MATA KULIAH
PENGELOLAAN AIRTANAH
Kode : TKP 4130
Sks : 2 sks (Wajib)
1. PENDAHULUAN MODUL - 4
-Pengantar
-Tujuan
2. Erosi
Penyebab Erosi
Proses Terjadinya Erosi
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Erosi
Dampak Umum Terjadinya Erosi
Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, MS. & Dr. Ir. Rispiningtati, M.Eng. 1
| Email: mohammadbisri@yahoo.com
Pengelolaan DAS – Modul -4
1. PENDAHULUAN
1.1. Pengantar
Proses erosi di alam dapat terjadi secara alami atau sering disebut dengan
erosi geologi dan terjadi akibat aktivitas manusia yang disebut dengan erosi
dipercepat. Erosi geologi merupakan proses keseimbangan alam, kecepatan
kehilangan tanah sama atau lebih kecil dari proes pembentukan tanah. Contoh
erosi geologi di Jawa Timur antara lain terbentuknya dataran Sungai Brantas
yang terletak antara sungai Mas dan Sungai Porong. Dataran tersebut terbentuk
akibat adanya endapan dari sungai yang ada disekitarnya, yang material
endapannya berasal dari dataran atau pegunungan yang lebih tinggi yang
tererosi. Fenomena ini juga terjadi di Dataran Pujon dan dataran Ngantang
(sekitar Waduk Selorejo). Aktivitas manusia yang menyebabkan erosi
dipercepat antar lain usaha pertanian khususnya akibat dari alih guna lahan.
Erosi ini kecepatannya melebihi kecepatan pembentukaan tanah, sehingga perlu
dikendalikan agar dapat kembali pada batas keseimbangan alam atau erosi yang
diperbolehkan.
1.2 Tujuan
2. Erosi
Bentuk permukaan bumi selalu berubah sepanjang masa. Banyak hal
yang menjadi penyebab perubahan bentuk permukaan bumi. Salah satu
prosesnya adalah erosi. Erosi tanah adalah suatu proses atau peristiwa
hilangnya lapisan permukaan tanah atas, baik disebabkan oleh pergerakan air
maupun angin (Suripin, 2002:11). Sedangkan menurut Arsyad (2000:30) erosi
adalah peristiwa pindahnya atau terangkutnya tanah atau bagian-bagian tanah
dari suatu tempat ke tempat lain oleh media alami.
Proses erosi di alam dapat terjadi secara alami atau sering disebut dengan
erosi geologi dan terjadi akibat aktivitas manusia yang disebut dengan erosi
dipercepat. Erosi geologi merupakan proses keseimbangan alam, kecepatan
kehilangan tanah sama atau lebih kecil dari proes pembentukan tanah. Contoh
erosi geologi di Jawa Timur antara lain terbentuknya dataran Sungai Brantas
Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, MS. & Dr. Ir. Rispiningtati, M.Eng. 2
| Email: mohammadbisri@yahoo.com
Pengelolaan DAS – Modul -4
yang terletak antara sungai Mas dan Sungai Porong. Dataran tersebut terbentuk
akibat adanya endapan dari sungai yang ada disekitarnya, yang material
endapannya berasal dari dataran atau pegunungan yang lebih tinggi yang
tererosi. Fenomena ini juga terjadi di Dataran Pujon dan dataran Ngantang
(sekitar Waduk Selorejo). Aktivitas manusia yang menyebabkan erosi
dipercepat antar lain usaha pertanian khususnya akibat dari alih guna lahan.
Erosi ini kecepatannya melebihi kecepatan pembentukaan tanah, sehingga perlu
dikendalikan agar dapat kembali pada batas keseimbangan alam atau erosi yang
diperbolehkan.
