Anda di halaman 1dari 5

STRUKTUR BUMI DAN MITIGASI BENCANA

Desi Ayu Lestari


Program Studi Pendidikan IPA Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Makassar
Email : desyayulestari923@gmail.com

1. Fenomena Gempa
Gempa bumi adalah osilasi atau getaran yang terjadi di permukaan bumi
karena pelepasan energi secara tiba-tiba dari dalam menciptakan gelombang
seismik. Gempa bumi biasanya disebabkan oleh pergerakan kerak bumi
(lempengan). Frekuensi suatu daerah mengacu pada jenis dan besarnya gempa
bumi yang terjadi selama periode tertentu. Gempa bumi diukur dengan
seismometer.
Magnitudo momen adalah skala gempa paling umum di seluruh dunia.
Skala Richter adalah skala yang dilaporkan oleh Observatorium Seismologi
Nasional dan diukur pada skala 5 magnitudo lokal. Kedua skala itu sama
selama rentang angkanya valid. Gempa bumi berkekuatan 3 dan lebih biasanya
hampir tidak terlihat; magnitudo 7 ke atas dapat menyebabkan kerusakan yang
luas, tergantung pada kedalaman gempa. Gempa bumi terbesar dalam sejarah
lebih besar dari magnitudo 9, meskipun tidak ada batasan untuk magnitudonya.
Gempa besar terakhir berkekuatan 9,0 atau lebih besar di Jepang terjadi pada
tahun 2011 (Maret 2011) dengan kekuatan 9,0 dan merupakan gempa bumi
terbesar di Jepang yang pernah tercatat. Intensitas getaran diukur menggunakan
skala Mercalli yang dimodifikasi.
Jenis seismik dapat dibedakan sebagai berikut:
 Berdasarkan alasannya
o gempa tektonik
Gempa ini disebabkan oleh aktivitas tektonik yaitu perpindahan
lempeng tektonik secara tiba-tiba dengan gaya dari sangat kecil ke
sangat besar. Gempa ini menimbulkan banyak kerusakan atau bencana
alam di bumi, getaran gempa yang kuat dapat menyebar ke seluruh
bumi. Gempa bumi tektonik disebabkan oleh pelepasan energi dari
pergerakan lempeng tektonik, seperti karet gelang yang ditarik dan
dilepaskan secara tiba-tiba.
o keruntuhan gempa
Gempa bumi ini biasanya terjadi di daerah kapur atau daerah
pertambangan, gempa ini jarang terjadi dan bersifat lokal.
o Gempa buatan
Gempa bumi buatan manusia adalah gempa bumi yang disebabkan
oleh aktivitas manusia seperti B. Dynamite, ledakan nuklir atau palu
yang menghantam permukaan bumi.
o Gempa vulkanik (gunung berapi)
Gempa ini disebabkan oleh aktivitas magmatik yang biasanya
terjadi sebelum letusan gunung berapi. Jika aktivitasnya lebih tinggi,
terjadi ledakan yang juga menyebabkan gempa bumi. Gempa hanya
terasa di sekitar gunung berapi.
 Berdasarkan kedalaman
o gempa yang dalam
Gempa bumi dalam adalah gempa bumi yang hiposenternya berada
lebih dari 300 km di bawah permukaan bumi (di dalam kerak bumi).
Gempa bumi yang dalam biasanya tidak terlalu berbahaya.
o Gempa Sementara
Gempa sedang adalah gempa yang hiposenternya berada 60-300 km
di bawah permukaan bumi, gempa ringan biasanya menimbulkan
sedikit kerusakan dan getarannya lebih kuat.
o Gempa dangkal
Gempa bumi dangkal adalah gempa bumi yang hiposenternya
kurang dari 60 km dari permukaan bumi. Gempa bumi ini biasanya
menyebabkan kerusakan yang signifikan.
 Berdasarkan gelombang/getaran seismik
o gelombang primer
Gelombang primer (gelombang longitudinal) adalah gelombang
atau getaran yang merambat melalui tubuh bumi dengan kecepatan 7-14
km/detik. Getaran ini berasal dari hiposenter.
o Gelombang Sekunder
Gelombang sekunder (gelombang transversal) adalah gelombang
atau getaran yang, seperti gelombang primer, merambat dengan
kecepatan lebih lambat 4-7 km/detik. Gelombang sekunder tidak dapat
merambat melalui lapisan cair.
Penyebab gempa bumi
Sebagian besar gempa bumi disebabkan oleh pelepasan energi dari
tekanan yang disebabkan oleh pergerakan lempeng. Semakin lama tekanan
dinaikkan, akhirnya mencapai kondisi dimana ujung pelat tidak dapat lagi
