Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN

AGROEKOSISTEM BERKELANJUTAN PENGAMATAN


KOMPONEN
ABIOTIK DAN BIOTIK DALAM TANAH

DOSEN PEMBIMBING:
Ir.Abdul Rahman Arinong.MP
Buhaera,S.ST.,M.P
Muhammad Rizal,S.ST.,M.Si

PLP:
Syarifuddin,S.ST

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK VI

MARHAM WAMAR AHA (05.01.21.2366)


NIRWANA HAZMI (05.01.21.2377)
AINUN CHAIRRYYAH (05.01.21.2353)

1C/D-IV PEYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN


KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN GOWA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca,untuk ke depannya
dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi
lebih baik.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunanan makalah ini masih


banyak kekurangan karena keterbatasan pengetahuan maupun
pengalaman kami. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Romang Lompoa, 29 Juli 2022

Kelompok VI
DAFTAR ISI

COVER........................................................................................................

KATA PENGANTAR....................................................................................

DAFTAR ISI.................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………

1.1 LATAR BELAKANG…………………………………………………….....

BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………

BAB III METODOLOGI…………………………………………………………

3.1 WAKTU DAN TEMPAT…………………………………………………...

3.2 ALAT DAN BAHAN…………………………………………………………

3.3 CARA PENGAMATAN…………………………………………………….

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...……………………………………..

BAB V PENUTUP………………………………………………………………

5.1 KESIMPULAN………………………………………………………………

5.2 SARAN……………………………………………………………………….

LAMPIRAN..................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Makhluk hidup dalam perkembangan dan pertumbuhannya tidak
dapat hidup sendiri, selalu memerlukan makhluk lainya dalam menjalani
hidup dan kehidupannya. Antara makhluk hidup yang satu dengan yang
lain selalu berhubungan dan mengadakan kontak saling menguntungkan.
Tetapi ada juga sebagian kecil makhluk hidup yang selalu merugikan
makhluk lain, biasanya makhluk hidup ini disebut parasit.
Setiap makhluk hidup juga memerlukan tempat tinggal yang sesuai.
Tempat hidup beserta segala sesuatu yang terdapat di sekitar makhluk
hidup disebut lingkungan. Didalam lingkungan yang sesuai, makhluk
hidup mendapatkan kebutuhan hidupnya dan menyatu dengan apa yang
ada. Tempat makhluk hidup biasa hidup dan berkembang disebut habitat.
Didalam habitatnya makhluk hidup senantiasa berinterkasi dengan
lingkungannnya. Kesatuan interaksi antara makhluk hidup dengan
lingkungannya dikenal dengan nama Ekosistem. Ilmu yang mempelajari
ekosistem adalah Ekologi. Ekosistem tersusun atas komponen-
komponen yang saling berinteraksi antara satu dengan yang lainya.
Komponen itu membentuk satuan-satuan organisme kehidupan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Biotik merupakan komponen lingkungan hidup dari sekumpulan


makhluk hidup atau organisme yang ada dilingkungan sekitar. Makhluk
hidup tersebut dapat digolongkan berdasarkan jenis-jenis tertentu.
Komponen-komponen biotik meliputi, manusia, hewan dan tumbuh-
tumbuhan atau yang disebut makhluk hidup.
Awalan “bio-” mengacu pada “kehidupan,” dan akhiran “-ic” berarti
“seperti” dan sehingga penggabungan dua kata tersebut menghasilkan
kata sifat “biotic”, yaitu menggambarkan sesuatu yang hidup.
Seperti halnya banyak istilah ilmiah, kata biotik berasal dari bahasa
Yunani biotikos, yang berarti “berkaitan dengan kehidupan”. Setiap
ekosistem terdiri dari entitas biotik – organisme hidup – bersama dengan
lingkungan fisik mereka.
Abiotik merupakan istilah yang biasanya digunakan untuk menyebut
sesuatu yang tidak hidup atau benda-benda mati yang ada di permukaan
Bumi. Keberadaan abiotik dapat memberikan manfaat dan pengaruh bagi
makhluk hidup di Bumi. Adapun definisi abiotik menurut para ahli, antara
lain:
1. Biology Dictionay
Faktor abiotik adalah faktor tidak hidup dalam suatu ekosistem.
Sebagai bagian dari ekosistem, faktor-faktor ini memang
mempengaruhi makhluk hidup di dalamnya, tetapi mereka tidak hidup
sendiri.
2. National Geography
Faktor abiotik adalah bagian ekosistem yang tidak hidup yang
membentuk lingkungannya. Dalam ekosistem terestrial, contoh
mungkin termasuk suhu, cahaya, dan air. Dalam ekosistem laut, faktor
abiotik akan mencakup salinitas dan arus laut. Faktor abiotik dan
biotik bekerja bersama untuk menciptakan ekosistem yang unik.
BAB III
METODOLOGI

