Anda di halaman 1dari 14

Macam- Macam Skala Gempa

Posted by khairul anas 19.09 Labels: Geografi, Pengetahuan Umum

1. Tentang Skala Mercalli


Skala Mercalli adalah satuan untuk mengukur kekuatan gempa bumi. Satuan ini
diciptakan oleh seorang vulkanologis dari Italia yang bernama Giuseppe Mercalli
pada tahun 1902. Skala Mercalli terbaagi menjadi 12 pecahan berdasarkan
informasi dari orang-orang yang selamat dari gempa tersebutdan juga dengan
melihat dan membandingkan tingkat kerusakan akibat gempa bumi tersebut. Oleh
itu skala Mercalli adalah sangat subjektif dan kurang tepat dibanding dengan
perhitungan magnitudo gempa yang lain. Oleh karena itu, saat ini penggunaan
skala Richter lebih luas digunakan untuk untuk mengukur kekuatan gempa bumi.
Tetapi skala Mercalli yang dimodifikasi, pada tahun 1931 oleh ahli seismologi Harry
Wood dan Frank Neumann masih sering digunakan terutama apabila tidak terdapat
peralatan seismometer yang dapat mengukur kekuatan gempa bumi di tempat
kejadian.
Skala Modifikasi Intensitas Mercalli mengukur kekuatan gempa bumi melalui tahap
kerusakan yang disebabkan oleh gempa bumi itu. Satuan ukuran skala Modifikasi
Intensitas Mercalli adalah seperti di bawah :
- Skala Modifikasi Keamatan Mercalli
- Tidak terasa
- Terasa oleh orang yang berada di bangunan tinggi
- Getaran dirasakan seperti ada kereta yang berat melintas.
- Getaran dirasakan seperti ada benda berat yang menabrak dinding rumah, benda
tergantung bergoyang.
- Dapat dirasakan di luar rumah, hiasan dinding bergerak, benda kecil di atas rak
mampu jatuh.
- Terasa oleh hampir semua orang, dinding rumah rusak.
- Dinding pagar yang tidak kuat pecah, orang tidak dapat berjalan/berdiri.
- Bangunan yang tidak kuat akan mengalami kerusakan.
- Bangunan yang tidak kuat akan mengalami kerusakan tekuk.
- Jambatan dan tangga rusak, terjadi tanah longsor.
- Rel kereta api rusak.
- Seluruh bangunan hancur dan hancur lebur.
2. Skala kekuatan Moment
Skala kekuatan moment diperkenalkan pada 1979 oleh Tom Hanks dan Hiroo
Kanamori sebagai pengganti skala Richter dan digunakan oleh seismologis untuk
membandingkan energi yang dilepas oleh sebuah gempa bumi. Kekuatan moment
Mw adalah sebuah angka tanpa dimensi yang didenifinisikan sebagai berikut
di mana M0 adalah Moment seismik (menggunakan satu newton metre [Nm]
sebagai moment).
Sebuah peningkatan satu tahap dalam skala logaritmik ini berarti sebuah

