Anda di halaman 1dari 15

NAMA : ASHASTINAFILLA VP.

KELAS : III (USTMAN)

Waspadai Bencana Alam

Secara geologis letak wilayah Indonesia yang dilalui oleh dua


jalur pegunungan muda dunia yaitu Pegunungan Mediterania
di sebelah barat dan Pegunungan Sirkum Pasifik di sebelah
timur menyebabkan Indonesia banyak memiliki gunung api
yang aktif dan rawan terjadi bencana. Bencana alam yang
sering terjadi di wilayah Indonesia antara lain : banjir, kemarau
panjang, tsunami, gempa bumi, gunung berapi dan tanah
longsor.

Masih jelas dalam ingatan kita rentetan kejadian bencana


alam yang banyak menyebabkan terjadinya korban jiwa,
seperti tragedi tsunami di Aceh dan Nias, gempa bumi
dahsyat di tasikmalaya serta padang, tanah longsor di cianjur, bahkan banjir di berbagai daerah yang
kerap datang setiap musim hujan.

Banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat dalam mengantisipasi
terjadinya bencana alam. Mulai dari persiapan peralatan untuk mendeteksi terjadinya bencana seperti
misalnya pada bencana tsunami dan gunung meletus, pembuatan jenis bangunan yang tahan terhadap
bencana gempa, pengelolaan tata kota dan kesadaran warga masyarakat untuk menanggulangi bencana
banjir ataupun pemeliharaan daerah hulu sungai dan pegunungan serta hutan untuk mencegah terjadinya
tanah longsor.

Untuk masalah yang berkaitan dengan keadaan lingkungan, tentu hal ini juga membutuhkan peran serta
aktif dari masyarakat dalam menjaga dan melestarikan lingkungan yang dapat dimulai dari lingkungan
disekitar tempat tinggalnya.

Seringkali karena bencana alam datang secara tiba-tiba, kita menjadi panik dan tidak tahu apa yang
harus dilakukan, yang terpikirkan adalah untuk segera lari menyelamatkan diri. Masalah yang lain-lain
seperti rumah dan harta benda tidak akan terpikirkan sama sekali. Walaupun demikian tidak ada
salahnya untuk mempersiapkan diri terhadap kemungkinan terjadinya bencana, dengan cara
mengumpulkan dokumen-dokumen penting yang ada didalam rumah. Hal ini dimaksudkan apabila
bencana sudah selesai, maka para korban bencana pun masih harus tetap melanjutkan hidup dan
dokumen tersebut dapat digunakan untuk bekal melanjutkan hidup.

Sebaiknya satukan dokumen-dokumen penting yang ada didalam 1 tas yang mudah untuk dibawa keluar
saat akan menyelamatkan diri. Dokumen-dokumen tersebut dapat berupa :
● Ijasah pendidikan.
● Surat kepemilikan tanah, rumah, kendaraan dll.
● Akte lahir dan kartu keluarga.
● Polis Asuransi beserta nomor agen yang dapat dihubungi.
● Surat wasiat.
● Nomor telepon anggota keluarga.

Apabila terjadi kejadian bencana, maka rasa panik, bingung dan ketakutan akan segera menyerang. Tak
jarang jatuhnya korban jiwa lebih karena disebabkan ketakutan dan kepanikan yang terjadi bukan karena
akibat langsung dari terjadinya bencana. Berikut hal-hal yang dapat dijadikan pedoman untuk
menghadapi terjadinya bencana supaya dapat menghindari adanya korban jiwa.
1. Bencana Gempa Bumi
Jika gempa bumi menguncang secara tiba-tiba, berikut ini 10
petunjuk yang dapat dijadikan pegangan di manapun anda
berada.
○ Di dalam rumah
Getaran akan terasa beberapa saat. Selama jangka waktu itu,
anda harus mengupayakan keselamatan diri anda dan
keluarga anda. Masuklah kebawah meja untuk melindungi
tubuh anda dari jatuhan benda-benda. Jika anda tidak
memiliki meja, lindungi kepala anda dengan bantal.
Jika anda sedang menyalakan kompor, maka matikan segera
untuk mencegah terjadinya kebakaran.

○ Di sekolah
Berlindunglah di bawah kolong meja, lindungi kepala dengan tas atau buku, jangan
panik, jika gempa mereda keluarlah berurutan mulai dari jarak yang terjauh ke pintu,
carilah tempat lapang, jangan berdiri dekat gedung, tiang dan pohon.

