Anda di halaman 1dari 7

IPA KELAS X

TENTANG GEMPA BUMI

A.     Definisi Gempa Bumi


Gempa bumi adalah getaran yang terjadi permukaan bumi. Gempa bumi
bisaa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Kata gempa bumi
juga digunakan untuk menunjukkan daerah asal terjadinya kejadian gempa bumi
tersebut. Bumi kita walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila
tekanan yang terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan.
Gempa bumi terjadi setiap hari di bumi, namun kebanyakan kecil dan tidak
menyebabkan kerusakan apa-apa. Gempa bumi kecil juga dapat mengiringi gempa
bumi besar, dan dapat terjadi sesudah, sebelum, atau selepas gempa bumi besar
tersebut.
Gempa bumi diukur dengan menggunakan alat yang dinamakan Pengukur
Richter. Gempa bumi dibagi ke dalam skala dari satu hingga sembilan berdasarkan
ukurannya (skala Richter). Gempa bumi juga dapat diukur dengan menggunakan
ukuran Skala Mercalli.

B.     Jenis-Jenis Gempa Bumi


Ada 5 (lima) jenis gempa bumi yang dapat dibedakan menurut penyebab
terjadinya, yaitu:
1.     Gempa Tektonik
         Gempa bumi Tektonik adalah bergeraknya lempeng-lempeng atau kerak bumi.
Tiap tiap lapisan memiliki kekerasan dan massa jenis yang berbeda satu sama lain.
Lapisan kulit bumi tersebut mengalami pergeseran akibat arus konveksi yang terjadi
di dalam bumi. Karena gesekan antar lempengan ini menyebabkan gempa, ini yang
paling sering terjadi selama ini.
Gempa bumi tektonik disebabkan oleh pelepasan tenaga yang terjadi karena
pergeseran lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik dan
dilepaskan dengan tiba-tiba. Tenaga yang dihasilkan oleh tekanan antara batuan
dikenal sebagai kecacatan tektonik.
            Tentusaja ini perlu dijelaskan lebih lanjut, karena gempa ini paling sering
terjadi dan merupakan salah satu jenis gempa yang dinilai paling merusak.
2.     Gempa Vulkanik
Sesuai dengan namanya gempa vulkanik atau gempa gunung api merupakan
peristiwa gempa bumi yang disebabkan oleh gerakan atau aktifitas magma dalam
gunung berapi. Gempa ini dapat terjadi sebelum dan saat letusan gunung api.
Getarannya kadang-kadang dapat dirasakan oleh manusia dan hewan sekitar
gunung berapi itu berada. Perkiraaan meletusnya gunung berapi salah satunya
ditandai dengan sering terjadinya getaran-getaran gempa vulkanik.
Gempa bumi gunung berapi terjadi berdekatan dengan gunung berapi dan
mempunyai bentuk keretakan memanjang yang sama dengan gempa bumi tektonik.
Gempa bumi gunung berapi disebabkan oleh pergerakan magma ke atas dalam
gunung berapi, di mana geseran pada batu-batuan menghasilkan gempa bumi.
Ketika magma bergerak ke permukaan gunung berapi, ia bergerak dan
memecahkan batu-batuan serta mengakibatkan getaran berkepanjangan yang dapat
bertahan dari beberapa jam hingga beberapa hari. Gempa bumi gunung berapi
terjadi di kawasan yang berdekatan dengan gunung berapi, seperti Pegunungan
Cascade di barat Laut Pasifik, Jepang, Dataran Tinggi Islandia, and titik merah
gunung berapi seperti Hawaii.
3.     Gempa Runtuhan
Gempa runtuhan atau terban merupakan gempa bumi yang terjadi karena
adanya runtuhan tanah atau batuan. Lereng gunung atau pantai yang curam
memiliki energi potensial yang besar untuk runtuh, juga terjadi di kawasan tambang
akibat runtuhnya dinding atau terowongan pada tambang-tambang bawah tanah
sehingga dapat menimbulkan getaran di sekitar daerah runtuhan, namun
dampaknya tidak begitu membahayakan. Justru dampak yang berbahaya adalah
akibat timbunan batuan atau tanah longsor itu sendiri.
4.     Gempa Jatuhan
Kawah akibat jatuhan meteor
Bumi merupakan salah satu planet yang ada dalam susunan tata surya.
Dalam tata surya kita terdapat ribuan meteor atau batuan yang bertebaran
mengelilingi orbit bumi. Sewaktu-waktu meteor tersebut jatuh ke atmosfir bumi dan
kadang-kadang sampai ke permukaan bumi. Meteor yang jatuh ini akan
menimbulkan getaran bumi jika massa meteor cukup besar. Getaran ini disebut
gempa jatuhan, namun gempa ini jarang sekali terjadi. kawah terletak dekat
Flagstaff, Arizona, sepanjang 1,13 km akibat kejatuhan meteorite 50.000 tahun yang
lalu dengan diameter 50 m.
5.     Gempa Buatan
Suatu percobaan peledakan nuklir bawah tanah atau laut dapat menimbulkan
getaran bumi yang dapat tercatat oleh seismograph seluruh permukaan bumi
tergantung dengan kekuatan ledakan, sedangkan ledakan dinamit di bawah
permukaan bumi juga dapat menimbulkan getaran namun efek getarannya sangat
lokal.
alah satu manfaat getaran gempa buatan ini adalah pemanfaatannya dalam
eksplorasi minyak  dengan teknik yang disebut seismik eksplorasi.
  
