ESSAY :
LAND SUBSIDENCE v SETTLEMENT, HUBUNGAN BANJIR
DENGAN GEOLOGI, ISTILAH KEGEOLOGIAN
BIDANG STUDI :
GEOLOGI TEKNIK
OLEH :
AKBAR NURUL FIRDAUS
270110150029
KAMIS, 7 Desember 2017
Contoh studi kasus oleh Bpk Irvan Sophian tentang Penurunan Muka Tanah : Kota
Semarang penurunan muka tanah yang terjadi di Semarang Utara sebagian besar sangat
dipengarihi oleh beban overburden, selain akibat lain yang mempengaruhi penurunan atau
amblesan akibat factor geologi lainnya, hal ini diperlihatkan dari perbandingan antara hasil
perhitungan sehingga persentase keterpengaruhan akibat beban overburden dapat diketahui
seperti Stasiun Poncol 92,9%, Stasiun Tawang 49,8% dan Tanah Mas beban overburden yang
berpengaruh sebesar 54,92% dari total penurunan yang terjadi. Berdasarkan hasil kajian
tersebut, bahaya yang berpotensi di daerah penelitian (Semarang) yang paling besar adalah
banjir pasang (rob), daerah berpotensi banjir umumnya terdapat pada daerah yang relative
rendah yaitu sekitar pantai utara, Pelabuhan Tanjung Mas, Stasiun Tawang, Tanah Mas, dan
sepanjang aliran sungai utama seperti Kali Garang dan Kali Semarang.
Banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam
daratan (MSN Encarta Dictionary. Flood. Retrieved on 2006-12-28. Archived 2009-10-31).
Banjir sebagai perendaman sementara oleh air pada daratan yang biasanya tidak terendam air
( Directive 2007/60/EC Chapter 1 Article2). Dalam arti "air mengalir", kata ini juga dapat
berarti masuknya pasang laut. Banjir diakibatkan oleh volume air di suatu badan air
seperti sungai atau danau yang meluap atau melimpah dari bendungan sehingga air keluar dari
sungai itu ( Glossary of Meteorology (June 2000). Flood. Retrieved on 2009-01-09).
Berdasarkan pengamatan, bahwa banjir disebabkan oleh dua katagori yaitu banjir
akibat alami dan banjir akibat aktivitas manusia. Banjir akibat alami dipengaruhi oleh curah
hujan, fisiografi,erosi dan sedimentasi, kapasitas sungai, kapasitas drainase dan pengaruh air
pasang. Banjir akibat aktivitas manusia disebabkan karena ulah manusia yang menyebabkan
perubahan-perubahan lingkungan seperti : perubahan kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS),
kawasan pemukiman di sekitar bantaran, rusaknya drainase lahan, kerusakan bangunan
pengendali banjir, rusaknya hutan(vegetasi alami), dan perencanaan sistim pengendali banjir
yang tidak tepat.
Magma: Materi (cairan) yang terbentuk di dalam mantel bumi (lempeng tektonik) berupa
material lumpur yang berpijar pada suhu sangat tinggi ( 1000), bersifat asam atau basa, dan
mempu menghasilkan gaya endogen yang besar.
Lava adalah magma yang keluar dari permukaan dan mengalir dipermukaan, bisa di darat, bisa
di dasar laut dan belum tercampur oleh materian lain di permukaan. Lava ini (cairan silikat)
bersuhu tinggi, bisa mencapai 1300C.
Lahar yaitu materi Erupsi gunung api yang berbentuk padat mulai dari ukuran debu vulkanik
sampai ukuran bongkah (Bomb) dan telah bercampur dengan air. Lahar keluar oleh letusan
yang sifatnya explosif.
Wedhus gembel atau awan panas ialah aliran suspensi dari batu, kerikil, pasir, dan abu
vulkanik yang keluar bersamaan dengan gas vulkanis. Aliran ini disebut sebagai awan panas,
dikarenakan pasir, abu dan kerikil yang saling bergerak dengan gas vulkanik, membentuk
gulungan yang terlihat seperti awan yang jatuh. Awan panas mengandung gas vulkanik, oleh
karena itu awan panas memiliki suhu yang sangat panas. Temperatur hawa panas dapat
mencapai 100 hingga 1000 derajat celcius. Sedangkan wedhus gembel sendiri adalah istilah
yang diberikan oleh masyarakat khususnya yang berada di daerah Merapi, asal usul penamaan
wedhus gembel (Kambing/domba arti dari Bahasa sekitar itu sendiri dikarenakan bentuk dari
awan panas itu menyerupai bulu domba yang lebat yang sedang menuruni lereng gunung.
Letusan gunung api terbagi menjadi letusan efusif dan letusan eksplosif. Perbedaan erupsi ini
berdasarkan perbedaan tekanan dan viskositas magma. Erupsi efusif merupakan peristiwa
keluarnya magma dalam bentuk lelehan lava yang terjadi karena tekanan gas magmatic yang
tidak cukup kuat dan memiliki viskositas tinggi (kental). Erupsi ini juga terjadi karena letak
dapur magma yang dangkal, wolume gas yang kecil, dan juga magma yang bersifat basa,
sehingga hanya menjadi lelehan yang tumpah mengalir ke lereng-lereng puncak gunung api.
Sedangkan jika suatu magma memiliki tekanan yang cukup besar dan biasanya letak dapur
magma yang dalam, kemudian terdapat volume gas yang besar dan juga sifat dari magmanya
asam dengan viskositas rendah akan menimbulkan letusan / ledakan yang disebut sebagai
erupsi eksplosif.
KRB atau kawasan rawan bencana merupakan kawasan yang memiliki resiko tinggi terhadap
ancaman terjadinya bencana baik akibat kondisi geografis, geologis dan demografis maupun
karena ulah manusia. Adapun istilah mitigasi bencana yaitu serangkaian upaya untuk
mengurangi risiko bencana, baik melalui perhitungan fisik maupun penyadaran terhadap
masyarakat dan peningkatan kesigapan kemampuan masyarakat dalam menghadapi ancaman
bencana. Langkah awal dari mitigasi bencana bias berupa kajian resiko bencana terhadap
daerah tersebut mengenai bahaya, kerentanan dan kapasitas suatu wilayah yang berdasarkan
pada kondisi fisik wilayah tersebut.
Vulkanik bomb adalah material piroklastik semi molten (kental) yang memiliki ukuran butir
lebih dari 64 mm dan umumnya berbentuk bundar, dikeluarkan dari ventilasi vulkanikdan
terbentuk saat letusan. Vulkanik bomb umumnya dihasilkan oleh gunung api dengan tipe
strombolian dan vulcanian eruption.
Referensi