○ Di luar rumah
Lindungi kepada anda dan hindari benda-benda berbahaya. Di daerah perkantoran atau
kawasan industri, bahaya bisa muncul dari jatuhnyakaca-kaca dan papan-papan
reklame. Lindungi kepala anda dengan menggunakan tangan, tas atau apapun yang
anda bawa.

○ Di gedung, mall, bioskop, dan lantai dasar mall


Jangan menyebabkan kepanikan atau korban dari kepanikan. Ikuti semua petunjuk dari
petugas atau satpam.

○ Di dalam lift
Jangan menggunakan lift saat terjadi gempa bumi atau kebakaran. Jika anda merasakan
getaran gempa bumi saat berada di dalam lift, maka tekanlah semua tombol. Ketika lift
berhenti, keluarlah, lihat keamanannya dan mengungsilah. Jika anda terjebak dalam lift,
hubungi manajer gedung dengan menggunakan interphone jika tersedia.

○ Di kereta api
Berpeganganlah dengan erat pada tiang sehingga anda tidak akan terjatuhseandainya
kereta dihentikan secara mendadak. Bersikap tenanglah mengikuti penjelasan dari
petugas kereta. Salah mengerti terhadap informasi petugas kereta atau stasiun akan
mengakibatkan kepanikan.
○ Di dalam mobil
Saat terjadi gempa bumi besar, anda akan merasa seakan-akan roda mobil anda gundul.
Anda akan kehilangan kontrol terhadap mobil dan susah mengendalikannya. Jauhi
persimpangan, pinggirkan mobil anda di kiri jalan dan berhentilah. Ikuti instruksi dari
radio mobil, jika harus mengungsi maka keluarlah dari mobil, biarkan mobil tak terkunci.

○ Di gunung/pantai
Ada kemungkinan longsor terjadi dari atas gunung, menjauhlah langsung ke tempat
aman. Di pesisir pantai, bahayanya datang dari tsunami. Jika anda merasakan getaran
dan tanda-tanda tsunami tampak, cepatlah mengungsi ke dataran yang tinggi.

2. Bencana Banjir Bandang


Banjir bandang adalah banjir yang datang secara tiba-tiba
yang disebabkan oleh karena tersumbatnya sungai maupun
karena pengundulan hutan disepanjang sungai sehingga
merusak rumah-rumah penduduk maupun menimbulkan
korban jiwa.

Yang Harus Dilakukan Saat Banjir


○ Matikan aliran listrik di dalam rumah atau
hubungi PLN untuk mematikan aliran listrik di wilayah yang
terkena bencana.
○ Mengungsi ke daerah aman sedini mungkin
saat genangan air masih memungkinkan untuk diseberangi.
○ Hindari berjalan di dekat saluran air untuk
menghindari terseret arus banjir. Segera mengamankan barang-barang berharga
ketempat yang lebih tinggi.
○ Jika air terus meninggi hubungi instansi yang terkait dengan penanggulangan bencana
seperti Kantor Kepala Desa, Lurah ataupun Camat.

Yang Harus Dilakukan Setelah Banjir


○ Secepatnya membersihkan rumah, dimana lantai pada umumnya tertutup lumpur dan
gunakan antiseptik untuk membunuh kuman penyakit.
○ Cari dan siapkan air bersih untuk menghindari terjangkitnya penyakit diare yang sering
berjangkit setelah kejadian banjir.
○ Waspada terhadap kemungkinan binatang berbisa seperti ular dan lipan atau binatang
penyebar penyakit seperti tikus, kecoa, lalat, dan nyamuk.
○ Usahakan selalu waspada apabila kemungkinan terjadi banjir susulan.

3. Bencana Tanah Longsor


Longsoran merupakan salah satu jenis gerakan massa tanah
atau batuan, ataupun percampuran keduanya, menuruni atau
keluar lereng akibat dari terganggunya kestabilan tanah atau
batuan penyusun lereng tersebut. Tanah longsor terjadi karena
ada gangguan kestabilan pada tanah/batuan penyusun lereng.

