Anda di halaman 1dari 3

Judul : Banjir

Banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan.
Dalam arti “air mengalir”, kata ini juga dapat berarti masuknya pasang laut. Banjir
diakibatkan oleh volume air di suatu badan air seperti sungai atau danau yang meluap atau
melimpah dari bendungan sehingga air keluar dari sungai itu.

Selain sejumlah tempat yang dimanfaatkan manusia seperti desa, kota, dan permukiman lain,
banjir juga dapat terjadi di sungai, ketika alirannya melebihi kapasitas saluran air, terutama di
kelokan sungai. Banjir sering mengakibatkan kerusakan rumah dan pertokoan yang dibangun
di dataran banjir sungai alami. Meski kerusakan akibat banjir dapat dihindari dengan pindah
menjauh dari sungai dan badan air yang lain, orang-orang menetap dan bekerja dekat air
untuk mencari nafkah dan memanfaatkan biaya murah serta perjalanan dan perdagangan yang
lancar dekat perairan.

Di berbagai negara di seluruh dunia, sungai yang rawan banjir dikendalikan dengan hati-hati.
Pertahanan seperti bendungan, waduk, dan weir digunakan untuk mencegah sungai meluap,
peralatan darurat seperti karung pasir atau tabung apung portabel digunakan. Banjir pantai
telah dikendalikan di Eropa dan Amerika melalui pertahanan pantai, seperti tembok laut,
pengembalian pantai dan pulau penghalang.

Judul : Tsunami
Tsunami atau secara etimologi berarti “ombak besar di pelabuhan”, adalah gelombang air
besar yang diakibatkan oleh gangguan di dasar laut, seperti gempa bumi. Gangguan ini
membentuk gelombang yang menyebar ke segala arah dengan kecepatan gelombang
mencapai 600–900 km/jam. Awalnya gelombang tersebut memiliki amplitudo kecil
(umumnya 30–60 cm) sehingga tidak terasa di laut lepas, tetapi amplitudonya membesar saat
mendekati pantai.

Saat mencapai pantai, tsunami kadang menghantam daratan berupa dinding air raksasa
(terutama pada tsunami-tsunami besar), tetapi bentuk yang lebih umum adalah naiknya
permukaan air secara tiba-tiba. Kenaikan permukaan air dapat mencapai 15–30 meter,
menyebabkan banjir dengan kecepatan arus hingga 90 km/jam, menjangkau beberapa
kilometer dari pantai, dan menyebabkan kerusakan dan korban jiwa yang besar.

Sebab tsunami yang paling umum adalah gempa bumi bawah laut, terutama yang terjadi di
zona penunjaman dengan kekuatan 7,0 skala magnitudo momen atau lebih. Penyebab lainnya
adalah longsor, letusan gunung, dan jatuhnya benda besar seperti meteor ke dalam air.

Secara geografis, hampir seluruh tsunami terjadi di kawasan Lingkaran Api Pasifik dan
kawasan Palung Sumatra di Samudra Hindia. Risiko tsunami dapat dideteksi dengan sistem
peringatan dini tsunami yang mengamati gempa-gempa berkekuatan besar dan melakukan
analisis data perubahan air laut yang terjadi setelahnya. Jika dianggap ada risiko tsunami,
pihak berwenang dapat memberi peringatan atau mengambil tindakan seperti evakuasi.
Risiko kerusakan juga dapat dikurangi dengan rancangan tahan tsunami, seperti membuat
bangunan dengan ruang luas, serta penggunaan bahan beton bertulang, maupun dengan
penyuluhan kepada masyarakat tentang cara menyelamatkan diri dari tsunami, seperti
pentingnya mengungsi dan menyiapkan rencana darurat dari jauh-jauh hari.
Judul : Gerhana Bulan
Gerhana bulan terjadi saat sebagian atau keseluruhan penampang bulan tertutup oleh
bayangan bumi. Itu terjadi bila bumi berada di antara matahari dan bulan pada satu garis lurus
yang sama, sehingga sinar Matahari tidak dapat mencapai bulan karena terhalangi oleh bumi.