peningkatan 101,5 = 31,6 kali dari jumlah energi yang dilepas, dan sebuah
peningkatan 2 tahap berarti sebuah peningkatan 103 = 1000 kali kekuatan awal.
3. Skala Richter
Skala Richter atau SR didefinisikan sebagai logaritma (basis 10) dari amplitudo
maksimum, yang diukur dalam satuan mikrometer, dari rekaman gempa oleh
instrumen pengukur gempa (seismometer) Wood-Anderson, pada jarak 100 km dari
pusat gempanya. Sebagai contoh, misalnya kita mempunyai rekaman gempa bumi
(seismogram) dari seismometer yang terpasang sejauh 100 km dari pusat
gempanya, amplitudo maksimumnya sebesar 1 mm, maka kekuatan gempa tersebut
adalah log (10 pangkat 3 mikrometer) sama dengan 3,0 skala Richter. Skala ini
diusulkan oleh fisikawan Charles Richter.
Untuk memudahkan orang dalam menentukan skala Richter ini, tanpa melakukan
perhitungan matematis yang rumit, dibuatlah tabel sederhana seperti gambar di
samping ini. Parameter yang harus diketahui adalah amplitudo maksimum yang
terekam oleh seismometer (dalam milimeter) dan beda waktu tempuh antara
gelombang-P dan gelombang-S (dalam detik) atau jarak antara seismometer
dengan pusat gempa (dalam kilometer). Dalam gambar di samping ini dicontohkan
sebuah seismogram mempunyai amplitudo maksimum sebesar 23 milimeter dan
selisih antara gelombang P dan gelombang S adalah 24 detik maka dengan menarik
garis dari titik 24 dt di sebelah kiri ke titik 23 mm di sebelah kanan maka garis
tersebut akan memotong skala 5,0. Jadi skala gempa tersebut sebesar 5,0 skala
Richter.
Skala Richter pada mulanya hanya dibuat untuk gempa-gempa yang terjadi di
daerah Kalifornia Selatan saja. Namun dalam perkembangannya skala ini banyak
diadopsi untuk gempa-gempa yang terjadi di tempat lainnya.
Skala Richter ini hanya cocok dipakai untuk gempa-gempa dekat dengan magnitudo
gempa di bawah 6,0. Di atas magnitudo itu, perhitungan dengan teknik Richter ini
menjadi tidak representatif lagi.
Perlu diingat bahwa perhitungan magnitudo gempa tidak hanya memakai teknik
Richter seperti ini. Kadang-kadang terjadi kesalahpahaman dalam pemberitaan di
media tentang magnitudo gempa ini karena metode yang dipakai kadang tidak
disebutkan dalam pemberitaan di media, sehingga bisa jadi antara instansi yang
satu dengan instansi yang lainnya mengeluarkan besar magnitudo yang tidak sama.
sumber:
http://tutorialkuliah.blogspot.com/2009/10/macam-macam-skala-gempa.html
Read more: http://khairul-anas.blogspot.com/2012/05/macam-macam-skalagempa.html#ixzz4BhmVPFV4

ALAT UKUR GEMPA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat
pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa
Bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak Bumi (lempeng Bumi). Frekuensi suatu
wilayah, mengacu pada jenis dan ukuran gempa Bumi yang di alami selama periode waktu.
Gempa Bumi diukur dengan menggunakan alat Seismometer. Moment magnitudo adalah
skala yang paling umum di mana gempa Bumi terjadi untuk seluruh dunia. Skala Rickter
adalah skala yang di laporkan oleh observatorium seismologi nasional yang di ukur pada
skala besarnya lokal 5 magnitude. kedua skala yang sama selama rentang angka mereka
valid. gempa 3 magnitude atau lebih sebagian besar hampir tidak terlihat dan besar nya 7
lebih berpotensi menyebabkan kerusakan serius di daerah yang luas, tergantung pada
kedalaman gempa. Gempa Bumi terbesar bersejarah besarnya telah lebih dari 9, meskipun
tidak ada batasan besarnya. Gempa Bumi besar terakhir besarnya 9,0 atau lebih besar adalah
9,0 magnitudo gempa di Jepang pada tahun 2011 (per Maret 2011), dan itu adalah gempa
Jepang terbesar sejak pencatatan dimulai. Intensitas getaran diukur pada modifikasi Skala
Mercalli.
1.2 Penyebab terjadinya gempa Bumi
Kebanyakan gempa Bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan
yang disebabkan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar
dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh
pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa Bumi akan terjadi.
Gempa Bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan-lempengan tersebut. Gempa Bumi
yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan translasional.
Gempa Bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan litosfer yang
terjepit kedalam mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Skala Richter dan Skala Mercalli
A. Skala Richter
Skala Richter atau SR, skala ukuran kekuatan gempa yang diusulkan oleh fisikawan Charles
Richter, didefinisikan sebagai logaritma dari amplitudo maksimum yang diukur dalam satuan
mikrometer (m) dari rekaman gempa oleh alat pengukur gempa (seismometer) WoodAnderson, pada jarak 100 km dari pusat gempa.
Sebagai contoh, Misal kita mempunyai rekaman gempa bumi (seismogram) dari seismometer
yang terpasang sejauh 100 km dari pusat gempanya. Jika amplitudo maksimumnya sebesar 1
mm, maka kekuatan gempa tersebut adalah log (103) m sama dengan 3,0 skala Richter.
Skala Richter ini hanya cocok dipakai untuk gempa-gempa dekat dengan magnitudo gempa
di bawah 6,0. Di atas magnitudo itu, perhitungan dengan teknik Richter ini menjadi tidak

