Anda di halaman 1dari 6

BENCANA ALAM YANG PERNAH TERJADI DI

DUNIA

DINDA MARYNA 1604104010037


CUT IRINA SHAFIRA 1604104010101
DINDA MARETHA 1604104010102
ULFA ADILLA 1604104010103
TAMIRA TSARY 1604104010104
WINDA FEBRIANDI 1604104010108

UNIVERSITAS SYIAH KUALA


2016
Gempa Bumi Nepal April 2015

Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat
pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa
Bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak Bumi (lempeng Bumi). Frekuensi suatu wilayah,
mengacu pada jenis dan ukuran gempa Bumi yang di alami selama periode waktu. Gempa Bumi
diukur dengan menggunakan alat Seismometer. Moment magnitudo adalah skala yang paling
umum di mana gempa Bumi terjadi untuk seluruh dunia. Skala Rickter adalah skala yang di
laporkan oleh observatorium seismologi nasional yang di ukur pada skala besarnya lokal 5
magnitude. kedua skala yang sama selama rentang angka mereka valid. gempa 3 magnitude
atau lebih sebagian besar hampir tidak terlihat dan besarnya 7 lebih berpotensi menyebabkan
kerusakan serius di daerah yang luas, tergantung pada kedalaman gempa.

Kebanyakan gempa Bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh
tekanan yang disebabkan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian
membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan di mana tekanan tersebut tidak dapat ditahan
lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa Bumi akan terjadi.

Gempa Bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan-lempengan tersebut. Gempa


Bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan
translasional. Gempa Bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan
litosfer yang terjepit kedalam mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km.

Beberapa gempa Bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam
gunung berapi. Gempa Bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung
berapi. Beberapa gempa Bumi (jarang namun) juga terjadi karena menumpuknya massa air
yang sangat besar.

Gempa bumi Nepal 2015 (juga disebut Gempa bumi Himalaya) adalah sebuah gempa
bumi berkekuatan 7,8 (Mw) yang terjadi pada pukul 11:56 NST (6:11:26 UTC) pada Sabtu 25
April 2015, dengan episenter sekitar 29 km (18 mi) dari timur-tenggara Lamjung, Nepal, dan
pusat gempa di kedalaman sekitar 15 km (9.3 mi).[1] Peristiwa tersebut merupakan gempa
bumi paling kuat yang mengguncang Nepal sejak gempa bumi Nepal–Bihar 1934. Setidaknya
8,947 orang diketahui tewas akibat dari gempa bumi tersebut yang dikabarkan mengguncang
Nepal dan beberapa wilayah India Utara, Tiongkok, dan Bangladesh. Bangunan-bangunan yang
berusia berabad-abad hancur di Situs Warisan Dunia UNESCO di Lembah Kathmandu, termasuk
beberapa bangunan di Alun-Alun Kathmandu Durbar dan menara Dharahara di Kathmandu .
Gempa bumi Nepal tersebut terjadi akibat sesar Naik di pergunungan Himalaya. Proses
pembentukan gunung Himalaya sendiri akibat pertemuan lempeng benua India dgn lempeng
benua Eurasia.

Terdapat setidaknya lebih dari 8,947 korban tewas dan lebih dari 23,000 korban luka-
luka. Setidaknya 8,786 orang tewas dan 22,304 orang luka - luka di Nepal sementara 130 orang
tewas dan lebih dari 560 orang luka-luka di negara bagian India Uttar Pradesh,Bengal
Barat,Sikkim dan Bihar, 27 orang tewas dan 383 orang luka - luka di Tiongkok dan Tibet dan 4
orang tewas dan 200 orang luka - luka di Bangladesh.

Bangunan-bangunan di Situs Warisan Dunia UNESCO Alun-Alun Kathmandu Durbar


dikabarkan runtuh, termasuk menara Dharahara, yang dibangun pada 1832, menewaskan
setidaknya 400 orang, dan Kuil Manakamana yang terletak di Gorkha.

Pengurangan Resiko Bencana adalah konsep dan praktik mengurangi resiko-resiko


bencana melalui upaya-upaya sistematis untuk menganalisis dan mengelola faktor-faktor
penyebab bencana, termasuk melalui pengurangan keterpaparan terhadap ancaman bahaya
dan meningkatkan kesiapsiagaan terhadap peristiwa-peristiwa merugikan.

Sosialisasi Pengurangan Resiko Bencana diharapkan dapat mencapai tujuannya dengan


optimal. Adapun tujuan dari Sosialisasi Pengurangan Resiko Bencana adalah memberikan
Pengetahuan dan Wawasan kepada masyarakat tentang Pengurangan Resiko Bencana.

Langkah Persiapan Menghadapi Gempa Bumi

 Sebelumnya bisa mempersiapkan segala rencana untuk penyelamatan diri apabila


gempa terjadi.
 Dengan membuat sebuah latihan yang bisa dilakukan dalam menghadapi reruntuhan
saat gempa seperti merunduk, perlindungan terhadap kepala, berpegangan ataupun
dengan bersembunyi dibawah meja.
 Anda bisa membangun konstruksi rumah yang tahan terhadap guncangan gempa
dengan fondasi yang kuat. Anda bisa melakukan renovasi terhadap bagian bangunan
yang dirasa sudah mulai terlihat jelek atau retak.
 Perhatikanlah daerah daerah rawan gempa bumi dan perhatikan seputar penggunaan
lahan yang dikeluarkan oleh Pemerintah.
Berikut adalah langkah pengurangan resiko akibat bencana gempa bumi yang dapat
diketahui apabila sedang berada didalam ruangan atau sebagainya.

Bila berada didalam ruangan:

 Segera matikan listrik dan gas apabila masih dalam keadaan menyala
 Berlindunglah segera dibawah meja atau lindungi kepala anda dengan menggunakan
tangan
 Jika tidak ada meja anda bisa merunduk ditengah tengah ruangan agar menghindari
jatuhan benda
 Berpeganglah dengan pegangan yang kuat hingga gempa berhenti
 Hindarilah menggunakan lift saat gempa terjadi
 Keluarlah dari dalam ruangan setelah getaran berhenti dengan hati hati.

Bila berada di dalam rumah:

 Jangan panik dan jangan berlari keluar, berlindunglah di bawah meja atau tempat tidur.
 Bila tidak ada, lindungilah kepala dengan bantal atau benda lainnya.
 Jauhi rak buku, lemari dan kaca jendela.
 Hati-hati terhadap langit-langit yang mungkin runtuh, benda-benda yang tergantung di
dinding dan sebagainya.

Bila berada di luar ruangan:

 Jauhi bangunan tinggi, dinding, tebing terjal, pusat listrik dan tiang listrik, papan
reklame, pohon yang tinggi dan sebagainya.
 Usahakan dapat mencapai daerah yang terbuka.
 Jauhi rak-rak dan kaca jendela.
 Bila berada di dalam ruangan umum:
 Jangan panik dan jangan berlari keluar karena kemungkinan dipenuhi orang.
 Jauhi benda-benda yang mudah tergelincir seperti rak, lemari, kaca jendela dan
sebagainya.

Bila sedang mengendarai kendaraan:

 Segera hentikan di tempat yang terbuka.


 Jangan berhenti di atas jembatan atau di bawah jembatan layang/jembatan
penyeberangan.
 Bila sedang berada di pusat perbelanjaan, bioskop, dan lantai dasar mall:
 Jangan menyebabkan kepanikan atau korban dari kepanikan.
 Ikuti semua petunjuk dari pegawai atau satpam.
Bila sedang berada di dalam lift:

 Jangan menggunakan lift saat terjadi gempabumi atau kebakaran. Lebih baik
menggunakan tangga darurat.
 Jika anda merasakan getaran gempabumi saat berada di dalam lift, maka tekanlah
semua tombol.
 Ketika lift berhenti, keluarlah, lihat keamanannya dan mengungsilah.
 Jika anda terjebak dalam lift, hubungi manajer gedung dengan menggunakan interphone
jika tersedia.

Bila sedang berada di dalam kereta api:

 Berpeganganlah dengan erat pada tiang sehingga anda tidak akan terjatuh seandainya
kereta dihentikan secara mendadak
 Bersikap tenanglah mengikuti penjelasan dari petugas kereta
 Salah mengerti terhadap informasi petugas kereta atau stasiun akan mengakibatkan
kepanikan

Bila sedang berada di gunung/pantai:

 Ada kemungkinan lonsor terjadi dari atas gunung. Menjauhlah langsung ke tempat
aman.
 Di pesisir pantai, bahayanya datang dari tsunami. Jika Anda merasakan getaran dan
tanda-tanda tsunami tampak, cepatlah mengungsi ke dataran yang tinggi.

Beri pertolongan:

 Karena petugas kesehatan dari rumah-rumah sakit akan mengalami kesulitan datang ke
tempat kejadian maka bersiaplah memberikan pertolongan pertama kepada orang-
orang berada di sekitar Anda.

Evakuasi:

 Tempat-tempat pengungsian biasanya telah diatur oleh pemerintah daerah.


Pengungsian perlu dilakukan jika kebakaran meluas akibat gempa bumi. Pada
prinsipnya, evakuasi dilakukan dengan berjalan kaki di bawah kawalan petugas polisi
atau instansi pemerintah. Bawalah barang-barang secukupnya.
Dengarkan informasi:

 Saat gempa bumi terjadi, masyarakat terpukul kejiwaannya. Untuk mencegah


kepanikan, penting sekali setiap orang bersikap tenang dan bertindaklah sesuai dengan
informasi yang benar. Anda dapat memperoleh informasi yang benar dari pihak
berwenang, polisi, atau petugas PMK. Jangan bertindak karena informasi yang tidak
jelas.

Anda mungkin juga menyukai