Anda di halaman 1dari 38

Yunita Sari Purba,SST.

K3,MA
1. BENCANA ALAM; bencana yang bersumber dari fenomena
alam seperti gempa bumi, letusan gunung api, meteor,
pemanasan global, banjir, topan dan tsunami
2. BENCANA NON ALAM; bencana yang diakibatkan oleh
peristiwa atau rangkaian peristiwa non alam antara lain
gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi dan wabah
penyakit.
3. BENCANA SOSIAL; bencana yang diakibatkan oleh
peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh
manusia yang meliputi konflik sosial antar kelompok atau
antar komunitas masyarakat dan teror.
1. Gempa Bumi
Gempa bumi merupakan peristiwa pelepasan energi
yang menyebabkan dislokasi (pergeseran) pada
bagian dalam bumi secara tiba-tiba.
Penyebab Terjadinya Gempa Bumi, antara lain :
- Proses tektonik akibat pergerakan kulit/lempeng
bumi
- Aktivitas sesar di permukaan bumi
- Pergerakan geomorfologi secara lokal, contohnya ;
terjadi runtuhan tanah
- Aktivitas gunung api
- Ledakan Nuklir
Mekanisme perusakan terjadi karena energi getaran gempa
dirambatkan ke seluruh bagian bumi. Di permukaan bumi,
getaran tersebut dapat menyebabkan kerusakan dan runtuhnya
bangunan sehingga dapat menimbulkan korban jiwa. Getaran
gempa juga dapat memicu terjadinya tanah longsor, runtuhan
batuan, dan kerusakan tanah lainnya yang merusak
permukiman penduduk. Gempa bumi juga menyebabkan
bencana ikutan berupa kebakaran, kecelakaan industri dan
transportasi serta banjir akibat runtuhnya bendungan maupun
tanggul penahan lainnya.
Gejala dan Peringatan Dini ;
- Kejadian mendadak/secara tiba-tiba
- Belum ada metode pendugaan secara akurat
Mengapa terjadi gempa bumi?
Penyebab terjadinya Tsunami :
Gempa bumi yang diikuti dengan
dislokasi/perpindahan masa tanah/batuan yang sangat
besar dibawah air (laut/danau)
Tanah longsor didalam laut
Letusan gunung api dibawah laut atau gunung api
pulau
Gejala dan Peringatan Dini :