3.1 WAKTU DAN TEMPAT


Pengamatan Komponen Biotik Dan Abioti Pada Lahan Opal
Politeknik Pembangunan Gowa Pada Jam 08:00.

3.2 ALAT DAN BAHAN


Adapun alat dan bahan yang digunakan yaitu alat tulis yang
digunakan untuk mencatat komponen Biotik dan Abiotik yang didapat
dan hanphone digunakan untuk mendokumentasikan kegiatan
pengamatan.

3.3 CARA PENGAMATAN

1. Tentukan Tempat Pengamatan


2. Melakukan Pengamatan Komponen Biotik Dan Abiotik pada
tanaman terong dan kacang
3. Mencatat Hasil Pengamatan
4. Membuatkan Tabel Pengamatan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL
Adapun hasil komponen biotik dan abiotik dari pengamatan tanaman
terong dan kacang
1. Komponen Biotik Dan Abiotik
Hasil pengamatan pada tanggal 12/07/2022
KOMPONEN BIOTIK JUMLAH
Lalat Tak terhingga
Gulma Sedikit
Kupu kupu Sedikit
Capung 2
Laba laba 5
Keong 1
Semut Tak terhingga
Ulat 1
Seribu kaki 1

KOMPONEN ABIOTIK JUMLAH


kerikir sedikit
Pasir Tak terhingga
Kelembapan -
Sinar matahari cukup

B. PEMBAHASAN
2.1. PENGERTIAN ABIOTIK
Abiotik (bahasa Inggris: Abiotic) adalah salah satu komponen
atau faktor dalam lingkungan. Komponen abiotik adalah segala
sesuatu yang tidak bernyawa seperti tanah, udara, air, iklim,
kelembaban, cahaya, bunyi. Pengertian komponen abiotik yang tepat
adalah komponen lingkungan yang terdiri atas makhluk hidup,
komponen lingkungan yang terdiri atas makhluk tak hidup,
komponen lingkungan yang terdiri atas manusia dan tumbuhan, serta
komponen lingkungan yang terdiri atas makhluk hidup dan mkhluk
tak hidup
Abiotik merupakan lawan kata dari biotik. Komponen abiotik
adalah komponen-komponen yang tidak hidup atau benda mati.
Yang termasuk komponen abiotik adalah tanah, batu dan iklim,
hujan, suhu, kelembaban, angin, serta matahari.
Komponen abiotik dapat kita temui dimana saja. Komponen
abiotik sama seperti komponen biotik, dimana juga berfungsi bagi
kehidupan manusia.

Abiotik tidak memiliki ciri sebagaimana faktor biotik, yaitu :


Bernapas, Tumbuh, Berkembang biak, Iritabilitas, Makan dan minum,
Melakukan ekskresi,  Beradaptasi dgn lingkungannya.
Faktor abiotik adalah faktor pendorong untuk biotik sehingga
biotik dapat hidup dan melakukan aktivitas.
2.2. FAKTOR-FAKTOR ABIOTIK
Faktor abiotik adalah faktor yang berasal dari alam semesta
yang tidak hidup, misalnya udara, air, cahaya, dll. Fungsi-fungsi
komponen abiotik dalam pemenuhan kebutuhan manusia dan yang
dapat mempengaruhi ekosistem antara lain :
a. Tanah
Seperti yang kita ketahui, tempat dimana manusia tinggal dan
berpijak adalah tanah. Manusia dapat beraktifitas, membangun
rumah, gedung, bahkan bercocok tanam. Tanah juga ditempati oleh
komponen biotik seperti tumbuhan dan hewan yang melakukan
aktifitasnya setiap hari.
b. Suhu Atau Temperatur
Pada umumnya mahkluk hidup rata-rata dapat bertahan hidup
hanya pada kisaran suhu 00C–400C. hanya mahkluk hidup tertentu
saja yang dapat hidup dibawah 0 0C atau diatas 400C. hewan
berdarah panas mampu hidup pada suhu dibawah titik beku karena
memiliki bulu dan memiliki suhu tubuh yang konstan (tetap). Suhu
merupakan syarat yang diperlukan organisme untuk hidup.
Temperatur lingkungan adalah ukuran dari intensitas panas dalam
unit standar dan biasanya diekspresikan dalam skala derajat
celsius. Secara umum, temperatur udara adalah faktor bioklimat
tunggal yang penting dalam lingkunan fisik ternak. Supaya ternak
dapat hidup nyaman dan proses fisiologi dapat berfungsi normal,
dibutuhkan temperatur lingkungan yang sesuai. Banyak species
ternak membutuhkan temperatur nyaman 13 – 18 oC atau
Temperature Humidity Index (THI) < 72. Keadaan pergerakan
molekul ditentukan oleh temperatur atau suhu. Makin tinggi suhu,
maka akan mepercepat proses kehilangan air dari tanaman dan
sebaliknya.
Selama musim hujan, rata-rata temperatur udara lebih rendah,
sedangkan kelembaban tinggi dibanding pada musim panas.
Jumlah dan pola curah hujan adalah faktor penting untuk produksi
tanaman dan dapat dimanfaatkan untuk suplai makanan bagi
ternak.
Curah hujan bersama temperatur dan kelembaban
berhubungan dengan masalah penyakit ternak serta parasit internal
dan eksternal. Curah hujan dan angin juga dapat menjadi petunjuk
orientasi perkandangan ternak.
c. Sinar / Cahaya Matahari
Sinar matahari mempengaruhi sistem secara global, karena
sinar matahari menentukan suhu. Sinar matahari juga merupakan
unsur vital yang dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai produsen untuk
berfotosintesis.
Radiasi matahari dalam suatu lingkungan berasal dari dua
sumber utama:
1. Temperatur matahari yang tinggi.
2. Radiasi termal dari tanah, pohon, awan dan atmosfir.
Petunjuk variasi dan kecepatan radiasi matahari, penting
untuk mendesain perkandangan ternak, karena dapat
mempengaruhi proses fisiologi ternak. Lingkungan termal adalah
ruang empat dimensi yang sesuai ditempati ternak.. Mamalia dapat
bertahan hidup dan berkembang pada suatu lingkungan termal
yang tidak disukai, tergantung pada kemampuan ternak itu sendiri
dalam menggunakan mekanisme fisiologis dan tingkah laku secara
efisien untuk mempertahankan keseimbangan panas di antara
tubuhnya dan lingkungan.
d. Air
Sekitar 80-90 % tubuh mahkluk hidup tersusun atas air. Zat ini
digunakan sebagai pelarut di dalam sitoplasma, untuk menjaga
tekanan osmosis sel, dan mencegah sel dari kekeringan. Air
dibutuhkan untuk kelangsungan hidup organisme. Bagi tumbuhan,
air diperlukan dalam pertumbuhan, perkecambahan dan
penyebaran biji, bagi hewan dan manusia air diperlukan untuk
minum dan sarana hidup lain seperti transportasi bagi manusia dan
tempat hidup bagi ikan. Bagi unsur abiotik lain misalnya tanah dan
batuan, air digunakan sebagai pelarut dan pelapuk.
e. Udara
