi, kedap air dan aman
Naikkan panel-panel dan alat-alat listrik ke tempat yang lebih tinggi, sekurang-kurangnya
30 cm di atas garis ketinggian banjir maksimum
Pada saat banjir, tutup kran saluran air utama yang mengalir ke dalam rumah, dan matikan
listrik dari meterannya
Pindahkan barang-barang rumah tangga ke tempat yang lebih tinggi
Kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko banjir
Buat sumur resapan bila memungkinkan
Tanam lebih banyak pohon besar
Membentuk Kelompok Masyarakat Pengendali Banjir
Membangun atau menetapkan lokasi dan jalur evakuasi
bila terjadi banjir
Membangun sistem peringatan dini banjir
Menjaga kebersihan saluran air dan limbah
Memindahkan tempat hunian ke daerah bebas banjir atau
tinggikan bangunan rumah hingga batas ketinggian banjir jika memungkinkan
Mendukung upaya pembuatan kanal atau saluran dan bangunan pengendali banjir dan
lokasi evakuasi
Bekerjasama dengan masyarakat di luar daerah banjir untuk menjaga daerah resapan air
Tindakan saat terjadi banjir
Segera menyelamatkan diri ke tempat yang aman
Jika memungkinkan ajaklah anggota keluarga atau kerabat atau orang di sekitar Anda
untuk menyelamatkan diri
Selamatkan barang-barang berharga sehingga tidak rusak atau hilang terbawa banjir
Pantau kondisi ketinggian air setiap saat sehingga bisa menjadi dasar untuk tindakan
selanjutnya
Tindakan setelah terjadi banjir
Mencegah tersebarnya penyakit di daerah banjir
Air untuk minum dan memasak
Di saat dan sesudah terjadinya banjir, penting untuk memperhatikan kebersihan air yang
digunakan
masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
Gunakan air bersih untuk mencuci piring, mencuci, dsb. Jangan menggunakan air yang
telah tercemar
Rebus atau proses air sebelum digunakan. Merebus air bisa membunuh bakteri dan parasit.
Rebus dan biarkan air mendidih sekurang-kurangnya 7 menit. Hanya minum air yang sudah
direbus, bukan air mentah
Gosok gigi atau buat es dari air bersih yang sudah direbus
Air juga bisa diolah dengan klorin atau yodium atau dengan mencampur 4 tetes klorin
pemutih pakaian tanpa pewangi (5.25% sodium hypochlorite) dalam 2 liter air. Campur
dengan baik dan biarkan, kalau bisa di bawah sinar matahari, selama 30 menit. Cara ini
cukup baik untuk mengolah air tapi tidak bisa membunuh semua kuman atau parasit.
Jika menggunakan yodium, campurkan 11 tetes yodium (2%) ke dalam 2 liter air. Jika
menggunakan tablet pemurni air, ikuti instruksi penggunaannya. Jumlah klorin dan yodium
harus digandakan jika air sangat kotor dan keruh
Hal-hal penting tentang sanitasi dan kebersihan
Air banjir bisa mengandung kotoran dari limbah air kotor dan limbah
industri. Walaupun kontak dengan kulit tidak membahayakan, namun
mengkonsumsi makanan atau minuman yang tercemar air banjir bisa
berisiko bagi kesehatan masyarakat. Pada saat bencana, sangat penting
untuk menerapkan langkah-langkah dasar kebersihan ini. Selalu mencuci
tangan dengan menggunakan sabun dan air bersih:
Sebelum memasak atau makan
Setelah buang air
Setelah melakukan pembersihan
Setelah menangani apa saja yang telah tercemar air banjir
Jangan biarkan anak-anak bermain di air banjir. Seringlah mencuci tangan mereka,
terutama sebelum makan.
Pembersihan di rumah setelah banjir
Setelah menentukan suatu daerah aman dari banjir, semua permukaan harus dibersihkan dan
diberi
obat pembasmi kuman untuk mencegah tumbuhnya jamur dan lumut. Jika memungkinkan,
pakai
sepatu karet dan sarung tangan selama melakukan proses pembersihan ini.
Dinding, lantai dan permukaan lain harus dibersihkan dengan air sabun dan diberi obat
pembasmi kuman dengan campuran 1 cangkir cairan pemutih per 2 liter air
Perhatian khusus diberikan pada tempat-tempat bermain anak-anak dan tempat-tempat
makanan seperti dapur, meja makan, lemari makanan, kulkas, dll.
Untuk barang-barang yang sulit dibersihkan, seperti kasur, kursi-kursi dengan jok, dll,
keringkan di luar rumah di bawah panas matahari dan kemudian diberi obat pembasmi
kuman. Barang-barang yang tidak bisa dibersihkan sebaiknya dibuang saja
Perlu diingat bahwa bibit-bibit penyakit seperti bakteri dan jamur masih bisa tumbuh dan
berkembang
lama setelah tindakan pembersihan selesai. Oleh sebab itu, disarankan pada masyarakat yang
daerahnya telah dilanda banjir untuk mengadakan tindakan pembersihan berulang kali.
