Anda di halaman 1dari 6

ARIF MAULANA

1904109010027
GEOLOGI LINGKUNGAN

RINGKASAN BUKU “ENVIRONMENTAL GEOLOGY OLEH JAMES S.


RICHARD” PADA BAGIAN 2 : HAZARDOUS EARTH PROCESS, BAB 5-9

BAB 5. GEMPA BUMI

Gempa bumi diakibatkan oleh patahan atau pergerakan lempeng bumi akibat adanya arus
konveksi dalam bumi yang terus memberikan gaya ke segala arah. Akibat dari gaya itu, akan
menimbulkan gelombang atau getaran yang akan mengakibatkan guncangan pada pulau atau
lempeng benua sekitarnya. Dampak tersebut cukup berbahaya bagi kelangsungan hidup
manusia dari berbagai aspek.

Gempa bumi biasanya terjadi di daerah subduksi atau pun di daerah yang mempunyai
aktifitas lempeng konvergen, divergen, dan sebagainya, karena pergerakan tersebut memmicu
terjadinya gelombang. Gelombang seismik yang dihasilkan oleh gempa akan keluar dari titik
pecah (fokus) dan menyebabkan tanah bergetar atau berguncang pada apa yang disebut gempa
bumi. Karena gelombang seismik kehilangan energi saat perjalanan, guncangan yang terbesar
di permukaan biasanya di pusat gempa, yang langsung di atas fokus.

Gelombang seismik diklasifikasikan berdasarkan bagaimana mereka memaksa partikel


batu bergetar. Gelombang tubuh (P dan S) bergerak melalui tanah padat dan kemudian
menghasilkan gelombang permukaan yang mencapai permukaan tanah. Gelombang p adalah
yang tercepat, tetapi hanya menimbulkan sedikit kerusakan dibandingkan dengan gelombang
gelombang dan gelombang permukaan yang sangat merusak.

Bahaya gempa bumi ini yaitu dapat mengakibatkan kerugian dan korban jiwa. Tidak
hanya itu, sangat besar kemungkinan akan terjadinya suatu kepunahan bagi suatu makhluk
tertentu yang hidupnya sudah sangat terancam. Banyak aspek yang akan mengalami kerugian
bagi gempa bumi ini. Bahkan sampai ke aspek ekonomi, politik, dan lainnya.
Tak hanya kerugian saja yang ditimbulkan oleh gempa bumi ini. Tetapi kita juga bisa
mengambil hikmah dari yang terjadi, timbulnya suatu cekungan, terbentuknya pulau baru,
penambahan garis pantai, ataupun pengurangan garis pantai, merupakan keuntungan yang
disebabkan oleh gempa bumi ini yang memungkinkan penambahan manfaat atau keuntungan
bagi umat manusia.

Gempa bumi tidak bisa dihilangkan dari muka bumi ini, karena itu adalah siklus yang
pasti terjadi. Tetapi kita bisa mengurangi dampak resikonya dengan mempelajari dan
mengaplikasikan ilmu seputar kebencanaan geologi ini. Serta kita dapat lebih mengenal dan
besar kemungkinan bisa memprediksi terjadinya gempa bumi secara sistematis.

BAB 6. GUNUNG BERAPI

Gunung berapi terbentuk karena adanya pelolosan magma dari dalam bumi ke permukaan
yang disebabkan berbagai macam kejadian seperti subduksi, konvergen, divergen, dan lainnya. .
Hot spot gunung berapi terjadi di bagian dalam piring di mana kepulan magma bangkit dari
mantel. Ada tiga jenis dasar magma: basaltik, andesitik, dan rhyolitik (granitik).

Tiap magma memiliki viskositas yang berbeda beda, dan itu sangat berpengaruh dan
menandakan batuan yang akan terbentuk di daerah itu. Viskositas magma mengacu pada
kemampuannya untuk menahan aliran. Magma viskositas meningkat dengan konten Si2
meningkat, (silica) dan penurunan suhu. Magmas basal adalah sedikit kental dan rhyolitik
paling kental. Sewaktu batu-batu meleleh menjadi magma, gas dibentuk dan umumnya tetap
larut dalam magma, dengan uap air (H2O), karbon dioksida (Co2), dan sulfur dioksida (jadi,)
adalah gas yang paling banyak jumlahnya. Magmas yang bermuatan gas berisi sebagian besar
uap air dan umumnya terbentuk di zona subduksi tempat sedimen yang kaya air terlibat dalam
proses pencairan.