  Berdasarkan kedalaman episenter
Berdasarkan kedalamannya (h), gempabumi digolongkan atas :
1.      Gempa bumi dangkal antara 0-70 km;
2.      Gempa menengah, 70-300 km, dan
3.      Gempa bumi dalam, 300-700 km.
            Secara umum, istilah pusat gempa  dalam (deep-focus earthquakes)
dipakai untuk gempa bumi yang pusatnya lebih dari 70 km. Semua gempa bumi
yang kedalamannya lebih dari 70 km sering terjadi dalam mantel bumi, tidak hanya
dalam kerakbumi saja.
*Ingat kerak bumi memiliki kedalaman hanya sekitar 60 Km saja.

C.    Skala Gempa
            Dalam penentuan besarnya kekuatan gempa bumi, ada 2 skala yang
digunakan

1. Skala Mercalli
            Skala Mercalli diambil dari nama seorang pakar sains gunung berapi
berbangsa Itali bernama Giuseppe Mercalli, untuk mengukur kekuatan gempa
bumi, pada tahun 1902. Skala Mercalli terbagi dalam 12 skala dengan
mengidentifikasi mereka yang selamat dan juga dengan melihat dan
membandingkan tahap kerusakan yang ditimbulkan gempa bumi tersebut.
Oleh itu skala Mercalli dianggap sangat subjektif dan kurang tepat
dibandingkan dengan skala Richter. Oleh karena itu, pada masa sekarang
skala Richter lebih meluas digunakan untuk untuk mengukur kekuatan gempa
bumi. Tetapi skala Mercalli yang sudah disesuaikan, masih boleh digunakan
jika tidak terdapat peralatan mesin seismograf untuk mengukur kekuatan
gempa bumi di tempat kejadian.
            Skala Intensitas Mercalli mengukur kekuatan gempa bumi melalui
tahap kerusakan yang terjadi yang disebabkan oleh gempa bumi itu. Skala
Intensitas Mercalli adalah seperti di bawah :

a. Tidak terasa
b.  Terasa oleh orang yang berada di bangunan tinggi
c.  Getaran dirasakan seperti ada kereta api yang melintas.
d.  Getaran dirasakan seperti ada benda berat yang menabrak dinding
rumah, benda yang tergantung bergoyang.
e.  Dapat dirasakan di luar rumah, hiasan dinding bergerak, benda kecil di
atas rak dapat jatuh.
f.  Terasa oleh hampir semua orang, dinding rumah rusak.
g. Dinding pagar jatuh/rusak, orang tidak dapat berjalan/berdiri.
h. Bangunan mengalami kerosakan ringan.
i. Bangunan mengalami kerosakan berat.
j.  Jembatan, dan sarana umum lainnya rusak, terjadi tanah runtuh.
k.  Rel kereta api hancur.
l.  Seluruh bangunan hancur/luluh lantak.

2. Skala Richter

Skala Richter diambil dari nama Charles F. Richter. Charles F. Richter


merupakan seorang pakar seismologi yang terkenal. Charles F. Richter
dilahirkan di Ohio, Amerika Serikat pada 26 April 1900.
            Charles F. Richter mempelajari bidang seismologi di "University of
Southern California" dan Universitas Stanford. Pada tahun 1927, Charles F.
Richter mulai bekerja di laboratorium seismologi di Pasadena California dan
setahun kemudian Charles F. Richter telah berhasil mendapat ijazah doktor
dalam bidang theori fisika di Universitas CalTech pada tahun 1928.
            Pada tahun 1935, Charles F. Richter telah mengembangkan satu
sistem untuk mengukur kekuatan gempa bumi yang dikenali sebagai skala
Richter dan pada mulanya hanyalah digunakan di California. Skala Richter
yang dikembangkannya merupakan turunan matematika untuk membesarkan
suatu kekuatan gempa bumi dan diterima pakai secara meluas setelah
disesuaikan. Kekuatan gempa bumi ditetapkan dengan penggunaan logaritma
turunan (amplitude) gelombang yang direkam oleh mesin seismograf.
            Tahap angka skala Richter meliputi variasi jarak antara seismograf
yang berbagai dengan pusat gempa (episentrum). Menurut skala Richter,
kekuatan gempa bumi digambarkan dengan angka desimal. Sebagai contoh,
gempa dengan kekuatan 2.0 atau lebih kecil dianggap gempa mikro, biasanya
tidak dapat dirasakan oleh manusia dan hanya direkam di mesin seismograf
setempat. Gempa bumi dengan kekuatan 4.5 mampu direkam di mesin
seismograf di seluruh dunia.   Kekuatan 5.3 digolongkan sebagai gempa bumi
menengah dan kekuatan 6.3 digolongkan sebagai gempa bumi yang besar.
Oleh karena skala Richter menggunakan turunan logaritma, setiap angka
mewakili kekuatan yang 10 kali lebih kuat berbanding angka sebelumnya.
            Gempa bumi besar seperti yang terjadi di Alaska tahun 1964, memiliki
magnitude 8,0 atau lebih. Rata-rata satu gempa bumi yang berukuran seperti
itu terjadi setiap tahun.

D.    Alat Pencatat Gempa Bumi (Seismometer/seismograf)


            Seismometer (bahasa Yunani: seismos: gempa bumi dan metero: mengukur)
atau lebih dikenal dengan nama “seismograf” adalah alat atau sensor getaran, yang
bisaanya dipergunakan untuk mendeteksi gempa bumi atau getaran pada
permukaan tanah. Hasil rekaman dari alat ini disebut seismogram (rekaman gerakan
tanah, atau grafik aktifitas gempa bumi sebagai fungsi waktu yang dihasilkan
oleh seismometer).
            Prototip dari alat ini diperkenalkan pertama kali pada tahun 132 SM oleh
matematikawan dari Dinasti Han yang bernama Chang Heng. Dengan alat ini orang
pada masa tersebut bisa menentukan dari arah mana gempa bumi terjadi. Dengan
perkembangan teknologi dewasa ini maka kemampuan seismometer dapat
ditingkatkan, sehingga bisa merekam getaran dalam jangkauan frekuensi yang
cukup lebar. Alat seperti ini disebut seismometer broadband.
            Seismograf yaitu alat atau sensor getaran, yang biasanya dipergunakan
untuk mendeteksi gempa bumi atau getaran pada permukaan tanah. Hasil rekaman
dari alat ini disebut seismogram. Ada dua macam yaitu seismograf vertikal dan
horizontal.
            Seismograf memiliki instrumen sensitif yang dapat mendeteksi gelombang
seismik yang dihasilkan oleh gempa bumi. Gelombang seismik yang terjadi selama
gempa tergambar sebagai garis bergelombang
pada seismogram. Seismologist mengukur garis-garis ini dan menghitung besaran
gempa.
            Dahulu, seismograf hanya dapat mendeteksi gerakan horizontal, tetapi saat
ini seismograf sudah dapat merekam gerakan-gerakan vertikal dan lateral.
Seismograf menggunakan dua gerakan mekanik dan
elektromagnetik seismographer. Kedua jenis gerakan mekanikal tersebut dapat
mendeteksi baik gerakan vertikal maupun gerakan horizontal tergantung
dari pendular yang digunakan apakah vertikal atau horizontal.
Seismograf modern menggunakan elektromagnetik seismographer untuk
memindahkan volatilitas sistem kawat tarik ke suatu daerah magnetis. Peristiwa-
peristiwa yang menimbulkan getaran kemudian dideteksi
melalui spejlgalvanometer seismograf

E.     Kalisifikasi Besarnya Kekuatan Gempa,


            Berdasarkan kekuatannya atau magnitude (M), USGS membedakan
gempabumi dapat dibedakan atas :

F.     Perambatan Gempa Bumi


            Dengan seismograf, ahli geologi telah mengidentifikasi tiga jenis utama
gelombang gempa. Getaran pertama yang mencapai seismograf adalah gelombang
kompresi atau gelombang primer (P). Gelombang P bergerak melalui batuan dengan
memampatkan dan memuaikan batu. Gelombang berikut yang sampai, atau
gelombang sekunder (S), berupa gelombang geser. Gelombang S merambat
menembus batuan dengan gerakan naik-turun. Kalau gelombang P dan S mencapai
permukaan, sebagian berubah menjadi gelombang seismik jenis ketiga, yaitu
gelombang permukaan Love dan Rayleigt.
Gelombang Love atau gelombang permukaan bergerak paling lamban
dengan pola gerakan menghentak bolak balik tetapi paling merusak. Gelombang
Love bahkan dapat mengelilingi bumi sebelum mereda. Gelombang Rayleigh
bergerak naik-turun seperti gelombang samudra.
Gelombang P merambat lewat zat padat dan cair tetapi gelombang S hanya dapat
merambat lewat zat padat saja. Pada umumnya makin rapat dan keras batunya
makin cepat perambatannya. Gelombang P dengan kecepatan rambat 6 km/detik
memerlukan kira-kira 19 menit untuk mencapai sisi sebalik bumi dan gelombang S
dengan kecepatan rambat sekitar 3 km/detik terhenti pada batas luar yang cair, yang
selanjutnya energinya berubah menjadi panas.
Garis yang menghubungkan tempat-tempat di permukaan bumi yang menderita
kerusakan yang sama akibat gempa disebut isoseista. Jika dihubungkan isoseista
berbentuk lingkaran atau elips sekitar episentrum, di beri tanda angka romawi
dimulai dari episentrum di beri angka terbesar.
 Garis pada peta yang menghubungkan tempat di permukaan bumi yang
mencatat gelombang primer pada waktu yang sama disebut homoseista. Jika
terdapat tiga titik homoseista, maka dapat digunakan untuk menentukan letak
episentrum.
Getaran gempa dari hiposentrum merambat dan menyebar ke segala arah.
Getaran itu berupa gelombang primer dan gelombang sekunder. Dari episentrum,
juga terjadi rambatan getaran di permukaan bumi dalam bentuk gelombang panjang.
Jadi, gelombang gempa dapat dibedakan atas:

1.  Gelombang primer (P): merupakan gelombang longitudinal yang merambat di


permukaan bumi dengan kecepatan 4-7 km per detik.
2. Gelombang sekunder (S): berupa gelombang transversal yang merambat di
permukaan bumi dengan kecepatan 2-6 km per detik.
3. Gelombang panjang (L): merupakan gelombang permukaan dengan
kecepatan lebih lambat.

G.     Akibat Gempa Bumi

 Bangunan roboh
 Kebakaran
 Jatuhnya korban jiwa
 Permukaan tanah menjadi merekat dan jalan menjadi putus
 Tanah longsor akibat guncangan
 Banjir akibat rusaknya tanggul
 Gempa di dasar laut yang menyebabkan tsunami
 Dll.

H.    Persiapan Menghadapi Gempa Bumi

 Persiapan untuk Keadaan Darurat

1. Menentukan tempat-tempat berlindung yang aman jika terjadi gempa bumi.


Tempat berlindung yang aman adalah tempat yang dapat melindungi anda
dari benda-benda yang jatuh atau mebel yang ambruk, misalnya di kolong
meja
2.     Menyediakan air minum untuk keperluan darurat. Bekas botol air mineral
dapat digunakan untuk menyimpan air minum. Kebutuhan air minum bisaanya
2 sampai 3 liter sehari untuk satu orang
3.   Menyiapkan tas ransel yang berisi (atau dapat diisi) barang-barang yang
sangat dibutuhkan di tempat pengungsian. Barang-barang yang sangat
diperlukan dalam keadaan darurat misalnya:
a. Lampu senter berikut baterai cadangannya
b. Air minum
c. Kotak P3K berisi obat penghilang rasa sakit, plester, pembalut dan
sebagainya
d. Makanan yang tahan lama seperti biskuit
e. Sejumlah uang tunai
f.  Buku tabungan
g.   Korek api
h.   Lilin
i.    Helm
j.    Pakaian dalam
k.   Barang-barang berharga yang harus dibawa di saat keadaan darurat

