Anda di halaman 1dari 14

EROSI

Nama : Sari Antoni Manurung


Nim : 23112029
Kelas : B ( Malam )
Mata Kuliah : Geologi Rekayasa
Prodi : Teknik Sipil
Pengertian Erosi

Erosi berasal dari bahasa Latin erosionem (berarti menggerogoti) adalah


suatu peristiwa yang terjadi secara alami oleh pengikisan padatan
(sedimen, tanah, batuan, dan partikel lainnya) akibat transportasi oleh angin
tanah dan material lain di bawah pengaruh gravitasi atau oleh makhluk hidup
semisal hewan yang membuat liang atau pertumbuhan akar tanaman yang
mengakibatkan retakan tanah dalam hal ini disebut bio-erosi. Erosi tidak sama
dengan pelapukan akibat cuaca, yang mana merupakan proses penghancuran
mineral batuan dengan proses kimiawi maupun fisik, atau gabungan
keduanya.
TIPE-TIPE EROSI

1.Ablasi
Ablasi atau erosi yang disebabkan oleh air adalah faktor utama terjadinya
erosi di bumi. Ablasi digolongkan kembali menjadi beberapa jenis sesuai
dengan asal air yang menyebabkannya misalnya erosi oleh air hujan, air
sungai, air laut. Air hujan yang turun menyebabkan erosi membawa partikel-
partikel di atas permukaan tanah mengalir mengikuti gaya gravitasi.
Air sungai menyebabkan erosi pada tanah dan batuan di sepanjang aliran
sungai. Hal tersebut membuat aliran sungai semakin lama akan semakin luas
dan mengikis daerah sekitarnya.
2.Deflasi
Jenis erosi yang terjadi karena hembusan angin yang membawa butiran pasir disebut
deflasi. Deflasi sering terjadi di daerah kering yang diterpa angin kencang, memiliki curah
hujan rendah, dan jarang terdapat vegetasi.
3.Eksarasi
Eksarasi atau yang sering disebut dengan erosi glasial adalah erosi yang
disebabkan oleh gletser es. Gletser es adalah padatan es yang bergerak sangat
lambat yang terbentuk di daerah dengan iklim dingin sepanjang waktu.
Eksarasi juga menyebabkan abrasi pada batuan yang dilaluinya. Eksarasi dapat
terlihat di banyak bagian dunia, misalnya danau glasial, lembah glasial, lereng
tajam, pegunungan Tibet, pegunungan Sierra di California, dan Taman Nasional
Gletsel di Montana.
Jenis-Jenis Erosi

Chay Asdak dalam Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Air Sungai (2010),
menyebutkan bahwa erosi dapat dibedakan menjadi tujuh jenis, yaitu:
1. Erosi percikan
Erosi percikan (splash erosion) adalah proses terkelupasnya partikel-partikel
tanah bagian atas oleh tenaga kinetik air hujan bebas atau air lolos.

2. Erosi kulit atau lembar


Erosi kulit atau lembar (sheet erosion) adalah pengikisan lapisan tipis permukaan
tanah di daerah berlereng oleh kombinasi air hujan dan air larian (run off).

3. Erosi alur
Erosi alur (rill erosion) adalah pengangkutan partikel-partikel tanah oleh aliran air
yang mengalir di permukaan tanah yang terkonsentrasi pada alur tertentu.
4. Erosi parit
Erosi parit (gully erosion) terjadinya hampir sama dengan proses erosi alur tetapi
alur yang terbentuk sudah sangat besar.

5. Erosi tebing sungai


Erosi tebing sungai (streambank erosion) adalah pengikisan tanah pada tebing
sungai, penggerusan dasar sungai oleh aliran air sungai atau terjangan aliran
sungai yang kuat pada daerah belokan sungai.

6. Erosi internal sungai


Erosi internal sungai (internal erosion atau subsurface erosion) adalah
terangkutnya partikel-partikel tanah primer dan masuk ke dalam celah-celah
atau pori-pori tanah sehingga tanah menjadi kedap air dan udara.

7. Tanah longsor
Tanah longsor (landslide) adalah bentuk erosi di mana
pengangkutan atau gerakan tanah terjadi bersamaan dalam
volume yang relatif besar.
Faktor-Faktor Penyebab Erosi

Beberapa faktor alam memengaruhi terjadinya erosi pada bentang alam seperti iklim,
topografi, vegetasi, aktivitas tektonik pada tanah.