Beberapa tindakan untuk menjaga kebersihan
Buatlah pagar untuk mengelilingi tempat air bersih supaya binatang tidak masuk
Bakarlah sampah yang dapat dibakar. Sampah yang tidak dapat dibakar sebaiknya ditanam
dalam lubang khusus. Jarak lubang sampah paling tidak 20 meter dari permukiman dan
500 meter dari sumber air bersih
Buanglah barang-barang yang sudah kotor terkena air banjir
Jangan buang air besar maupun air kecil di dekat tempat air bersih ataupun rumah
permukiman
Selalu mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air bersih
Sebelum memasak atau makan
Setelah buang air
Setelah melakukan pembersihan
Setelah memegang apa saja yang telah tercemar air banjir
Informasi lebih lanjut tentang sanitasi dan kebersihan dapat dilihat pada lampiran tambahan.
Konflik sosial
Konflik adalah pertentangan fisik antara dua pihak atau lebih yang menyebabkan hilangnya
hak
kelompok masyarakat, timbulnya rasa takut, terancamnya keamanan dan ketentraman,
terganggunya
keselamatan atau martabat, hilangnya aset dan terganggunya keseimbangan kehidupan
masyarakat.
Konflik sosial adalah salah satu bagian dari dampak perbedaan kepentingan yang tidak
ditangani dengan
baik dalam kehidupan masyarakat. Apabila diikuti dengan tindakan kekerasan bisa
mengakibatkan
bencana bagi masyarakat. Dampak utama dari konflik sosial adalah trauma berkepanjangan
pada
masyarakat terutama anak-anak. Secara sederhana kekerasan bisa diartikan sebagai tindakan
yang
menyebabkan kerusakan fisik, mental, lingkungan atau melanggar hak azasi manusia.
Tahap konflik
Sebelum memasuki bagian dari pencegahan konflik, sebaiknya mengerti tentang beberapa
tahap
dalam konflik sosial, seperti di bawah ini:
1. Sebelum konflik - Periode dimana rasa ketidaksesuaian antara dua pihak atau lebih yang
memicu
munculnya konflik. Mungkin salah satu pihak telah mengetahui adanya persoalan tetapi
karena ingin
menghindari bentrokan akhirnya tidak diselesaikan. Atau kedua belah pihak memang sengaja
atau
tidak sengaja meredam perasaan masing-masing (konflik laten).
2. Konfrontasi - Pada tahap ini konflik mulai terbuka. Pihak-pihak yang mempunyai masalah
dan
pendukungnya mulai melakukan aksi saling menantang. Masing-masing pihak mungkin telah
mengumpulkan kekuatan dan mungkin telah mencari sekutu dengan harapan bisa
memenangkan
konfrontasi. Keadaan menjadi sangat tegang, masing-masing pihak siap untuk berkonfrontasi.
3. Krisis - Ini merupakan puncak konflik, ketika tindakan kekerasan antara kedua pihak
terjadi. Dalam
konflik yang berskala besar bisa seperti perang yang akhirnya memakan korban. Sangat sulit
untuk
mengadakan perundingan pada tahap ini. Komunikasi antara pihak-pihak yang berselisih
mungkin
terputus. Pernyataan-pernyataan yang keluar cenderung saling menuduh dan menentang.
4. Pasca Krisis - Setelah puncak konflik berlalu, situasi membaik dan ketegangan berkurang.
Pihak
yang terlibat konflik telah berdamai. Namun seringkali masalah utama belum selesai hingga
ada
kemungkinan krisis muncul kembali. Satu pihak mungkin menaklukan pihak lainnya, atau
melakukan
gencata senjata (jika perang). Turun tangannya pihak berwenang mungkin dapat menurunkan
tingkat ketegangan dan menghentikan pertikaian.
5. Pemulihan dan Pembangunan Kembali - Setelah perselisihan konflik diselesaikan dan
tidak ada
lagi potensi konflik yang muncul, maka saatnya untuk membangun kembali hubungan
diantara pihak
yang terlibat. Fokuskan pada upaya interaksi positif dan membangun kerjasama jangka
panjang.
Bentuk konflik sosial dengan kekerasan
Perkelahian antar perseorangan, kelompok dan masyarakat
Pembantaian oleh satu masyarakat pada masyarakat lainnya
Perusakan bangunan fisik secara sengaja
Penyebab
Ketidakseimbangan atau ketidakadilan dalam hal ekonomi, politik, sosial, hukum, budaya
dan agama
Perebutan kepentingan sumber daya alam
Kecemburuan perseorangan atau kelompok
Ketersinggungan perseorangan atau kelompok
Lemahnya penegakan hukum
Dampak
Korban jiwa, luka-luka • Bangunan rusak
Hancurnya sarana umum • Trauma sosial
Kesulitan ekonomi
Hancurnya kepercayaan dan kerjasama antar kelompok
Pemisahan masyarakat berdasarkan SARA (Suku-Agama-Ras-Antar golongan)
Satu pihak akan mungkin menaklukkan pihak lainnya atau mungkin melakukan gencatan
senjata
(jika perang tejadi). Satu pihak mungkin akan menyerah atas desakan pihak lain. Kedua belah
pihak
mungkin akan setuju untuk berunding, dengan atau tanpa bantuan perantara. Turun tangannya
pihak yang berwenang mungkin memaksa kedua pihak untuk menghentikan pertikaian.