Strategi dan upaya penanggulangan bencana tanah lonsor :


○ Hindarkan daerah rawan bencana untuk
pembangunan pemukiman dan fasilitas utama lainnya.
○ Mengurangi tingkat keterjalan lereng.
○ Meningkatkan/memperbaiki dan memelihara drainase baik air permukaan maupun air
tanah. Fungsi drainase adalah untuk menjauhkan airn dari lereng, menghidari air
meresap ke dalam lereng atau menguras air ke dalam lereng ke luar lereng. Jadi
drainase harus dijaga agar jangan sampai tersumbat atau meresapkan air ke dalam
tanah.
○ Pembuatan bangunan penahan, jangkar (anchor) dan pilling.
○ Terasering dengan sistem drainase yang tepat (drainase pada teras - teras dijaga jangan
sampai menjadi jalan meresapkan air ke dalam tanah).
○ Penghijauan dengan tanaman yang sistem perakarannya dalam dan jarak tanam yang
tepat (khusus untuk lereng curam, dengan kemiringan lebih dari 40 derajat atau sekitar
80% sebaiknya tanaman tidak terlalu rapat serta diseling-selingi dengan tanaman yang
lebih pendek dan ringan , di bagian dasar ditanam rumput).
○ Mendirikan bangunan dengan fondasi yang kuat.
○ Melakukan pemadatan tanah disekitar perumahan.
○ Pengenalan daerah rawan longsor.
○ Pembuatan tanggul penahan untuk runtuhan batuan (rock fall).
○ Penutupan rekahan di atas lereng untuk mencegah air masuk secara cepat kedalam
tanah.
○ Pondasi tiang pancang sangat disarankan untuk menghindari bahaya liquefaction.
○ Utilitas yang ada didalam tanah harus bersifat fleksibel.
○ Dalam beberapa kasus relokasi sangat disarankan.

4. Bencana Tsunami
Tsunami dapat diartikan sebagai gelombang laut dengan
periode panjang yang ditimbulkan oleh gangguan impulsif dari
dasar laut. Gangguan impulsif tersebut bisa berupa gempa
bumi tektonik, erupsi vulkanik atau longsoran. Kecepatan
tsunami yang naik ke daratan(run-up) berkurang menjadi
sekitar 25-100 Km/jam dan ketinggian air tsunami yang
pernah tercatat terjadi di Indonesia adalah 36 meter
yangterjadi pada saat letusan gunung api Krakatau tahun
1883.

Di Indonesia pada umumnya tsunami terjadi dalam waktu kurang dari 40 menit setelah terjadinya
gempa bumi besar di bawah laut. Adanya tsunami tidak bisa diramalkan dengan tepat kapan
terjadinya, akan tetapi kita bisa menerima peringatan akan terjadinya tsunami sehingga kita
masih ada waktu untuk menyelamatkan diri.

Penyelamatan diri saat terjadi tsunami


Jika berada di sekitar pantai, terasa ada guncangan gempa bumi, air laut dekat pantai surut
secara tiba-tiba sehingga dasar laut terlihat, segeralah lari menuju ke tempat yang tinggi
(perbukitan atau bangunan tinggi) sambil memberitahukan teman-teman yang lain.

Jika sedang berada di dalam perahu atau kapal di tengah laut serta mendengar berita dari pantai
telah terjadi tsunami, jangan mendekat kepantai. Arahkan perahu ke laut. Jika gelombang
pertama telah datang dan surut kembali, jangan segera turun ke daerah yang rendah. Biasanya
gelombang berikutnya akan menerjang. Jika gelombang telah benar-benar mereda, lakukan
pertolongan pertama pada korban.

5. Bencana Gunung Berapi


Letusan gunung api adalah merupakan bagian dari aktivitas
vulkanik yang dikenal dengan istilah "erupsi". Hampir semua
kegiatan gunung api berkaitan dengan zona kegempaan aktif, sebab berhubungan dengan batas
lempeng. Pada batas lempeng inilah terjadi perubahan tekanan dan suhu yang sangat tinggi
sehingga mampu melelehkan material sekitarnya yang merupakan cairan pijar (magma). Magma
akan mengintrusi batuan atau tanah di sekitarnya melalui rekahan- rekahan mendekati
permukaan bumi.

Jika Terjadi Letusan Gunung Berapi


○ Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah dan daerah aliran lahar.
○ Ditempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan dan awan panas. Persiapkan diri untuk
kemungkinan bencana susulan.
○ Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh seperti: baju lengan panjang, celana
panjang, topi dan lainnya.
○ Jangan memakai lensa kontak.
○ Pakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung.
○ Saat turunnya awan panas usahakan untuk menutup wajah dengan kedua belah tangan.