Gunung api akan berdampak sangat besar dan sangat berbahaya bagi makhluk hidup yang
berada disekitarnya. Gunung api yang sedang erupsi mampu membuat awan panas dengan
material klastik halus dangan jumlah yang sangat banyak, serta dapat memuntahkan lahar dan
menyebabkan ledakan yang mematikan. Dengan bertambahnya populasi manusia, akan
menyebabkan banyak kerugian juga jika berada disekitar gunung api aktif yang sedang erupsi.
Letusan ledakan dapat mengakibatkan konsekuensi global dengan memuntahkan abu vulkanik
dalam jumlah besar dan gas ke atmosfer bagian atas, menyebabkan efek pendinginan atas
seluruh planet

Tak semua akibat dari gunung api ini berdampak buruk. Adanya sumber hydrothermal
dan daapat meninbulkan lapisan sedimen yang baru sehingga unsur tanah terperbaiki
ulang,merupakan salah satu dari keuntungan yang didapatkan dari keberadaan gunung api ini.

Antisipasi dan mitigasi tentang gunung api bisa ditangani lebih lanjut diselaraskan dengan
memngembangkan ilmu mitigasi geologi. Kita bisa tau biasanya letusan gunung berapi
didahulung oleh aktivitas precursot, seperti perubahan topografi, serbuan gempa bumi, dan
pelepasan gas vulkanis. Para ilmuwan dapat mengukur prekursor ini dan membuat cetakan
letusan yang cukup dapat diandalkan. Prakiraan ini memberikan peringatan dini untuk
menerapkan rencana tanggap darurat dan mengevakuasi orang-orang, dengan demikian
meminimalkan dampak letusan

BAB 7. PEMBOROSAN MASSAL

Batu atau sedimen akan mulai bergerak menuruni lereng ketika gaya gravitasi bertindak
pada materi di arah lereng menjadi lebih besar daripada gaya frictional menjaga materi di
tempat. Faktor utama yang mempengaruhi kestabilan lereng adalah: kecuraman lereng, jenis
bahan, kehadiran air, keberadaan pesawat lemah, dan jumlah tanah vegetatif. Mekanisme
pemicu adalah apa pun yang menstabilkan lereng dengan menggoda gaya frictional di lereng
atau dengan meningkatkan efek gravitasi. Gempa bumi, hujan lebat, tumbuh-tumbuhan, dan
lereng-lereng yang terlalu panas merupakan contoh yang umum.

Kebanyakan batu tidak homogen, tetapi mengandung kelemahan planar seperti seprai,
patah, atau foliation pesawat. Lereng adalah yang paling tidak stabil ketika pesawat lemah ini
makan condong ke arah satme sebagai lereng. Tindakan air untuk menstabilkan lerengnya
dengan menambah berat badan dan mengurangi gesekan internal antara butir sedimen dan
lemahnya pesawat. Ketika bahan menjadi jenuh. Tekanan pori akan meningkat, yang kemudian
mengurangi gesekan internal.
Pemborosan massal dapat digolongkan berdasarkan jenis gerakan: jatuh, bergeser, dan
mengalir serta pada bahan yang tersangkut: batu, puing, tanah, dan lumpur. Kemerosotan
adalah jenis gerakan kompleks yang melibatkan gerakan geser dan mengalir. Creep adalah
konstan gerakan lambat karena ekspansi berulang dan penyusutan sedimen.

Longsor salju adalah salah satu bentuk pemborosan massal yang menjadi bahaya serius di
sepanjang jalan raya dan resor ski di daerah pegunungan. Tanah subsidence terjadi ketika ruang
kosong mulai menutup dalam material bawah permukaan. Kawasan taklukan yang cepat
(runtuhnya) berlangsung di daerah kapur dan di daerah-daerah pertambangan yang memiliki
banyak ruang kosong bawah tanah. Bertahap subsidence umum di daerah penarikan air besar
yang mengurangi tekanan pori, menyebabkan partikel tanah liat mengalami pemkompres,

Untuk mengurangi risiko pemborosan massal, orang-orang pertama-tama harus


mengidentifikasi daerah-daerah berbahaya, kemudian mengambil langkah-langkah untuk
menghindari zona bahaya atau menerapkan pengendalian teknik. Tujuan beberapa teknik
kontrol adalah untuk mencegah gerakan dengan meningkatkan stabilitas lereng. Upaya di sini
berfokus pada meningkatnya gaya ombak di dalam material lereng dan menurunkan berat badan
yang mengalir ke arah lereng. Upaya rekayasa lainnya memberikan perlindungan terhadap
kejadian-kejadian yang memboroskan massa yang tidak praktis atau mustahil dicegah.

BAB 8. BANJIR

Banjir dan banjir bandang erat kaitannya dengan kapasitas area tangkapan air di daerah
hulu. Berkurangnya area hijau di daerah hulu akan meningkatkan ancaman banjir, sementara itu
minimnya vegetasi akan meningkatkan potensi longsor di daerah hulu, sehingga jika terjadi
longsor di sekitar badan sungai akan mengakibatkan terbentuknya bendungan alam yang akan
menjadi “peluncur peluru” banjir bandang.