Gelombang air laut datang secara mendadak dan berulang


dengan energi yang sangat kuat.
Kejadian mendadak dan pada umumnya di Indonesia
didahului dengan gempa bumi besar dan susut laut.
Terdapat selang waktu antara waktu terjadinya gempa
bumi sebagai sumber tsunami dan waktu tiba tsunami di
pantai mengingat kecepatan gelombang gempa jauh lebih
besar dibandingkan kecepatan tsunami.
Metode pendugaan secara cepat dan akurat memerlukan
teknologi tinggi.
Di Indonesia pada umumnya tsunami terjadi dalam waktu
kurang dari 40 menit setelah terjadinya gempa bumi besar
di bawah laut.
Tanda-tanda awal munculnya tsunami
PASCA TSUNAMI ACEH
PASCA TSUNAMI JEPANG
Alat deteksi dini tsunami yang dipasang
sepanjang pantai selatan pulau Jawa
( Banyuwangi – Banten )
3. Letusan Gunung Berapi
Gunung berapi atau gunung api secara umum
adalah istilah yang dapat didefinisikan sebagai
suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam
wujud cair atau lava) yang memanjang dari
kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan
bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk
endapan hasil akumulasi material yang
dikeluarkan pada saat meletus
Gunung berapi terdapat dalam beberapa bentuk
sepanjang masa hidupnya.
Gunung berapi yang aktif mungkin berubah menjadi
separuh aktif, istirahat, sebelum akhirnya menjadi
tidak aktif atau mati.
Bagaimanapun gunung berapi mampu istirahat dalam
waktu 610 tahun sebelum berubah menjadi aktif
kembali. Oleh karena itu, sulit untuk menentukan
keadaan sebenarnya dari suatu gunung berapi itu,
apakah gunung berapi itu berada dalam keadaan
istirahat atau telah mati
4. Tanah Longsor
Longsoran merupakan salah satu jenis gerakan massa
tanah atau batuan, ataupun percampuran keduanya,
menuruni atau keluar lereng akibat dari terganggunya
kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng
tersebut. Tanah longsor terjadi karena ada gangguan
kestabilan pada tanah/batuan penyusun lereng.
Penyebab longsoran dapat dibedakan menjadi 2
penyebab yang berupa :
- Faktor pengontrol gangguan kestabilan lereng.
- Proses pemicu longsoran
Gangguan kestabilan lereng ini dikontrol oleh kondisi
morfologi (terutama kemiringan lereng), kondisi
batuan ataupun tanah penyusun lereng dan kondisi
hidrologi atau tata air pada lereng.
Meskipun suatu lereng rentan atau berpotensi untuk
longsor, karena kondisi kemiringan lereng,
batuan/tanah dan tata airnya, namun lereng tersebut
belum akan longsor atau terganggu kestabilannya
tanpa dipicu oleh proses pemicu.
Proses Pemicu Longsoran Dapat Berupa :
Peningkatan kandungan air dalam lereng, sehingga terjadi
akumulasi air yang merenggangkan ikatan antar butir
tanah dan akhirnya mendorong butir-butir tanah untuk
longsor. Peningkatan kandungan air ini sering disebabkan
oleh meresapnya air hujan, air kolam/selokan yang bocor
atau air sawah kedalam lereng
Getaran pada lereng akibat gempa bumi ataupun ledakan,
penggalian, getaran alat/kendaraan. Gempa bumi pada
tanah pasir dengan kandungan air sering mengakibatkan
liquefaction (tanah kehilangan kekuatan geser dan daya
dukung, yang diiringi dengan penggenangan tanah oleh air
dari bawah tanah)
Peningkatan beban yang melampaui daya dukung
tanah atau kuat geser tanah. Beban yang berlebihan
ini dapat berupa beban bangunan ataupun pohon-
pohon yang terlalu rimbun dan rapat yang ditanam
pada lereng lebih curam dari 40 derajat
Pemotongan kaki lereng secara sembarangan yang
mengakibatkan lereng kehilangan gaya penyangga
5. Banjir
Banjir adalah dimana suatu daerah dalam keadaan
tergenang oleh air dalam jumlah yang begitu besar.
Sedangkan banjir bandang adalah banjir yang datang
secara tiba-tiba yang disebabkan oleh karena
tersumbatnya sungai maupun karena pengundulan
hutan disepanjang sungai sehingga merusak rumah-
rumah penduduk maupun menimbulkan korban jiwa.
Bencana banjir hampir setiap musim penghujan melanda
Indonesia.
Berdasarkan nilai kerugian dan frekuensi kejadian bencana
banjir terlihat adanya peningkatan yang cukup berarti.
Kejadian bencana banjir tersebut sangat dipengaruhi oleh
faktor alam berupa curah hujan yang diatas normal dan
adanya pasang naik air laut.
Disamping itu faktor ulah manusia juga berperan penting
seperti penggunaan lahan yang tidak tepat (pemukiman di
daerah bantaran sungai, di daerah resapan, penggundulan
hutan, dan sebagainya), pembuangan sampah ke dalam
sungai, pembangunan pemukiman di daerah dataran banjir
dan sebagainya
Kenali Penyebab Banjir
Curah hujan tinggi
Permukaan tanah lebih rendah dibandingkan muka
air laut.
Terletak pada suatu cekungan yang dikelilingi
perbukitan dengan pengaliran air keluar sempit.
Banyak pemukiman yang dibangun pada dataran
sepanjang sungai.
Aliran sungai tidak lancar akibat banyaknya sampah
serta bangunan di pinggir sungai.
Kurangnya tutupan lahan di daerah hulu sungai
Dampak?
Korban?
setidaknya mengakibatkan 169 - infrastruktur di Wasior
orang meninggal dunia hancur termasuk lapangan
- 118 orang dilaporkan hilang udara di Wasior
-105 orang luka berat
- 3.374 orang luka ringan - Kerusakan rumah warga,
- 9.016 orang warga terpaksa rumah sakit, jembatan dan
mengungsi. juga beberapa gereja.
(TRIBUNNEWS.COM/5-10-
2010) - Terganggunya hubungan
komunikasi, jaringan listrik
terputus
Sebab?
banjir yg bersamaan dgn - aktifitas masyarakat lumpuh.
batu-batuan besar, batang-
batang pohon, dan lumpur.
6. Kekeringan

Kekeringan adalah hubungan antara ketersediaan air


yang jauh dibawah kebutuhan air baik untuk
kebutuhan hidup, pertanian, kegiatan ekonomi dan
lingkungan.
Kekeringan diklasifikasikan sebagai berikut :
Kekeringan Alamiah
Kekeringan Meteorologis berkaitan dengan tingkat
curah hujan di bawah normal dalam satu musim.
Kekeringan Hidrologis berkaitan dengan kekurangan
pasokan air permukaan dan air tanah.
Kekeringan Pertanian berhubungan dengan
kekurangan kandungan air di dalam tanah sehingga
tidak mampu memenuhi kebutuhan tanaman tertentu
pada periode waktu tertentu pada wilayah yang luas.
Kekeringan Sosial Ekonomi berkaitan dengan kondisi
dimana pasokan komoditi ekonomi kurang dari
kebutuhan normal akibat kekeringan meteorologi,
hidrologi, dan pertanian
Kekeringan Antropogenik
Kekeringan yang disebabkan karena ketidak-patuhan
pada aturan terjadi karena :
Kebutuhan air lebih besar dari pasokan yang
direncanakan akibat ketidak-patuhan pengguna
terhadap pola tanam/pola penggunaan air.
Kerusakan kawasan tangkapan air, sumber-sumber air
akibat perbuatan manusia
Kekeringan akan berdampak pada kesehatan manusia,
tanaman serta hewan.
Kekeringan menyebabkan pepohonan akan mati dan
tanah menjadi gundul yang pada musim hujan
menjadi mudah tererosi dan banjir.
Dampak dari bahaya kekeringan mengakibatkan
bencana berupa hilangnya bahan pangan akibat
tanaman pangan dan ternak mati, petani kehilangan
mata pencaharian, banyak orang kelaparan dan mati,
sehingga berdampak terjadinya urbanisasi
Tanda-tanda terjadinya angin ribut