4. Mengencangkan mebel yang mudah rubuh (seperti lemari pakaian) dengan


langit-langit atau dinding dengan menggunakan logam berbentuk siku atau
sekrup agar tidak mudah rubuh di saat terjadi gempa bumi.
5.      Mencegah kaca jendela atau kaca lemari pakaian agar tidak pecah berantakan
di saat gempa bumi dengan memilih kaca yang kalau pecah tidak berserakan
dan melukai orang (Safety Glass) atau dengan menempelkan kaca film
6.  Mencari tahu lokasi tempat evakuasi dan rumah sakit yang terdekat. Jika
pemerintah setempat tidak mempunyai tempat evakuasi, pastikan anda tidak
pergi ke tempat yang lebih rendah atau tempat yang dekat dengan pinggir
laut/sungai untuk menghindari Tsunami.  

 Ketika Terjadi Gempa Bumi

1.      Matikan api kompor jika anda sedang memasak. Matikan juga alat-alat
elektronik yang dapat menyebabkan timbulnya api. Jika terjadi kebakaran di
dapur, segera padamkan api dengan menggunakan alat pemadam api. Jika
tidak mempunyai pemadam api gunakan pasir atau karung basah
2.      Membuka pintu dan mencari jalan keluar dari rumah atau gedung
3.      Cari informasi mengenai gempa bumi yang terjadi lewat televisi atau radio
4.      Utamakan keselamatan terlebih dahulu, jika terjadi kerusakan pada tempat
Anda berada, segeralah mengungsi ke tempat pengungsian terdekat
5.   Tetap tenang dan tidak terburu-buru keluar dari rumah atau gedung. Tunggu
sampai gempa mereda, dan sesudah agak tenang, ambil tas ransel berisi
barang-barang keperluan darurat dan keluar dari rumah/gedung menuju ke
tanah kosong sambil melindungi kepala dengan helm atau barang-barang yang
dapat digunakan untuk melindungi kepala
6.      Jika anda harus berjalan di tengah jalan raya, berhati-hatilah terhadap papan
reklame yang jatuh, tiang listrik yang tiba-tiba rubuh, kabel listrik, pecahan
kaca, dan benda-benda yang berjatuhan dari atas gedung
7.      Pastikan tidak ada anggota keluarga yang tertinggal pada saat pergi ke tempat
evakuasi. Jika bisa ajaklah tetangga dekat Anda untuk pergi bersama-sama
8.      Jika gempa bumi terjadi pada saat Anda sedang menyetir kendaraan, jangan
sekali-kali mengerem dengan mendadak atau menggunakan rem darurat.
Kurangilah kecepatan secara bertahap dan hentikan kendaraan Anda di bahu
jalan. Jangan berhenti di dekat pompa bensin, di bawah kabel tegangan tinggi,
atau di bawah jembatan penyeberangan.

I.       Istilah-Istilah Dalam Gempa

 Foreshocks
Adalah getaran atau gempa-gempa yang lebih kecil yang terjadi sebelum
terjadinya gempa besar.
 Main shock
Gempa utama yaitu sebuah gempa yang sering dilaporkan ketika terjadinya.
 Aftershocks
Gempa ini dikenal sebagai gempa susulan. gempa utama (Main shock) yang
memiliki kekuatan diatas 6M bisaanya memiliki gempa susulan.
 Earthquake Swarm
Gerumbulan gempa adalah gempa-gempa yang terjadi pada satu lokasi
tertentu. Sering berasosiasi dengan vulkanisme.
 Primary and Secondary Quake
Gempa primer adalah goyangan gempa yang datang duluan karena getaran
ini memiliki kecepatan rambat paling besar. Sedangkan gempa sekunder
adalah goyangan atau getaran yang datang setelahnya karena memiliki
kecepatan rambat lebih rendah.
 Gelombang seismik adalah rambatan energi yang disebabkan karena
adanya gangguan di dalam kerak bumi, misalnya adanya patahan atau
adanya ledakan. Energi ini akan merambat ke seluruh bagian bumi dan dapat
terekam oleh seismograf.

Anda mungkin juga menyukai