Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Erosi tanah adalah penyumbang terbesar dari terjadinya degradasi lahan. Walaupun

degradasi lahan bukan merupakan peristiwa ekonomi akan terapi proses ini berkaitan erat dengan

penurunan mutu lahan yang menyebabkan menurunnya produksi pertanian dan meningkatnya

biaya pencegahan degradasi lahan yang merupakan problem ekonomi. Kerugian ekonomi yang
ditimbulkan akibat erosi tanah dapat dibagi atas kerugian ekonomi yang diakibatkan oleh

dampak langsung di tempat kejadian erosi (on-site) maupun dampak di luar tempat kejadian

erosi (off-site). Dampak langsung yang utama adalah penurunan produktivitas tanaman yang

diakibatkan oleh kemerosotan produktivitas tanah, kehilangan unsur hara tanah dan kehilangan

lapisan tanah yang baik/subur bagi berjangkarnya akar tanaman, sedangkan dampak tidak

langyung adalah pelumpuran dan pendangkalan waduk, kerusakan ekosistem peraimn,

memburuknya kualitas air, meningkatnya frekuensi dan masa kekeringan, serta tertimbunnya

lahan-lahan pertanian.

Oleh karena itu demi mengantisipasi terjadinya kerusakan lahan maka diperlukan

pemamfaatan teknologi yang efektif dan mampu menyajikan informasi yang akurat dan

komprehensif. Penyajian informasi yang dimaksud dapat diperoleh dari pemamfaatan Sistem

Informasi Geografis (SIG). Hal ini sesuai dengan GBHN 1999-2004 yang menyebutkan bahwa

pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia dan masyarakat

Indonesia dilakukan secara berkelanjutan berlandaskan kemampuan nasional, dengan

memamfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memperhatikan tantangan

perkembangan global.

B. Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana terjadinya erosi, jenis-jenis, faktor-faktor penyebab dan

dampak yang di timbulkan oleh terjadinya erosi. Dengan mengetahui factor penyebab dan

dampak yang timbulkan kita bisa melakukan penanggulangan lebih dini.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

-------------

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Erosi adalah pengikisan atau kelongsoran material yang sesungguhnya merupakan proses

penghanyutan tanah oleh desakan-desakan atau kekuatan air dan angin baik yang berlangsung

secara alamiah maupun sebagai akibat tindakan atau perbuatan manusia (Kartasapoetra dan

Sutedjo,1991).

Menurut Kironoto dan Yulistiyanto (2000), erosi yang juga disebut sebagai pengikisan

atau kelongsoran tanah adalah merupakan proses penghanyutan tanah oleh desakandesakan atau

kekuatan air dan angin baik yang berlangsung secara alamiah maupun sebagai akibat atau

tindakan dari manusia.

Menurut Bennet, 1939 (dalam Yunianto,1994) erosi dibedakan menjadi erosi normal

yakni erosi geologi atau erosi natural dan erosi dipercepat atau erosi tanah. Erosi dipercepat

dibedakan lagi menjadi erosi dipercepat alami dan erosi dipercepat manusia.
Sedangkan menurut Morgan, 1995 (dalam Setiaji, 2006) erosi dibedakan menjadi dua

tahap yaitu pemecahan massa tanah menjadi partikel-partikel tunggal dan pengangkutan partikel-

partikel tersebut ke tempat lain oleh tenaga air dan angin.

Air di permukaan bumi terus menerus mengalami sirkulasi. Pertama air menguap ke

udara melalui beberapa proses dan jatuh sebagai hujan ke permukaan laut atau daratan. Sebelum

sampai ke permukaan tanah sebagian air menguap dan sebagian lagi tertahan pada tumbuhan

yang sebagian akan menguap lagi dan sisanya mengalir melalui aliran batang (stemflow). Air
yang jatuh ke permukaan tanah sebagian akan meresap (terinfiltrasi) dan sebagian akan mengisi

lekuk-lekuk permukaan tanah, kemudian mengalir ke daerah-daerah yang lebih rendah, dan

masuk ke sungai dan akhirnya bermuara untuk sampai ke laut. Air yang masuk ke dalam tanah

