DISUSUN OLEH :
NIM : 195100907111002
KELOMPOK : Y-1
1.2 Tujuan
a. Mahasiswa mampu mengetahui jenis erosi dan proses terjadinya erosi
b. Mahasiswa mampu mengetahui jenis-jenis bangunan erosi sebagai upaya konservasi.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Erosi
2.1.1 Pengertian Erosi
Erosi secara sederhana dapat diartikan sebagai berpindahnya butiran tanah dari
suatu tempat secara alamiah atau oleh aktifitas manusia maupun kombinasi keduanya.
Aktifitas manusia yang dimaksud didorong oleh kebutuhan akan lahan untuk pemukiman,
pembangunan sarana prasarana dan aktifitas produksi. Sedangkan proses alam yang
menyebabkan terjadinya erosi adalah karena faktor curah hujan, tekstur tanah, tingkat
kemiringan dan tutupan tanah. Erosi mempunyai dampak yang sangat luas, dimana
kerusakan dan kerugian tidak saja dialami di daerah yang terjadi erosi, melainkan juga
daerah yang dilewati aliran erosi. Pada daerah yang mengalami erosi, tanah tidak lagi
produktif karena tanah kehilangan unsur hara dan bahan organik serta memburuknya
sifat-sifat tanah, hal ini tercermin pada menurunnya kapasitas infiltrasi dan kemampuan
tanah menahan air. Sedangkan pada daerah hilir, terjadilah pendangkalan sungai-sungai
yang dilewatinya, sehingga daya gunanya menurun (Lebang dan Savitri, 2017).
Erosi tanah adalah suatu proses hilangnya lapisan permukaan tanah atas, baik
disebabkan oleh pergerakan air maupun angin. Erosi adalah berpindahnya materi
penyusun permukaan bumi (tanah dan batuan) karena terangkut oleh air, angin atau es
yang mengalir atau bergerak di permukaan bumi. Dapat diartikan bahwa erosi adalah
perpindahan lapisan permukaan bumi bagian atas yang dapat disebabkan oleh air, angin
ataupun es (Fauzi, 2018).
Erosi merupakan peristiwa hilangnya lapisan tanah atau bagian-nagian tanah di
permukaan. Terjadinya erosi disebabkan adanya kekuatan luar yang ditimbulkan oleh
media alami seperti air dan angin. Erosi terjadi karena adanya peristiwa penghancuran,
pengangkutan, dan pengikisan tanah oleh kekuatan dari luar seperti air hujan. Air hujan
yang jatuh ke permukaan tanah akan menyebabkan agregat tanah menjadi butir-butir
primer melalui proses dispersi. Agregat yang telah terdispersi dapat terbawa ke tempat
lain oleh percikan air hujan atau aliran permukaan (Noviana, 2018).
Dityamiko W. 2018. Kajian Pengendalian Erosi dan Sedimentasi Sungai Batang Riau. Jurnal
ArTSip 1(1): 1-15
Efendi N. 2014. Studi Pengendalian Aliran Sedimen Sungai Hera Menggunakan Sand Pocket.
Skripsi. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin.
Fauzi RMZ dan Maryono. 2016. Kajian Erosi dan Hasil Sedimentasi Untuk Konservasi Lahan
DAS Kreo Hulu. Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota 12(4): 429-445.
Fauzi RR. 2018. Sumbangan Hasil Erosi Lahan Terhadap Sedimentasi Pada Waduk. Skripsi.
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam
Indonesia.
Fitriyah FN, Fuad H, Jasin MI. 2014. Penanganan Masalah Erosi dan Sedimentasi di Kawasan
Kelurahan Perkamil. Jurnal Sipil Statik 2(4): 173-181.
Juita, Erna, Arie Zella, dan Dasrizal. 2018. Analisis Erosi Tebing dan Konservasi Lahan
Berbasis Kearifan Lokal di Nagari Sungai Sariak. Jurnal Spasial 1(5):18-23.
Kurniawan, Cahyadi Ricky. 2020. Analisa Dampak Terjadinya Erosi pada Daerah Aliran
Sungai (Das). Skripsi. Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan
Lingkungan (PSDAL). Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Bengkulu.
Lebang P dan Savitri PM. 2017. Pengaruh Variasi Kemiringan Lereng dan Intensitas Huja
Terhadap Erosi Permukaan. Seminar Ilmiah Nasional Teknik Sipil, Universitas
Bosowa.
Noviana R. 2018. Prediksi Laju Erosi di DAS Tanggul Menggunakan Metode USLE (Universal
Soil Loss Equation) Berbasis Spasial. Skripsi. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Universitas Jember.
Said MA. 2020. Perencanaan Sabo Dam di Down Stream Sungai Nangka Kawasan Belanting
di Desa Belanting Kecamatan Samballa Kabupaten Lombok Timur. Skripsi. Jurusan
Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Mataram.
LAMPIRAN