Anda di halaman 1dari 9

DAERAH RAWAN GEMPA DI GORONTALO

Susilawati karim
Gorontalo State University
Susilawati_s1geologi@mahasiswa.ung.ac.id

PENDAHULUAN
Gempa bumi adalah getaran yang terjadi akibat adanya pelepasan energi dari dalam secara
tiba-tiba yang kemudian menciptakan gelombang seismik . Gempa bumi ini biasanya
disebabkan oleh pergerakan kerak bumi ( lempeng bumi).
Berdasarkan penyebab

 Gempa bumi tektonik

Gempa Bumi ini disebabkan oleh aktivitas tektonik, yang merupakan akibat dari pergeseran
lempeng tektonik secara mendadak, mempunyai kekuatan dari yang kecil sampai yang
sangat besar. Gempa bumi ini juga kemudian banyak menimbulkan kerusakan maupun
bencana alam di Bumi, getaran gempa Bumi yang kuat sangat mampu menjalar ke seluruh
bagian Bumi. Gempa bumi tektonik juga disebabkan oleh adanya pelepasan tenaga yang
terjadi karena pergeseran lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik dan
dilepaskan dengan cara yang sangat Tiba-tiba

 Gempa bumi tumbukan

Gempa Bumi ini biasanya diakibatkan oleh tumbukan meteor atau asteroid yang jatuh ke
Bumi, jenis gempa Bumi ini jarang terjadi

 Gempa bumi runtuhan

Gempa Bumi ini sering juga terjadi pada area wilayah daerah kapur maupun pada daerah
pertambangan, gempa bumi ini kemudian sangat jarang terjadi dan sangat bersifat Lokal.

 Gempa bumi buatan

Gempa bumi buatan yakni merupakan gempa bumi yang disebabkan oleh adanya aktivitas
dari manusia, seperti halnya peledakan dinamit, dan juga nuklir

 Gempa bumi vulkanik (gunung api)

Gempa Bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma, aktivitas ini biasa terjadi sebelum
gunung api meletus. Apabila keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan
timbulnya ledakan yang akan kemudian menimbulkan terjadinya gempa bumi.
Berdasarkan pada kedalaman:
 Gempa bumi dalam

Gempa bumi dalam merupakan gempa bumi yang pada hiposentrumnya berada lebih dari
300 km di bawah permukaan bumi (di dalam kerak bumi). Gempa bumi dalam ini pada
umumnya tidak begitu berbahaya.

 Gempa bumi menengah

Gempa bumi menengah adalah gempa bumi yang juga pada hiposentrumnya ini berada
diantara 60 km sampai dengan 300 km di bawah permukaan bumi. Kemduian untuk Gempa
bumi menengah pada umumnya bisa menimbulkan kerusakan ringan dan getarannya lebih
terasa.

 Gempa bumi dangkal

Gempa bumi dangkal Merupakan gempa bumi yang hiposentrumnya berada kurang dari
60 km dari permukaan Bumi. Kemudian Gempa bumi ini biasanya banyak menimbulkan
kerusakan yang besar.

Berdasarkan gelombang/getaran gempa:

 Gelombang Primer

Gelombang primer (gelombang longitudinal) merupakan gelombang ataupun getaran yang


merambat di bagian tubuh bumi dengan kecepatan antara 7–14 km/detik. Getaran ini
biasanya berasal dari hiposentrum.

 Gelombang Sekunder

Gelombang sekunder (gelombang transversal) ini merupakan gelombang atau getaran-getaran


yang merambat, seperti gelombang primer dengan kecepatan yang sudah banyak berkurang, 4
sampai 7 km/detik Gelombang sekunder ini tidak dapat merambat melalui lapisan cair.
Gorontalo menjadi salah satu daerah yang rawan akan bencana gempa bumi dan juga secara
tektonik berada di wilayah pertemuan antara 2 lempeng besar, yakni lempeng Pasifik dan
juga Eurasia serta lempeng-lempeng mikro. Peta Geologi Gorontalo  ini menunjukkan
keadaan struktur sesar yang memotong wilayah kota Gorontalo.