Bendungan alam tersebut pada saatnya jika telah melewati kemampuan dan
keseimbangannya, maka akan jebol dan akan terjadi terjangan air bah yang disertai dengan
material longsor seperti tanah dan lumpur, bebatuan hingga pohon-pohon kayu tumbang.
Percampuran air bah dengan segala material tersebut akan meningkatkan daya hancur dan akan
merusak apapun yang dilaluinya.
Banjir terjadi sewaktu hujan deras atau salju yang mencair menyebabkan air menumpuk
di permukaan tanah lebih cepat daripada yang dapat merembes. Air yang berlebih ini mengalir
seraya melewati aliran darat dan memasuki jaringan drainase, sehingga aliran sungai dapat
meluap sehingga daerah yang biasanya kering dapat meluap. Sistem drainase adalah jaringan
saluran yang menyatu membentuk aliran yang lebih besar secara bertahap, dan sungai yang
mengagumkan. Sebuah basin drainase adalah daerah daratan yang mengumpulkan wates untuk
jaringan arus tertentu. Bagian atas sebuah baskom disebut air; Bagian bawah disebut mulut.

Faktor alami yang mempengaruhi banjir adalah:

• intensitas dan durasi peristiwa curah hujan,


• ukuran daerah di mana curah hujan jatuh,
• kondisi tanah yang mempengaruhi infiltrasi,
• kecepatan di mana salju mencair, dan
• jumlah dan jenis tumbuhan penutup.

Ada tempat tertentu yang akan selalu mengalami kebanjiran, yaitu tempat yang memiliki
suatu lapisan batuan dasar yang mempunyai tingkat porositas dan permeabilitas yang sangat
rendah. Dan ada juga tempat yang sangat bagus dalam pengelolaan porositas dan permeabilitas
nya sehingga disebut aqjuifer.

BAB 9. BAHAYA PESISIR

Bahaya pesisir adalah fenomena alam yang dapat menimbulakan bahaya serta kerugian
dan degradasi lapisan tanah atau batuan didaerah pinggiran laut dalam tempo yang sangat cepat.
Bahaya yang timbul dengan cepat berlangsung selama beberapa menit hingga beberapa hari dan
contohnya termasuk topan besar disertai angin kencang, gelombang dan gelombang besar atau
tsunami yang ditimbulkan oleh gempa bumi bawah laut dan tanah longsor. Bahaya yang timbul
lambat berkembang secara bertahap selama periode waktu yang lebih lama dan contohnya
termasuk erosi dan genangan bertahap.

Banyak peristiwa yang akan mempengaruhi pesisir ini, seperti pasang surut, arus, ombak
atau gelombang, angina kencang, cuaca ekstrem, badai dan yang paling parah adalah tsunami.
Kita bisa melakukan improvisasi dalam menghadapi bencana yang akan terjadi aatau
melakukan mitigasinya. Manajemen ancaman bahaya geologi dapat dipandang sebagai bagian
dari upaya untuk mengurangi dampak negatif apabila ancaman bahaya geologi benar-benar
terjadi dan menjadi bencana geologi (mitigasi bencana), dan merencanakan bagaimana
menanggapi bencana geologi bila terjadi (preparadnes atau kesiagaan bencana). Makalah ini
bertujuan memberikan gambaran bagaimana menanggapi ancamanan dari berbagai macam
bahaya geologi di daerah pesisir dengan memperhitungkan karakternya.

Ancaman bahaya geologi di daerah pesisir dapat datang dalam berbagai bentuk kejadian.
Meskipun demikian, hanya ada dua agen utama yang bekerja yaitu air laut dan air permukaan.
Air laut sebagai agen yang bekerja hadir dalam bentuk gelombang dan pasang-surut, sedang air
permukaan hadir dalam bentuk debit air permukaan yang besar.

Aktifitas mitigasi bencana adalah upaya untuk memperkecil dampak negatif dari suatu
bencana. Terkait upaya itu, mengetahui waktu kejadian dan lokasi kejadian adalah hal yang
penting karena dengan kedua hal itu manusia dapat menghindar dari bahaya yang datang.
Tidak semua macam bahaya geologi dapat diketahui dengan pasti waktu kedatangan, seperti
tsunami. Namun ada pula bahaya geologi yang kedatangannya sedemikian halus sehingga
manusia terlambat menyadarinya sampai bahaya itu benar-benar terjadi dan manusia tidak
dapat menghindar lagi, seperti subsiden, banjir, dan erosi pantai. Oleh karena itu, pemetaan
daerah-daerah yang berpotensi untuk terkena bahaya geologi menjadi faktor kunci dalam ke-
efektifan upaya mitigasi. Dengan mengetahui daerah-daerah yang berpotensi terkena bahaya,
diharapkan manusia dapat menghindari daerah-daerah tersebut dalam melakukan aktifitas.
Sampai pada titik ini, kesadaran masyarakat akan potonsi

Anda mungkin juga menyukai