Anda di halaman 1dari 8

Nama: Farhan Hardiansyah Riyadi

Kelas: X IPA 4

Tsunami

Tsunami adalah gelombang air besar yang diakibatkan oleh gangguan di dasar
laut, seperti gempa bumi. Gangguan ini membentuk gelombang yang menyebar
ke segala arah dengan kecepatan gelombang mencapai 600–900 km/jam. Sebab
tsunami yang paling umum adalah gempa bumi bawah laut, terutama yang terjadi
di zona penunjaman dengan kekuatan 7,0 skala magnitudo momen atau lebih.
Penyebab lainnya adalah longsor, letusan gunung, dan jatuhnya benda besar
seperti meteor ke dalam air. Secara geografis, hampir seluruh tsunami terjadi di
kawasan Lingkaran Api Pasifik dan kawasan Palung Sumatra di Samudra Hindia.

Pemicu
1. Gempa bumi
gempa bumi yang mengakibatkan sekitar 80%–90% dari seluruh tsunami.
Gempa yang paling berpotensi menimbulkan tsunami adalah gempa yang
terjadi pada zona penunjaman (daerah pertemuan dua lempeng yang
membenamkan salah satu lempeng tersebut) yang dangkal. Namun, tidak
semua gempa seperti ini menyebabkan tsunami. Biasanya, hanya gempa
berkekuatan di atas 7,0 skala magnitudo momen yang memiliki potensi ini.
2. Tanah Longsor
tanah longsor, baik yang terjadi di bawah laut maupun yang terjadi di
daratan tetapi memindahkan material seperti bebatuan ke laut. Karena
longsor bawah laut sering terjadi akibat gempa, longsor dapat
memperparah gangguan pada air setelah gempa. Fenomena ini dapat
menyebabkan tsunami bahkan pada gempa dengan kekuatan yang
biasanya tidak menyebabkan tsunami (seperti gempa yang bermagnitudo
sedikit di bawah 7,0), atau menyebabkan tsunami yang lebih besar dari
perkiraan berdasarkan kekuatan gempa.

3. Aktivitas Vulkanik
aktivitas vulkanik, terutama dari gunung berapi yang berada di dekat atau
di bawah laut. Umumnya, aktivitas vulkanik menyebabkan naik atau
turunnya bibir gunung berapi, memicu tsunami yang mirip dengan tsunami
gempa bumi bawah laut. Namun, dapat juga terjadi letusan besar yang
menghancurkan pulau gunung berapi di tengah laut, menyebabkan air
bergerak mengisi wilayah pulau tersebut dan memulai gelombang besar.
Pelapukan
Pelapukan adalah proses alterasi dan fragsinasi batuan dan material tanah pada
dan/atau dekat permukaan bumi yang disebabkan karena proses fisik, kimia dan
biologi. Di alam pada umumnya ke tiga jenis pelapukan (fisik, kimiawi dan
biologis) itu bekerja bersama-sama, tetapi salah satu di antaranya mungkin lebih
dominan dibandingkan dengan lainnya. Walaupun di alam proses kimia
memegang peran yang terpenting dalam pelapukan, tidak berarti pelapukan jenis
lain tidak penting. Berdasarkan pada proses yang dominan inilah maka pelapukan
batuan dapat dibagi menjadi pelapukan fisik, kimia dan biologis.Pelapukan
merupakan proses proses alami yang menghancurkan batuan menjadi tanah.

1. Pelapukan Mekanis atau Fisis


Pelapukan mekanis atau sering disebut pelapukan fisis adalah Pelapukan
yang bersifat merombak batuan tanpa ada perubahan kimia paada mineral-
mineral penyusunnya. Penghancuran batuan ini bisa disebabkan oleh akibat
pemuaian, pembekuan air, perubahan suhu tiba-tiba, atau perbedaan suhu
yang sangat besar antara siang dan malam.
2. Pelapukan Kimiawi
Pelapukan kimiawi adalah pelapukan yang terjadi akibat reaksi kimia
pada batuan, seperti oksidasi, karbonasi, dan dehidrasi atau penguapan.
Pelapukan kimiawi selain mengubah bentuk dari batuan dan juga
merubah struktur kimianya.

3. Pelapukan Organis/Biologis
Pelapukan biologis atau disebut juga pelapukan organis terjadi akibat
proses organis. Pelakunya adalah mahluk hidup, bisa oleh tumbuh-
tumbuhan, hewan, atau manusia. Akar tumbuh-tumbuhan bertambah
panjang dapat menembus dan menghancurkan batuan, karena akar
mampu mencengkeram batuan. Bakteri merupakan media penghancur
batuan yang ampuh. Cendawan dan lumut yang menutupi permukaan
batuan dan menghisap makanan dari batu bisa menghancurkan batuan
tersebut.
Erosi
Erosi juga dapat diartikan pengangkutan material yang terkikis dari satu tempat
ke tempat lain, seperti dari puncak gunung ke lembah terdekat atau dari bagian
hulu sungai ke bagian hilir.

Faktor-faktor penyebab erosi

1. Iklim
Iklim mungkin merupakan kekuatan paling berpengaruh dan berdampak
pada erosi pada bentang alam. Faktor iklim yang penting dalam proses
terjadinya erosi adalah curah hujan dan suhu. Curah hujan dan suhu tidak
jauh berbeda di tempat-tempat yang berdekatan. Intensitas hujan yang
cukup tinggi akan menimbulkan erosi. Energi kinetik akibat tetesan butiran-
butiran hujan yang jatuh ke atas tanah menyebabkan pecahnya agregat-
agregat tanah. Jumlah hujan yang besar tapi intensitasnya rendah tidak
menyebabkan erosi berat. Hujan lebat dengan intensitas tinggi dalam
waktu singkat dapat menyebabkan sedikit erosi. Jika jumlah hujan dan
intensitasnya sama-sama tinggi, maka erosi tanah yang terjadi cenderung
tinggi.
2. Topografi
Topografi yang memengaruhi erosi adalah kemiringan lereng dan panjang
lereng. Makin besar kemiringan lereng maka intensitas erosi air makin
tinggi. Semakin miring suatu lereng maka energi kinetik aliran air yang
mengalir semakin besar.

3. Vegetasi
Vegetasi adalah lapisan pelindung atau penyangga antara atmosfer dan
tanah. Vegetasi dapat memperlambat dampak erosi. Akar tanaman melekat
pada partikel tanah dan batu, mencegah transportasi selama hujan atau
angin. Pohon, semak dan tanaman lain dapat membatasi dampak erosi
yang besar seperti tanah longsor atau bahaya alam lain seperti angin topan.
Gurun pasir yang umumnya tidak mempunyai vegetasi lebat merupakan
lanskap yang paling mudah mengalami erosi di planet bumi.

Anda mungkin juga menyukai