Setelah Terjadi Letusan Gunung Berapi


○ Jauhi wilayah yang terkena hujan abu.
○ Bersihkan atap dari timbunan abu. Karena beratnya, bisa merusak atau meruntuhkan
atap bangunan.
○ Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu sebab bisa merusak mesin.

Gempa bumi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari

Pusat-pusat gempa di seluruh dunia pada tahun 1963-1998.


Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi. Gempa bumi
biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Kata gempa bumi juga digunakan
untuk menunjukkan daerah asal terjadinya kejadian gempa bumi tersebut. Bumi kita walaupun
padat, selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila tekanan yang terjadi karena pergerakan
itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan.

Tipe gempa bumi


1. Gempa bumi vulkanik ( Gunung Api ) ; Gempa bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas
magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus. Apabila keaktifannya semakin
tinggi maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan
terjadinya gempabumi. Gempa bumi tersebut hanya terasa di sekitar gunung api tersebut.
2. Gempa bumi tektonik ; Gempa bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu
pergeseran lempeng lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari
yang sangat kecil hingga yang sangat besar. Gempabumi ini banyak menimbulkan
kerusakan atau bencana alam di bumi, getaran gempa bumi yang kuat mampu menjalar
keseluruh bagian bumi. Gempa bumi tektonik disebabkan oleh perlepasan [tenaga] yang
terjadi karena pergeseran lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik
dan dilepaskan dengan tiba-tiba. Tenaga yang dihasilkan oleh tekanan antara batuan
dikenal sebagai kecacatan tektonik. Teori dari tectonic plate (lempeng tektonik)
menjelaskan bahwa bumi terdiri dari beberapa lapisan batuan, sebagian besar area dari
lapisan kerak itu akan hanyut dan mengapung di lapisan seperti salju. Lapisan tersebut
begerak perlahan sehingga berpecah-pecah dan bertabrakan satu sama lainnya. Hal inilah
yang menyebabkan terjadinya gempa tektonik.
Peta penyebarannya mengikuti pola dan aturan yang khusus dan menyempit, yakni mengikuti
pola-pola pertemuan lempeng-lempeng tektonik yang menyusun kerak bumi. Dalam ilmu
kebumian (geologi), kerangka teoretis tektonik lempeng merupakan postulat untuk menjelaskan
fenomena gempa bumi tektonik yang melanda hampir seluruh kawasan, yang berdekatan dengan
batas pertemuan lempeng tektonik. Contoh gempa vulkanik ialah seperti yang terjadi di
Yogyakarta, Indonesia pada Sabtu, 27 Mei 2006 dini hari, pukul 05.54 WIB,
1. Gempa bumi tumbukan ; Gempa bumi ini diakibatkan oleh tumbukan meteor atau
asteroid yang jatuh ke bumi, jenis gempa bumi ini jarang terjadi
2. Gempa bumi runtuhan ; Gempa bumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur ataupun pada
daerah pertambangan, gempabumi ini jarang terjadi dan bersifat lokal.
3. Gempa bumi buatan ; Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang disebabkan oleh
aktivitas dari manusia, seperti peledakan dinamit, nuklir atau palu yang dipukulkan ke
permukaan bumi.

Penyebab terjadinya gempa bumi


Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang
dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan
akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran
lempengan. Pada saat itulah gempa bumi akan terjadi.
Gempa bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan lempengan tersebut. Gempa bumi yang
paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan translasional. Gempa
bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan litosfer yang terjepit kedalam
mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km.
Beberapa gempa bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam gunung berapi.
Gempa bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi. Beberapa
gempa bumi (jarang namun) juga terjadi karena menumpuknya massa air yang sangat besar di
balik dam, seperti Dam Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang juga) juga dapat terjadi
karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam bumi (contoh. pada beberapa pembangkit
listrik tenaga panas bumi dan di Rocky Mountain Arsenal. Terakhir, gempa juga dapat terjadi
dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan memonitor tes rahasia
senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa bumi yang disebabkan oleh manusia seperti ini
dinamakan juga seismisitas terinduksi