Penyebab Erosi
Penyebab utama erosi di alam ada dua macam yaitu erosi angin dan erosi
air (Gambar 2.9). Erosi angin biasanya terjadi pada daerah kering seperti gurun
atau padang pasir. Namun di daerah lembab di Jawa Timur juga terjadi erosi
angin seperti di padang pasir Pegunungan Tengger. Erosi angin pun kerap terjadi
di DAS Konto Hulu, pada tanah andisol ketika musim kemarau lahan-lahan yang
terbuka akan mudah sekali tererosi oleh angin hingga mampu merusak teras-
teras bangku (Utomo, 1994). Sedangkan di daerah tropis penyebab utama erosi
adalah air. Air yang dapat menyebabkan erosi adalah air hujan (berupa
pukulan), air limpasan permukaan, air sungai, air danau, air laut.
Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, MS. & Dr. Ir. Rispiningtati, M.Eng. 3
| Email: mohammadbisri@yahoo.com
Pengelolaan DAS – Modul -4
3. Pengendapan (sedimentation)
Klasifikasi Erosi
Para pakar konservasi tanah pada mulanya mengklasifikasikan erosi
berdasarkan bentuknya, yaitu :
a) Erosi Lembar (sheet erosion);
b) Erosi Alur (riil erosion);
c) Erosi Selokan (gully erosion).
Klasifikasi tersebut di atas saat sekarang dirasa kurang sesuai, karena
dalam klasifikasi tersebut tidak memperhitungkan kekurangan agregat yang
terjadi karena pukulan air hujan. Pukulan air hujan merupakan fase pertama dan
terpenting dari erosi (Hudson,1976). Lebih lanjut sebenarnya hampir tidak ada
kenyataan yang menunjukkan bahwa limpasan permukaan mempunyai
kedalaman dan kekuatan yang sama pada semua tempat sehingga mengikis
permukaan bumi secara merata (sheet). Oleh karena itu Morgan (1979)
membedakan bentuk erosi menjadi :
1. Erosi percikan (splash erosion)
Erosi percikan adalah proses terkelupasnya partikel-partikel tanah bagian atas
oleh tenaga kinetik air hujan. Partikel tanah yang hancur oleh pukulan air hujan
diangkut melalui aliran horizontal oleh aliran air hujan diatas permukaan tanah
bersama limpasan permukaan.
2. Erosi limpasan permukaan/erosi lembar (sheet erosion)
Erosi lembar adalah erosi yang terjadi ketika permukaan tanah terkikis oleh
limpasan permukaan pada lahan yang berlereng. Daya rusak limpasan
permukaan terutama dipengaruhi oleh kecepatan aliran permukaan. Jika energi
limpasan permukaan lebih besar dari ketahanan tanah akan menyebabkan erosi
yang besar.
3. Erosi alur (riil erosion)
Pengelupasan permukaan tanah diikuti oleh pengangkutan yang terkonsentrasi
dan membentuk saluran-saluran air. Ketika air masuk kedalam cekungan
(saluran) permukaan tanah, kecepatan aliran air meningkat sehingga terjadi
pengangkutan sedimen.
4. Erosi parit (gully erosion)
Erosi parit adalah perkembangan dari erosi alur yang semakin lebar dan dalam.
Erosi ini diawali dengan adanya gerusan yang melebar di bagian atas tanag yang
miring yang berlangsung relative singkat akibat adanya aliran air yang besar.
5. Erosi massa
Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, MS. & Dr. Ir. Rispiningtati, M.Eng. 4
| Email: mohammadbisri@yahoo.com
Pengelolaan DAS – Modul -4
Erosi massa adalah terkikisnya sejumlah tanah dalam jumlah besar secara
bersama-sama berpindah terangkut oleh air yang terkumpul. Erosi ini terjadi
karena ada pengumpulan air pada lapisan tanah atas yang berada pada lapisan
kedap air sehingga gaya geser melebihi kekuataan geser tanah yang
menyebabkan massa tanah lapisan atas bergerak secara bersama-sama
mengikuti arah lereng.
a) b)
c) d) e)
E = f { Erosivitas , Erodibilitas}
Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, MS. & Dr. Ir. Rispiningtati, M.Eng. 5
| Email: mohammadbisri@yahoo.com
Pengelolaan DAS – Modul -4
karena itu dapat dikemukakan pula bahwa erosi adalah fungsi dari hujan (H),
Tanah (T), Kemiringan (K), Vegetasi (V), dan Manusia (M). Jadi apabila
dinyatakan dalam fungsi, maka :
E = f {H,T,K,V,M}
Artinya erosi akan dipengaruhi oleh sifat hujan, tanah, derajat dan panjang
lereng, adanya penutup tanah yang berupa vegetasi dan aktivitas manusia
dalam hubungannya dengan pemakaian tanah.
Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya laju erosi adalah
(Suripin, 2002:41) :
a. Iklim
Faktor iklim yang besar pengaruhnya terhadap erosi tanah adalah hujan,
temperatur, dan suhu. Diantara faktor-faktor tersebut yang paling berpengaruh
adalah hujan. Hujan memainkan peranan dalam erosi tanah melalui tenaga
pengelepasan dari pukulan butir-butir hujan pada permukaan tanah dan
sebagian melalui kontribusinya terhadap aliran.
b. Tanah
Sifat-sifat fisik tanah menentukan besar kecilnya indeks erodibilitas tanah yang
menunjukkan tingkat kepekaan tanah untuk tererosi. Dalam kaitannya dengan
konservasi tanah dan air, sifat fisik tanah yang berpengaruh meliputi : tekstur,
struktur, infiltrasi, dan kandungan bahan organik.
c. Topografi
Faktor topografi umumnya dinyatakan kedalam kemiringan dan panjang lereng.
Secara umum erosi akan meningkat dengan meningkatnya kemiringan dan
panjang lereng. Kombinasi kedua variabel lereng ini menyebabkan laju erosi
tanah tidak sekedar proporsional dengan kemiringan lereng tetapi meningkat
secara drastis dengan meningkatnya panjang lereng.
d. Vegetasi
Vegetasi mempunyai pengaruh yang bersifat melawan terhadap faktor-faktor
lain yang erosif seperti hujan, topografi, dan karakteristik tanah. Vegetasi atau
tanaman memiliki sifat pelindung tanah dari pukulan butir-butir hujan dan dapat
memperbaiki struktur tanah dengan bantuan akar-akarnya.
e. Kegiatan Manusia
Kegiatan manusia dikenal sebagai salah satu faktor paling penting terhadap
terjadinya erosi tanah yang cepat dan intensif. Kegiatan tersebut kebanyakan
berkaitan dengan perubahan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap erosi,
misalnya perubahan penutup tanah akibat penggundulan hutan untuk
pemukiman, lahan pertanian, atau gembalaan.
Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, MS. & Dr. Ir. Rispiningtati, M.Eng. 6
| Email: mohammadbisri@yahoo.com
Pengelolaan DAS – Modul -4
dengan :
A = Besarnya kehilangan tanah per satuan luas lahan (ton/ha)
Rw = Indeks erosivitas limpasan permukaan (mm)
Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, MS. & Dr. Ir. Rispiningtati, M.Eng. 7
| Email: mohammadbisri@yahoo.com
Pengelolaan DAS – Modul -4
Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, MS. & Dr. Ir. Rispiningtati, M.Eng. 8
| Email: mohammadbisri@yahoo.com
Pengelolaan DAS – Modul -4
Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, MS. & Dr. Ir. Rispiningtati, M.Eng. 9
| Email: mohammadbisri@yahoo.com
Pengelolaan DAS – Modul -4
Energi hujan dan intensitas hujan yang diperlukan didapat dari analisis
grafik hujan pada kertas pias yang didapat dari penakar hujan otomatis seperti
terlihat pada gambar 2.7. Grafik hujan tersebut dipisahkan kedalam bagian-
bagian yang berbeda. Pada gambar 2.7. bagian-bagian tersebut adalah a-b, b-c,
c-d, d-e, f-g, g-h, h-i, i-j, dan j-k. Dari segmen-segmen tersebut diketahui
jumlah curah hujan setiap bagian dan waktu dalam menit segmen tersebut.