menahan tekanan. Kemudian gempa bumi terjadi.
Pergerakan lempeng tektonik dapat menyebabkan gempa bumi karena
sejumlah besar energi dilepaskan selama peristiwa tersebut. Selain pergerakan
lempeng tektonik, pergerakan lempeng tektonik yang terpisah juga dapat
menyebabkan gempa bumi. Ketika dua lempeng tektonik terpisah, lempeng
baru terbentuk di antara keduanya. Disk baru dibuat.
2. Tsunami
Tsunami adalah gelombang laut besar yang menyebabkan pusaran bawah
air yang disebabkan oleh pergerakan lempeng, tanah longsor, letusan gunung
berapi, dan jatuhnya meteor. Tsunami dapat menjalar dengan kecepatan sangat
tinggi dan mencapai permukaan tanah dengan gelombang setinggi 30 meter!!!.
Tsunami berpotensi berbahaya, meskipun tidak terlalu merusak pantai. Gempa
bumi yang disebabkan oleh pergerakan dasar laut atau pergeseran lempeng
adalah penyebab tsunami yang paling umum. Pada tahun 2006, Indonesia
mengalami tsunami dahsyat setelah gempa berkekuatan 8,9 SR di dekat Aceh.
Daerah berisiko tinggi: Jika terjadi gempa besar atau tanah longsor di dekat
pantai, gelombang pertama dalam rangkaian tersebut dapat mencapai pantai
dalam beberapa menit, bahkan sebelum alarm berbunyi. Area lebih berisiko
jika berada di bawah 25 meter di atas permukaan laut dan hanya beberapa
meter dari pantai.
3. Likuifaksi
Likuifaksi tanah, sering disebut dengan likuifaksi gempa, adalah suatu
kondisi dimana kekuatan tanah hilang sedangkan tanah yang sebelumnya padat
sedikit tergeser. Fenomena ini terjadi pada tanah yang banyak mengandung air
dan kemudian terkena gelombang seismik saat gempa terjadi, lapor Britannica.
Tanah berpasir, berlumpur, dan berkerikil dengan drainase yang buruk rentan
terhadap likuifaksi. Selain faktor alam, likuifaksi tanah juga dapat terjadi akibat
peledakan, pemadatan tanah, dan flotasi getaran (menggunakan alat getar untuk
mengubah struktur butiran tanah). Tanah terdiri dari bahan dan ruang pori.
Ketika gempa bumi terjadi di dalam atau di dekat tanah yang kaya air, ruang
pori terisi air, mengurangi volume total tanah. Proses ini meningkatkan tekanan
air di antara butir-butir komponen tanah, sehingga butir-butir tersebut
kemudian bergerak bebas di dalam air dan kehilangan sambungan satu sama
lain. Perubahan ini secara signifikan mengurangi ketahanan tanah terhadap
tegangan geser dan menyebabkan tanah memperoleh sifat yang dapat dicairkan.
Dalam keadaan cair, tanah mudah berubah bentuk dan benda berat. Tanah
tenggelam bersama bangunan dan bisa lewat terus menerus. Lapisan antara
tanah dan lantai bangunan juga rusak. Air mulai mengalir dari tanah ke celah
antara dinding bangunan, merusak lantai dan peralatan serta sambungan
elektronik lainnya. Oleh karena itu, likuifaksi tanah dapat merugikan manusia,
terutama jika terjadi di pemukiman penduduk. Seperti dilansir Science Direct,
ada beberapa cara untuk mengatasi likuifaksi tanah, antara lain modifikasi fisik,
pemadatan, peningkatan tekanan air pada pori-pori tanah dan penguatan
pondasi bangunan.
4. Banjir
Banjir adalah peristiwa atau situasi di mana suatu daerah atau negara
menjadi banjir karena peningkatan volume air.
Banjir bandang adalah banjir yang terjadi secara tiba-tiba dengan
semburan air yang besar yang disebabkan oleh pembendungan aliran sungai di
dasar sungai. Bencana yang disebabkan oleh faktor hidrometeorologi semakin
meningkat setiap tahunnya. Meski bencana tersebut terkadang tidak memakan
banyak korban jiwa, namun tetap menimbulkan kerusakan infrastruktur yang
signifikan dan mengganggu stabilitas ekonomi suatu masyarakat. Karakteristik
pasang surut sangat berbeda. Banjir dapat disebabkan oleh hujan deras tanpa
daya serap tanah yang cukup. Oleh karena itu, kita harus siap mengantisipasi
segala bentuk bencana banjir.
5. Cara Penanganan Bencana
A. Upaya Penyelamatan Banjir
Jaga lingkungan
Yang terpenting untuk melindungi daerah sekitar sungai atau selokan, sungai
harus dalam kondisi baik. Jangan membuang sampah ke selokan. Sungai atau
parit tidak dapat digunakan sebagai tempat pembuangan sampah
Hindari membangun rumah di tepi sungai
Saat ini semakin banyak warga sekitar yang membangun rumah di bantaran
sungai, sebaiknya bantaran sungai tidak menjadi tempat tinggal warga sekitar,
karena menimbulkan banjir dan mengganggu tatanan sosial.
Menerapkan program penebangan selektif dan reboisasi
Pohon yang ditebang harus diganti. Tebang pohon kayu lalu tanam cabang
pohon baru. Hal ini dimaksudkan untuk reboisasi agar hutan tidak ditebang.
Buang sampahnya
Masyarakat Indonesia sering membuang sampah ke sungai, apalagi mereka
membuang sampah ke sungai yang tentunya akan berdampak negatif di
kemudian hari. Puing-puing yang menumpuk dapat menyebabkan banjir saat
hujan deras. Pengelolaan sampah yang tepat dapat membantu mencegah banjir.
Pembersihan saluran air dengan hati-hati
Drainase harus diperbaiki dan dibersihkan tentunya. Di tempat-tempat tertentu
dapat diselenggarakan secara gotong royong. Perawatan ini harus dilakukan
terus menerus secara berkala. Hal ini untuk mencegah hujan deras, air tidak
mampet dan dapat mencegah banjir.
B. Upaya penanggulangan puting beliung Aingin
 Struktur bangunan yang memenuhi persyaratan teknis untuk menahan
angin, terutama angin kencang
 Di daerah rawan angin topan, kode bangunan diperlukan untuk
memperhitungkan beban angin. Sehingga struktur bangun dapat menahan
angin.
 Buat hijau di bagian atas arah angin untuk mengurangi kekuatan angin.
 Perbaiki/perkuat bagian yang mudah tertiup angin dan dapat
membahayakan Anda atau orang lain di sekitar.
 Bersiaplah menghadapi badai dan ketahui cara menyelamatkan diri
 Perbaiki barang-barang di sekitar rumah agar diikat / dibangun dengan
kuat agar tidak tertiup angin
 Bagi nelayan untuk menambatkan atau mengikat kapal mereka.
C. Langkah-langkah untuk memerangi tanah longsor
 Mengidentifikasi daerah rawan longsor. Terutama di lereng yang curam.
 Tidak membangun pemukiman atau fasilitas di daerah rawan bencana,
terutama tanah longsor
 Pemeliharaan Drainase Tugas drainase adalah menahan air dari lereng
untuk mencegah air merembes ke lereng atau air yang mengalir ke bawah
lereng keluar dari lereng. Oleh karena itu, saluran pembuangan harus
dijaga agar tidak tersumbat atau air merembes ke lantai
 Bangun pekarangan dengan sistem drainase yang tepat. Drainase teras
dipertahankan agar tidak mengalir ke tanah
 Reboisasi dengan tanaman dengan sistem perakaran yang dalam dan
jarak tanam yang memadai. Hal ini harus mampu menahan air untuk
meminimalisir longsor.
 Jika ingin membangun sebuah bangunan, gunakanlah pondasi yang kuat.
sehingga tetap di tempatnya jika terjadi kecelakaan
 Tutup retakan di tanggul untuk mencegah air menembus tanah dengan
cepat.
 Konstruksi bendungan jatuhan batu.
D. Tindakan mitigasi kekeringan
Kekeringan merupakan bencana alam yang keberadaannya sama sekali
tidak diinginkan. Seperti jenis bencana alam lainnya yang bisa diatasi, begitu
pula kekeringan. Beberapa upaya yang dapat kita lakukan untuk mengatasi
kekeringan ini adalah sebagai berikut:
Tanam banyak pohon
Salah satu cara mengatasi kekeringan adalah dengan menanam banyak
pohon. Seperti yang kita ketahui, salah satu fungsi pohon adalah menyerap dan
menyimpan air pada akarnya. Air yang tersimpan di bawah akar pohon dalam
satu hari, disebut air tanah, digunakan kemudian ketika musim kemarau tiba.
Seperti disebutkan, Dartah dengan banyak pohon memiliki lebih banyak air
daripada daerah tanpa pohon. Serta membangun bendungan

Anda mungkin juga menyukai