Anda di halaman 1dari 5

KLIPING KERUSAKAN EKOSISTEM

DISUSUN OLEH :
1. M. WIDI S
2. M. RIDWAN
3. M. MUS TAJIB S
4. M. ANAS TAIN
5. M. HERI P
6. M. ILHAM
7. ANISA WIDIA ROSA





MI AL-IMAN SOROGENEN
2014


TANAH LONGSOR


Sederhananya, bencana alam diartikan sebagai sebuah peristiwa alamiah yang memiliki akibat
negatif yang signifikan terhadap populasi makhluk hidup. Peristiwa ini cukup beragam, salah
satunya adalah tanah longsor. Apa itu tanah longsor? Para ilmuan menyebutkan bahwa yang
dimaksud dengan bencana alam tanah longsor adalah peristiwa geologis yang ditandai dengan
bergeraknya masa bebatuan serta tanah
dalam berbagai tipe juga jenis. Karakter utama tanah longsor adalah adanya campur tangan
gravitasi. Karena itu, bencana alam tanah longsor selalu terjadi di daerah dengan kemiringan
seperti bukit dan pegunungan. Tapi apakah gravitasi satu-satunyapenyebab tanah longsor?
Tentu tidak.

Faktor Penyebab Tanah Longsor

Ada beragam pemicu maupun pendorong terjadinya bencana alam tanah longsor. Kami
merangkumnya berikut ini untuk Anda.

Curah Hujan

Intensitas hujan yang semakin meningkat akan memperbesar peluang terjadinya tanah longsor.
Pada saat musim kemarau, air yang terkunci di dalam tanah akan menguap dalam jumlah yang
cukup besar. Hal ini kemudian meninggalkan permukaan tanah dalam keadaan berongga atau
berpori yang dalam keadaan tertentu akan berujung pada retakan tanah. Pada saat masuk
musim penghujan, air kemudian akan memenuhi retakan pada tanah. Selanjutnya tanah akan
mengembang/merekah. Namun hal ini kemudian berbuntut pada munculnya gerakan lateral
sebab air terakumulasi pada bagian dasar lereng. Kondisi ini rawan longsor terlebih pada lokasi
tersebut jarang terdapat pepohonan sebagai penyerap air dan pengikat tanah.

Lokasi Yang Terjal

Berdasarkan penelitian ahli, kebanyakan wilayah yang mengalami tanah longsor adalah titik
dengan kemiringan mencapai sudut 180 derajat dengan ujung lereng terjal dan bidang longoran
yang mendatar.

Kondisi Tanah

Selain faktor di atas, patut juga disebutkan andil kondisi tanah dalam memperbesar peluang
terjadinya bencana alam tanah longsor. Jenis tanah yang kurang padat memiliki kesempatan
yang lebih besar untuk longsor ketimbang jenis tanah lainnya. Mengapa? Sebab tanah lempung
ini mudah pecah saat kemarau dan mudah lembek saat terkena air terlebih dalam jumlah yang
melimpah.

Bebatuan Kurang Kuat

Bebatuan yang kurang kuat juga turut menjadi faktor penyebab tanah longsor. Tanah dengan
campuran pasir, keirkil, dan sedikit lempung sangat mudah mengalami pelapukan dan rentan
longsor.

Tanah Sebagai Lahan

Umumnya tanah yang dimanfaatkan sebagai ladang, persawahan, tambang dan lain-lain akan
mengalami penurunan kualitas seperti lembek serta cenderung jenuh pada air. Kondisi ini akan
membuat tanah rentan longsor.

Getaran

Penyebab tanah longsor lainnya adalah getaran yang bisa saja bersumber dari gempa bumi,
mesin, lalulintas kendaraan dan lain-lain. Akibatnya adalah tanah yang kemudian longsor,
jalanan yang retak dan lain-lain.

Susustnya permukaan air danau.

Kondisi ini bisa menjadi biang tanah longsor sebab gaya penahan pada lereng hilang. Kondisi ini
kemudian diperparah dengan kemiringan waduk atau danau.

Terdapat Beban Tambahan

Apabila terdapat beban tambahan yang cukup berat, bukan hal yang mustahil jika tanah
mengalami keretakan, penurunan dan bahkan longsor.

Minimnya Pepohonan

Penyebab tanah longsor yang satu ini tentu sudah familiar. Kita sudah paham betul bahwa salah
satu fungsi pepohonan adalah untuk mengunci tanah. Apabila suatu wilayah pegunungan atau
lereng botak nyaris tak berpohon, dalam kondisi musim penghujan ia akan mudah longsor.

Buang Sampah Sembarangan

Mungkin penyebab yang satu ini di luar pemikiran Anda. Tapi kebiasaan masyarakat yang gemar
membuang sampah di wilayah lereng bisa menjadi penyebab tanah longsor. Mengapa? Sebab
sampah yang dibuang perlahan masuk ke dalam lapisan tanah dan membuatnya tidak solid alias
rapuh. Kondisi ini akan mudah longsor terlebih di musim penghujan.
PENBANGAN HUTAN SECARA LIAR

Interaksi yang dinamis namun harmonis antara mahluk hidup dan lingkungannya akan
membentuk suatu tatanan ekosistem yang seimbang. Kondisi ini akan berujung pada
keselarasan hidup semua organisme di bumi. Komponen abiotik dan juga biotik yang menjadi
dua unsur penting dalam tatanan ekosistem saling terkait satu sama lainnya. Keterkaitan ini
menjadikan interaksi di antara mereka tak bisa dipisahkan. Namun, keseimbangan tersebut akan
bermuara pada kerusakan ekosistem dimana lingkungan bukan lagi tempat yang nyaman bagi
organisme tersebut untuk tinggal dan hidup. Kerusakan ekosistem ini bisa disebabkan oleh
Faktor alamiah merupakan penyebab kerusakan ekosistem yang terjadi murni karena musabab
alam. Misalnya saja gempa bumi, terjadinya kebakaran hutan akibat cuaca, bajir, longsor,
tsunami dan masih banyak lagi lainnya. Sederet peristiwa tersebut memicu terjadinya
perubahan ekosistem misalnya saja saat Gunung Merapi di wilahyah Jawa Tengah meletus,
maka kerusakan ekosistem di sekitar Merapi tak bisa dihindarkan. Mahluk hidup baik itu hewan
dan tumbuhan bahkan manusia bisa mati. Hal tersebut sama saja dengan peristiwa semacam
gempa dan banjir, akan berakibat pada terganggunya kestabilan ekosistem. Sebagai sebuat
kesatuan, maka jika dalam sebuah ekosistem terdapat 1 organisme yang mati maka akan
berpengaruh pada keadaan organisme lainnya.
Faktor Manusia

Anda mungkin juga menyukai