PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sampai saat ini bumi merupakan satu-satunya planet yang dapat mendukung kelangsungan
hidup seluruh makhluk, diantara planet-planet anggota tata-surya lainnya. Oleh karenanya
pengetahuan mengenai bumi dianggap sangat vital guna kelangsungan hidup penghuninya
termasuk manusia.
Di jagat raya ini masih banyak pengetahuan yang belum kita kuasai, termasuk pengetahuan
mengenai gempa bumi dan cara memprediksinya. Dari hal ini kita dapat mengambil kesimpulan
bahwa ruang lingkup ilmu kita masih sangat kecil bila dibandingkan dengan luasnya jagat raya.
Ini juga merupakan bukti bahwa Allah Maha Besar, Maha Mengetahui atas segalanya dan kita
tidak sepatutnya sombong dengan pengetahuan kita yang sangat sedikit ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian gempa bumi?
2. Apa saja jenis gempa bumi?
3. Bagaimanakah cara mengetahui kekuatan gempa bumi?
4. Apakah akibat dari gempa bumi?
5. Apakah yang harus kita persiapkan untuk mengahadapi kemungkinan terjadinya gempa?
6. Tindakan apakah yang paling tepat saat gempa terjadi?
C. Tujuan
1. Agar kita bisa mengetahui apa gempa bumi.
2. Agar kita bisa mengetahui apa saja jenis gempa bumi.
3. Agar kita bisa mengetahui bagaimana cara mengetahui kekuatan gempa bumi.
4. Agar kita bisa mengetahui akibat dari gempa bumi.
5. Agar kita bisa mengetahui yang harus kita persiapkan untuk mengahadapi kemungkinan
terjadinya gempa.
6. Agar kita bisa mengetahui Tindakan yang paling tepat saat gempa terjadi.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Gempa Vulkanik
Sesuai dengan namanya gempa vulkanik atau gempa gunung api merupakan peristiwa
gempa bumi yang disebabkan oleh gerakan atau aktifitas magma dalam gunung berapi. Gempa
ini dapat terjadi sebelum dan saat letusan gunung api. Getarannya kadang-kadang dapat
dirasakan oleh manusia dan hewan sekitar gunung berapi itu berada. Perkiraaan meletusnya
gunung berapi salah satunya ditandai dengan sering terjadinya getaran-getaran gempa vulkanik.
Gempa bumi gunung berapi terjadi berdekatan dengan gunung berapi dan mempunyai
bentuk keretakan memanjang yang sama dengan gempa bumi tektonik. Gempa bumi gunung
berapi disebabkan oleh pergerakan magma ke atas dalam gunung berapi, di mana geseran pada
batu-batuan menghasilkan gempa bumi. Ketika magma bergerak ke permukaan gunung berapi, ia
bergerak dan memecahkan batu-batuan serta mengakibatkan getaran berkepanjangan yang dapat
bertahan dari beberapa jam hingga beberapa hari. Gempa bumi gunung berapi terjadi di kawasan
yang berdekatan dengan gunung berapi, seperti Pegunungan Cascade di barat Laut Pasifik,
Jepang, Dataran Tinggi Islandia, and titik merah gunung berapi seperti Hawaii.
3. Gempa Runtuhan
Gempa runtuhan atau terban merupakan gempa bumi yang terjadi karena adanya
runtuhan tanah atau batuan. Lereng gunung atau pantai yang curam memiliki energi potensial
yang besar untuk runtuh, juga terjadi di kawasan tambang akibat runtuhnya dinding atau
terowongan pada tambang-tambang bawah tanah sehingga dapat menimbulkan getaran di sekitar
daerah runtuhan, namun dampaknya tidak begitu membahayakan. Justru dampak yang berbahaya
adalah akibat timbunan batuan atau tanah longsor itu sendiri.
