Anda di halaman 1dari 9

MATA KULIAH

GEOLOGI TEKNIK

Oleh :

St. Khadija
105811109721

Kelas 3-N

PROGRAM STUDI TEKNIK PENGAIRAN

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

TAHUN 2023
BAB I
KAJIAN LITERATUR MENGENAI ASPEK GEOLOGI LINGKUNGAN

1. Bahaya geologi

Berdasarkan data yang telah kami peroleh, menunjukan bahwa proses-proses geologi yang terjadi
baik bersifat endogen maupun eksogen dapat menimbulkan bahaya atau bencana bagi kehidupan
manusia. Pengertian Bahaya geologi merupakan aktivitas geologi yang dapat menimbulkan terjadinya
perubahan-perubahan keadaan alam di lingkungan tersebut dari keadaannya semula. Contoh dari bahaya
geologi yang dapat berdampak pada aktivitas manusia di berbagai wilayah di muka bumi yaitu banjir,
gerakan tanah, erosi dan sebagainya.

1. Gempa bumi

Gempa bumi adalah guncangan tiba-tiba yang terjadi akibat proses endogen pada kedalaman
tertentu. Kerak bumi tempat kita tinggal ini terdiri dari sejumlah lempeng atau bongkahan besar yang
selalu bergerak, pergerakan itu menyebabkan terlepasnya energi yang menimbulkan getaran sehingga
dapat mengguncang permukaan bumi.Setiap hari terjadi puluhan bahkan ratusan gempabumi di muka
bumi ini, hanya saja kebanyakan kekuatannya kecil sekali sehingga tidak terasa oleh kita.

Gempa bumi dapat terjadi disebabkan oleh beberapa faktor :

o Pergerakan lempeng. Jenis ini disebut gempa tektonik, umumnya regional dan sangat merusak.

o Kegiatan gunungapi yang disebut gempa vulkanik. Umumnya gempa jenis ini terjadi setempat.

o Kegiatan manusia yang disebut gempa buatan atau gempa tiruan, umumya setempat dan tidak selalu
dibuat

2. Gerakan Tanah

Gerakan tanah adalah perpindahan material pembentuk lereng, berupa batuan, tanah, bahan
timbunan dan material campuran yang bergerak kearah bawah dan keluar dari lereng.

Faktor penyebab terjadinya gerakan tanah :

Curah hujan tinggi dan lama disertai angin kencang memicu terjadinya gerakan tanah.

Kemiringan lereng yang terjal (>25°) sehingga masa tanah mudah untuk bergerak.

Sifat fisik batuan berupa material vulkanik yang bersifat lepas dan kelerengan terjal sehingga mudah
runtuh jika dipicu curah hujan tinggi.

3. Banjir

Banjir merupakan fenomena alam yang biasa terjadi di suatu kawasan yang banyak dialiri oleh
aliran sungai.Secara sederhana banjir dapat didefinisikan sebagainya hadirnya air di suatu kawasan luas
sehingga menutupi permukaan bumi kawasan tersebut.
Bencana banjir memiliki ciri-ciri dan akibat sebagai berikut.

• Banjir biasanya terjadi saat hujan deras yang turun terus menerus sepanjang hari.

• Air menggenangi tempat-tempat tertentu dengan ketinggian tertentu.

• Banjir dapat mengakibatkan hanyutnya rumah-rumah, tanaman, hewan, dan manusia.

• Banjir mengikis permukaan tanah sehingga terjadi endapan tanah di tempat-tempat yang rendah.

• Banjir dapat mendangkalkan sungai, kolam, atau danau.

• Sesudah banjir, lingkungan menjadi kotor oleh endapan tanah dan sampah.

• Banjir dapat menyebabkan korban jiwa, luka berat, luka ringan, atau

hilangnya orang.

• Banjir dapat menyebabkan kerugian yg besar baik secara moril maupun materiil.

Banjir dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup berupa:

- Rusaknya areal pemukiman penduduk,

- Sulitnya mendapatkan air bersih,

- Rusaknya sarana dan prasarana penduduk.

- Rusaknya areal pertanian

- Timbulnya penyakit-penyakit

- Menghambat transportasi darat

Penyebab terjadinya banjir adalah sebagai berikut :

- Penebangan hutan secara liar tanpa disertai reboisasi,

- Pendangkalan sungai,

- Pembuangan sampah yang sembarangan, baik ke aliran sungai mapupun gotong royong,

- Pembuatan saluran air yang tidak memenuhi syarat,

- Pembuatan tanggul yang kurang baik,

- Air laut, sungai, atau danau yang meluap dan menggenangi daratan.

4. Erosi

Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan (sedimen,tanah, batuan, dan partikel lainnya)akibat
transportasiangin,air ataues, karakteristik hujan,creeppada tanah dan material lain di bawah pengaruh
gravitasi, atau oleh makhluk hidup semisal hewan yang membuat liang,dalam hal ini disebut bio-erosi.
Erosi tidak sama dengan pelapukan akibat cuaca, yang manamerupakan proses penghancuran mineral
batuan dengan proses kimiawi maupun fisik, ataugabungan keduanya.
Jenis -Jenis Erosi ada beberapa macam menurut proses terjadinya yaitu:

1. Erosi oleh Air

Erosi oleh butiran air hujan yang jatuh ke tanah.Karena benturan butiran air hujan, partikel-
partikel tanah yang halus terlepas dan terlempar ke udara.

a. Sheet erosion:

Erosi oleh air yang jatuh dan mengalir di permukaan tanah secaramerata sehingga partikel-
partikel tanah yang hilang merata di permukaan tanah. Permukaan tanah menjadi lebih rendah secara
merata. Erosi ini terjadi bila permukaantanah memiliki ketahanan terhadap erosi yang relatif seragam.

b. Riil erosion

Erosi oleh air yang mengalir di permukaan tanah dengan membentuk alur-alur kecil dengan
kedalaman beberapa senti meter. Erosi ini terjadi pada permukaan tanah yang landai dan memiliki daya
tahan yang seragam terhadap erosi.

c. Gully erosion

Erosi oleh air yang mengalir di permukaan tanah yang miring atau dilereng perbukitan yang
membentuk alur-aluryang dalam dan lebarnya mencapai beberapa meter, dan berbentuk “V”.

d. Valley erosion:

Erosi oleh air yang mengalir di daerah perbukitan yang membentuk lembah-lembah sungai atau
lereng-lereng perbukitan. Alur atau lembah berbentuk berbentuk “V”. Erosi dominan secara vertikal.

e. Stream erosion:

Erosi oleh air dalam bentuk aliran sungai. Lembah sungai berbentuk “U”. Terjadi erosi lateral yang
makin ke hilir makin dominan dan dapatmembentukaliran sungai bermeander.

2. Erosi oleh gelombang

Erosi terjadi oleh gelombang laut yang memukul ke pantai. Erosi dapat dibedakan menjadi:

- Erosi oleh pukulan gelombang yang memukul ke tebing pantai. Pukulangelombang menyebabkan batuan
pecah berkeping-keping.

- Abrasi atau corrasi (abrasion / corrasion): erosi oleh material yang diangkut gelombang ketika
gelombang memukul ke tebing pantai.

3. Erosi oleh Angin

Erosi ini terjadi oleh angin yang bertiup.Erosi ini terjadi di daerah yang tidak bervegetasiatau
bervegetasi sangat jarang di daerah gurun atau pesisir. Erosi ini dapat dibedakan menjadi:

1. Deflasi : Erosi oleh angin yang bertiup dan menyebabkan material lepas yang haalus terangkut.

2.Abrasi :Erosi oleh material-material halus yang diangkut oleh angin Ketika angin menerpa suatu batuan.

A. Akibat Erosi
Dampak dari erosi adalah menipisnya lapisan permukaan tanah bagian atas, yang akan
menyebabkan menurunnnya kemampuan lahan (degradasi lahan). Akibat lain dari erosi adalah
menurunnya kemampuan tanah untuk meresapkan air (infiltrasi). Penurunan kemampuan lahan
meresapkan air ke dalam lapisan tanah akan meningkatkan limpasan air permukaan yang akan
mengakibatkan banjir disungai. Selain itu butiran tanah yang terangkut oleh aliran permukaan pada
akhirnya akan mengendap di sungai (sedimentasi) yang selanjutnya akibat tingginya sedimentasi akan
mengakibatkan pendangkalan sungai sehinggaakan memengaruhi kelancaran jalur pelayaran.Erosi dalam
jumlah tertentu sebenarnya merupakan kejadian yang alami, dan baik untuk ekosistem. Misalnya, kerikil
secara berkala turun ke elevasi yang lebih rendah melaluiangkutan air.erosi yang berlebih, tentunya dapat
menyebabkan masalah, semisal dalam halsedimentasi, kerusakan ekosistem dan kehilangan air secara
serentak. Banyaknya erosi tergantung berbagai faktor.Faktor Iklim, termasuk besarnya dan
intensitashujan / presipitasi, rata-rata dan rentang suhu, begitu pula musim, kecepatan angin, frekuensi
badai.faktor geologi termasuk tipe sedimen, tipe batuan, porositas dan permeabilitasnya, kemiringn
lahan. Faktor biologis termasuk tutupan vegetasi lahan,makhluk yang tinggal dilahan tersebut dan tata
guna lahan ooleh manusia.

B. Penanggulangan Erosi

Usaha untuk mencegah erosi di lakukan dengan pengolahan pada tanah.Usaha ini sering disebut
konservasi tanah. Untuk mengetahui cara konservasi tanah, sebelumnya harusmengetahui faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap terjadinya erosi dan peranannya. Faktor iklim, terutama curah hujan dapat
menyebabkan erosi. Curah hujan yang tinggidengan intensitas yang lama sangat mendukung terjadinya
erosi. Salah satu contoh pengendalian faktor ini dapat dilakukan dengan membuat saluran air, sehingga
air hujan yang jatuh dapat diatur dan akan dimanfaatkan untuk irigasi.
BAB II
BENCANA ALAM GEOLOGI

1. Pengertian dan Definisi

Bencana adalah gangguan yang serius dari berfungsinya satu masyarakat, yang menyebabkan
kerugian-kerugian besar terhadap jiwa (manusia), harta- Bencana adalah gangguan yang serius dari
berfungsinya satu masyarakat, yang menyebabkan kerugian-kerugian besar terhadap jiwa (manusia),
harta.

Bencana alam secara lebih khusus disebut sebagai bencana alam geologi karena faktor-faktor
geologi sangat dominan menjadi penyebab timbulnya bencana alam ini. Bencana alam geologi merupakan
bahaya yang timbul dari kejadian geologi seperti gempa bumi, tsunami, letusan gunungapi, amblesan, dan
longsoran. Wilayah tanah air Indonesia merupakan wilayah yang rentan terhadap hampir semua bentuk
bencana alam geologi ini. Telah dilaporkan bahwa sekitar 60% dari bencana di dunia muncul di wilayah
Asia Pasifik. Kerentanan terhadap bencana akan semakin meningkat dengan adanya penambahan
intensitas penduduk, urbanisasi dan industrialisasi.

2. Jenis Bencana Alam Geologi

Bencana alam secara lebih khusus disebut sebagai bencana alam geologi karena faktor-faktor
geologi sangat dominan menjadi penyebab timbulnya bencana alam ini. Berikut ini adalah uraian singkat
beberapa jenis bencana alam geologi yang sangat umum terjadi di wilayah tanah air, yaitu :

• Gempa bumi dan Tsunami

Teori Tektonik Lempeng telah mengajarkan bahwa bagian luar bumi kita terdiri dari berbagai
lempeng kerak benua dan samudra, yang saling bergerak satu terhadap lainnya, dengan kecepatan hingga
bisa mencapai 20 cm/tahun. Gerakan lempeng tersebut dapat saling mendekat, saling menjauh, saling
berpapasan dan menunjam satu terhadap yang lainnya. Proses pergerakan inilah yang lebih lanjut dapat
mengakibatkan terbentuknya akumulasi energi dan tegangan yang cukup tinggi pada kerak bumi, yang
kemudian suatu saat dapat terlepaskan secara tiba-tiba berupa kejutan gempa bumi (earthquake) yang
dahsyat.

Gempa bumi dapat pula mengakibatkan adanya gelombang tsunami, gelombang pasang laut yang
cukup besar yang menerpa kawasan pantai secara tiba-tiba. Proses terjadinya tsunami kebanyakan
disebabkan oleh adanya gempa yang besar di laut sehingga menciptakan gelombang pasang yang
abnormal. Namun beberapa kasus tsunami juga dapat disebabkan oleh longsor atau jatunya massa dalam
jumlah besar ke dalam air, misalnya jatuhnya batu dalam volume sangat besar ke dalam pantai yang dalam
dengan bentang alam teluk di sekitarnya.

Tingkat kerawanan terhadap tsunami juga dapat diperkirakan dari tingkat kegempaan dan bentuk
bentang alam pantai dan laut di sekitar pantai. Bentang alam dari pantai dapat mempengaruhi penjalaran
dari gelombang tsunami. Bentang alam yang datar dan homogen membuat suatu daerah menjadi rawan
terhadap tsunami, sementara dasar pantai yang tidak seragam, curam bergelombang akan mengurangi
kekuatan gelombang tsunami.

3. Skematik gelombang pasang tinggi akibat tsunami.

Selain tsunami, bencana lain yang sering kali menyertai gempa bumi yaitu likuifaksi, dimana
lapisan material padatan berubah konsistensinya menjadi seperti cairan. Material tersebut seakan
mengalir ke permukaan dengan cepat dan lebih lanjut menyebabkan daya dukung tanah menjadi
berkurang. Dengan demikian, maka daerah yang rawan gempa akan memiliki potensi atau kerawanan
likuifaksi yang tinggi. Dalam hal ini, material yang mudah terlikuifaksi umumnya adalah material bersifat
pasiran.

• Letusan Gunung api (volcano) adalah suatu bentuk timbulan di permukaan bumi, yang dapat
berbentuk kerucut besar, kerucut terpancung, kubah atau bukit, akibat oleh adanya penerobosan magma
ke permukaan bumi. Di Indonesia kurang lebih terdapat 80 buah dari 129 buah gunung aktif yang diamati
dan dipantau secara menerus (Gambar 3.14.). Bahaya letusan gunungapi antara lain berupa aliran lava,
lontaran batuan pijar, hembusan awan panas, aliran lahar dan lumpur, hujan abu, hujan pasir serta
semburan gas beracun.

Proses meletus gunung api sering kali diawali lebih dahulu oleh gempa-gempa kecil di daerah
sekitar gunung. Pada saat gaya dari dalam bumi mencapai klimaks dan melampaui daya tahan material
penutup kawah maka terjadi letusan gunungapi yang dapat membawa material-material berbahaya bagi
manusia.

• Longsoran dan Amblesan (landslide) merupakan pergerakan masa batuan dan atau tanah secara
grafitasional yang dapat terjadi secara perlahan maupun tiba-tiba. Dimensi longsoran sangat bervariasi,
berkisar dari hanya beberapa meter hingga ribuan meter. Longsoran dapat terjadi secara alami maupun
dipicu oleh adanya ulah manusia. Jenis bencana alam akibat longsoran ini merupakan jenis bencana yang
cukup penting karena distribusinya yang merata hampir di seluruh Indonesia, dan atas dasar catatan
kejadiannya

Secara umum terdapat beberapa faktor utama yang menyebabkan longsor dan terdapat pula
faktor-faktor pemicu terjadinya longsoran. Faktor-faktor utama penyebab longsoran diantaranya :
• Kemiringan lereng merupakan faktor utama penyebab longsoran. Semakin terjal suatu daerah, semakin
rawan daerah tersebut terhadap longsoran.

• Kondisi geologi suatu daerah juga merupakan faktor penyebab longsoran. Batuan dengan rekahan
intensif yang searah kemiringan lereng relatif lebih mudah longsor, ditambah bila sifat batuan mudah
hancur dan memiliki daya kohesi yang rendah serta terlapukkan kuat.

• Keairan suatu daerah memiliki pengaruh terhadap mudah atau sulitnya material mengalami gerakan
tanah. Daerah yang jenuh air akan lebih mudah dipicu untuk mengalami longsoran.

• Tata guna lahan mempengaruhi proses terjadinya longsoran dengan menunjukan derajat pengaruh
manusia terhadap suatu bentuk muka bumi. Pembuatan sawah atau kebun di lereng merubah keadaan
alami dan dapat memperkuat ataupun memperlemah kestabilan lerengnya.

Umumnya longosoran dipicu oleh beberapa hal. Hujan merupakan faktor yang paling sering
memicu terjadinya longsoran. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya sawah yang rusak akibat terjangan
longsoran pada saat musim penghujan. Gempa juga dapat memicu longsoran. Hal ini dapat ditunjukkan
dengan terjadinya aliran material yang runtuh akibat gempabesar di beberapa tempat di Indonesia.
Namun seringkali campur tangan manusia memiliki pengaruh yang besar terhadap terjadinya longsoran.
Sering disebutkan bahwa terjadinya longsor pada lokasi pertambangan akibat pemotongan tebing yang
tidak memperhitungkan kestabilan dari lereng.