PEMBAHASAN
Seperti yang di kutip dalam jurnal “PENENTUAN ZONASI DAERAH TINGKAT
KERAWANAN BANJIR DI KOTA GORONTALO PROVINSI GORONTALO UNTUK
MITIGASI BENCANA” Hasil Penelitian dari Yayu Indriati Arifin dan juga Muh. Kasim ,
Dari Program Studi Geografi Fakultas Matematika dan IPA Universitas Negeri Gorontalo
Bahwa Pada Wilayah penelitian sebagian besar tersusun oleh topografi datar - hampir Datar
dengan luas penyebaran 33.61 Ha (53,66%), topografi bergelombang /miring seluas 9.40 Ha
(15,01%), dan topografi berbukit bergelombang / miring / tajam / terjal seluas 19.63 Ha
(31,34 %).

Sungai (Dutula) yang mengalir di wilayah studi ini adalah Dutula Bone dan Dutula Bolango.
Dutula Bone berada pada hulu daerah Bone Bolango di sebelah timur yang memiliki arah
aliran yang relatif barat laut-selatan. Sedangkan Dutula Bolango terletak pada hulu bagian
timur Bone Bolango, dengan arah relatif timur laut-selatan. Kedua sungai tersebut bertemu
di wilayah Siendeng dan kemudian mengalir ke Teluk Gorontalo.

4 stasiun hujan yang digunakan, yaitu stasiun hujan Jalaluddin, Tapa, Tilongkabila dan juga
Suwawa. Menganalisis akan isi data curah hujan dari tahun 2003 sampai dengan 2011.
Berdasarkan data-data tersebut, rata-rata curah hujan bulanan dari 9 tahun di stasiun curah
hujan Jalaluddin adalah 132 mm / bulan, stasiun curah hujan Tapa 138 mm / bulan, stasiun
curah hujan Tilongkabila 106 mm / bulan, dan stasiun curah hujan Suwawa berkisar dari 121
mm / bulan. November hingga Januari merupakan curah hujan tertinggi pada 9 tahun di
Gorontalo. Penurunan curah hujan terjadi pada bulan februari dan juga meningkat lagi pada
bulan maret kemudian terjadi lagi stagnasi hingga juli. Sedangkan untuk kawasan Teluk
Tomini yang meliputi tiga provinsi yakni, Gorontalo, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Utara,
memiliki risiko bencana alam sangat tinggi.  Risiko bencana makin tinggi dipicu alih fungsi
lahan (hutan), disamping karakteristik fisik dan ekologi kawasan itu.
Koordinator Program Teluk Tomini Sustainable Coastal Livelihoods and Management,
Rahman Dako mengatakan bahwa, pada kawasan ini rawan akan adanya bencana alam,
seperti letusan pada gunung api, gempa bumi, gelombang tsunami, tanah longsor, banjir, dan
juga kekeringan yang baru beberapa bulan melanda Gorontalo.
Berikut adalah beberapa bencana yang umum disebabkan oleh Faktor-faktor Geologi:
1. Kekeringan
Bencana kekeringan merupakan fenomena alam yang dapat diakibatkan oleh kondisi geologi
(batuan) oleh suatu wilayah. Jenis-jenis dan sifat tanah dan batuan yang menjadi penyusun
suatu daerah akan sangat berpengaruh pada asupan dan serapan air tanah. pada daerah yang
didominasi atau tersusun oleh batuan pejal dan keras denga lapisan tanah yang tipis pada
umumnya tidak dapat menyimpan air dalam waktu yang lama bahkan dapat langsung menjadi
surface run off atau lolos ke bawah permukaan melalui celah-celah batuan.
Selain faktor geologi tersebut, kekeringan juga diakibatkan oleh degradasi lahan akibat dari
eksploitasi berlebihan, Pengrusakan lahan, yang kemudian sehingga mengakibatkan
hilangnya kemampuan tanah dalam menyimpan air, dan ditambah dengan faktor iklim serta
cuaca setempat sehingga terjadi kekeringan berkepanjangan saat musim kemarau (musim
panas). Bencana ini juga sering mengakibatkan kelaparan hingga wabah penyakit menular.
Penanganan bencana ini dapat dilakukan dengan melakukan rehabilitasi lahan secara
berkelanjutan, serta penghijauan dan pembuatan waduk-waduk dengan area hijau di
sekitarnya untuk meningkatkan kesuburan dan juga pengadaan pasokan air secara alami di
wilayah-wilayah tersebut. 
2. Longsor
Secara umum longsor bisa dibedakan menjadi beberapa tipe yakni berdasarkan tipe
pergerakannya, seperti : Longsoran Translasi, Longsoran Rotasi, Pergerakan Blok, Runtuhan
Batu, Rayapan Tanah, Aliran Material Rombakan.
Penyebab:
Longsor dan gerakan tanah merupakan peristiwa umum yang terjadi di daerah berlereng tidak
stabil serta dipicu oleh curah dan intensitas hujan. Sering juga diakibatkan oleh pengrusakan
lahan, penggundulan hutan, tidak adanya pelindung tanah secara memadai. atau adanya
lapisan impermeable (batuan keras kedap air, lapisan lempung) di bawah lapisan tanah
sehingga air tanah akan mengendap/mengalir di atas lapisan lapisan tersebut, pada titik
jenuhnya air tersebut akan membuburkan lapisan tanah di diatas lapisan tersebut sehingga
tanah akan bergerak sesuai dengan arah kemiringan lapisan impermeable tersebut baik
seketika maupun rayapan.
Upaya menyikapi:
Perlu adanya pengetahuan karakteristik wilayah secara fisik, serta pemahaman akan
pentingnya area hijau untuk kestabilan lereng dan untuk resapan air tanah disaat curah hujan
tinggi.  serta untuk menekan risiko yang dapat diakibatkan longsor dan gerakan tanah perlu
kita menghindari daerah-daerah rawan longsor dan gerakan tanah, atau melakukan treatmen-
treatment untuk upaya mitigasi.
3. Banjir bandang
Banjir bandang sangat erat kaitannya dengan kapasitas area tangkapan air di daerah hulu.
Berkurangnya area hijau di daerah hulu sungai ini akan meningkatkan ancaman banjir di
daerah tersebut, sementara itu minimnya vegetasi akan meningkatkan potensi longsor di
daerah sungai, dan jika kemudian terjadi longsor pada sekitaran badan sungai maka akan
mengakibatkan terbentuknya bendungan alam yang akan menjadi “peluncur peluru” banjir
bandang. Bendungan alam tersebut pada saatnya jika telah melewati kemampuan dan
keseimbangannya, maka akan jebol dan kemudian akan terjadi terjangan air yang akan
disertai dengan material longsor seperti tanah dan lumpur, bebatuan. Percampuran air bah
dengan segala material tersebut akan meningkatkan daya ini hancur dan akan merusak
apapun yang akan dilaluinya.
Secara praktis, metode yang umum digunakan di dalam geofisika yakni sebagai berikut :
Metode Seismik
Metode seismik ini merupakan metode yang didasarkan pada konsep penjalaran gelombang
medium dalam bumi. Metode seismik ini juga dibagi menjadi dua yakni, seismik aktif dan
seismik pasif, metode seismik aktif yakni refraksi dan refleksi (metode konvensional) yang
sudah menjadi standar dalam eksplorasi, Kemudian untuk metode seismik pasif
menggunakan gelombang seismik yang dihasilkan oleh alam sehingga hasil tersebut dapat
digunakan untuk melihat atau juga untuk memprediksi bencana gempa bumi, namun
pengembangannya masih kurang sehingga kemudian jarang digunakan untuk eksplorasi.
Metode seismik juga dapat melakukan mapping dan monitoring, dalam melakukan
pemantauan gejala peningkatan aktivitas seismik pada gunung api. Adanya magma dalam
perut bumi yang naik ke permukaan sangat mempengaruhi aktivitas seismik, dan kemudian
ketika batuan sudah tidak mampu menahan tekanan tersebut maka gempa vulkanik akan
tejadi. Dalam dunia eksplorasi dan gas bumi, metode seismik ini juga dipergunakan untuk
mendapat kedalaman dan resolusi batas lapisan seismik yang baik dan jelas terutama
menggunakan seismik refleksi dengan tambahan data log sumur.

Metode Gravitasi
Gravitasi merupakan gaya yang bekerja tanpa adanya sentuhan langsung terhadap benda.
Benda yang berada dalam medan gravitasi maka gaya gravitasi tersebut akan bekerja,
ruangan yang memiliki massa dan nilai dengan percepatan gravitas disebut medan gravitasi,
Metode gravitasi juga dapat digunakan untuk melihat kondisi struktur bawah permukaan dan
interpretasi kelayakan geothermal untuk mengeksplorasi. Dalam eksplorasi minyak, metode
gravitasi ini banyak digunakan sebagai metode sekunder dengan biaya yang murah
dibanding metode lainnya seperti metode seismik, non-invasif, non-destruktif dan juga pasif,
kemudian untuk memperoleh data dengan metode gravitasi tidak perlu untuk memasukkan
energi ke dalam tanah, sehingga metode ini sangat cocok bagi lingkungan
berpenduduk Metode ini juga banyak digunakan sebagai tindak lanjut rinci dari anomali
magnetik dan elektromagnetik selama survei. Gravitasi termasuk sumber alam seperti
magnet, dan radioaktivitas. Gravitasi dan magnet dikelompokkan sebagai metode potensial,
dengan perbedaan dimana keadaan magnetis bergantung pada medan penginduksi/domain
magnet

Metode Magnetik
Metode magnetik banyak digunakan sebagai survei pendahuluan untuk eksplorasi minyak
bumi, panas bumi, serta batuan maupun monitoring gunung api ataupun mencari target
barang yang mengandung baja/besi seperti persenjataan yang belum meledak misalnya,
saluran listrik, atau kabel yang terkubur dapat menjadi target, daerah dengan batuan magnet
seperti basal dipetakan dengan metode magnetik Akurasi pengukurannya cukup tinggi
dengan operasi lapangan yang sederhana. Peta anomali medan magnetik pada umumnya
bersifat kompleks yang menunjukkan jumlah anomali residu sehingga menyebabkan
interpretasi metode geomagnetik relatif sulit

Metode Resistivitas
Metode geolistrik tahanan jenis atau juga sering disebut resistivitas digunakan sebagai
metode untuk memetakan struktur geologi di bawah permukaan tanah dengan pengukuran
medan potensial, arus dan juga elektromagnetik dilakukan agar dapat mendeteksi permukaan.
Prinsip kerjanya ialajh menginjeksi arus listrik agar ke permukaan tanah dengan sepasang
elektrode kemudian beda dari potensial diukur melalui elektroda lain dengan pengukuran
beda potensial, maka nilai hambatan dari medium dapat diperkirakan

Metode Polarisasi Terinduksi


Inductes Polarization (IP) atau metode polarisasi menggunakan sifat dari kelistrikan dan juga
polarisabilitas batuan untuk dasar. Manfaat dari elektrode arus yakni untuk mengirim arus,
kemudian pada elektrode potensial, tegangan akan terukur. Kemudian Ketika arus listrik
diputus secara tiba-tiba, harga nol pada tegangan tersebut seharusnya terjadi. Namun, Jika
pada kenyataannya penurunan tegangan terjadi secara exponensial, selang beberapa waktu
turun menjadi nol. Efek ini sering disebut dengan polarisasi terinduksi. Penyimpanan energi
seperti energi mekanik, energi kimia ataupun energi listrik yang dapat terjadi selama adanya
arus yang terus mengalir. Efek dari polarisasi kemudian dapat terjadi karena adanya energi
kimia sehingga sangat dapat menimbulkan efek pada polarisasi terinduksi yaitu polarisasi
membran dan juga polarisasi elektroda Dalam metode ini, ahli geofisika yang mencoba
menemukan daerah yang resisvitasnya menurun seiringan dengan peningkatan frekuensi arus
yang dilakuka

Metode Elektromagnetik
Metode Elektromagnetik ini memiliki fungsi sebagai alat yang digunakan untuk melihat
distribusi dari parameter fisika pada lapisan bumi dengan karakternya masing-masing yang
juga mencakup panjang gelombang, amplitudo, kecepatan dan juga frekuensinya. Metode ini
juga sangat sering digunakan dalam eksplorasi benda-benda konduktif yang mampu
menghantarkan panas listrik dan memberikan respons terhadap gaya magnet tersebut.

Metode Radar
Metode radar atau Ground Penetrating Radar (GPR) atau juga biasa sering disebut dengan
georadar, georadar  merupakan metode yang sangat mampu melakukan deteksi dengan sangat
baik untuk bawah tanah, GPR menggunakan gelombang elektromagnetik yang bersifat non-
destruktif dan resolusi tinggi sehingga mampu menggambarkan keadaan di bawah tanah
dengan cepat dan kontinyu (terutama pada eksplorasi ). 
Conclusion
1. Gempa bumi adalah getaran yang sering terjadi di permukaan bumi. Gempa bumi ini
biasanya disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi).
2. Tipe gempa bumi ini ada dua yakni gempa tektonik dan gempa vulkanik.
3. Gempa bumi ini juga disebabkan oleh pelepasan energi yang dihasilkan
oleh tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan
ini akan semakin membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut
tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itu lah gempa bumi
akan terjadi.

Referensi
William Lowrie, Swiss Federal Institute of Technology, Züric
Montsion, R. M., Perrouty, S., Lindsay, M. D., Jessell, M. W., & Frieman, B. M. (2021).
Mapping structural complexity using geophysics: A new geostatistical approach applied to
greenstone belts of the southern Superior Province, Canada. Tectonophysics, 228889.
Manyoe, I. N. (2016). Model inversi data geolistrik untuk penentuan lapisan bawah
permukaan daerah panas bumi Bongongoayu, Gorontalo. Jurnal Sainstek, 8(4), 358-371.
Manyoe, I. N., & Hutagalung, R. (2020). Subsurface Shallow Modelling Based on Resistivity
Data in The Hot Springs Area of Libungo Geothermal, Gorontalo. Journal of Geoscience,
Engineering, Environment, and Technology, 5(2), 87-93.
Manyoe¹, I. N., Irfan, U. R., & Suriamiharja, D. A. DISTRIBUSI ANOMALI MAGNETIK
DAERAH PANAS BUMI BONGONGOAYU, GORONTALO.
Manyoe, I. N., Suriamihardja, D. A., Irfan, U. R., Eraku, S. S., Napu, S. S. S., & Tolodo, D.
D. (2020, November). Geology and 2D modelling of magnetic data to evaluate surface and
subsurface setting in Bongongoayu geothermal area, Gorontalo. In IOP Conference Series:
Earth and Environmental Science (Vol. 589, No. 1, p. 012002). IOP Publishing.
Santoso, D. (2002). Pengantar teknik geofisika. ITB, bandung.
Saberi, S., Stockinger, M., Stoeckl, C., Buchmayr, B., Weiss, H., Afsharnia, R., & Hartl, K.
(2021). A new development of four-point method to measure the electrical resistivity in situ
during plastic deformation. Measurement, 109547.
Tarmidzi, F., & Setyawan, A. (2014). Study of Fluid Flow in Gedongsongo Temple
Manifestation Geothermal Based on the Data of Geophysics. Energy Procedia, 47, 101-107.
Thompson, V. D., DePratter, C. B., & Thompson, A. D. R. (2016). A preliminary exploration
of Santa Elena's sixteenth century colonial landscape through shallow geophysics. Journal of
Archaeological Science: Reports, 9, 178-190.
Glosarium
Seismometer
Seismometer adalah alat atau sensor getaran, yang biasanya dipergunakan untuk mendeteksi
gempa bumi atau getaran pada permukaan tanah. Hasil rekaman dari alat ini disebut
seismogram. Prototip dari alat ini diperkenalkan pertama kali pada tahun 132 SM oleh
matematikawan dari Dinasti Han yang bernama Chang Heng
Geotektonik
Geotektonik merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang perubahan
kerak bumi, fenomena-fenomena seismik (getaran) yang terjadi di permukaan bumi, serta
pergerakan lempeng tektonik.
Amplitudo
Amplitudo adalah pengukuran skalar yang non negatif dari besar osilasi suatu gelombang.
Amplitudo juga dapat didefinisikan sebagai jarak/simpangan terjauh dari titik kesetimbangan
dalam gelombang sinusoide yang kita pelajari pada mata pelajaran fisika dan matematika -
geometrikah.
Eurasia
Eurasia adalah sebuah super benua gabungan yang terdiri dari dua benua, yaitu Eropa dan
Asia. Eurasia tercipta dari Eropa dan Asia, yang berada di lempeng tektonik yang sama dan
tidak memiliki laut di antara keduanya. Eurasia juga dianggap sebagai super pulau selain Pan-
America, Afrika dan Antartika. 

BIOGRAFI

Nama lengkap SUSILAWATI KARIM


lahir di Gorontalo Utara pada tanggal 11
April 2002, Susilawati Karim atau yang
sering disapa RIMA adalah mahasiswi semester 2 di universitas negeri
Gorontalo, program studi teknik geologi
Susilawati Karim merupakan lulusan SMA N 6 GORONTALO UTARA, ia
juga merupakan siswa yang memiliki bakat di bidang olahraga bela diri (karate).
Ia pernah mengikuti beberapa perlombaan karate tingkat kabupaten, provinsi
bahkan nasional ketika ia duduk di bangku SMA

Anda mungkin juga menyukai