Apapun
keadaannya, tingkat ketegangan mulai menurun dengan kemungkinan adanya penyelesaian.
Tindakan kesiapsiagaan
Memahami dan menghargai pendapat orang lain, memahami permasalahan dan mencari
jalan keluarnya
Membina komunikasi yang baik dan terbuka, membentuk forum antar agama, politik dan adat
Memperkuat rasa persatuan dan menegakkan hukum
Mengadakan kegiatan sosial bersama seperti pertandingan olahraga, pasar malam, dsb.
Tindakan saat terjadi konflik
Jangan mudah percaya pada isu atau gosip yang tidak jelas sumbernya
Mintalah keterangan yang pasti dari pihak yang berwenang
Hindari kerumunan orang yang tidak jelas maksud dan tujuannya
Kerumunan massal biasanya sangat mudah dihasut untuk membuat kerusuhan
Jangan membalas kekerasan dengan kekerasan, serahkan kepada pihak yang berwajib
untuk menyelesaikannya, minta bantuan pihak lain sebagai penengah dalam perundingan
Jika merasa terancam, segera minta bantuan pada pihak Kepolisian
Catatan: Pelaku atau korban dari kerusuhan kebanyakan adalah orang yang hanya ikut-
ikutan tanpa
mengetahui penyebab terjadinya. Mengapa harus menjadi korban sia-sia?
Tindakan setelah konflik terjadi
Melalui perundingan biasanya situasi bisa diredam dan
kemungkinan hubungan bisa menjadi normal kembali. Namun,
jika masalah yang menjadi penyebab tidak diselesaikan
dengan baik, konflik akan tetap ada. Catatan: Konflik
besar kemungkinan berasal dari masalah kecil yang tidak
terselesaikan. Selesaikan langsung masalah yang timbul
dengan berunding sebelum masalahnya menjadi lebih besar.
Langkah-langkah penyelesaian
Pada intinya penyelesaian konflik merupakan tanggungjawab
dan kerjasama antar seluruh pihak yang terkait yaitu
masyarakat, organisasi dan pemerintah. Untuk itu perlu
dilakukan beberapa langkah penyelesaian dengan menentukan
langkah yang akan diambil dan pihak yang melaksanakan.



Seranggan teroris
Seranggan teroris dikategorikan sebagai bencana karena peristiwa ini bisa menimbulkan
banyak
korban baik harta maupun jiwa. Tujuan seranggan teroris adalah untuk menyebarkan
ketakutan
pada masyarakat agar tuntutannya dipenuhi. Bentuknya bermacam-macam, namun yang
sering
dilakukan adalah seranggan bom. Jenis seranggan lainnya seperti seranggan gas beracun yang
terjadi di Jepang atau sabotase sarana penting seperti sarana air bersih, listrik dan lainnya.
Penyebab
Seranggan teroris dapat dilatarbelakangi berbagai alasan misalnya ketika orang atau
kelompok tertentu merasa tertekan dan dikucilkan. Namun cara penyampaian
pesannya
berupa seranggan berbentuk kekerasan, penculikan atau sabotase.
Sasaran seranggan teroris - Teroris menyerang lokasi-lokasi strategis
Kantor pemerintahan • Industri penting
Sarana utama transportasi • Sarana umum
Tempat keramaian
Dampak
Terkena serpihan ledakan bom, pecahan kaca • Kebakaran gedung, gas, listrik, dll.
Tertimpa reruntuhan bangunan • Keracunan
Trauma dan stres berkepanjangan • Panik
Tindakan kesiapsiagaan
Dalam melakukan tindakan kesiapsiagaan ini dibutuhkan kewaspadaan seluruh pihak baik
masyarakat, pemerintah maupun perorangan dalam:
Menjaga keamanan lingkungan (siskamling, penjagaan keamanan)
Melaporkan kepada aparat terdekat jika menemukan orang, kelompok orang atau sesuatu
yang mencurigakan
Memperketat penjagaan keamanan dengan melakukan pemeriksaan
terhadap orang-orang yang mencurigakan; memasang palang
pada jalan masuk untuk memeriksa kendaraan bermotor di
wilayah bangunan penting (kantor, hotel, dll.)
Memasang sistem pencegahan dan pemadam
kebakaran pada bangunan penting
Untuk pelayanan darurat dan keamanan
Memasang alat pendeteksi, kaca cermin untuk
memantau bagian bawah mobil, dan alat pelacak
bahan peledak
Membuat rencana transportasi korban ke rumah sakit
Mempersiapkan pemadam kebakaran
Membangun pusat penerangan dan komunikasi
Kekeringan
Kekeringan adalah ancaman musiman yang terjadi karena berkurangnya atau hilangnya
sumber air
untuk ke
dapat mempengaruhi atau merugikan masyarakat.
butuhan hidup, pertanian, ekonomi dan lingkungan yang terjadi dalam waktu tertentu dan
Penyebab
Kekeringan disebabkan oleh berbagai keadaan atau akibat yang pada garis besarnya
disebabkan
oleh gejala alami dan ulah manusia. Gejala alam yang menyebabkan kekeringan adalah
perubahan
iklim yang disebut fenomena ‘El Nino’ yang mengubah pola cuaca dan berdampak terhadap
berkurangnya air hujan.
Penyebab kekeringan yang disebabkan oleh ulah manusia
Penebangan hutan yang merusak daerah resapan
air hujan dan kemampuan tanah menahan air
Sumber air berkurang
Penggunaan tanah yang kurang teratur
Perubahan iklim, seperti efek rumah hijau
Penggunaan air yang berlebihan
Polusi sumber air
Gejala
Gejala kekeringan dikenali dengan jarangnya hujan, berkurangnya air di sungai, turunnya
permukaan air
di sungai, sumur, danau atau waduk. Di daerah pertanian, kekurangan air ditandai oleh
rusaknya tanaman.
Kekeringan umumnya dapat diramalkan kejadiannya oleh masyarakat setempat dan juga
Stasiun
Klimatologi Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG), namun biasanya sudah terlambat
untuk diantisipasi.
Dampak
Tergantung daerah masing-masing, yang sering terjadi bila kekeringan adalah
Sulitnya mendapatkan air bersih
Munculnya penyakit-penyakit, terutama penyakit kulit, penyakit tanaman dan ternak
Kekurangan pangan karena berkurangnya atau gagal panen yang selanjutnya dapat
mengakibatkan kelaparan
Kebakaran di daerah peternakan, pertanian dan hutan
Rusaknya lingkungan air tawar yang mengakibatkan berkurangnya ikan, burung dan
binatang lain di alam
Berkurangnya pendapatan penduduk yang penghasilannya terkait dengan air, seperti
petani, petambak
Erosi tanah oleh angin dan air
Konflik sosial akibat akses terhadap air yang berkurang
Tindakan Kesiapsiagaan
Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengurangi akibat kekeringan
Membuat sumur resapan sebanyak mungkin
Membuat bak penampungan air hujan
Menghemat penggunaan air
Penanaman kembali daerah resapan air, misalnya dengan tanaman pengikat air seperti
pisang, kelapa
Pelestarian hutan
Membuat organisasi masyarakat yang mengelola penggunaan air
Memanfaatkan air limbah dengan mengolah ulang
Membuat peta daerah kekeringan
Perencanaan penggunaan lahan dan air yang selaras alam
Pembuatan peraturan daerah yang mengatur mengenai penggunaan lahan, air, dan hutan
Menggunakan jenis tanaman yang memerlukan sedikit air dan tahan terhadap kekeringan
Menjalin hubungan dengan stasiun klimatologi setempat agar masyarakat dapat
mengantisipasi musim kering dan hujan
Tindakan Saat Terjadi Kekeringan
Bila terjadi kekeringan kegiatan yang dapat dilakukan
Bantuan air bersih yang diambil dari daerah lain
Pencarian sumber air bersih yang masih ada
Pencarian bantuan dari pemerintah dan LSM
Kerawanan pangan
Kerawanan Pangan terjadi apabila setiap orang tidak memiliki akses secara fisik atau secara
ekonomi
dan tidak memiliki kontrol terhadap pangan yang aman, bergizi dan diterima secara sosial
untuk
hidup sehat dan produktif sepanjang waktu.
Penyebab
Kerawanan pangan dapat disebabkan karena
Kemiskinan dan pengangguran yang mengakibatkan keterbatasan daya beli masyarakat
untuk membeli bahan makanan yang dibutuhkan
Kepemilikan tanah yang sangat terbatas untuk menghasilkan bahan makanan atau hasil
pertanian untuk diganti dengan bahan pangan
Kendala sumber daya alam atau keterbatasan lingkungan alam untuk menyediakan bahan
pangan yang cukup
Kebijakan ekonomi dan pertanian yang tidak berpihak pada masyarakat miskin
Perang dan konflik sosial
Hambatan perdagangan
Pembangunan pertanian yang tidak memadai
Pertumbuhan penduduk yang pesat
Ketidaksetaraan sosial dan gender
Bencana alam (banjir, gempa bumi, hama, kekeringan, dsb.)
Kerusakan lingkungan dan bencana yang disebabkan oleh manusi seperti polusi air, polusi
lahan pertanian dengan penggunaan bahan kimia
Kategori kerawanan pangan
Kronik - Terjadi apabila orang hidup dalam situasi dimana jarang atau tidak pernah tersedia
cukup suplai bahan pangan.
Berjangka waktu - Terjadi apabila orang tidak memiliki akses terhadap bahan pangan pada
beberapa periode tertentu di satu waktu.
Kerawanan pangan kategori ini terdiri dari 2 sub kategori
Sementara - Gangguan persediaan bahan pangan yang dapat terjadi kapan pun dan
disebabkan oleh berbagai faktor (antara lain: penghasilan yang tidak tetap). Biasanya
kategori ini terjadi dalam jangka pendek
Musiman - Gangguan persediaan bahan pangan secara sistematis yang terjadi pada periode
tertentu yang sama pada tiap tahun, seperti musim kering tahunan atau musim hama yang
muncul pada waktu yang sama setiap tahun
Dampak
1. Kelaparan - Kelaparan merupakan kekurangan pangan absolut yang mempengaruhi
sejumlah
besar penduduk dalam jangka waktu yang panjang. Kelaparan ini merupakan bencana
kerawanan
pangan. Kelaparan merupakan krisis sosial-ekonomi yang biasanya dibarengi dengan
penyebarluasan
kekurangan gizi, kekurangan pangan, penyebaran penyakit dan peningkatan angka kematian.
Hal
ini bisa disebabkan oleh situasi seperti kekeringan berkepanjangan selama bertahun-tahun
atau
konflik berkepanjangan seperti perang.
2. Kekurangan pangan - Kekurangan pangan bukan merupakan kelaparan, melainkan mirip
dengan
kekurangan gizi dan biasanya terkait dengan kemiskinan. Di banyak negara miskin, sering
terjadi
kekurangan pangan musiman, biasanya pada bulan-bulan sebelum panen tiba saat persediaan
makanan menipis. Orang menjadi lemah akibat tidak mendapatkan pangan
yang cukup selama berhari-hari. Ketika kekurangan pangan terjadi dalam
jangka panjang dan dialami oleh sejumlah besar penduduk sehingga
menyebabkan perpindahan penduduk besar-besaran serta kematian,
maka kekurangan pangan telah menjadi bencana kelaparan.
Tindakan kesiapsiagaan
Sistem peringatan dini untuk kerawanan pangan
Dalam rangka menyiapkan sistem peringatan dini yang tepat
ketika krisis pangan mengancam, masyarakat perlu mengawasi
ketersediaan bahan pangan dan akses mereka terhadap pangan
sehinga respon yang tepat dapat segera dilakukan.
Tindakan saat terjadi kerawanan pangan
Beberapa langkah yang dapat dipilih untuk mengatasi kerawanan pangan
Tipe intervensi Intervensi tersebut tepat dilakukan apabila/dalam situasi:
Distribusi bahan pangan
• Masyarakat terputus dari sumber pangan mereka
• Kekurangan gizi tingkat tinggi yang di luar kebiasaan
• Sebagai upaya menyelamatkan jiwa pada saat tanggap darurat dan pemulihan
Pemberian makanan
tambahan
• Tingkat angka kekurangan gizi sedang
• Kerawanan pangan dalam cakupan yang luas
• Sebagai strategi transisi yang jelas untuk mendukung penghidupan masyarakat
Pemberian bahan makanan
sebagai upah kerja
• Kehilangan pekerjaan dan kekurangan bahan pangan
• Infrastruktur mengalami kerusakan
• Kondisi darurat berskala kecil
Kupon makanan / cash
vouchers
• Bencana yang terjadi mendadak
• Kondisi darurat berskala kecil
• Terdapat bahan pangan yang diperdagangkan
• Kebutuhan untuk memfungsikan pasar
Hibah
• Pada tahap awal keadaan darurat atau pada tahap rehabilitasi
• Bahan pangan tersedia dan pasar berfungsi baik
• Tidak dalam situasi konflik
Lapangan kerja
• Kondisi darurat berskala kecil
• Bahan pangan tersedia
• Kerawanan pangan yang terjadi mengakibatkan kehilangan penghasilan harta
benda dan pekerjaan
• Untuk wilayah yang lebih parah dibandingkan hibah
• Pada tahap pemulihan
Skema peningkatan
pendapatan
• Daya jual terbatas
• Tahap pemulihan
• Bahan pangan dan bahan lain tersedia di pasar
Keuangan mikro
• Pada tahap pemulihan dari kondisi darurat
• Konteks relatif aman
• Akses terhadap pasar dan bank berfungsi baik
• Kondisi ekonomi stabil (tidak terjadi inflasi yang luar biasa)
• Angkatan kerja terampil tersedia
Dukungan pasar
• Kerawanan pangan yang terjadi mengakibatkan fragmentasi pasar
• Harga bahan pangan lokal tidak stabil
• Distribusi langsung tidak memungkinkan karena tidak aman
Penjualan bahan pangan
bersubsidi (e.g penjualan
beras murah)
• Apabila terjadi persoalan ketersediaan dan akses terhadap bahan pangan
Dukungan pertanian
• Kerawanan pangan yang terjadi disebabkan karena hilangnya produksi tanaman
• Tahap pemulihan
• Hanya akan berjalan baik bila dilakukan tepat waktu (e.g sesuai dengan musim
tanam)
Dukungan ternak
• Kondisi darurat dimana ternak terkena dampak
• Terjadi kematian ternak akibat kekurangan pakan dan atau air
• Penyakit ternak
• Larangan perpindahan ternak
Dukungan perikanan • Dapat diterapkan bila cukup air dan tenaga untuk mengerjakannya
Sumber: Jaspars et al, 2002 dalam Food Security Assessment Guidelines, Agustus 2003
Informasi lebih lanjut tentang gizi dapat dilihat pada lampiran tambahan.
pendahuluan
38
Kebakaran perkotaan
Kebakaran di perkotaan merupakan kejadian yang paling sering terjadi, terutama pada musim
kering. Di daerah-daerah rawan, kebakaran terjadi hampir setiap hari dengan beragam
penyebab.
Prinsip kebakaran
Ada 3 bahan dasar yang perlu ada agar terjadi kebakaran yaitu oksigen,
panas, dan bahan mudah terbakar. Dengan menghilangkan salah satu
dari ketiga bahan dasar tersebut, kita dengan mudah menghindari
kejadian kebakaran dan menanganinya bila terjadi.