sebagian akan keluar lagi dan masuk ke sungai, tetapi sebagian lagi akan sebagai air bawah tanah

yang akan keluar sedikit demi sedikit dalam jangka waktu yang lama ke permukaan tanah di

daerah-daerah yang rendah. Dengan demikian sungai menampung tiga jenis aliran, yaitu aliran

permukaan (surface run-off), aliran bawah permukaan (interflow atau sub-surface runoff) dan air

bawah tanah (groundwater runoff) yang akhirnya akan mengalir ke laut. Siklus yang kontinyu

antara air laut dan air daratan disebut sebagai siklus hidrologi. (Sosrodarsono dan Takeda 1983).

ini adalah perkembangan tajuk tanaman. Pada umur 4 tahun 8 bulan rata-rata persen

penutupan lahan telah mencapai 85 %, sedangkan 19 bulan sebelumnya sekitar 21 %.

Penyebaran dan pertumbuhan akar juga sangat berperan dalam meningkatkan peran vegetasi

dalam menghambat erosi dan aliran permukaan, hasil penelitian Hartobudoyo (1979).
BAB III

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN EROSI
Erosi merupakan peristiwa pindahnya atau terangkutnya tanah
atau bagian-bagian tanah dari satu tempat ke tempat lain oleh media
alami (air dan angin).
Tanah dan air merupakan sumber daya alam utama yang mempunyai pengaruh besar

terhadap kehidupan manusia. Sebagai sumber daya yang banyak digunakan, tanah dapat

mengalami pengikisan (erosi) akibat bekerjanya faktor-faktor penyebab erosi. Keseimbangan

alam mengakibatkan tanah dapat mengalami proses erosi atau pengikisan secara sendirinya, erosi

ini sering disebut dengan erosi geologi atau geological erosion. Erosi jenis ini tidak berbahaya

karena lajunya seimbang dengan pembentukan tanah di tempat terjadinya erosi tersebut.

Kehadiran manusia disadari atau tidak, mulai meningkatkan laju erosi. Erosi ini dikenal sebagai

erosi dipercepat atau accelerated erosion. Menyadari akan bahaya atau dampak yang

ditimbulkan oleh erosi, manusia telah berusaha untuk mengendalikannya. Pengendaliannya di

sini bukan berarti mencegah erosi, tetapi mengurangi laju kehilangan tanah mendekati laju yang
terjadi pada kondisi alami.

Erosi adalah istilah yang digunakan bidang geologi untuk menggambarkan proses

pembentukan alur-alur atau parit-parit dan penghanyutan bahan-bahan padat oleh aliran air. Erosi

dan sedimentasi menjadi penyebab utama berkurangnya kapasitas saluran atau sungai akibat

pengendapan material hasil erosi. Dengan berjalannya waktu, aliran air terkonsentrasi ke dalam

suatu lintasanlintasan yang agak dalam, dan mengangkut partikel tanah dan diendapkan ke

daerah di bawahnya yang mungkin berupa: sungai, waduk, saluran irigasi, ataupun area

pemukiman penduduk. Erosi permukaan (surficial erosion) merupakan proses pelepasan dan
pengangkutan partikel tanah secara individu oleh akibat hujan, angin atau es. Erosi percikan
(erosion splash) adalah erosi yang merupakan hasil dari percikan/benturan air hujan secara

langsung pada partikel tanah dalam keadaan basah. Besarnya curah hujan, intensitas, dan

distribusi hujan menentukan kekuatan penyebaran hujan ke permukaan tanah, kecepatan aliran

permukaan serta kerusakan erosi yang ditimbulkannya.

B. `PROSES EROSI
PENGANGKUTAN ---->
PENGENDAPAN

PENGIKISAN ---->

Di daerah-daerah tropis yang lembab seperti di Indonesia maka air merupakan penyebab

utama terjadinya erosi, sedangkan untuk daerah-daerah panas yang kering maka angin

merupakan faktor penyebab utamanya. Erosi tanah yang disebabkan oleh air meliputi 3 tahap
(Suripin, 2004), yaitu:a. Tahap pelepasan

a. partikel tunggal dari massa tanah.


b. Tahap pengangkutan oleh media yang erosif seperti aliran air dan angin.

c. Tahap pengendapan, pada kondisi dimana energi yang tersedia tidak cukup lagi untuk

mengangkut partikel.