Sejarah gempa bumi besar pada abad ke-20 dan 21


● 11 Maret 2011, Gempa bumi di Jepang, 373 km dari kota Tokyo berskala 9,0 Skala
Richter yang sebelumnya di revisi dari 8,8 Skala Richter, gempa ini juga menimbulkan
gelombang tsunami di sepanjang pesisir timur Jepang
● 26 Oktober 2010, Gempa bumi di Mentawai berskala 7.2 Skala Richter, korban tewas
ditemukan hingga 9 November ini mencapai 156 orang. Gempa ini kemudian juga
menimbulkan tsunami.
● 16 Juni 2010, Gempa bumi 7,1 Skala Richter menggguncang Biak, Papua.
● 7 April 2010, Gempa bumi dengan kekuatan 7.2 Skala Richter di Sumatera bagian Utara
lainnya berpusat 60km dari Sinabang, Aceh. Tidak menimbulkan tsunami, menimbulkan
kerusakan fisik di beberapa daerah, belum ada informasi korban jiwa.
● 27 Februari 2010, Gempa bumi di Chili dengan 8.8 Skala Richter, 432 orang tewas (data
30 Maret 2010). Mengakibatkan tsunami menyeberangi Samudera Pasifik yang
menjangkau hingga Selandia Baru, Australia, kepulauan Hawaii, negara-negara
kepulauan di Pasifik dan Jepang dengan dampak ringan dan menengah.
● 12 Januari 2010, Gempa bumi Haiti dengan episenter dekat kota Léogâne 7,0 Skala
Richter berdampak pada 3 juta penduduk, perkiraan korban meninggal 230.000 orang,
luka-luka 300.000 orang dan 1.000.000 kehilangan tempat tinggal.
● 30 September 2009, Gempa bumi Sumatera Barat merupakan gempa tektonik yang
berasal dari pergeseran patahan Semangko, gempa ini berkekuatan 7,6 Skala Richter
(BMG Indonesia) atau 7,9 Skala Richter (BMG Amerika) mengguncang
Padang-Pariaman, Indonesia. Menyebabkan sedikitnya 1.100 orang tewas dan ribuan
terperangkap dalam reruntuhan bangunan.
● 2 September 2009, Gempa Tektonik 7,3 Skala Richter mengguncang Tasikmalaya,
Indonesia. Gempa ini terasa hingga Jakarta dan Bali, berpotensi tsunami. Korban jiwa
masih belum diketahui jumlah pastinya karena terjadi Tanah longsor sehingga
pengevakuasian warga terhambat.
Kerusakan akibat gempa bumi di San Francisco pada tahun 1906

Sebagian jalan layang yang runtuh akibat gempa bumi Loma Prieta pada tahun 1989
● 3 Januari 2009 - Gempa bumi berkekuatan 7,6 Skala Richter di Papua.
● 12 Mei 2008 - Gempa bumi berkekuatan 7,8 Skala Richter di Provinsi Sichuan, China.
Menyebabkan sedikitnya 80.000 orang tewas dan jutaan warga kehilangan tempat
tinggal.
● 12 September 2007 - Gempa Bengkulu dengan kekuatan gempa 7,9 Skala Richter
● 9 Agustus 2007 - Gempa bumi 7,5 Skala Richter
● 6 Maret 2007 - Gempa bumi tektonik mengguncang provinsi Sumatera Barat, Indonesia.
Laporan terakhir menyatakan 79 orang tewas [1].
● 27 Mei 2006 - Gempa bumi tektonik kuat yang mengguncang Daerah Istimewa
Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 27 Mei 2006 kurang lebih pukul 05.55 WIB selama 57
detik. Gempa bumi tersebut berkekuatan 5,9 pada skala Richter. United States Geological
Survey melaporkan 6,2 pada skala Richter; lebih dari 6.000 orang tewas, dan lebih dari
300.000 keluarga kehilangan tempat tinggal.
● 8 Oktober 2005 - Gempa bumi besar berkekuatan 7,6 skala Richter di Asia Selatan,
berpusat di Kashmir, Pakistan; lebih dari 1.500 orang tewas.
● 26 Desember 2004 - Gempa bumi dahsyat berkekuatan 9,0 skala Richter mengguncang
Aceh dan Sumatera Utara sekaligus menimbulkan gelombang tsunami di samudera
Hindia. Bencana alam ini telah merenggut lebih dari 220.000 jiwa.
● 26 Januari 2004 - Gempa bumi dahsyat berkekuatan 7,7 skala Richter mengguncang
India dan merenggut lebih dari 3.420 jiwa.
● 26 Desember 2003 - Gempa bumi kuat di Bam, barat daya Iran berukuran 6.5 pada skala
Richter dan menyebabkan lebih dari 41.000 orang tewas.
● 21 Mei 2002 - Di utara Afganistan, berukuran 5,8 pada skala Richter dan menyebabkan
lebih dari 1.000 orang tewas.
● 26 Januari 2001 - India, berukuran 7,9 pada skala Richter dan menewaskan 2.500 ada
juga yang mengatakan jumlah korban mencapai 13.000 orang.
● 21 September 1999 - Taiwan, berukuran 7,6 pada skala Richter, menyebabkan 2.400
korban tewas.
● 17 Agustus 1999 - barat Turki, berukuran 7,4 pada skala Richter dan merenggut 17.000
nyawa.
● 25 Januari 1999 - Barat Colombia, pada magnitudo 6 dan merenggut 1.171 nyawa.
● 30 Mei 1998 - Di utara Afganistan dan Tajikistan dengan ukuran 6,9 pada skala Richter
menyebabkan sekitar 5.000 orang tewas.
● 17 Januari 1995 - Di Kobe, Jepang dengan ukuran 7,2 skala Richter dan merenggut 6.000
nyawa.
● 30 September 1993 - Di Latur, India dengan ukuran 6,0 pada skala Richter dan
menewaskan 1.000 orang.
● 12 Desember 1992 - Di Flores, Indonesia berukuran 7,9 pada skala richter dan
menewaskan 2.500 orang.
● 21 Juni 1990 - Di barat laut Iran, berukuran 7,3 pada skala Richter, merengut 50.000
nyawa.
● 7 Desember 1988 - Barat laut Armenia, berukuran 6,9 pada skala Richter dan
menyebabkan 25.000 kematian.
● 19 September 1985 - Di Mexico Tengah dan berukuran 8,1 pada Skala Richter, meragut
lebih dari 9.500 nyawa.
● 16 September 1978 - Di timur laut Iran, berukuran 7,7 pada skala Richter dan
menyebabkan 25.000 kematian.
● 4 Maret 1977 - Vrancea, timur Rumania, dengan besar 7,4 SR, menelan sekitar 1.570
korban jiwa, diantaranya seorang aktor Rumania Toma Caragiu, juga menghancurkan
sebagian besar dari ibu kota Rumania, Bukares (Bucureşti).
● 28 Juli 1976 - Tangshan, Cina, berukuran 7,8 pada skala Richter dan menyebabkan
240.000 orang terbunuh.
● 4 Februari 1976 - Di Guatemala, berukuran 7,5 pada skala Richter dan menyebabkan
22.778 terbunuh.
● 29 Februari 1960 - Di barat daya pesisir pantai Atlantik di Maghribi pada ukuran 5,7
skala Richter, menyebabkan kira-kira 12.000 kematian dan memusnahkan seluruh kota
Agadir.
● 26 Desember 1939 - Wilayah Erzincan, Turki pada ukuran 7,9, dan menyebabkan 33.000
orang tewas.
● 24 Januari 1939 - Di Chillan, Chili dengan ukuran 8,3 pada skala Richter, 28.000
kematian.
● 31 Mei 1935 - Di Quetta, India pada ukuran 7,5 skala Richter dan menewaskan 50.000
orang.
● 1 September 1923 - Di Yokohama, Jepang pada ukuran 8,3 skala Richter dan merenggut
sedikitnya 140.000 nyawa.

Gunung meletus
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Letusan gunung berapi St. Helens (AS), 22 Juli 1980


Gunung meletus merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi
yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi.
Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat tinggi,
yakni diperkirakan lebih dari 1.000 °C. Cairan magma yang keluar dari dalam bumi disebut lava.
Suhu lava yang dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200 °C. Letusan gunung berapi yang membawa
batu dan abu dapat menyembur sampai sejauh radius 18 km atau lebih, sedangkan lavanya bisa
membanjiri sampai sejauh radius 90 km.
Tidak semua gunung berapi sering meletus. Gunung berapi yang sering meletus disebut gunung
berapi aktif.
Berbagai Tipe Gunung Berapi
1. Gunung berapi kerucut atau gunung berapi strato (strato vulcano)
2. Gunung berapi perisai (shield volcano)
3. Gunung berapi maar