representatif lagi.
Skala
Richter Efek Gempa
< 2.0 Gempa kecil , tidak terasa 2.0-2.9 Tidak terasa, namun terekam oleh alat 3.0-3.9
Seringkali terasa, namun jarang menimbulkan kerusakan 4.0-4.9 Dapat diketahui dari
bergetarnya perabot dalam ruangan, suara gaduh bergetar. Kerusakan tidak terlalu signifikan.
5.0-5.9 Dapat menyebabkan kerusakan besar pada bangunan pada area yang kecil. Umumya
kerusakan kecil pada bangunan yang didesain dengan baik 6.0-6.9 Dapat merusak area
hingga jarak sekitar 160 km 7.0-7.9 Dapat menyebabkan kerusakan serius dalam area lebih
luas 8.0-8.9 Dapat menyebabkan kerusakan serius hingga dalam area ratusan mil 9.0-9.9
Menghancurkan area ribuan mil > 10.0 Belum pernah terekam
B. Skala Mercalli
Skala Mercalli adalah satuan untuk mengukur kekuatan gempa bumi yang diciptakan oleh
vulkanologis dari Italia bernama Giuseppe Mercalli pada 1902. Skala Mercalli dibagi menjadi
12 bagian berdasarkan informasi dari orang-orang yang selamat dari gempa tersebut dan juga
dengan melihat dan membandingkan tingkat kerusakan akibat gempa bumi tersebut. Oleh itu,
skala Mercalli sangat subjektif dan kurang tepat dibanding dengan perhitungan magnitudo
gempa yang lain. Saat ini penggunaan skala Richter lebih luas digunakan untuk untuk
mengukur kekuatan gempa bumi. Tetapi skala Mercalli yang dimodifikasi, pada tahun 1931
oleh ahli seismologi Harry Wood dan Frank Neumann masih sering digunakan terutama
apabila tidak terdapat peralatan seismometer yang dapat mengukur kekuatan gempa bumi di
tempat kejadian.
Skala Modifikasi Mercalli
1. Tidak terasa
2. Terasa oleh orang yang berada di bangunan tinggi
3. Getaran dirasakan seperti ada kereta yang berat melintas.
4. Getaran dirasakan seperti ada benda berat yang menabrak dinding rumah, benda tergantung
bergoyang.
5. Dapat dirasakan di luar rumah, hiasan dinding bergerak, benda kecil di atas rak mampu
jatuh.
6. Terasa oleh hampir semua orang, dinding rumah rusak.
7. Dinding pagar yang tidak kuat pecah, orang tidak dapat berjalan/berdiri.
8. Bangunan yang tidak kuat akan mengalami kerusakan.
9. Bangunan yang tidak kuat akan mengalami kerusakan tekuk.
10. Jambatan dan tangga rusak, terjadi tanah longsor.
11. Rel kereta api rusak.
12. Seluruh bangunan hancur dan hancur lebur.
2.2 Sejarah Pengukuran Gempa Bumi
Kenapa Kekuatan gempa diukur dengan skala Richter? Ilmuwan seismologi dari Amerika
Serikat ini lahir di Hamilton, Ohio, Amerika Serikat. Dia berhasil menyelesaikan gelar
doktornya di Institut Kalifornia pada 1928. yang bernama Charles Richter
Pada 1927, Richter bekerja pada Institut Carnegie, selanjutnya dia diterima di Institut
Teknologi Kalifornia tempat dia belajar dulu. Kemudian, dia diangkat menjadi profesor pada
bidang seismologi pada 1952.

