PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Karena Bumi tersusun oleh batuan, pengetahuan mengenai komposisi,
pembentukan, dan sejarahnya merupakan hal utama dalam memahami sejarah
bumi. Dengan kata lain batuan merupakan objek utama yang dipelajari dalam
geologi. Posisi Indonesia yang unik yang terletak di antara dua benua dan dua
samudera, serta di pertemuan interaksi antara tiga Lempeng Kerak Bumi yang
utama, membuat Indonesia menjadi “tanam” dari berbagai fenomena dan proses
geologi.
Angin monsoon yang silih berganti sepanjang tahun, menghadirkan pula
musim hujan dan kemarau yang silih berganti. Musim hujan mendatangkan banjir,
dan sebaliknya musim kemarau menghasilkan kekeringan. Interaksi lempeng kerak
bumi yang menjadi bagian dari Kepulauan Indonesia, menghadirkan deretan
gunungapi, kawasan pegunungan dan perbukitan. Pegunungan dan perbuykitan
memberikan ancaman bahaya longsong atau gerakan tanah di musim
hujan.Perbatasan lempeng kerak bumi yang menghadirkan palung-palung laut
dalam, menggoreskan jalur rawan bencana tsunami di sepanjang deretan pulau-
pulau mulai dari Sumatera sampai Nusa Tenggara, Papua sampai Sulawesi Utara.
Seperti halnya ilmu pengetahuan lainnya, geologi pada dasarnya
memerlukan. Proses dan tempat berkomunikasi. Ilmu pengetahuan geologi tidak
akan berkembang jika tidak dikomunikasikan, baik secara lisan maupun dalam
bentuk tulisan. Oleh karena itu bakat dan kemampuan teknis berkomunikasi sangat
diperlukan bagi para ahli geologi dalam menulis dan mengemukakan gagasan dan
hasil penelitian ilmiahnya. Belajar menulis ilmu pengetahuan dengan baik bukan
hanya berkaitan dengan komunikasi yang baik, tetapi juga tentang bagaimana
menjadi peneliti yang baik.
1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana proses terjadinya kasus geologi ?
2. Apa kasus geologi di Indonesia?
3. Bagaimana cara mengurangi dampak terjadinya kasus geologi?
C. TUJUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Erosi Tanah
Mendengar istilah ini bukan merupakan suatu hal yang aneh di telinga
kita. Erosi tanah adalah bentuk berkurangnya lapisan tanah yang penyebabnya
adalah bisa angin atau juga air, bahkan hingga ulah manusia sendiri. Erosi tanah
3
ini akan memindahkan tanah dari tempat tanah semula berada. Setidaknya ada
tiga tahapan dalam proses terjadinya erosi tanah.
D. Penebangan Hutan
Penebangan hutan sebenarnya sangat berkaitan dengan penyebab
pertama berupa erosi tanah. Penggundulan hutan besar-besaran akan
menyebabkan daya ikat tanah berkurang sehingga apabila terjadi aliran air
yang deras tidak akan ada yang menahan tanah sehingga menyebabkan erosi
besar-besaran. Hal tersebutlah salah satu dampak penebangan hutan secara
liar.
E. Aktivitas Manusia
Aktivitas pengolahan lahan oleh manusia secara sembarangan tidak
memperhatikan kaidah-kaidah pengolahan tanah akan berdampak pada
4
kerusakan tanah secara besar-besaran. Misalnya, secara sembarangan di
lahan lereng manusia mengolah lahan tanpa membuat bentuk bidang
terasering sehingga mudah sekali lahan terkena erosi. (baca : pengertian
terasering)
A. TANAH LONGSOR
Pada tanggal 3 November 2003, Bukit curam yang berada di sekitar
Desa Bukit Selawang, Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara
tersapu oleh longsoran tanah yang membawa air bah limpahan sungai Bahorok.
Kejadian ini cukup besar dan menimbulkan korban meninggal 90 roang dan
ratusan orang lainnya menderita luka ringan/berat. Yang menjadi penyebab
tanah longsor ini adalah karena adanya kerusakan hutan yang disebabkan oleh
penebangan liar. Berdasarkan data dari WALHI, 170 ribu hektar taman nasional
Gunung Leuser dari luas total 788 ribu hektar rusak parah akibat penebangan
hutan. Sehinggg hal ini menjadi penyebab utama tanah longsor besar terjadi di
Bahorok. Pernah terjadi juga tanah longsor di Situ Gintung, tangerang pada
tanggal 27 Maret 2009 dan di Banjarnegara pada tanggal 12 Desember 2014.
Terjadinya kasus geologi ini memiliki banyak penyebab yakni penebangan
hutan, pengundulan hutan, membuang sampah sembarangan sehingga
menghambat hujan dan terjadinya bencana longsor. Kasus geologi ini
mempunyai dampak yang besar bagi masyarakat maupun tanah, sehingga
menjadi penyusutan tanah yang terus menerus.
5
B. TSUNAMI
6
energinya sangat merusak daerah pantai yang dilaluinya. Di tengah laut
tinggi gelombang tsunami hanya beberapa cm hingga beberapa meter,
namun saat mencapai pantai tinggi gelombangnya bisa mencapai puluhan
meter karena terjadi penumpukan masa air. Saat mencapai pantai tsunami
akan merayap masuk daratan jauh dari garis pantai dengan jangkauan
mencapai beberapa ratus meter bahkan bisa beberapa kilometer.
Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan bumi atau sesar.
Gempa bumi juga banyak terjadi di daerah subduksi, dimana lempeng
samudera menelusup ke bawah lempeng benua. Tanah longsor yang terjadi
di dasar laut serta runtuhan gunung api juga dapat mengakibatkan
gangguan air laut yang dapat menghasilkan tsunami. Gempa yang
menyebabkan gerakan tegak lurus lapisan bumi. Akibatnya, dasar laut naik-
turun secara tiba-tiba sehingga keseimbangan air laut yang berada di
atasnya terganggu. Demikian pula halnya dengan benda kosmis atau
meteor yang jatuh dari atas. Jika ukuran meteor atau longsor ini cukup
besar, dapat terjadimegatsunami yang tingginya mencapai ratusan meter.
2. Penyebab tsunami
Gempa bumi
7
1. Sumber gempabumi berada di laut
2. Kedalaman gempabumi dangkal, yakni kurang dari 60 km
3. Kekuatannya cukup besar, yakni di atas 6,0 SR
4. Tipe patahannya turun (normal fault) atau patahan naik (thrush
fault)
10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas, kit disarankan agar setiap orang sadar akan
pentingnya tumbuhan hijau sebagai produsen oksigen terbesar di planet bumi.
Keuntungan yang didapatkan dari upaya pelestarian tumbuhan hijau melalui
reboisasi dan penghijauan sangatlah banyak, maka diharapkan setiap orang dapat
memulai upaya pelestarian tumbuhan hijau di lingkungan sekitarnya.
11
DAFTAR PUSTAKA
Noor, Isran. Politik Otonomi Daerah untuk Penguatan NKRI. Seven Strategic
Studies.
Nugraha, Adrian R.. 2009. Stop Pemanasan Global. Bekasi : Cahaya Pustaka
Raga.
12