Anda di halaman 1dari 11

MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Tugas Mata Kuliah Disaster Yang Diampuh
Oleh dr. Muhamad Nur Syukriani Yusuf,S.Ked.,MMedEd

Oleh :

Nur Istya N. Tongkodu


Kelas B
841415063

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

2018

MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI


A. Pengertian Mitigasi Bencana Bumi
Gempa bumi terjadi karena gesekan lapisan atmosfer pada kulit bumi.
Gempa bumi termasuk bencana alam yang sering melanda negara kita. Karena
sering terjadimaka penting adanya mitigasi bencana. Mitigasi bencana
dilakukan untuk mengurangi korban baik lingkungan ataupun korban jiwa
akibat adanya suatu bencana. Mitigasi gempa bumi sangat penting dilakukan
sebagai upaya untuk mengurangi berbagai resiko yang kemungkinan terjadi.
Untuk cara melakukan mitigasi gempa bumi perlu dilakukan tiga
tahap, yaitu sebelum terjadinya gempa bumi, saat terjadi gempa bumi dan
setelah terjadi gempa bumi. Berikut adalah penjelasannya :
a. Siap siaga menghadapi gempa bumi
Berikut adalah metode sebelum terjadinya gempa yang harus dilakukan
agar anda bisa tetap siaga menghadapi gempa bumi :
1) Ikutilah ketentuan pendirian bangunan jika akan membangun sebuah
rumah atau gedung. Sebelum membangun anda perlu mendiskusikan
terlebih dahulu kepada ahlinya tentang perhitungan bangunannya.
Jangan asal-asalan dalam membangun suatu bangunan karena bisa
juga menjadi penyebab tanah longsor dan gempa bumi.
2) Rumah tempat tinggal anda berada pada lokasi yang rawan gempa
atau tidak, anda perlu menelitinya terlebih dahulu.
3) Perabotan yang ada dirumah anda tempatkan pada posisi yang aman.
Usahakan semua perabotan tidak mudah jatuh jika terjadi gempa. Jika
memungkinkan paku lemari tempat anda menyimpan perabotan agar
aman dari bahaya kejatuhan lemari ketika gempa.
4) Siapkan alat komunikasi yang tahan gempa, seperti radio yang
menggunakan baterai karena semua alat komunikasi akan menjadi
tidak berfungsi lagi ketika gempa terjadi. Sediakan juga kotak P3K
serta senter yang menggunakan energi baterai.
5) Agar bisa berjaga-jaga saat gempa terjadi, pahamilah jalur evakuasi
didaerah anda tinggal.
6) Jika didaerah tempat anda ada kegiatan simulasi mitigasi bencana
gempa bumi, ikutilah supaya anda bisa terbiasa dengan peringatan-
peringatan yang mungkin terjadi saat akan terjadi gempa seperti suara
sirine.
7) Jangan lupa mencatat nomor penting yang mungkin diperlukan saat
gempa akan terjadi seperti nomor rumah sakit.
b. Lakukan langkah tercepat agar terhindar dari gempa bumi
1) Berikut adalah beberapa metode langkah langkah tercepat agar
terhindar dari gempa bumi sebagai berikut :
2) Yang paling utama anda jangan merasa panik, tenangkanlah diri anda
dan berpikirlah positif bahwa anda bisa selamat dari bencana yang
sedang terjadi.
3) Jika anda berada didalam gedung atau sebuah bangunan keluarlah
karena lebih aman diluar bangunan agar bisa terhindar dari bahaya
kerobohan gedung. Jika berada diluar ruangan jangan berlindung di
bawah tiang listrik atau pohon yang memungkin bisa menjatuhi diri
anda. Lebih baik anda berlindung di bawah meja tau tempat tidur
yang kuat.
4) Pastikan anda berdiri tidak di atas tanah yang memungkinkan terjadi
rengkahan tanah karena gempa dengan kekuatan besar bisa
menimbulkan tanah merengkah dan erosi tanah.
5) Jauhilah pantai karena pantai bisa berpotensi penyebab tsunami. Jika
berada di daerah pegunungan pastikan daerah yang anda tempati tidak
berpotensi longsor.
6) Jika anda sedang dalam perjalanan dengan menaiki kendaraan, maka
turunlah dan matikan kendaraan anda.
c. Hal-hal yang perlu dilakukan setelah terjadi gempa bumi
Berikut adalah beberapa hal yang perlu dilakukan setelah terjadi gempa
bumi :
1) Keluarlah dari dalam gedung atau bangunan apabila anda masih
berada didalam gedung dan agar lebih aman hindari menggunakan lift
tetapi gunakanlah tangga.
2) Periksa terlebih dahulu kondisi fisik anda jika ada yang terluka maka
segera lakukan pertolongan pertama. Periksa juga kondisi sekitar anda
apakah keadaan sudah aman.
3) Berhati-hati dan waspadalah dengan lingkungan yang baru terjadi
gempa, lihatlah secara saksama apakah ada pohon atau bangunan yang
berpotensi roboh, jika ada maka hindarilah agar anda selamat.
4) Usahakanlah mencari informasi tentang pusat gempa dan berbagai
informasi lain yang penting melalui saluran radio jika alat komunikasi
lain belum bisa berfungsi dengan baik.