Sebenarnya, pada peristiwa gerhana bulan, seringkali bulan masih dapat terlihat. Ini
dikarenakan masih adanya sinar Matahari yang dibelokkan ke arah bulan oleh atmosfer bumi.
Dan kebanyakan sinar yang dibelokkan ini memiliki spektrum cahaya merah. Itulah sebabnya
pada saat gerhana bulan, bulan akan tampak berwarna gelap, bisa berwarna merah tembaga,
jingga, ataupun coklat.

Ketika bayangan bumi menutupi sebagai atau seluruh penampang bulan, maka pada saat
itulah akan terjadi gerhana bulan. Terutama ketika bumi menempati posisi di antara matahari
dan bulan, dan berada pada satu garis lurus yang sama, yang kemudian membuat sinar
Matahari tidak dapat mencapai bulan karena dihalangi oleh posisi bumi saat itu.

Judul : Petir
Petir, kilat, atau halilintar adalah gejala alam yang biasanya muncul pada musim hujan saat
langit memunculkan kilatan cahaya sesaat yang menyilaukan. Beberapa saat kemudian
disusul dengan suara menggelegar yang disebut guruh. Perbedaan waktu kemunculan ini
disebabkan adanya perbedaan antara kecepatan suara dan kecepatan cahaya.

Petir terjadi karena ada perbedaan potensial antara awan dan bumi atau dengan awan lainnya.
Proses terjadinya muatan pada awan karena dia bergerak terus menerus secara teratur, dan
selama pergerakannya dia akan berinteraksi dengan awan lainnya sehingga muatan negatif
akan berkumpul pada salah satu sisi (atas atau bawah), sedangkan muatan positif berkumpul
pada sisi sebaliknya.

Jika perbedaan potensial antara awan dan bumi cukup besar, maka akan terjadi pembuangan
muatan negatif (elektron) dari awan ke bumi atau sebaliknya untuk mencapai kesetimbangan.
Pada proses pembuangan muatan ini, media yang dilalui elektron adalah udara. Pada saat
elektron mampu menembus ambang batas isolasi udara inilah terjadi ledakan suara.

Petir lebih sering terjadi pada musim hujan, karena pada keadaan tersebut udara mengandung
kadar air yang lebih tinggi sehingga daya isolasinya turun dan arus lebih mudah mengalir.
Karena ada awan bermuatan negatif dan awan bermuatan positif, maka petir juga bisa terjadi
antar awan yang berbeda muatan.

Judul : Tanah Longsor


Longsor atau sering disebut gerakan tanah adalah suatu peristiwa geologi yang terjadi karena
pergerakan masa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis seperti jatuhnya bebatuan
atau gumpalan besar tanah. Secara umum kejadian longsor disebabkan oleh dua faktor, yaitu
faktor pendorong dan faktor pemicu. Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang
memengaruhi kondisi material sendiri, sedangkan faktor pemicu adalah faktor yang
menyebabkan bergeraknya material tersebut.
Meskipun penyebab utama kejadian ini adalah gravitasi yang memengaruhi suatu lereng yang
curam, namun ada pula faktor-faktor lainnya yang turut berpengaruh, diantaranya erosi,
lereng dari bebatuan dan tanah yang diperlemah melalui saturasi yang diakibatkan hujan
lebat, dan gunung berapi yang menciptakan simpanan debu yang lengang, hujan lebat dan
aliran debu-debu.

Ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk mencegah tanah longsor, seperti tidak membuat
kolam atau sawah diatas lereng, tidak mendirikan rumah di bawah tebing, jangan menebang
pohon di sekitar lereng, jangan memotong tebing secara tegak lurus, dan tidak mendirikan
bangunan di sekitar Sungai.

Anda mungkin juga menyukai