Ciri-ciri gunung berapi akan meletus


Gunung berapi yang akan meletus dapat diketahui melalui beberapa tanda, antara lain
● Suhu di sekitar gunung naik.
● Mata air menjadi kering
● Sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang disertai getaran (gempa)
● Tumbuhan di sekitar gunung layu
● Binatang di sekitar gunung bermigrasi

Hasil letusan gunung berapi


Berikut adalah hasil dari letusan gunung berapi, antara lain :
Gas vulkanik
Gas yang dikeluarkan gunung berapi pada saat meletus. Gas tersebut antara lain Karbon
monoksida (CO), Karbon dioksida (CO2), Hidrogen Sulfida (H2S), Sulfur dioksida
(S02), dan Nitrogen (NO2) yang dapat membahayakan manusia.
Lava dan aliran pasir serta batu panas
Lava adalah cairan magma dengan suhu tinggi yang mengalir dari dalam Bumi ke
permukaan melalui kawah. Lava encer akan mengalir mengikuti aliran sungai sedangkan
lava kental akan membeku dekat dengan sumbernya. Lava yang membeku akan
membentuk bermacam-macam batuan.
Lahar
Lahar adalah lava yang telah bercampur dengan batuan, air, dan material lainnya. Lahar
sangat berbahaya bagi penduduk di lereng gunung berapi.
Hujan Abu
Yakni material yang sangat halus yang disemburkan ke udara saat terjadi letusan. Karena
sangat halus, abu letusan dapat terbawa angin dan dirasakan sampai ratusan kilometer
jauhnya. Abu letusan ini bisa menganggu pernapasan.
Awan panas
Yakni hasil letusan yang mengalir bergulung seperti awan. Di dalam gulungan ini
terdapat batuan pijar yang panas dan material vulkanik padat dengan suhu lebih besar
dari 600 °C. Awan panas dapat mengakibatkan luka bakar pada tubuh yang terbuka
seperti kepala, lengan, leher atau kaki dan juga dapat menyebabkan sesak napas.

Tornado
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Sebuah pusaran tornado di pusat Oklahoma. Tornado tersebut membentuk pusaran yang
menyentuh tanah dari dasar awan. Bagian dasar tornado dikelilingi oleh awan puing transparan
yang terlempar akibat angin permukaan tornado yang kencang
Tornado adalah kolom udara yang berputar kencang yang membentuk hubungan antara awan
cumulonimbus atau dalam kejadian langka dari dasar awan cumulus dengan permukaan tanah.
Tornado muncul dalam banyak ukuran namun umumnya berbentuk corong kondensasi yang
terlihat jelas yang ujungnya yang menyentuh bumi menyempit dan sering dikelilingi oleh awan
yang membawa puing-puing.
Umumnya tornado memiliki kecepatan angin 177 km/jam atau lebih dengan rata-rata jangkauan
75 m dan menempuh beberapa kilometer sebelum menghilang. Beberapa tornado yang mencapai
kecepatan angin lebih dari 300-480 km/jam memiliki lebar lebih dari satu mil (1.6 km) dan dapat
bertahan di permukaan dengan lebih dari 100 km.[1][2][3]
Meskipun tornado telah diamati di tiap benua kecuali Antartika, tornado lebih sering terjadi di
Amerika Serikat.[4] Tornado juga umumnya terjadi di Kanada bagian selatan, selatan-tengah dan
timur Asia, timur-tengah Amerika Latin, Afrika Selatan, barat laut dan tengah Eropa, Italia, barat
dan selatan Australia, dan Selandia Baru.[5]
Definisi

Tornado dekat Seymour, Texas.


Tornado
Tornado didefinisikan oleh Glosari Meteorologi sebagai "kolom udara yang berputar
kencang yang menyatu dengan permukaan tanah dan muncul dari awan cumuliform atau
bagian bawah awan cumuliform dan sering (namun tidak selalu) tampak sebagai suatu
awan corong..."[6]
Corong Kondensasi
Tornado tidak harus tampak; namun, intensitas tekanan rendah yang disebabkan oleh
kecepatan angin yang tinggi (lihat Prinsip Bernoulli) dan berputar cepat (berkaitan
dengan keseimbangan siklostrofik) sering menyebabkan uap air di udara berkondensasi
yang menyebabkan tampak corong kondensasi.[4] Tornado merupakan pusaran angin
bukan awan kondensasi.
awan corong merupakan perwujutan dari corong kondensasi yang tanpa disertai angin
kencang di permukaannya. Tidak semua awan corong menjadi sebuah tornado. Namun,
banyak tornado yang didahului oleh awan corong seperti pusaran mesosiklon yang
mendarat di permukaan tanah. Tornado pada umumnya menghasilkan angin kencang di
permukaannya ketika corong yang tampak itu bertahan di atas permukaan tanah. Hal ini
menyebabkan sulitnya menemukan perbedaan antara awan corong dan tornado dari suatu
jarak tertentu.[3]
Keluarga Tornado
Kadang, sebuah badai tunggal menghasilkan berbagai tornado dan mesosiklon. Proses ini
dikenal sebagai siklus tornadogenesis. Tornado yang terbentuk dari badai yang sama
dikenal sebagai keluarga tornado. Kadang-kadang sejumlah tornado dari mesosiklon
yang berbeda terjadi secara bersamaan.[7]
Serangan Tornado
Kadang, beberapa tornado terbentuk dari sistem bada berskala luas yang sama. Jika
terdapat aktivitas tornado yang merusak, hal ini dianggap menjadi suatu serangan
tornado, meskipun ada bermacam-macam definisi. Periode beberapa hari berturut-turut
dengan serangan tornado di lokasi yang sama (terbentuk oleh beberapa sistem cuaca)
merupakan rentetan serangan tornado, yang kadang disebut serangan tornado luas.[6][8][9]

Etimologi
Kata "tornado" merupakan perubahan dari kata dalam Bahasa Spanyol tronada, yang berarti
"badai petir". Kemudian, kata tornado juga diambil dari Bahasa Latin tonare, yang berarti
"gemuruh". Kata ini sangat mungkin merupakan kombinasi dari bahasa Spanyol tronada dan
tornar ("berputar"); namun, kata ini mungkin juga merupakan suatu etimologi rakyat.[10][11]
Tornado juga secara umum dikenal sebagai twisters.[12]

Jenis

Sebuah tornado multivortex di bagian luar Dallas, Texas pada 2 April 1957.

Tornado sejati
Tornado multi-pusaran
Tornado multi-pusaran adalah suatu jenis tornado dimana dua atau lebih kolom udara
yang menggumpal berputar mengelilingi pusat. Struktur multi-pusaran dapat terjadi di
hampir setiap sirkulasi, namum sangat sering teramati dalam tornado dahsyat.
Satelit tornado
Satelit tornado adalah suatu istilah untuk tornado lemah yang terbentuk dekat tornado
besar kuat yang terjadi dalam mesosiklon yang sama. Satelit tornado muncul dari "orbit"
tornado besar (sebagai namanya), yang memperlihatkan wujud pusaran yang
multi-pusaran. Namun, satelit tornado merupakan corong yang berbeda, dan lebih kecil
dibandingkan corong utama.[3]
Angin Puting Beliung di dekat Florida Keys.
Puting Beliung
Puting Beliung secara resmi digambarkan secara singkat oleh National Weather Service
Amerika Serikat seperti tornado yang melintasi perairan. Namun, para peneliti umumnya
mencirikan puting beliung "cuaca sedang" berasal dari puting beliung tornado.
● Puting beliung cuaca sedang sedikit perusak namun sangat jauh dari umumnya
dan memiliki dinamik yang sama dengan setan debu dan landspout.[13] Mereka
terbentuk saat barisan awan cumulus congestus menjulang di perairan tropis dan
semitropis.[13] Angin ini memiliki angin yang secara relatif lemah, dinding
berlapis lancar, dan umumnya melaju sangat pelan.[13] Angin ini sangat sering
terjadi di Florida Keys.[14]
● Puting Beliung Tornado merupakan secara harafiah sebutan untuk "tornado yang
melintasi perairan". Angin ini dapat terbentuk melintasi perairan seperti tornado
mesosiklon, atau menjadi tornado darat yang melintas keluar perairan. Sejak
angin ini terbentuk dari badai petir perusak dan dapat menjadi jauh lebih dahsyat,
kencang, dan bertahan lebih lama daripada puting beliung cuaca sedang, angin ini
dianggap jauh lebih membahayakan.

Anda mungkin juga menyukai