4. Gempa Jatuhan
5. Gempa Buatan
Suatu percobaan peledakan nuklir bawah tanah atau laut dapat menimbulkan getaran
bumi yang dapat tercatat oleh seismograph seluruh permukaan bumi tergantung dengan kekuatan
ledakan, sedangkan ledakan dinamit di bawah permukaan bumi juga dapat menimbulkan getaran
namun efek getarannya sangat lokal.
alah satu manfaat getaran gempa buatan ini adalah pemanfaatannya dalam eksplorasi
minyak dengan teknik yang disebut seismik eksplorasi.
1. Skala Mercalli
Skala Mercalli diambil dari nama seorang pakar sains gunung berapi berbangsa
Itali bernama Giuseppe Mercalli, untuk mengukur kekuatan gempa bumi, pada tahun
1902. Skala Mercalli terbagi dalam 12 skala dengan mengidentifikasi mereka yang
selamat dan juga dengan melihat dan membandingkan tahap kerusakan yang ditimbulkan
gempa bumi tersebut.
Oleh itu skala Mercalli dianggap sangat subjektif dan kurang tepat dibandingkan dengan
skala Richter. Oleh karena itu, pada masa sekarang skala Richter lebih meluas digunakan
untuk untuk mengukur kekuatan gempa bumi. Tetapi skala Mercalli yang sudah
disesuaikan, masih boleh digunakan jika tidak terdapat peralatan mesin seismograf untuk
mengukur kekuatan gempa bumi di tempat kejadian.
Skala Intensitas Mercalli mengukur kekuatan gempa bumi melalui tahap
kerusakan yang terjadi yang disebabkan oleh gempa bumi itu. Skala Intensitas Mercalli
adalah seperti di bawah :
a. Tidak terasa
b. Terasa oleh orang yang berada di bangunan tinggi
c. Getaran dirasakan seperti ada kereta api yang melintas.
d. Getaran dirasakan seperti ada benda berat yang menabrak dinding rumah, benda yang tergantung
bergoyang.
e. Dapat dirasakan di luar rumah, hiasan dinding bergerak, benda kecil di atas rak dapat jatuh.
f. Terasa oleh hampir semua orang, dinding rumah rusak.
g. Dinding pagar jatuh/rusak, orang tidak dapat berjalan/berdiri.
h. Bangunan mengalami kerosakan ringan.
i. Bangunan mengalami kerosakan berat.
j. Jembatan, dan sarana umum lainnya rusak, terjadi tanah runtuh.
k. Rel kereta api hancur.
l. Seluruh bangunan hancur/luluh lantak.
2. Skala Richter
Skala Richter diambil dari nama Charles F. Richter. Charles F. Richter merupakan
seorang pakar seismologi yang terkenal. Charles F. Richter dilahirkan di Ohio, Amerika
Serikat pada 26 April 1900.
Charles F. Richter mempelajari bidang seismologi di "University of Southern
California" dan Universitas Stanford. Pada tahun 1927, Charles F. Richter mulai bekerja
di laboratorium seismologi di Pasadena California dan setahun kemudian Charles F.
Richter telah berhasil mendapat ijazah doktor dalam bidang theori fisika di Universitas
CalTech pada tahun 1928.
Pada tahun 1935, Charles F. Richter telah mengembangkan satu sistem untuk
mengukur kekuatan gempa bumi yang dikenali sebagai skala Richter dan pada mulanya
hanyalah digunakan di California. Skala Richter yang dikembangkannya merupakan
turunan matematika untuk membesarkan suatu kekuatan gempa bumi dan diterima pakai
secara meluas setelah disesuaikan. Kekuatan gempa bumi ditetapkan dengan penggunaan
logaritma turunan (amplitude) gelombang yang direkam oleh mesin seismograf.
Tahap angka skala Richter meliputi variasi jarak antara seismograf yang berbagai
dengan pusat gempa (episentrum). Menurut skala Richter, kekuatan gempa bumi
digambarkan dengan angka desimal. Sebagai contoh, gempa dengan kekuatan 2.0 atau
lebih kecil dianggap gempa mikro, biasanya tidak dapat dirasakan oleh manusia dan
hanya direkam di mesin seismograf setempat. Gempa bumi dengan kekuatan 4.5 mampu
direkam di mesin seismograf di seluruh dunia. Kekuatan 5.3 digolongkan sebagai
gempa bumi menengah dan kekuatan 6.3 digolongkan sebagai gempa bumi yang besar.