Percikan air hujan merupakan media utama pelepasan partikel tanah pada erosi yang

disebabkan oleh air. Pada saat butiran air hujan mengenai permukaan tanah yang gundul, partikel

tanah terlepas dan terlempar ke udara. Karena gravitasi bumi, partikel tersebut jatuh kembali ke

bumi. Pada lahan miring partikel-partikel tanah tersebar ke arah bawah searah lereng. Partikel-
partikel tanah yang terlepas akan menyumbat pori-pori tanah. Percikan air hujan juga
menimbulkan pembentukan lapisan tanah keras pada lapisan permukaan. Hal ini mengakibatkan

menurunnya kapasitas dan laju infiltrasi tanah. Pada kondisi dimana intensitas hujan melebihi

laju infiltrasi, maka akan terjadi genangan air di permukaan tanah, yang kemudian akan menjadi

aliran permukaan. Aliran permukaan ini menyediakan energi untuk mengangkut partikel-pertikel

yang terlepas baik oleh percikan air hujan maupun oleh adanya aliran permukaan itu sendiri.

Pada saat energi aliran permukaan menurun dan tidak mampu lagi mengangkut partikel tanah

yang terlepas, maka partikel tanah tersebut akan mengendap baik untuk sementara atau tetap

(Suripin, 2004).

Proses pengendapan sementara terjadi pada lereng yang bergelombang, yaitu bagian

lereng yang cekung akan menampung endapan partikel yang hanyut untuk sementara dan pada

hujan berikutnya endapan ini akan terangkut kembali menuju dataran rendah atau sungai.

Pengendapan akhir terjadi pada kaki bukit yang relatif datar, sungai dan waduk. Pada

daerah aliran sungai, partikel dan unsure hara yang larut dalam aliran permukaan akan mengalir

dan mengendap ke sungai\ dan waduk sehingga menyebabkan pendangkalan. Besarnya erosi

tergantung pada kuantitas suplai material yang terlepas dan kapasitas media pengangkut. Jika

media pengangkut mempunyai kapasitas lebih besar dari suplai material yang terlepas, proses

erosi dibatasi oleh pelepasan (detachment limited). Sebaliknya jika kuantitas suplai materi

melebihi kapasitas, proses erosi dibatasi oleh kapasitas (capacity limited).

C. JENIS-JENIS EROSI
1. Erosi Percikan ( Splash Erosion )
Erosi hasil dari percikan/benturan air hujan secara langsung pada partikel tanah dalam

keadaan basah. Besarnya curah hujan, intensitas, dan distribusi hujan menentukan kekuatan

penyebaran hujan ke permukaan tanah, kecepatan aliran permukaan serta kerusakan erosi yang

ditimbulkannya.

2. Erosi Lembar ( Sheet Erosion )

Pengangkutan lapisan tanah yang merata tebalnya dari suatu


permukaan bidang tanah.

3. Erosi Alur ( Rill Erosion )

Erosi akibat pengikisan tanah oleh aliran air yang membentuk parit atau saluran kecil,

dimana pada bagian tersebut telah terjadi konsentrasi aliran air hujan di permukaan tanah.

4. Erosi Parit ( Gully Erosion )


Kelanjutan dari erosi alur, yaitu terjadi bila alur alur menjadi semakin lebar dan dalam yang

membentuk parit dengan kedalaman yang dapat mencapai 1 2,5 m atau lebih.

5. Erosi Sungai/Saluran
Erosi yang terjadi akibat dari terkikisnya permukaan tanggul sungai dan gerusan sediment di

sepanjang dasar saluran. Erosi semacam ini dipengaruhi oleh variabel hidrologi/hidrolik yang

mempengaruhi sistem sungai.

6. Longsor (landslide)
Bentuk erosi yang pangankutan atau perpindahan tanahnya terjadi pada suatu saat dan dalam

volume yang besar Proses.