B. Mitigasi Struktural
Antara lain sebagai berikut :
1. Harus di bangun dengan konstruksi tanah getaran atau gempa khususnya
di daerah rawan gempa.
2. Perkuatan bangunan dengan mengikuti standar atau kualitas bangunan
3. Pembangunan fasilitas umum dengan kewalitas tinggi
4. Perkuatan bangunan vital yang telah ada
5. Zonasi daerah rawan gempa bumi dan pengaturan pegunungan lahan
6. Rencan penampatan pemukiman unrtuk mengurangi tingkat kepadatan
hunian di daerah rawan gempa bumi
7. Pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya gempa
bumi dan cara – cara penyelamatkan diri jika terjadi gempa bumi
8. Ikut serta dalam perlatihan program, upaya penyalamatan, kewaspadaan
masyarakat terhadap gempa bumi, perlatihan pemadam kebakaran dan
pertolongan pertama.
9. Persiapan alat pemadam kebakaran, dan peralatan penggalian, dan
peralatan perlindungan masyarakat lainnya.
10. Rencan kontijusi / sedaruratan untuk melatih anggota pelage dalam
menghadapi gempa bumi
11. Membentuk kelompok aksi penyelamatan bencana dengan perlatihan
pemadaman kebakaran dan pertolongan pertama
12. Persiapan alat kebakaran, peralatan penggalian dan alat perlindungan
masyarakat lainnya

Adapun secara rinci mitigasi bencana gempa tersebut antara lain:


1. Mitigasi sebelum gempa terjadi
Merencanakan kesiapsiagaan terhadap bencana tidak hanya mencakup
perencanaan fisik bangunan belaka. Setiap orang dalam rumah sebaiknya tahu
apa yang harus dilakukan dan ke mana harus pergi bila situasi darurat terjadi.
a. Prinsip rencana siaga untuk rumah tangga
a) Rencana darurat rumah tangga dibuat sederhana sehingga mudah diingat
oleh seluruh anggota keluarga. Bencana adalah situasi yang sangat
mencekam sehingga mudah mencetus kebingungan. Rencana darurat yang
baik hanya berisi beberapa rincian saja yang mudah dilaksanakan.
b) Tentukan jalan melarikan diri, Pastikan Anda dan keluarga tahu jalan yang
paling aman untuk keluar dari rumah saat gempa. Jika Anda berencana
meninggalkan daerah atau desa, rencanakan beberapa jalan dengan
memperhitungkan kemungkinan beberapa jalan yang putus atau tertutup
akibat gempa.
c) Tentukan tempat bertemu, Dalam keadaan anggota keluarga
terpencar,misalnya ibu di rumah, ayah di tempat kerja, sementara anak-
anak di sekolah saat gempa terjadi, tentukan tempat bertemu. Yang
pertama semestinya lokasi yang aman dan dekat rumah. Tempat ini
biasanya menjadi tempat anggota keluarga bertemu pada keadaan darurat.
Tempat kedua dapat berupa bangunan atau taman di luar desa, digunakan
dalam keadaan anggota keluarga tidak bisa kembali ke rumah. Setiap
orang mestinya tahu tempat tersebut.
b. Prinsip rencana siaga untuk sekolah
Sama dengan prinsip rencana siaga di rumah tangga. Gedung sekolah
perlu diperiksa ketahanannya terhadap gempa bumi. Sebaiknya sekolah
dibangun berdasarkan standar bangunan tahan gempa. Anak-anak sekolah
perlu sering dilatih untuk melakukan tindakan penyelamatan diri bila terjadi
gempa, misalnya sekurang kurangnya 2 kali dalam setahun.
c. Menyiapkan rumah tahan gempa
a) Minta bantuan ahli bangunan. Tanyakan tentang perbaikan dan penguatan
rumah seperti serambi, pintu kaca geser, garasi, dan pintu garasi.
Setidaknya ada bagian rumah yang tahan gempa sebagai titik atau ruang
berlindung
b) Periksa apakah fondasi rumah Anda kokoh
c) Jika mempunyai saluran air panas dan gas, pastikan tertanam dengan kuat.
Gunakan sambungan pipa yang lentur.
d) Letakkan barang yang besar dan berat di bagian bawah rak dan pastikan
rak tertempel mati pada tembok
e) Simpan barang pecah-belah di bagian bawah rak atau lemari yang berlaci
dan dapat dikunci
f) Gantungkan benda berat seperti gambar, lukisan, dan cermin jauh dari
tempat tidur, sofa atau kursi dimana orang duduk
g) Segera perbaiki kabel-kabel yang rusak dan sambungan gas yang bocor
h) Perbaiki keretakan-keretakan pada atap dan fondasi rumah, dan pastikan
hal itu bukan karena kerusakan struktur
i) Pasang pipa air dan gas yang lentur untuk menghindari kebocoran air dan
gas
j) Simpan racun serangga atau bahan yang berbahaya dan mudah terbakar di
tempat aman, terkunci serta jauh dari jangkauan anak-anak
k) Hiasan gantung dan lampu diikat kuat agar tidak jatuh pada saat gempa.
l) Bila memungkinkan sediakan kasur gulung di dekat tempat-tempat
tertentu sebagai alat pengaman kejatuhan barang dari atas
m) Menyediakan helm dekat dengan tempat kerja atau tempak tidur Anda dan
gunakan segera ketika terjadi gempa

2. Mitigasi saat terjadi gempa bumi


a. Bila Anda berada dalam bangunan, cari tempat perlindungan. Hindari
jendela dan bagian rumah yang terbuat dari kaca. Gunakan bangku,
mejaatau perlengkapan rumah tangga yang kuat sebagai perlindungan.
b. Tetap di sana namun bersiap untuk pindah. Tunggu sampai goncangan
berhenti dan aman untuk bergerak.
c. Menjauhlah dari jendela kaca, perapian, kompor atau peralatan rumah
tangga yang mungkin akan jatuh. Tetap di dalam untuk menghindari
terkena pecahan kaca atau bagian-bagian bangunan.
d. Jika malam hari dan Anda di tempat tidur. Cari tempat yang aman yang
kuat dan tunggu gempa berhenti. Jika gempa sudah berhenti, periksa
anggota keluarga dan carilah tempat yang aman. Ada baiknya kita
mempunyai lampu senter dekat tempat tidur. Saat gempa malam hari, alat
murah ini sangat berguna untuk menerangi jalan mencari tempat aman,
terutama bila listrik padam akibat gempa. Lilin dan lampu gas sangat
berbahaya, dan sebaiknya tidak digunakan.
e. Jika Anda berada di tengah keramaian, cari perlindungan. Tetap tenang
dan mintalah yang lain untuk tenang juga. Jika sudah aman, berpindahlah
ke tempat yang terbuka, jauh dari pepohonan besar atau bangunan.
Waspada akan kemungkinan gempa susulan.
f. Jika Anda di luar, cari tempat terbuka, jauh dari bangunan, pohon tinggi
dan jaringan listrik. Hindari rekahan akibat gempa yang bisa sangat
berbahaya.
g. Jika Anda mengemudi, berhentilah jika aman, tapi tetap dalam mobil.
Menjauhlah dari jembatan, jembatan layang atau terowongan. Pindahkan
mobil jauh dari lalu lintas. Jangan berhenti dekat pohon tinggi, lampu lalu
lintas atau tiang listrik.
h. Jika Anda di pegunungan, dekat dengan lereng atau jurang yang rapuh
waspadalah dengan batu atau tanah longsor yang runtuh akibat gempa.
i. Jika Anda di pantai, segeralah berpindah ke daerah yang tinggi atau
berjarak beberapa ratus meter dari pantai. Gempa bumi dapat
menyebabkan tsunami selang beberapa menit atau jam setelah gempa dan
menyebabkan kerusakan yang hebat
.
3. Mitigasi setelah gempa bumi berlangsung
Saat Anda dan keluarga terlepas dari ancaman akibat gempa awal
a. Periksa adanya luka. Setelah menolong diri, bantu menolong mereka yang
terluka atau terjebak. Hubungi petugas yang menangani bencana,
kemudian berikan pertolongan pertama jika memungkinkan. Jangan coba
memindahkan mereka yang luka serius karena justru bisa memperparah
luka.
b. Periksa keamanan. Periksa hal-hal berikut setelah gempa
a) Api atau ancaman kebakaran.
b) Kebocoran gas – tutup saluran gas jika diduga bocor dari adanya bau
dan jangan dibuka sebelum diperbaiki oleh ahlinya.
c) Kerusakan saluran listrik – matikan meteran listrik.
d) Kerusakan kabel listrik – menjauhlah dari kabel listrik sekalipun
meteran telah dimatikan.
e) Barang-barang yang jatuh di dalam lemari (saat Anda membukanya).
f) Periksa pesawat telepon – pastikan telepon pada tempatnya
c. Lindungi diri Anda dari ancaman tidak langsung dengan memakai celana
panjang, baju lengan panjang, sepatu yang kuat, dan jika mungkin juga
sarung tangan. Ini akan melindungi Anda dari luka akibat barang-barang
yang pecah.
d. Bantu tetangga yang memerlukan bantuan. Orang tua, anak-anak, ibu
hamil, ibu menyusui dan orang cacat mungkin perlu bantuan tambahan.
Mereka yang jumlah anggota keluarganya besar juga memerlukan bantuan
tambahan pada keadaan darurat.
e. Pembersihan. Singkirkan barang-barang yang mungkin berbahaya,
termasuk pecahan gelas, kaca, dan obat-obatan yang tumpah.
f. Waspada dengan gempa susulan. Sebagian besar gempa susulan lebih
lemah dari gempa utama. Namun, beberapa dapat cukup kuat untuk
merobohkan bangunan yang sudah goyah akibat gempa pertama. Tetaplah
berada jauh dari bangunan. Kembali ke rumah hanya bila pihak
berwenang sudah mengumumkan keadaan aman.
a) Gunakan lampu senter. Jangan gunakan korek api, lilin, kompor gas
atau obor.
b) Gunakan telepon rumah hanya dalam keadaan darurat yang
mengancam jiwa.
c) Nyalakan radio untuk informasi, laporan kerusakan atau keperluan
relawan di daerah Anda.
d) Kondisikan jalan bebas rintangan untuk mobil darurat
C. Mitigasi Non Struktural
Mitigasi nonstruktural dapat dilakukan dengan memperkenalkan atau
menerapkan asuransi bencana di daerah yang rawan sehingga masyarakat
tidak harus menunggu bantuan pemerintah atau donatur saat harus melakukan
pemulihan pascabencana dan masyarakat dapat kembali melakukan berbagai
aktivitas sosial dan ekonomi lebih segera.
Melihat pentingnya upaya mitigasi bencana alam tersebut, tampaknya
harus segera dilakukan oleh semua pihak yang diprakarsai oleh departemen
sosial. Mitigasi gempa tersebut harus dilakukan secara terpadu, terus-menerus,
dan dilakukan semua pihak, sehingga kerugian cacat fisik, jiwa dan harta
benda,dapat diminimalkan. Berbagai kejadian mengenaskan yang terjadi
dalam bencana gempa tersebut adalah merupakan pengalaman berharga.
Seringkali penyesalan itu terulang lagi hanya karena tidak ada inisiatif untuk
memulai mitigasi bencana yang sangat penting ini
DAFTAR PUSTAKA

Dradjat Suhardjo, 2011. Jurnal Arti Penting Pendidikan Mitigasi Bencana Dalam
Mengurangi Resiko Bencana. Universitas Islam Indonesia Yogyakarta
Eny Supartini, dkk, 2017. Buku Pedoman Latihan Kesiapsiagaan Bencana Edisi
Revisi. Jakarta
Widonartyas, Ardin. 2013. Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana
Gempa Bumi Di Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten, Skripsi,
Sukakarta:UMS.
Apallidya Sitepu, dkk, 2009. Jurnal kesiapsiagaan Dalam Mengantisipasi Bencana
Di Perpustakaan Dan Pusat Arsip.
Suhadi Purwantoro, 2011. Urgensi Pendidikan Kebencanaan Di Indonesia.
Universitas Negeri Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai