Anda di halaman 1dari 3

Materi ke 2.

(21-06-21)
Pelestarian Sumberdaya Lahan
Oleh; Irwan Mado

1. Lahan Pertanian Bekelanjutan

Salah satu keputusan dari konfrensi PBB tentang pembangunan dan


lingkungan di Rio de Janeiro (UNO, 1992), yaitu perlunya pembangunan
pertanian berkelanjutan yang memiliki 3 dimensi;
1. Perbaikan ekonomi masyarakat (menguntungkan),
2. Keadilan sosial (budaya, diterima oleh masyarakat),
3. Sumberdaya dan Lingkungan (ekologi = tidak merusak lingkungan atau
lestari)
Keputusan tersebut mengingatkan Bangsa Indonesia untuk lebih memperhatikan
Pelesetarian Sumberdaya Lahan pertaniannya, agar fungsi lahan sebagai sumber
produksi dapat berkelanjutan. Kekhawatiran tentang terjadinya kerusakan lahan
dan lingkungan pertanian yang berdampak terhadap ketidakberlanjutan produksi
pertanian merupakan hal yang perlu untuk diperhatikan. Oleh karena itu pertanian
yang berkelanjutan, sedapat mungkin mengikuti kaidah atau prinsip-prinsip
konservasi tanah dan air. Ancaman kelestarian lahan dapat berwujud pada
penurunan produktivitas, akibat semakin buruknya beberapa sifat tanah.
Ancaman tersebut dapat berlangsung secara alamiah, dan akan semakin buruk
apabila ada campur tangan manusia berupa pengelolaan yang tidak tepat
(misalnya pembukaan lahan, pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan
kemampuannya).
Salah satu proses yang menyebabkan penurunan produktivitas lahan,
adalah erosi (khususnya erosi yang disebabkan oleh air hujan).
Mengingat proses pembentukan tanah adalah proses yang berlangsung sangat
lambat, sebaliknya erosi dapat berjalan sangat cepat, maka usaha-usaha yang
bertujuan untuk dapat menyeimbangkan jalannya kedua proses tersebut sangat
diperlukan.
Usaha konservasi tanah dan air meliputi 3 aspek pendekatan, yaitu :
1. Menjaga dan memperbaiki keadaan tanah agar tahan terhadap bahaya
erosi.
2. Melindungi tanah dari jatuhnya air hujan dengan tanaman atau sisa-sisa
tanaman.
3. Memperlambat aliran air dipermukaan tanah sehingga tidak merusak
permukaan tanah.
2. Pengertian Erosi.
Proses erosi adalah suatu proses pengikisan lapisan tanah di permukaan
sebagai akibat dari tumbukan butir hujan dan aliran air di permukaan atau run of.
Berdasarkan bentuknya, erosi dapat dibedakan menjadi
a.Erosi percikan (splash erosion), adalah terlepas dan terlemparnya partikel-
partikel tanah dari massa tanah akibat pukulan atau tumbukan butiran hujan secara
langsung.
b. Erosi permukaan (sheet erosion), tanah terkikis dan terangkut merata
dipermukaan tanah, sehingga kadang-kadang gejala erosi ini tidak nampak jelas,
kecuali dalam waktu lama.
c. Erosi Alur (riil erosion), erosi yang terjadi akibat terkonsentrasinya aliran
permukaan, sehingga membentuk alur-alur kecil, kearah bawah lereng.
d. Erosi Parit (gully erosion), lanjutan dari erosi alur, dimana terjadi apabila
akumulasi air disalah satu tempat tertentu mengalir cukup cepat sehingga
terbentuk parit-parit yang semakin bertambah dalam dan lebar meskipun
jumlahnya tidak banyak.
e. Erosi Tebing Sungai (stream bank erosion), adalah erosi yang terjadi akibat
pengikisan tebing oleh air yang mengalir dari bagian atas tebing atau oleh
terjangan arus air sungai yang kuat.
f. Erosi Internal (internal or subsurface erosion), adalah proses terangkutnya
partikel-partikel tanah kebawah, masuk ke celah-celah atau pori-pori akibat
adanya aliran bawah permukaan.
g. Longsor (land slide), merupakan bentuk erosi, dimana pengangkutan atau
gerakan massa tanah terjadi pada suatu saat dalam volume yang relative besar.
Longsor berbeda dengan jenis erosi lain, pada longsor pengangkutan tanah terjadi
sekaligus dan dalam volume yang besar.
3. Proses Terjadinya Erosi
Secara umum terjadinya erosi yaitu dimulai dari hujan, dimana air hujan
yang jatuh dipermukaan tanah, sebagian merembes masuk ke dalam tanah (disebut
air infiltrasi), sebagian lagi mengalir dipermukaan tanah (disebut aliran air
permukaan = run of). pada waktu hujan, butir –butir air hujan jatuh dipermukaan
tanah menumbuk lapisan tanah atas sehingga butir-butir tanah menjadi hancur
atau terjadi dispersi, akibatnya butir-butir tersebut terlepas. Pada waktu air
mengalir di permukaan tanah, run of akan mengikis dan mengangkut butir-butir
tanah yang terlepas maka terjadilah pengikisan/penghanyutan, Selanjutnya butir-
buitr tanah tersebut kemudian mengalami pengendapan seiring dengan
berkurangnya run of.
Jadi pada proses erosi terjadi tiga tahapan:
1. Tahap penghancuran (deatechment), butir-butir hujan menumbuk
permukaan tanah, akibatnya butir-butir tanah menjadi hancur,
2. Tahap pengikisan/penghanyutan (transportation), butir-butir tanah
mengalami penghanyutan atau terbawa oleh aliran air permukaan (run of).
3. Tahap Pengendapan (sedimentation), butir-butir tanah yang terbawa oleh
run of, selanjutnya mengalami pengendapan pada bagian yang lebih
rendah.

Semua tipe erosi tersebut sebenarnya mempunyai pengaruh yang hampir sama
terhadap penurunan tingkat produktivitas lahan, bahkan dapat membuat lahan
semakin mengalami kerusakan, jika tidak didasari pada prinsip atau kaidah-kaidah
konservasi tanah dan air.

Anda mungkin juga menyukai