D. PENYEBAB TERJADINYA EROSI
1. Iklim/CurahHujan
Besarnya curah hujan adalah volume air yang jatuh pada satu areal tertentu,

Sifat-sifat hujan yang perlu diketahui:

Intensitas hujan adalah banyaknya hujan persatuan waktu. Dinyatakan dalam mm/jam atau

cm/jam
Jumlah hujan: banyaknya air hujan selama terjadi hujan, selama satu bulan atau satu tahun dsb.

Distribusi hujan: penyebaran waktu terjadinya hujan

klasifikalasi

Intensitas hujan (mm/jam)

Kurangdari6,25 Rendah(gerimis)

6,25 12,50 Sedang

12,50 50,50 Lebat

SangatLebat

Lebihdari50,50

Klasifikasi Intensitas Hujan (dalam Kohnke dan Bertrand, 1959)


2. Relief/Topografi
Kemiringan dan panjang lereng merupakan 2 faktor yang paling berpengaruh terhadap

aliran permukaan dan erosi. Unsur lain yang mungkin berpengaruh adalah konfigurasi,

keseragaman dan arah lereng.

Kemiringan Lereng

Kemiringan dinyatakan dalam derajat atau persen. Dua titik yang berjarak horizontal 100
meter mempunyai selisih tinggi 10 meter membentuk lereng 10 persen. Kecuraman lereng

100 persen sama dengan kecuraman 45 derajat.

Semakin curam lereng semakin memperbesar jumlah dan kecepatan aliran permukaan

sehingga memperbesar energi angkut air.

Dengan semakin miring lereng maka jumlah butir-butir tanah yang terpercik ke bawah

oleh tumbukan butir hujan akan semakin banyak.

Yang mempengaruhi kemungkinan yang terjadi pada lereng adalah:

a. Panjang Lereng

Panjang lereng dihitung mulai dari titik pangkal aliran permukaan sampai suatu titik di mana

air masuk kedalam saluran atau sungai, atau sampai kemiringan lereng berkurang demikian rupa

sehingga kecepatan aliran air berubah.

b. Konfigurasi Lereng

Lereng permukaan tanah berbentuk cembung (konvek) atau cekung (konkav). Erosi lembar

lebih besar terjadi pada permukaan lereng cembung dari pada permukaan cekung. Sedangkan

pada permukaan cekung cenderung terbentuk erosi alur atau parit.

c. Konfigurasi Lereng
Lereng permukaan tanah tidak selalu seragam kecuramannya. Sehingga memungkinkan

berpengaruh terhadap aliran permukaan dan erosi.

d. Arah Lereng

Di belahan bumi bagian utara lereng yang menghadap kearah selatan mengalami erosi lebih

besar daripada yang menghadap ke uatara. Tanah-tanah pada lereng yang menghadap ke selatan

sedikit kandungan organik dan lebih mudah terdispersi karena pengaruh sinar matahari.

3. Vegetasi/tumbuh-tumbuhan
Pengaruh vegetasi terhadap erosi yaitu :
o Menghalangi air hujan agar tidak jatuh langsung di permukaan tanah sehingga kekuatan untuk

menghancurkan tanah sangat dikurangi. Makin rapat vegetasi, makin efektif mencegah terjadinya

erosi.
o Menghambat aliran permukaan dan memperbanyak air infiltrasi.

o Penyerapan air ke dalam tanah diperkuat oleh transpirasi melalui vegetasi.

4. Tanah
Sifat-sifat tanah yang mempengaruhi kepekaan erosi adalah:
1. Sifat-sifat tanah yang mempengaruhi laju infiltrasi, permeabilitas dan
kapasitas menahan air.
2. Sifat-sifat tanah yang mempengaruhi ketahanan struktur tanah terhadap
disperse dan pengikisan oleh butir-butir hujan yang jatuh dan aliran
permukaan.