Oleh karena skala Richter menggunakan turunan logaritma, setiap angka mewakili
kekuatan yang 10 kali lebih kuat berbanding angka sebelumnya.
Gempa bumi besar seperti yang terjadi di Alaska tahun 1964, memiliki magnitude
8,0 atau lebih. Rata-rata satu gempa bumi yang berukuran seperti itu terjadi setiap tahun.
1. Menentukan tempat-tempat berlindung yang aman jika terjadi gempa bumi. Tempat berlindung
yang aman adalah tempat yang dapat melindungi anda dari benda-benda yang jatuh atau mebel
yang ambruk, misalnya di kolong meja
2. Menyediakan air minum untuk keperluan darurat. Bekas botol air mineral dapat digunakan untuk
menyimpan air minum. Kebutuhan air minum bisaanya 2 sampai 3 liter sehari untuk satu orang
3. Menyiapkan tas ransel yang berisi (atau dapat diisi) barang-barang yang sangat dibutuhkan di
tempat pengungsian. Barang-barang yang sangat diperlukan dalam keadaan darurat misalnya:
a. Lampu senter berikut baterai cadangannya
b. Air minum
c. Kotak P3K berisi obat penghilang rasa sakit, plester, pembalut dan sebagainya
d. Makanan yang tahan lama seperti biskuit
e. Sejumlah uang tunai
f. Buku tabungan
g. Korek api
h. Lilin
i. Helm
j. Pakaian dalam
k. Barang-barang berharga yang harus dibawa di saat keadaan darurat
4. Mengencangkan mebel yang mudah rubuh (seperti lemari pakaian) dengan langit-langit atau
dinding dengan menggunakan logam berbentuk siku atau sekrup agar tidak mudah rubuh di saat
terjadi gempa bumi.
5. Mencegah kaca jendela atau kaca lemari pakaian agar tidak pecah berantakan di saat gempa
bumi dengan memilih kaca yang kalau pecah tidak berserakan dan melukai orang (Safety Glass)
atau dengan menempelkan kaca film
6. Mencari tahu lokasi tempat evakuasi dan rumah sakit yang terdekat. Jika pemerintah setempat
tidak mempunyai tempat evakuasi, pastikan anda tidak pergi ke tempat yang lebih rendah atau
tempat yang dekat dengan pinggir laut/sungai untuk menghindari Tsunami.
A. Kesimpulan
Dari uraian makalah di atas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Gempa bumi adalah getaran yang terjadi permukaan bumi. Gempa bumi bisaa disebabkan oleh
pergerakan kerak bumi (lempeng bumi).
2. Tipe gempa bumi adalah gempa tektonik dan gempa vulkanik.
3. Gempa bumi disebabkan oleh pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang dilakukan
oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya
mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran
lempengan. Pada saat itu lah gempa bumi akan terjadi.
B. Saran
Untuk mengantisipasi gempa bumi yang sampai saat ini belum bisa diprediksikan kapan
dan dimana akan terjadi maka dapat dilakukan beberapa langkah sebagai berikut :
1. Menentukan tempat-tempat berlindung yang aman jika terjadi gempa bumi.
2. Menyediakan air minum untuk keperluan darurat.
3. Menyiapkan tas ransel yang berisi (atau dapat diisi) barang-barang yang sangat dibutuhkan di
tempat pengungsian.
DAFTAR PUSTAKA
Waluyo, Joko. 2007. Geografi. Jakarta : Graha Pustaka.
http://wikipedia.com/gempa_bumi. Diakses 22 April 2012.
http://earth_quake/akibat_gempa. Diakses 22 April 2012.
http://ensiklopedi_indonesia/perambatan_gelombang _gempa. Diakses 22 April 2012.