Intensitas hujan untuk setiap bagian didapat dengan mengalikan curah hujan
bagian-bagian tersebut. I30 ditentukan dari bagian yang intensitasnya terbesar,
selama 30 menit yang pada gambar 2.7. ditandai dengan X-X dalam bagian i-j
sebesar 3,6 cm selama 30 menit. I 30 menjadi 3,6 x 60/30 cm/jam = 7,2 cm/jam
(Arsyad, 2000:109).
(Arsyad, 2000:110)
Indeks Erodibilitas Tanah (K)
Erodibilitas adalah kepekaan suatu tanah untuk mengalami peristiwa
erosi. Suatu hujan dengan intensitas tertentu terjadi pada beberapa jenis tanah
akan mendapatkan indeks erodibilitas tanah yang tertentu pula. Apabila suatu
jenis tanah mempunyai nilai K (faktor erodibilitas) yang tinggi maka semakin
tinggi pula kemungkinan untuk tererosi.
Faktor erodibilitas tanah (K) menunjukkan resistensi partikel tanah terhadap
pengelupasan dan transportasi partikel-partikel tanah tersebut oleh adanya
energi kinetik air hujan. Besarnya resistensi tersebut tergantung pada topografi,
Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, MS. & Dr. Ir. Rispiningtati, M.Eng. 10
| Email: mohammadbisri@yahoo.com
Pengelolaan DAS – Modul -4
Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, MS. & Dr. Ir. Rispiningtati, M.Eng. 11
| Email: mohammadbisri@yahoo.com
Pengelolaan DAS – Modul -4
Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, MS. & Dr. Ir. Rispiningtati, M.Eng. 12
| Email: mohammadbisri@yahoo.com
Pengelolaan DAS – Modul -4
dimana:
LS = faktor panjang dan kemiringan lereng
L = panjang lereng (m)
S = kemiringan lereng (%)
Dalam perhitungan LS ini dapat juga dengan nomograf, yaitu jika sudah
diketahui kemiringan lereng dan panjang lereng, sehingga pendekatan faktor LS
dapat diturunkan dengan nomograf (Pada Gambar 6)
Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, MS. & Dr. Ir. Rispiningtati, M.Eng. 13
| Email: mohammadbisri@yahoo.com
Pengelolaan DAS – Modul -4
2 Hutan
Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, MS. & Dr. Ir. Rispiningtati, M.Eng. 14
| Email: mohammadbisri@yahoo.com
Pengelolaan DAS – Modul -4
- pekarangan 0.020
Perkebunan
0.070
- penutupan tanah sempurna
- ditumbuhi alang-alang 0.200
- Perkarangan alang-alang
5
setahun sekali
- Jenis serai (Citronella 0.100
grass)
- Savana dan padang 0.020
rumput
- Rumput Brochioria 0.060
Tanaman Pertanian
0.650
- Umbaian akar
0.010
- Biji-bijian
- Kacang-kacangan 0.002
- Tembakau
6 - Kapas, tembakau
- Campuran
- Padi irigasi 0.630
Peladangan 0.510
- satu tahun tanam, satu 0.360
tahun bera
- satu tahun tanam, dua 0.580
tahun bera
Pertanian dengan pencagatan alam 0.500
7 - Strip Cotalaria
- Teras
- Teras Guludan 0.280
0.190
0.06 –
0.20
0.20 –
0.40
0.10 –
0.30
0.640
0.040
Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, MS. & Dr. Ir. Rispiningtati, M.Eng. 15
| Email: mohammadbisri@yahoo.com
Pengelolaan DAS – Modul -4
0.140
Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, MS. & Dr. Ir. Rispiningtati, M.Eng. 16
| Email: mohammadbisri@yahoo.com
Pengelolaan DAS – Modul -4
Gambar x. Contoh Peta Tingkat Bahaya Erosi Sub DAS Kali Bango
Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, MS. & Dr. Ir. Rispiningtati, M.Eng. 17
| Email: mohammadbisri@yahoo.com
Pengelolaan DAS – Modul -4
Quick Think
Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, MS. & Dr. Ir. Rispiningtati, M.Eng. 18
| Email: mohammadbisri@yahoo.com