Terlihat gumpalan awan gelap, besar dan tinggi


Petir dan guruh terlihat dari kejauhan
Terdengar suara gemuruh dari kejauhan
8. Gelombang Pasang
Gelombang pasang adalah gelombang air laut yang
melebihi batas normal dan dapat menimbulkan bahaya baik
di lautan, maupun di darat terutama daerah pinggir pantai.
Umumnya gelombang pasang terjadi karena adanya angin
kencang/topan, perubahan cuaca yang sangat cepat, dan
karena ada pengaruh dari gravitasi bulan maupun matahari.
Kecepatan gelombang pasang sekitar 10-100 Km/jam.
Gelombang pasang sangat berbahaya bagi kapal-kapal yang
sedang berlayar pada suatu wilayah yang dapat
menenggelamkan kapal-kapal tersebut. Jika terjadi
gelombang pasang di laut akan menyebabkan tersapunya
daerah pinggir pantai atau disebut dengan abrasi.
9. Kegagalan Teknologi
Kegagalan Teknologi adalah semua kejadian bencana yang
diakibatkan oleh kesalahan desain, pengoperasian, kelalaian dan
kesengajaan manusia dalam penggunaan teknologi dan/atau
industri.
Penyebab terjadinya kegagalan teknologi;
- Kebakaran
- Kegagalan/kesalahan desain keselamatan pabrik/teknologi
- Kesalahan prosedur pengoperasian pabrik/teknologi
- Kerusakan komponen
- Kebocoran reaktor nuklir
- Kecelakaan transportasi (darat, laut, udara)
- Sabotase atau pembakaran akibat kerusuhan
-Dampak ikutan dari bencana alam (gempa bumi, banjir, dan
sebagainya)
Kegagalan teknologi dapat menyebabkan pencemaran (udara, air
dan tanah), korban jiwa, kerusakan bangunan, dan kerusakan
lainnya. Bencana Kegagalan teknologi pada skala yang besar
akan dapat mengancam kestabilan ekologi secara global

Gejala dan Peringatan Dini


•Kejadian sangat cepat (dalam hitungan detik atau jam) dan
secara tiba-tiba
•Desain pabrik/industri harus dilengkapi dengan sistem
monitoring dan sistem peringatan akan bahaya kebakaran,
kerusakan komponen/peralatan dan terjadinya kondisi bahaya
lainnya.
•Pelepasan bahan-bahan pencemar yang berbahaya pada
umumnya tidak terlalu cepat sehingga memungkinkan untuk
memberikan peringatan dan evakuasi pekerja dan masyarakat
sekitarnya.
•Ledakan pabrik dalam beberapa kasus dapat diantipasi.
10. Kebakaran

Kebakaran adalah situasi dimana suatu


tempat/lahan/bangunan dilanda api serta hasilnya
menimbulkan kerugian.
Sedangkan Kebakaran lahan dan hutan adalah
keadaan dimana lahan dan hutan dilanda api sehingga
mengakibatkan kerusakan lahan dan hutan serta
hasil-hasilnya dan menimbulkan kerugian.
Kebakaran dapat mengakibatkan bencana karena
akan memusnahkan segala harta benda bahkan dapat
menimbulkan korban jiwa dalam jumlah besar
11. Tumpahan dan Bocoran B3
Bencana industri lainnya yang sering terjadi adalah
bencana B3. Penggunaan bahan kimia B3 semakin
meningkat sejalan dengan meningkatnya
kebutuhan manusia yang didukung pula oleh
tumbuhnya berbagai industri yang mengolah atau
menghasilkan B3.
Bencana dapat terjadi jika bahan berbahaya itu
lolos ke lingkungan sekitarnya dan mengakibatkan
bahaya bagi mahluk hidup dan lingkungan.
Tumpahan dan bocoran B3 ini mengandung
berbagai potensi bahaya antara lain : pencemaran
lingkungan bahkan kebakaran.
12. Bencana Konstruksi

Bencana juga dapat terjadi karena kegagalan


konstruksi, misalnya kasus waduk situ gintung
yang jebol sehingga memusnahkan area
disekitarnya
Kasus runtuhnya jembatan di Tj. Priok

Anda mungkin juga menyukai