Richter mengembangkan skala untuk mengukur kekuatan gempa bumi pada tahun 1935 yang
dikenal sebagai skala Richter. Skala untuk mengukur kekuatan gempa telah diperkenalkan
terlebih dahulu oleh pendahulunya De Rossi pada 1880-an dan Giuseppe Mercalli pada 1902,
tetapi keduanya masih menggunakan skala kualitatif berdasarkan tingkat kerusakan bangunan
setelah terjadi gempa bumi. Tentu saja ini hanya bisa diterapkan di tempat yang ada
bangunannya dan sangat tergantung dari jenis material pembuat bangunannya.

Sementara, Richter bersama rekan-rekannya sesama ilmuwan berhasil menemukan alat ukur
kekuatan gempa yang didasarkan kepada tingkat energi yang dilepaskan pusat gempa. Richter
membagi tingkat kekuatan gempa itu dari ukuran satu hingga sembilan. Salah satu buku

Richter yang cukup terkenal di bidang sesismlogi berjudul, Seismicity of the Earth yang
ditulis bersama Gutenberg.
Ilmuwan penemu alat ukur kekuatan gempa adalah Charles Richter. Sebagai bentuk
penghargaan atas temuannya, maka satuan untuk kekuatan gempa disebut skala Richter.
2.3 Seismograf
Alat pengukur Gempa. Seismograf adalah yang digunakan untuk mengukur gempa. Alat ini
terdiri atas 3 bagian yaitu; jarum, benda stationer (massa Stationer), dan pita. Jika terjadi
gempa, massa stasioner dan jarum yang terletak padanya tetap. Yang bergerak adalah benda
yang berisi pita roll yang dipancangkan ditanah. Karena ujung jarun menempel pada pita roll,
maka ketika terjadi gempa akan tergambar getaran gempa pada pita tersebut. Pita itulah yang
disebut sebagai Seismogram.
a. Jenis-jenis Seismograf
Seismograf, alat pengukur gempa ada 2 jenis, yaitu:
1. Seismograf Horizontal
Seismograf Horizontal berfungsi untuk mencatat getaran bumi pada arah mendatar. Pada
Seismograf Horizontal, massa stasioner digantung dengan sebuah tali. Dibagian bawah
terdapat jarum yang ujungnya menyentuh roll pita, yang selalu berputar searah jarum jam.
Tiang penompang roll pita terpancang pada tanah. Pada waktu terjadi gempa, roll pita
bergetar, sedang massa stasioner dan jarum jam tetap. Maka terbentuklah goresan pada roll
pita tersebut yang disebut Seismogram.

2. Seismograf Vertikal
Seismograf Vertikal berfungsi untuk mencatat getaran gempa vertikal. Massa Stasioner pada
Seismograf vertikal ditahan oleh sebuah pegas (P) dan sebuah tangkai berengsel. Ujung
massa stasioner yang berjarum disentuhkan pada roll pita yang selalu bergerak searah jarum
jam. Jika terjadi getaran gempa, maka roll pita akan bergerak sehingga akan terbentuk
seismogram pada roll pita tersebut.
Dengan menggunakan alat pengukur gempa, seismograf vertikal dan seismograf horizontal
gempa yang terjadi baik gempa vertikal maupun gempa horizontal akan tercatat dan
terdeteksi. Untuk mengetahui keakuratan data gempa yang diperoleh, maka lebih baik jika
pada sebuah stasion BMG di pasang 3 alat pengukur gempa atau Seismograf. Yaitu 2 pasang

Seismograf Horizontal yang dipasang arah utara-selatan dan arah timurbarat, serta satu
seismograf Vertikal. Hal ini dilakukan untuk mengetahui dari arah mana getaran gempa
terjadi.

2.4 Alat-alat yang berhubungan dengan Seismograf


1. Seismograph Wiechert
Seismometer Wiechert merupakan cikal bakal awal berdirinya Stasiun pencatat gempa di
Indonesia yakni berada di stasiun Geofisika Jakarta. Seismograph Wiechert merupakan
seismograph pertama di Indonesia yang dipasang pada tahun 1908 yang dulu berlokasi di
jalan Arief Rachman Hakim Jak-Pus, kemudian dipindahkan ke Kemayoran pada tahun 1999
sampai sekarang.
Alat ini merupakan buatan Jerman pada tahun 1908 dan 1928. Seismometer ini ada dua, yaitu
komponen vertical (Z) dan horizontal (N-S dan E-W) dengan prinsip pendulum. Beratnya
mencapai 1500 kg dengan pemberat berupa gips yang diletakkan di dalam badan
seismometer. Media perekamannya adalah kertas jelaga yang dipasang pada drum recorder.
Ketika ada getaran, maka pena akan bergerak dan menggoreskan ujungnya pada kertas jelaga
tersebut. Sayangnya seismometer Wiechert ini sudah tidak dioperasionalkan lagi dikarenakan
sambungan penanya yang rusak.
2 Seimometer SS 1 Ranger
Merupakan portable seismometer dan dapat dipilih model horizontal atau vertical, jadi SS 1
Ranger merupakan seismometer 1 komponen. SS1 Ranger menggunakan prinsip spring mass
dan elektromagnetik transducer. Seismometer ini merupakan jenis analog, sehingga
penempatannya cukup di tempat yang bedrocknya baik, tidak perlu di tempatkan di bunker,
seperti halnya seismometer digital. Cara kerjanya adalah ketika seismometer SS 1 Ranger
menerima signal gelombang, maka akan terjadi tegangan yang dialirkan ke kumparan
kalibrasi yang membuat bahan bergerak dan menimbulkan gaya magnet, sehingga pegas
bergerak dan arusnya diterima oleh kumparan sensor. Kumparan tersebut akan menghasilkan
output berupa gambar gambar signal yang dikirim ke seismograph. Di stasiun Geofisika
Jakarta, seismometer SS 1 Ranger ini dihubungkan ke SPS (Short Period Seismograph).
Sampai saat ini SS 1 Ranger masih digunakan, di samping menggunakan seismometer
broadband. Datanya sebagai sampingan data yang dihasilkan oleh seismometer broadband.
3. Broadband Seismograph
Seismometer broadband memiliki jangkauan / range frekuensi yang lebih luas dari
seismometer biasa, yaitu kira kira 0,01 50 Hz. Seismometer jenis ini sangat sensitive
terhadap variasi lingkungan, khususnya variasi temperature dan tekanan atmosfer. Oleh sebab
itu seismometer ini membutuhkan tempat khusus, tidak seperti seismometer analog.
Merupakan seismometer 3 komponen (vertical, horizontal NS EW).Di stasiun geofisika
Jakarta, broadband seismometer ini diletakkan di bunker yang berukuran kira kira 1m x 1m
1m. Jika biasanya dinding bunker seismometer dilapisi gabus, maka di stasiun geofisika
Jakarta, gabus tersebut berbentu kepingan kepingan yang dihamburkan menutupi
seismometer itu sendiri. Data seismometer broadband inilah yang digunakan sebagai data
utama di samping data seismometer SS1 Ranger.
Seismometer ini merupakan seismometer digital, jadi sensor yang ia dapatkan akan

diteruskan ke amplifier / pengkondisi signal (memisahkan antara noise dan signal),


dilanjutkan ke ADC (Analog to Digital Converter) lalu masuk rekorder yang berupa
computer, bukan SPS seperti rekorder yang digunakan SS1 Ranger. Dalam computer ini telah
disediakan software khusus yang digunakan dalam pengolahan data. Software yang biasanya
digunakan adalah MnoST dan NetRec, juga software lainnya.
4. Accelerograph (Strong Motion Seismograph)
Accelerograph adalah alat yang digunakan untuk merekam getaran tanah yang sangat kuat
dan untuk mengukur percepatan permukaan tanah. Accelerograph memiliki memori card
yang tersimpan di dalamnya, sehingga ia mampu menyimpan data data pengukuran. Di
dalam accelerograph juga terdapat baterai kering yang dapat digunakan sewaktu tidak
tersedianya listrik. Baterai kering ini dapat beroperasi sekitar 7 jam. Alat ini kebanyakan
digunakan oleh pemborong proyek besar untuk melakukan survey. Jadi, alat ini merupakan
alat yang bersifat portable.
Data yang didapat akan disambungkan ke laptop atau computer yang memiliki software
khusus untuk megolah data data tersebut. Data data percepatan tanah ini lebih banyak
manfaatnya dalam bidang teknik pembangunan. Karena dengan malihat data percepatan
tanah di suatu tempat, maka kita bisa menghitung dan merencanakan gedung gedung
bertingkat yang tahan gempa. Selain itu, data accelerograph juga bermanfaat bagi
pertambangan.
5. Short Period Seismograph
Adalah alat perekam / pencatat gelombang gempa bumi dengan media kertas pias dan
merupakan serangkaian alat dari system analog. Di Stasiun Geofisika Jakarta, alat ini
disambungkan dengan seismometer SS1 Ranger. Seperti halnya seismometer Wiechert,
seismograph ini juga memiliki pena yang sama. Hanya saja pena di seismograph ini dialiri
tinta yang siap mencatat di kertas pias yang menempel pada drum recorder yang berputar.
Kecepatan putaran drum recorder bisa diapat diatur sesuai keinginan. Di stasiun Geofisika
Jakarta, kertas pias harus diganti 24 jam sekali. Selain itu, time marknya juga dapat diatur
sesuai dengan waktu daerah masing masing atau sesuai kebutuhan.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Gempa bumi (seisme) merupakan gerakan keras yang terjadi secara tiba-tiba di bawah
permukaan bumi, yang merupakan peristiwa alam yang sangat menghancurkan. Gempa bumi
dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu gempa tektonik, gempa vulkanik, dan gempa
runtuhan. Gempa dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yang mengakibatkan terjadinya
bencana alam seperti banjir dan tanah longsor serta bencana tsunami di daerah pantai.
Para ilmuwan mengukur kekuatan gempa dengan dua cara. Pertama, menggunaka alat
pengukur yang disebut Skala Richter. Mereka mengukur jumlah energy gempa yang
dilepaskan dengan member sekala 0 sampai dengan 9. Gempa berkekuatan Skala Richter
berarti 100 juta kali kuatnya dari gempa berskala 1.
Kedua, Skala Mercalli mengukur jumlah kerusakan gempa dan memberi skor dari 1 sampai
dengan 12. Skor 1 berarti gempa tidak berbahaya, tetapi skor 12 berarti gempa merusak
seluruh bangunan.

Skala MMI (Modified Mercalli Intensity)


Skala Mercalli adalah satuan untuk mengukur kekuatan gempa bumi. Satuan
ini diciptakan oleh seorang vulkanologis dari Italia yang bernama Giuseppe
Mercalli pada tahun 1902. Skala Mercalli terbagi menjadi 12 pecahan
berdasarkan informasi dari orang-orang yang selamat dari gempa tersebut dan
juga dengan melihat serta membandingkan tingkat kerusakan akibat gempa
bumi tersebut. Oleh itu skala Mercalli adalah sangat subjektif dan kurang tepat
dibanding dengan perhitungan magnitudo gempa yang lain. Oleh karena itu, saat
ini penggunaan Skala Richter lebih luas digunakan untuk untuk mengukur
kekuatan gempa bumi. Tetapi skala Mercalli yang dimodifikasi, pada tahun 1931
oleh ahli seismologi Harry Wood dan Frank Neumann masih sering digunakan
terutama apabila tidak terdapat peralatan seismometer yang dapat mengukur
kekuatan gempa bumi di tempat kejadian.
I MMI

Getaran tidak dirasakan kecuali dalam keadaan luarbiasa oleh beberapa orang

II MMI

Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda


ringan yang digantung bergoyang.
III MMI

Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran


seakan-akan ada truk berlalu.

IV MMI

Pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam


rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah,
jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi.
V MMI

Getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk,


orang banyak terbangun, gerabah pecah, barangbarang terpelanting, tiang-tiang dan barang besar
tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.

VI MMI

Getaran dirasakan oleh semua penduduk. Kebanyakan


semua terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh
dan cerobong asap pada pabrik rusak, kerusakan
ringan.
VII MMI

Tiap-tiap orang keluar rumah. Kerusakan ringan pada


rumah-rumah dengan bangunan dan konstruksi yang
baik. Sedangkan pada bangunan yang konstruksinya
kurang baik terjadi retak-retak bahkan hancur, cerobong asap pecah. Terasa oleh orang yang
naik kendaraan.

VIII MMI

Kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi


yang kuat. Retak-retak pada bangunan degan
konstruksi kurang baik, dinding dapat lepas dari
rangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumenmonumen roboh, air menjadi keruh.
IX MMI

Kerusakan pada bangunan yang kuat, rangka-rangka


rumah menjadi tidak lurus, banyak retak. Rumah
tampak agak berpindah dari pondamennya. Pipa-pipa
dalam rumah putus.

X MMI

Bangunan dari kayu yang kuat rusak,rangka rumah


lepas dari pondamennya, tanah terbelah rel
melengkung, tanah longsor di tiap-tiap sungai dan di
tanah-tanah yang curam.
XI MMI

Bangunan-bangunan hanya sedikit yang tetap berdiri.


Jembatan rusak, terjadi lembah. Pipa dalam tanah
tidak dapat dipakai sama sekali, tanah terbelah, rel
melengkung sekali.

XII MMI

Hancur sama sekali, Gelombang tampak pada


permukaan tanah. Pemandangan menjadi gelap.
Benda-benda terlempar ke udara.
Desain Kartun oleh : Eko Wardoyo
Info
Anda dapat mengunduh Poster Skala MMI
BMKG dengan catatan :

Tidak melakukan memodifikasi kalimat ataupun gambar yang ada di


poster Skala MMI

Hak kekayaan intelektual Poster MMI adalah milik BMKG

Unduh Poster Skala MMI (TIFF File 93.3 MB)


Skala Intensitas Gempabumi BMKG
Skala
Warn Deskripsi
SIG
Deskrispsi Rinci
a
Sederhana
BMKG

Skal
PGA
a
(gal)
MMI

TIDAK
Putih DIRASAKAN
(Not Felt)

Tidak dirasakan atau dirasakan hanya


oleh beberapa orang tetapi terekam oleh
alat.

II

DIRASAKAN
Hijau
(Felt)

Dirasakan oleh orang banyak tetapi tidak


menimbulkan kerusakan. Benda-benda
2.9III-V
ringan yang digantung bergoyang dan
88
jendela kaca bergetar.

III

KERUSAKAN
Kunin RINGAN
g
(Slight
Damage)

Bagian non struktur bangunan mengalami


kerusakan ringan, seperti retak rambut
VI
pada dinding, genteng bergeser ke bawah
dan sebagian berjatuhan.

89167

IV

Jingg KERUSAKAN

Banyak Retakan terjadi pada dinding

168-

I-II

VII-

<
2.9

SEDANG
(Moderate
Damage)

bangunan sederhana, sebagian roboh,


kaca pecah. Sebagian plester dinding
lepas. Hampir sebagian besar genteng
bergeser ke bawah atau jatuh. Struktur
bangunan mengalami kerusakan ringan
sampai sedang.

Sebagian besar dinding bangunan


KERUSAKAN
Mera
permanen roboh. Struktur bangunan
BERAT (Heavy
h
mengalami kerusakan berat. Rel kereta
Damage)
api melengkung.

VIII

564

IX-XII

>
564

Anda mungkin juga menyukai