Penyebab
Penyebab yang paling sering terjadi di perkotaan adalah rokok, obat nyamuk bakar atau dupa
yang lupa dimatikan atau dibuang sembarangan, kompor yang meledak, sambungan pendek
listrik (korsleting), kembang api yang mengenai atap yang mudah terbakar dan kebakaran
yang
disebabkan oleh bom molotov atau roket. Sering juga kebakaran perkotaan atau kebakaran
rumah
di pedesaan disebabkan oleh akibat ancaman lain, misalnya karena akibat gempa bumi, badai.
Tindakan kesiapsiagaan
Sebelum kebakaran terjadi, yang dapat kita lakukan adalah:
Memeriksa sambungan listrik, terutama pada rumah-rumah lama. Bila memungkinkan
kabel-kabel listrik yang sudah lama diganti. Sambungan-sambungan kabel dilapisi selotip
listrik
Memeriksa kompor. Pada kompor minyak, sumbu-sumbu diperiksa ketinggiannya dan
kebersihannya
Meletakkan bahan-bahan mudah terbakar berjauhan dengan kompor atau kabel-kabel listrik
Menyediakan karung pasir, tonggak pengait dan alat pemadam kebakaran
Mengenal cara kerja dan melatih diri menggunakan alat pemadam kebakaran
Memeriksa batas waktu pakai alat pemadam kebakaran (buatan pabrik)
Bila memungkinkan memasang alat pendeteksi kebakaran
Menyimpan barang-barang berharga (uang, perhiasan, ijazah, sertifikat rumah/tanah,
sertifikat usaha) di tempat yang tidak mudah terbakar
Di sekolah, guru-guru dapat melatih anak-anak sekolah mengenai kebakaran, pencegahan
dan bagaimana mengevakuasi diri bila terjadi kebakaran
Pada musim kemarau atau kering, saling mengingatkan agar tidak membakar sampah atau
membuang puntung rokok sembarangan
Bila menginap di penginapan, perhatikan jalur-jalur evakuasi dan petunjuk bila terjadi
kebakaran
Mematikan mesin bila mengisi bahan bakar pada stasiun penjualan bahan bakar
Menyiapkan rencana siaga bila terjadi kebakaran
Menempatkan nomor telepon Dinas Kebakaran Kota di tempat yang mudah dijangkau dan
dilihat bila terjadi kebakaran
BAHAN MUDAH
TERBAKAR
OKSIGEN PANAS
Tindakan saat terjadi kebakaran
Pada saat kebakaran terjadi, kita dapat melakukan:
Melapor kejadian kebakaran kepada pihak berwenang: Dinas Kebakaran Kota atau Polisi
Menjauhkan bahan-bahan mudah terbakar atau meledak lainnya dari jangkauan api, seperti
minyak tanah, gas, bensin, obat nyamuk cair, kertas, plastik, kain dan kayu
Memadamkan sumber kebakaran dengan menghilangkan elemen-elemen yang
menyebabkan timbulnya api, seperti mengurangi jumlah oksigen di daerah dekat kebakaran
dengan menutupi kompor sumber api dengan karung basah atau pasir
Mengevakuasi korban kebakaran
Segera melaksanakan pertolongan pertama pada korban kebakaran. Lihat penanganan luka
bakar
Tindakan setelah terjadi kebakaran
Setelah kebakaran terjadi, yang dapat kita lakukan adalah:
Mendata korban kebakaran
Mendata kerusakan akibat kebakaran
Mengenali penyebab kebakaran dan memperbaikinya
Mengevaluasi tindakan yang sudah dilakukan untuk perbaikan selanjutnya
Memperbaiki kerusakan yang ditimbulkan
Kebakaran hutan dan lahan
Apa itu kebakaran hutan dan lahan
Kebakaran hutan dan lahan adalah sebuah kejadian terbakarnya kawasan hutan/lahan baik
dalam
luasan yang besar maupun kecil. Kebakaran hutan dan lahan seringkali tidak terkendali dan
bila
ini terjadi maka api akan melahap apa saja dihadapannya mengikuti arah angin.
Kebalikannya,
penyebaran api kebakaran di lahan gambut justru tidak mengikuti arah angin. Titik api justru
berada
di kedalaman lebih dari 2 meter. Pada kawasan gambut, rembetan api akan meluas ke segala
arah
dan sulit diperkirakan penyebarannya.
Mengapa terjadi kebakaran hutan atau lahan
Kebakaran terjadi karena dua hal: karena ulah manusia baik disengaja maupun tidak dan
karena
terbakar dengan sendirinya. Kebakaran dengan sendirinya tidak terjadi disembarang tempat.
Kebakaran ini hanya terjadi pada daerah yang tanahnya mengandung batubara. Pada daerah
lain
mustahil terjadi kebakaran semacam ini. Hal ini disebabkan oleh jenis hutan alam Indonesia
yang
termasuk dalam kategori hutan tropis (tropical forest) atau hutan hujan basah (rain forest)
sehingga
lantai hutan selalu dalam keadaan basah atau lembab.