1. Iklim
Iklim mungkin merupakan kekuatan paling berpengaruh dan berdampak pada erosi
pada bentang alam. Faktor iklim yang penting dalam proses terjadinya erosi adalah
curah hujan dan suhu. Curah hujan dan suhu tidak jauh berbeda di tempat-tempat yang
berdekatan. Intensitas hujan yang cukup tinggi akan menimbulkan erosi. Energi kinetik
akibat tetesan butiran-butiran hujan yang jatuh ke atas tanah menyebabkan pecahnya
agregat-agregat tanah.

2. Topografi
Topografi yang memengaruhi erosi adalah kemiringan lereng dan panjang lereng.
Makin besar kemiringan lereng maka intensitas erosi air makin tinggi. Semakin miring
suatu lereng maka energi kinetik aliran air yang mengalir semakin besar.
3. Vegetasi
Vegetasi adalah lapisan pelindung atau penyangga antara atmosfer dan tanah.
Vegetasi dapat memperlambat dampak erosi. Akar tanaman melekat pada
partikel tanah dan batu, mencegah transportasi selama hujan atau angin.
Gurun pasir yang umumnya tidak mempunyai vegetasi lebat merupakan
lanskap yang paling mudah mengalami erosi di planet bumi.

4. Tanah
Aktivitas tektonik membentuk lanskap tanah itu sendiri. Sehingga
memengaruhi dampak erosi pada suatu daerah.
Proses Terjadinya Erosi

K Auerswald dan A Schwab dalam Erosion Risk (1999) mengidentifikasi mekanisme


terjadinya erosi menjadi tiga tahapan, yaitu:
1. Tahap pengelupasan (detachment)
Pengelupasan adalah penghancuran tanah dari agregat tanah menjadi partikel-
partikel tanah. Proses ini diawali dengan pengelupasan partikel dalam tanah oleh
air hujan sebagai media utamanya. Ketika butiran air hujan mengenai permukaan
tanah maka partikel tanah akan terlepas dan terlempar ke udara. Proses ini akan
berlanjut ke proses pengangkutan oleh aliran air tanah.
2. Tahap pengangkutan (transportation)
Pengangkutan adalah pengangkutan partikel tanah oleh limpahan air hujan (run
off).
3. Tahap pengendapan (sedimentation)
Pengendapan atau sedimentasi adalah pengendapan tanah erosi. Tanah erosi akan
terendap pada cekungan-cekungan atau pada daerah-daerah yang lebih rendah.
Dampak Erosi

Dampak erosi dibagi menjadi dua yaitu :


1. Dampak Ditempat Asal Terjadinya Erosi ( On Site )
Dampak erosi di tapak ( on site ) merupakan dampak yang dapat terlihat
langsung kepada pengelola lahan yaitu berupa penunurunan produktifitas.
Bentuk dampak on site antara lain :
1. kehilangan unsur hara dan kerusakan struktur tanah
2. Kemerosotan produktivitas tanah
3. Kerusakan bangunan konservasi dan bangunan lainnya
4. Pemiskinan petani
2. Dampak Pada Daerah Diluarnya ( Off Site )
Dampak erosi tanah diluar lahan pertanian ( off site ) merupakan dampak
sangat besar pengaruhnya. Sedimen hasil erosi tanah dan kontamian yang
terbawa bersama sedimen menimbulkan kerugian dan biaya yang sangat
besar dalam kehidupan.
Bentuk dampak off site antara lain:
1. Pelumpuran dan pendangkalan waduk
2. Tertimbunnya lahan pertanian
3. Memburuknya kualitas air
4. Kerugian ekosistem perairan
Upaya Penanggulangan Erosi

Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi erosi antara


lain :
1. Membuat tanah di lereng gunung atau tanah yang miring menjadi
bertingkat , yaitu diebut terasering
2. Menjalankan strip-plowing, yaitu mengadakan tanaman selang seling yang
waktu panennya tidak sama
3. Menanami daerah hutan yang gundul ( reboisasi )
4. Tidak merusak ekosistem hutan karena hjutan adalah tempat yang sangat
berpengaruh dalam terjadinya erosi disekitarnya. Jika menebangi pohon di
hutan segera diganti dengan pohon baru
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai