Anda di halaman 1dari 2

1.

Skala Omori

Penentuan skala Omori berdasarkan pada gempa bumi terhadap kerusakan yang ditimbulkan pada
bangunan dan juga korban manusia. Berikut skala kekuatan gempa bumi berdasarkan skala
Omori yang disesuaikan dengan kondisi Indonesia:

1. Derajat I : Getaran lunak dirasakan oleh banyak orang akan tetapi tidak semua orang.
2. Derajat II : Getaran yang dirasa terasa sedang, semua orang terbangun karena bunyi
barang pecah, pintu dan jendela berbunyi.
3. Derajat III : Getaran agak kuat, jam dinding berhenti, jendela dan pintu terbuka.
4. Derajat IV : Getaran kuat, muncul retakan pada dinding, gambar yang digantung pada
dinding jatuh.
5. Derajat V : Getaran sangat kuat, atap dan dinding rumah runtuh.
6. Derajat VI : Rumah yang kuat runtuh.
7. Derajat VII : Kerusakan umum.

2. Skala Mercalli

Skala Mercalli masih cukup sering digunakan apabila tidak terdapat peralatan seismometer untuk
mengukur besarnya kekuatan gempa bumi pada tempat kejadian. Berikut pembagian skala
Mercalli:

1. I MMI : Getaran tidak dirasakan kecuali saat kondisi luar biasa untuk beberapa orang.
2. II MMI : Getaran hanya dirasakan oleh beberapa orang saja, benda-benda ringan yang
digantung terlihat bergoyang.
3. III MMI : Getaran dapat dirasakan nyata di dalam rumah. Terasa seolah-olah ada truk
yang berjalan.
4. IV MMI : Pada siang hari dapat dirasakan oleh banyak orang yang berada di dalam
rumah, hanya beberapa orang di luar rumah, gerabah pecah, pintu atau jendela berderik
dan dinding berbunyi.
5. V MMI : Getaran dapat dirasakan oleh hampir semua orang, banyak orang terbangun,
gerabah pecah, banyak barang terpelanting, tiang dan barang besar tampak bergoyang,
bandol lonceng berhenti

3. Skala Cancani

Skala Cancani merupakan skala gempa bumi berdasarkan pada percepatan. Berikut tingkatan
gempa bumi berdasrkan pada skala Cancani:

1. Skala I : Percepatan 0-2,5 mm/detik


2. Skala II : Percepatan 2,5-5 mm/detik
3. Skala III : Percepatan 5-10 mm/detik
4. Skala IV : Percepatan 10-25 mm/detik
5. Skala V : Percepatan 25-50 mm/detik
6. Skala VI : Percepatan 50-100 mm/detik
7. Skala VII : Percepatan 100-250 mm/detik
8. Skala VIII : Percepatan 250-500 mm/detik
9. Skala IX : Percepatan 500-1.000 mm/detik
10. Skala X : Percepatan 1.000-2.500 mm/detik
4. Skala De rossi-Forrel

Skala DeRossi-Forel merupakan skala untuk mengklasifikasi gempa bumi berdasarkan intensitas.
Skala ini diciptakan oleh Michele Stefano de Rossi dan Francois Alphonse Forel. Skala DeRossi-
Forel termasuk skala tertua dan masih digunakan di negara Swiss hingga saat ini.
1. I : Hanya dapat dirasakan oleh seorang pengamat terlatih, terdeteksi dengan
menggunakan seismograf.
2. II : Gempa dirasakan oleh beberapa orang yang tenang.
3. III : Hanya beberapa orang yang tidak terlalu tenang merasakan gempa.
4. IV : Orang yang sedang beraktivitas dan pekerja dapat merasakan gempa. Pintu, jendela,
lantai kayu bersuara, banyak benda mudah bergerak akibat guncangan.
5. V : Banyak yang merasakan gempa. Benda ukuran besar berguncang.

5. Skala Ritcher
Skala Richter diciptakan oleh Charles Richter berdasarkan pada pengukuran gelombang seismik.
Skala Richter dapat disingkat dengan SR dapat didefinisikan sebagai bentuk logaritma dari
amplitude maksimum yang diukur menggunakan satuan micrometer oleh seismograf pada jarak
100 km dari pusat gempa.

Skala Richter menjadi skala gempa bumi yang pernah digunakan oleh Indonesia. Berikut
tingkatan gempa bumi berdasarkan skala Richter:

1. 1 SR : Gempa tidak terasa, kecuali pada orang-orang yang berada dikondisi luar biasa,
hanya terekam oleh seismograf.
2. 2-3 SR : Dapat dirasakan oleh beberapa orang dalam kondisi diam di dalam rumah, dapat
diperkirakan durasi gempa ketika berlangsung.
3. 4 SR : Dapat membangunkan orang yang sedang tertidur, menggetarkan pintu, jendela,
dan benda-benda lainnya.
4. 5 SR : Dapat dirasakan semua orang, bandul jam berhenti, piring dan kaca jendela pecah.
5. 6-7 SR : Gerobak rusak, perabot rumah tangga bergeser, orang-orang harus evakuasi
keluar bangunan. Dapat dirasakan dalam kondisi di dalam kendaraan yang bergerak.
Bangunan rusak.
6. 8-9 SR : Getaran gempa menyebabkan pasir dan lumpur terlempar, kondisi menjadi
panik, kerusakan pada bangunan modern. Pipa dalam tanah pecah, tanah retak, fondasi
rumah bergerak.
7. 10 SR : Terjadi kepanikan, bangunan rusak parah, jembatan roboh, hanya bangunan
struktur kuat yang bertahan.
8. 11 SR : Panik pada manusia, muncul celah besar pada tanah, semua bangunan runtuh.
9. 12 SR : Semua orang panik, kerusakan total, percepatan gerak tanah melebihi percepatan
gravitasi, gelombang dapat terlihat di permukaan tanah.

Anda mungkin juga menyukai