Amblesan (subsidence) merupakan bencana alam geologi dimana material mengalami penurunan
vertikal, baik secara perlahan ataupun tiba-tiba. Penyebab dari penurunan merupakan fungsi
bertambahnya beban yang Amblesan (subsidence) merupakan bencana alam geologi dimana material
mengalami penurunan vertikal, baik secara perlahan ataupun tiba-tiba. Penyebab dari penurunan
merupakan fungsi bertambahnya beban yang

Penurunan tanah (land subsidence) terjadi disebabkan beberapa faktor, antara lain yaitu
pengambilan air tanah secara berlebihan, kompresibilitas tanah/batuan yang sangat tinggi, konsolidasi
alamiah pada material lepas (tanah), rongga-rongga bawah permukaan akibat proses pelarutan batuan,
dan pergerakan struktur geologi sesar. Seperti halnya longsoran, bancana alam akibat penurunan tanah
secara umum lebih banyak dipicu oleh aktifitas manusia, dapat berlangsung sangat lambat hingga cepat,
dengan dimensi yang sangat bervariasi dari hanya beberapa meter saja hingga ribuan meter. Bencana
alam jenis ini akhir-akhir ini menjadi sangat kritis karena banyak dijumpai di kota-kota besar di Indonesia.

4. Mitigasi Bencana Alam Geologi

Manajemen bencana atau seringkali disebut juga sebagai penanggulangan bencana merupakan
suatu bentuk rangkaian kegiatan yang dinamis, terpadu dan berkelanjutan yang dilaksanakan semenjak
sebelum kejadian bencana, pada saat atau sesaat setelah kejadian bencana, hingga pasca kejadian
bencana. Secara lebih rinci, kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam rangka manajemen bencana meliputi
:

• Sebelum kejadian bencana :

- Mitigasi bencana, meliputi pengumpulan dan analisis data bencana dalam rangka usaha
memperkecil tingkat kerentanan dan bahaya suatu bencana.
- Persiapan menghadapi kejadian bencana, meliputi prediksi kejadian

bencana (pemantauan bencana), kesiapsiagaan emergensi (persiapan tanda-tanda bahaya,


sistem peringatan dini, dan sistem evakuasi), dan sosialisasi bencana melalui media cetak maupun
ceramah.

• Pada saat atau sesaat setelah kejadian bencana :

- Penyelamatan korban bencana, termasuk pula usaha pencarian dan

evakuasi (pengungsian) korban.

- Pemberian bantuan kepada korban bencana, meliputi pemberian bantuan bahan makanan,
pelayanan sosial (santunan), dan pelayanan medik.

• Pasca kejadian bencana :

- Rehabilitasi lahan bencana, terutama pada lokasi-lokasi bekas pemukiman penduduk yang rusak
atau bahkan hancur akibat bencana.

- Rekonstruksi atau pembangunan dan penataan kembali lahan bencana.

Manajemen bencana merupakan salah satu tanggung jawab pemerintah pusat maupun daerah
bersama-sama masyarakat dalam rangka mewujudkan perlindungan yang maksimal kepada masyarakat
beserta aset- aset sosial, ekonomi dan lingkungannya dari kemungkinan terjadinya bencana.
Keikutsertaan masyarakat di dalam manajemen bencana perlu terus dijaga dan terus dikembangkan.
Pengembangan keikutsertaan masyarakat sebaiknya dilaksanakan melalui pemberdayaan masyarakat
yang bermuara pada sistem manajemen bencana yang berbasis kepada kemampuan masyarakat itu
sendiri dan bertumpu kepada kemampuan sumberdaya setempat (community based disaster
management). Tentunya akan lebih baik dan bijaksana apabila para pengambil keputusan baik di
pemerintahan pusat maupun daerah, para pakar bencana alam, dan masyarakat semakin meningkatkan
komunikasi di antara mereka, agar mekanisme transformasi manajemen bencana ke dalam pelaksanaan
pembangunan maupun kehidupan sehari-hari dapat berlangsung dengan lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai