Anda di halaman 1dari 4

Pengertian Gempa Bumi, Jenis-Jenis, Penyebab, Akibat, dan

Cara Menghadapi Gempa Bumi

05/08/2018 bpbd Artikel 0

engertian Gempa Bumi – Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di
permukaan bumi akibat pelepasan energi dari bawah permukaan secara tiba-tiba yang
menciptakan gelombang seismik. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi
atau lempeng bumi. Selain itu gempa bumi juga bisa disebabkan oleh letusan gunung api.

Gempa bumi juga bisa diartikan sebagai suatu peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan
energi di dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada
kerak bumi. Frekuensi gempa bumi di suatu wilayah mengacu pada jenis dan ukuran gempa
bumi yang di alami selama periode waktu. Gempa bumi diukur dengan menggunakan alat
Seismometer. Moment magnitudo adalah skala yang paling umum di mana gempa bumi terjadi
untuk seluruh dunia. Skala Rickter adalah skala yang di laporkan oleh observatorium seismologi
nasional yang di ukur pada skala besarnya lokal 5 magnitudo. Kedua skala yang sama selama
rentang angka mereka valid. Gempa 3 magnitudo atau lebih sebagian besar hampir tidak
terlihat dan besarnya 7 kali lebih berpotensi menyebabkan kerusakan serius di daerah yang
luas, tergantung pada kedalaman gempa.

Gempa Bumi terbesar bersejarah besarnya telah lebih dari 9 skala rickter, meskipun tidak ada
batasan besarnya. Gempa Bumi besar terakhir besarnya 9,0 atau lebih besar adalah 9,0
magnitudo yaitu gempa di Jepang pada tahun 2011 , dan itu adalah gempa Jepang terbesar
sejak pencatatan dimulai. Intensitas getaran diukur pada modifikasi Skala Mercalli.
Jenis-Jenis Gempa Bumi
Jenis-jenis gempa bumi dibedakan menjadi 2 yaitu berdasarkan penyebab dan kedalamannya.
Berikut ini merupakan penjelasannya :

a. Berdasarkan Penyebabnya
Menurut penyebab terjadinya, gempa bumi dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :

1. Gempa Vulkanik
Gempa bumi vulkanik adalah gempa bumi yang disebabkan oleh letusan gunung berapi.
Contoh : gempa G. Bromo, gempa G. Una-Una, gempa G. Krakatau.

2. Gempa Tektonik
Gempa tektonik adalah gempa bumi yang terjadi karena pergeseran lapisan kulit bumi akibat
lepasnya energi di zone penunjaman. Gempa bumi tektonik memiliki kekuatan yang cukup
dahsyat. Contoh : gempa Aceh, Bengkulu, Pangandaran.

3. Gempa runtuhan atau terban


Gempa runtuhan atau terban adalah gempa bumi yang disebabkan oleh tanah longsor, gua-
gua yang runtuh, dan sejenisnya. Tipe gempa seperti ini hanya berdampak kecil dan wilayahnya
sempit.

b. Berdasarkan Kedalamannya
Berdasarkan kedalamannya, jenis-jenis gempa bumi juga dibedakan menjadi 3, yaitu :

1. Gempa bumi dalam


Gempa bumi dalam adalah gempa bumi yang hiposentrumnya (pusat gempa) berada lebih dari
300 km di bawah permukaan bumi (di dalam kerak bumi). Gempa bumi dalam pada umumnya
tidak terlalu berbahaya.

2. Gempa bumi menengah


Gempa bumi menengah adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada antara 60 km
sampai 300 km di bawah permukaan bumi.gempa bumi menengah pada umumnya
menimbulkan kerusakan ringan dan getarannya lebih terasa.

3. Gempa bumi dangkal


Gempa bumi dangkal adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada kurang dari 60 km dari
permukaan bumi. Gempa bumi ini biasanya menimbulkan kerusakan yang besar.

Parameter Gempa Bumi


Waktu terjadinya gempabumi (Origin Time – OT)
Lokasi pusat gempabumi (Episenter)
Kedalaman pusat gempabumi (Depth)
Kekuatan Gempabumi (Magnitudo)
Karakteristik Gempa Bumi
Berlangsung dalam waktu yang sangat singkat
Lokasi kejadian tertentu
Akibatnya dapat menimbulkan bencana
Berpotensi terulang lagi
Belum dapat diprediksi
Tidak dapat dicegah, tetapi akibat yang ditimbulkan dapat dikurangi
Penyebab Terjadinya Gempa Bumi
Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang
disebabkan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan
akhirnya mencapai pada keadaan di mana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh
pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa Bumi akan terjadi.

Gempa Bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan-lempengan tersebut. Gempa Bumi


yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan translasional.
Gempa Bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan litosfer yang
terjepit kedalam mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km.

Beberapa gempa Bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam gunung
berapi. Gempa Bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi.
Beberapa gempa Bumi (jarang namun) juga terjadi karena menumpuknya massa air yang
sangat besar di balik dam, seperti Dam Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang juga)
juga dapat terjadi karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam Bumi (contoh. pada
beberapa pembangkit listrik tenaga panas Bumi dan di Rocky Mountain Arsenal. Terakhir,
gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan
memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa Bumi yang
disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi.

Akibat Gempa Bumi


Akibat yang ditimbulkan oleh gempa bumi diantaranya adalah :

1. Dampak fisik :
Bangunan banyak yang hancur atau roboh.
Tanah longor akibat goncangan.
Jatuhnya korban jiwa.
Permukaan tanah menjadi merekat, retak dan jalan menjadi putus.
Banjir karena rusaknya tanggul.
Gempa dasar laut dapat menyebabkan tsunami, dsb.
2. Dampak sosial :
Menimbulkan kemiskinan.
Kelaparan.
Menimbulkan penyakit.
Bila pada sekala yang besar (dapat menimbulkan tsunami yang besar), bisa melumpuhkan
politik, sistem ekonomi, dsb.

Cara Menghadapi Gempa Bumi


Berikut ini adalah cara atau sikap kita saat menghadapi gempa bumi, yaitu :
1. Bila berada di dalam rumah :
Jangan panik dan jangan berlari keluar, berlindunglah di bawah meja atau tempat tidur.
Bila tidak ada, lindungilah kepala dengan bantal atau benda lainnya.
Jauhi rak buku, lemari dan kaca jendela.
Hati-hati terhadap langit-langit yang mungkin runtuh, benda-benda yang tergantung di dinding
dan sebagainya.
2. Bila berada di luar ruangan :
Jauhi bangunan tinggi, dinding, tebing terjal, pusat listrik dan tiang listrik, papan reklame,
pohon yang tinggi dan sebagainya.
Usahakan dapat mencapai daerah yang terbuka.
Jauhi rak-rak dan kaca jendela.
3. Bila berada di dalam ruangan umum :
Jangan panik dan jangan berlari keluar karena kemungkinan dipenuhi orang.
Jauhi benda-benda yang mudah tergelincir seperti rak, lemari, kaca jendela dan sebagainya.
4. Bila sedang mengendarai kendaraan :
Segera hentikan di tempat yang terbuka.
Jangan berhenti di atas jembatan atau di bawah jembatan layang/jembatan penyeberangan.
5. Bila sedang berada di pusat perbelanjaan, bioskop, dan lantai dasar mall :
Jangan menyebabkan kepanikan atau korban dari kepanikan.
Ikuti semua petunjuk dari pegawai atau satpam.
6. Bila sedang berada di dalam lift :
Jangan menggunakan lift saat terjadi gempabumi atau kebakaran. Lebih baik menggunakan
tangga darurat.
Jika anda merasakan getaran gempabumi saat berada di dalam lift, maka tekanlah semua
tombol.
Ketika lift berhenti, keluarlah, lihat keamanannya dan mengungsilah.
Jika anda terjebak dalam lift, hubungi manajer gedung dengan menggunakan interphone jika
tersedia.
7. Bila sedang berada di dalam kereta api :
Berpeganganlah dengan erat pada tiang sehingga anda tidak akan terjatuh seandainya kereta
dihentikan secara mendadak
Bersikap tenanglah mengikuti penjelasan dari petugas kereta
Salah mengerti terhadap informasi petugas kereta atau stasiun akan mengakibatkan kepanikan
8. Bila sedang berada di gunung/pantai :
Ada kemungkinan lonsor terjadi dari atas gunung. Menjauhlah langsung ke tempat aman.
Di pesisir pantai, bahayanya datang dari tsunami. Jika Anda merasakan getaran dan tanda-
tanda tsunami tampak, cepatlah mengungsi ke dataran yang tinggi.

Anda mungkin juga menyukai