Untuk unsur kesengajaan, manusia sengaja melakukannya untuk membuka dan
membersihkan
lahan. Pembakaran hutan dalam waktu singkat juga diyakini dapat meningkatkan kesuburan
tanah.
Pada beberapa kelompok masyarakat yang masih memiliki kearifan tradisional, pembakaran
hutan
dilakukan sebulan sebelum musim penghujan. Hal ini diperlukan karena hutan/lahan yang
terbakar
dalam waktu yang lama justru kehilangan kesuburan tanah. Untuk unsur ketidaksengajaan
biasanya
terjadi pada musim kemarau panjang. Dalam musim kemarau, sebatang rokok yang dibuang
ke
semak yang kering akan mampu menimbulkan api apabila angin bertiup perlahan. Bekas api
unggun
yang tidak mati dengan sempurna juga mampu memicu terjadinya kebakaran hutan/lahan.
Dampak
Dampak bagi kesehatan manusia - Kebakaran hutan atau lahan menghasilkan bahan
kimia berbahaya
Karbon dioksida • Karbon monoksida
Sulfur • Dioksida
Methan • Nitrogen oxida
Berbagai bahan organik • Amonia
Partikel kecil yang dilepaskan dari elemen karbon
Semua bahan di atas tersebut sangat berbahaya apabila dihirup oleh manusia. Penyakit yang
bisa
ditimbulkan diantaranya infeksi saluran pernafasan akut, bronkitis, keracunan dan diare
hingga bisa
menyebabkan kematian.
Dampak sosial budaya dan ekonomi
Hilangnya sejumlah mata pencaharian masyarakat dan terganggunya aktivitas sehari-hari
Peningkatan jumlah hama
Terganggunya kesehatan: infeksi saluran napas, diare, dll.
Dampak terhadap ekologis dan kerusakan lingkungan
Hilangnya sejumlah spesies flora dan fauna
Terjadinya banjir di daerah yang hutan gambutnya terbakar
Polusi udara dan air
Pada jangka panjang dapat menurunkan kesuburan tanah
Secara fisik
Tanah menjadi rusak dan terbuka sehingga ketika hujan lapisan tanah teratas akan terbawa
ke sungai dan mengendap di sana (sedimentasi). Lama kelamaan sungai menjadi dangkal
sehingga ketika musim hujan yang panjang akan terjadi banjir
Mempercepat proses penggerusan lapisan hara yang dibutuhkan tanaman untuk tumbuh
subur.
pendahuluan
Secara kimia
Terjadinya peningkatan keasaman tanah.
Secara biologi
Membunuh organisme tanah yang bermanfaat bagi upaya peningkatan kesuburan tanah.
Kerugian dari kebakaran hutan atau lahan
Hilangnya tegakan kayu hutan di hutan
Hilangnya hasil hutan nonkayu, seperti karet, damar, rotan, dll.
Hilangnya tumbuhan maupun bibit yang bermanfaat bagi manusia, misalnya tanaman
obat, dll.
Hilangnya tempat berekreasi
Hilangnya fungsi penyediaan air bagi pertanian
Hilangnya flora dan fauna yang memperkaya pengetahuan manusia
Cepatnya perubahan iklim dan pemanasan global
Tindakan kesiapsiagaan
Jangan melakukan pembakaran untuk melakukan pembukaan lahan
Mintalah petunjuk kepada Dinas Kehutanan dan Perkebunan maupun Dinas Pertanian
setempat
tentang tata cara pembukaan lahan tanpa membakar
Informasikan dan minta masyarakat waspada pada efek negatif pembakaran hutan
Bila dinas setempat tidak memilikinya, lakukan cara berikut ini
Tebanglah pohon dan semak belukar pada lahan yang ingin Anda gunakan untuk berkebun
Potong-potong/cacah pohon/ranting/semak tersebut dan sebarkan ke sekeliling lahan Anda
Jangan gunakan bahan kimia untuk mematikan pohon/semak. Dalam jangka panjang,
penggunaan bahan kimia terus menerus akan membuat tanah kehilangan kemampuan untuk
beregenerasi (mengembalikan kesuburan), akibatnya kebutuhan Anda akan pupuk di masa
mendatang akan semakin meningkat
Biarkan sisa semak dan pepohonan yang telah Anda cacah tersebut mengering selama
lebih kurang sebulan. Bila memungkinkan siramkan air ke segala penjuru lahan Anda untuk
mempercepat proses pembusukan
Tanamlah bibit Anda di sela-sela batang pohon, potongan ranting atau semak tersebut. Hal
tersebut sangat berguna sebagai pupuk bagi tanaman Anda
Bangunlah sumur di lahan Anda sehingga Anda tidak akan kesulitan mencari air seandainya
terjadi kebakaran yang tidak terkendali di lahan ataupun di luar lahan Anda. Jangan lupa agar
kampung Anda menyediakan setidaknya dua buah mesin pompa air untuk menyedot dan
menyemprotkan air ditambah selang sepanjang minimal 50 meter, dua buah
Bila memungkinkan, galilah parit di sekeliling lahan Anda, di sekeliling rumah Anda dengan
dalam atau lebar minimal 30 x 30 cm. Periksalah menjelang musim kemarau agar tidak
terjadi
pendangkalan. Parit ini sangat berguna untuk mencegah api memasuki lahan atau daerah
rumah Anda
Ajak tetangga dan warga kampung Anda untuk membuat sistem peringatan sederhana apabila
terjadi kebakaran. Kentongan merupakan sarana yang paling murah untuk sebuah sistem
peringatan. Pukullah kentongan sebanyak mungkin apabila terjadi kebakaran hutan atau lahan
untuk memperingatkan tetangga-tetangga Anda
Tindakan saat terjadi kebakaran hutan dan lahan
Pukullah kentongan untuk memberitahu tetangga, warga kampung Anda dan pemerintah
daerah setempat
Buatlah tim kecil 4 - 5 orang dan masing-masing menggunakan mesin robin (mesin pompa
air
yang menggunakan bensin) dan selang yang tersedia untuk melakukan pemadaman. Bawalah
parang dan cangkul
Bila dirasa air tak akan mampu menghentikan kebakaran, lakukan cara ini:
Tebang pohon yang ada di daerah tersebut sebanyak-banyaknya dan tumpuk di mana api
akan datang. Ingat! api datang berdasarkan arah angin. Basahi telunjuk Anda dan acungkan
ke atas untuk merasakan dari mana arah angin datang
Mulailah menggali dengan jarak lebih kurang 10 meter dari tumpukan pohon. Gali dengan
kedalaman dan lebar 30 x 30 centimeter, lalu dengan mesin robin tuangkan air
sebanyakbanyaknya
ke dalam saluran tersebut
Pada lahan gambut, Anda hanya cukup membelah tanah gambut dengan parang yang
tajam sedalam mungkin pada dua sisi yang berbeda dengan jarak antar sisi 30 centimeter.
Bila persediaan air dalam gambut masih cukup banyak maka tanah hasil tebasan parang
Anda akan tenggelam dengan sendirinya dan membentuk parit
Bersiap-siaplah untuk mengambil langkah-langkah penyelamatan diri dan keluarga Anda
Yang dilakukan bila kebakaran hutan dan lahan mengurung Anda
Jangan panik
Basahi telunjuk Anda dan ancungkan untuk mengetahui
arah angin
Kumpulkan keluarga Anda, minta mereka untuk
memakai sepatu yang bukan terbuat dari karet
dan supaya memakai celana panjang dari bahan
katun yang cukup tebal
Ambil selimut atau seprai tebal atau kain sarung
dari katun atau bahan non-sintetis (misalnya
rayon, polyester dll.) berlapis-lapis dan tutuplah
sekujur tubuh Anda kecuali mata
Siramlah air sebanyak-banyaknya sehingga
selimut, seprai, sarung dan tubuh Anda menjadi
basah kuyup
Teroboslah api sambil berlari mengikuti arah angin
sampai ke tempat yang benar-benar aman. Jangan
lari melawan arah angin
Wabah penyakit
Wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah
penderitanya meningkat secara nyata, jauh melebihi keadaan biasanya. Wabah biasanya
dibawa
oleh vektor seperti cacing, lalat, nyamuk, kutu dan tikus, dimana menyebabkan terjadinya
wabah
penyakit dan kematian dalam banyak situasi bencana.
Penyebab
Penyakit infeksi seperti virus bakteri dan organisme lain seperti malaria dan cacing dapat
menular melalui air, udara, makanan, manusia atau bahkan binatang dan serangga
Wabah pada tanaman dapat disebabkan karena serangga
Dampak
Meningkatnya jumlah tanaman, hewan atau manusia yang menderita penyakit tertentu,
sesuai dengan penyebabnya, yang bila tidak ditangani dengan cepat dan tepat dapat
mengakibatkan kematian.
Contoh-contoh wabah
Wabah pada manusia: flu burung, SARS, demam berdarah, demam kuning, malaria,
tuberculosis, HIV/AIDS, ebola, sampar, pes, demam keong (schistosomiasis), cacar, campak,
diare, kolera dan penyakit kuku dan mulut
Wabah pada hewan: penyakit kuku dan mulut, rabies dan flu burung
Wabah pada tanaman: hama tikus, serangga, wereng, virus tanaman dan bakteri
Tindakan kesiapsiagaan
Peningkatan kesehatan umum dan penyehatan lingkungan (penggunaan jamban yang
sehat, pengelolaan sampah)
Penyuluhan dan kampanye penyadaran untuk masyarakat
Pengamatan yang terus menerus, deteksi dini dan pengobatan yang tepat serta cepat
Waspadalah pada penyakit yang ada di sekitar lingkungan anda
dan bisa berdampak pada masyarakat
Karantina penderita
Pengobatan penderita dan anggota keluarga
terdekatnya
Imunisasi bagi yang belum terkena
Pengendalian vektor (mahluk pembawa
penyebab wabah); misalnya dengan
menguras genangan air, menutup tempat
genangan, penggunaan kelambu yang
sudah diberi obat untuk menghindari
nyamuk (penyebab dari demam berdarah
dan malaria) dan pemusnahan sumber
virus (misalnya unggas pada flu burung)
Pemantauan penderita
Informasi lebih lanjut tentang sanitasi, kebersihan dan
pelayanan kesehatan dapat dilihat pada lampiran tambahan.

Anda mungkin juga menyukai