Sifat-sifat tanah yang mempengaruhi erosi:


1. Tekstur
Tekstur adalah ukuran dan proporsi kelompok ukuran butir-butir
primer bagian mineral tanah. Terbagi menjadi liat (clay), debu (silt) dan
pasir (sand). Tanah bertekstur kasar (pasir atau pasir berkerikil)
mempunyai kapasitas infiltrasi tinggi, tanah bertekstur pasir halus juga
mempunyai kapasitas infiltrasi cukup tinggi, akan tetapi jika terjadi
aliran permukaan maka butir-butir halus akan mudah terangkat, Tanah
mengadung liat dalam jumlah yang tinggi akan menyebabkan terjadinya
aliran permukaan erosi yg tinggi.
2. Struktur
Struktur adalah ikatan butir primer kedalam butir sekunder atau
agregat. Terdapat 2 aspek struktur yang penting yaitu :
Sifat fisika-kimia liat.
Adanya bahan pengikat butir-butir primer sehingga terbentuka gregat
yang mantap.
3. Bahan organik
Bahan organik berupa daun, ranting dan sebagainya yang belum
hancur yang menutupi permukaan tanah merupakan pelindung tanah
terhadap kekuatan perusak butir-butir hujan yang jatuh.

4. Sifat lapisan tanah


Tanah yang dalam dan permeabel kurang peka terhadap erosi
daripada tanah yang permeabel tetapi dangkal.

5. Tingkat kesuburan tanah


Perbaikan kesuburan tanah akan memperbaiki pertumbuhan
tanaman. Pertumbuhan tanaman yang lebih baik akan memperbaiki
penutupan tanah dan lebih banayak sisa tanaman yang kembali ke tanah.

5. Manusia
Kepekaan tanah terhadap erosi dapat diubah oleh manusia menjadi lebih baik atau

lebih buruk. Pembuatan teras-teras pada tanah yang berlereng curam merupakan pengaruh baik

bagi manusia karena dapat mengurangi erosi. Sebaliknya, penggundulan hutan di daerah-daerah
pegunungan merupakan pengaruh manusia yang jelek karena dapat mempengaruhi banjir.

E. DAMPAK TERJADINYA EROSI

1. Langsung

Di Tempat Kejadian

a. Kehilangan lapisantanah

b. Kehilangan unsurhara

c. Peningkatanpeng. Energi untuk produksi

d. Kemerosotan produktivitas tanah

e. Kerusakan bangunan konservasi& bangunan lain

Di LuarTempatKejadian
a. Pelumpuran, pengangkalan

b. Tertimbunnya lahan lain

c. Kualitas air buruk

d. Kerusakan ekosistem perairan

e. Kehilangan nyawa& harta

f. Meningkatnya frekuensi dan masa kekeringan

2. Tidak Langsung

Di Tempat Kejadian
a. Berkurangnya alternatif penggunaan tanah

b. Timbulnya dorongan untuk membuka lahan baru

c. Timbulnya keperluan akan perbaikan lahan dan bangunan yang rusak

Di Luar Tempat Kejadian


a. Kerugian oleh memendeknya umur waduk

b. Meningkatnya frekuensi dan besarnya banjir

====================================================================

====

BAB IV

PENUTUP

a. Kesimpulan
Erosi adalah istilah yang digunakan bidang geologi untuk menggambarkan proses pembentukan

alur-alur atau parit-parit dan penghanyutan bahan-bahan padat oleh aliran air.

Jenis-jenis erosi :
1. Erosi Percikan ( Splash Erosion )
2. Erosi Lembar ( Sheet Erosion )
3. Erosi Alur ( Rill Erosion )
4. Erosi Parit ( Gully Erosion )
5. Erosi Sungai/Saluran
6. Longsor (landslide)

b. Saran

Pencegahan untuk terjadinya erosi perlu dilakukan dengan melihat begitu banyak hal-hal

yang di timbulkan oleh terjadinya erosi yang sangat merugikan dalam berbagai sector kehidupan

manusia.

------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------

DAFTAR PUSTAKA

Morgan, R. P. C. 1979. Soil Erosion. Longman Group Ltd., New York.


Kartasapoetra, A.G dan Sutedjo, M.M, 1991. Teknologi Konservasi Tanah dan Air, Bhineka

Cipta,

Jakarta.

Hartobudoyo, D. 1979. Pemangkasan kopi. Balai Penelitian Perkebunan, Sub Balai Penelitian

Budidaya, Jember

Anda mungkin juga menyukai