Selain berperan dalam menentukan kelembaban, angin juga
berperan sebagai penyebaran biji tumbuhan tertentu. angin
diturunkan oleh  pola tekanan yang luas dalam atmosfir yang
berhubungan dengan sumber panas  atau daerah panas dan
dingin  pada atmosfir. Kecepatan angin  selalu diukur pada
ketinggian tempat ternak berada. Hal ini penting karena transfer
panas melalui konveksi dan evaporasi di antara ternak dan
lingkungannya dipengaruhi oleh kecepatan angin.
Udara di atmosfer tersusun atas nitrogen (N 2, 78 %), oksigen
(O2, 21 %), karbon dioksida (CO 2,0,03 %), dan gas lainnya. Jadi gas
nitrogen merupakan penyusun udara terbesar di atmosfer bumi.
1. Nitrogen
Unsur Nitrogen merupakan gas yang diperlukan oleh mahkluk
hidup untuk membentuk protein, dan persenyawaan lainnya.
Tumbuhan, hewan, dan manusia tidak mampu memamfaatkan
nitrogen yang ada di udara secara langsung. Ada bakteri yang
dapat menangkap nitrogen bebas dari udara misalnya, bakteri
rhizobium yang hidup bersimbiosis diakar tanaman kacang, atau
ganggang biru anabaena yang hidup bersimbiosis dengan azolla
(tumbuhan air). Tumbuhan lainnya memperoleh nitrogen dalam
bentuk nitrit atau nitrat. Nitrit dan nitrat secara alami terbentuk dari
nitrogen diudara yang terkena lecutan petir, secara alami tanah
memperoleh nitrit dan nitrat sehingga menjadi subur.
2. Oksigen dan karbon dioksida
Okigen (O2) merupakan gas pembakar dalam proses
pernapasan. Makanan, misalnya karbohidrat yang ada di dalam sel,
mengalami pembakaran (oksidasi) guna mendapatkan energi.
Oksidasi tersebut sering disebut sebagai pernapasan sel. Dalam
pernapasan dihasilkan pula karbondioksida (CO 2) dan air (H2O).
baik tumbuhan maupun hewan memerlukan oksigen dari udara
bebas untuk pernapasannya dlam rangka mendapatkan energi.
3. Angin dan kelembaban
Angin berperan membantu penyerbukan tumbuhan,
menyebarkan spora dan biji tumbuhan. Bebrapa serangga hama
tumbuhan dapat diterbangkan oleh angin ke tempat lain yang jauh.
Kelembaban berperan menjaga organisme agar tidak
kehilangan air karena penguapan. Beberapa mikroorganisme
seperti jamur dan bakteri hidup di tempat-tempat yang lembab.
Mikroorganisme tersebut tidak dapat hidup ditempat-tempat kering.
Kelembaban adalah jumlah uap air dalam udara. Kelembaban
udara penting, karena mempengaruhi kecepatan kehilangan panas
dari ternak. Kelembaban dapat menjadi kontrol dari evaporasi
kehilangan panas melalui kulit dan saluran pernafasan
(Chantalakhana dan Skunmun, 2002).
Kelembaban biasanya diekspresikan sebagai kelembaban
relatif (Relative Humidity = RH) dalam persentase yaitu ratio dari
mol persen fraksi uap air dalam volume udara terhadap mol persen
fraksi kejenuhan udara pada temperatur dan tekanan yang sama
(Yousef, 1984). Pada saat kelembaban tinggi, evaporasi terjadi
secara lambat, kehilangan panas terbatas dan dengan demikian
mempengaruhi keseimbangan termal ternak (Chantalakhana dan
Skunmun, 2002).
a. Mineral
Mineral yang diperlukan tumbuhan misalnya belerang (S),
fosfat (P), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg), besi
(fe), natrium (Na), dan khlor (Cl). Mineral-mineral itu diperoleh
tumbuhan dalam bentuk ion-ion yang larut didalam air tanah.
Mineral tersebut digunakan untuk berlangsungnya
metabolisme tubuh dan untuk penyusun tubuh. Hewan dan
manusia pun memerlukan mineral untuk penyusun tubuh dan
reaksi-reaksi metabolismenya. Selain itu, mineral juga
berfungsi untuk menjaga keseimbangan asam basa dan
mengatur fungsi fsikologi (faal) tubuh.
b. Keasaman [PH]
Keasaman juga berpengaruh terhadap mahkluk hidup.
Biasanya mahkluk hidup memerlukan lingkungan yang
memiliki PH netral. Mahkluk hidup tidak dapat hidup di
lingkungan yang terlalu asam atau basa. Sebagai contoh
tanah di Kalimantan yang umumnya bersifat asam memiliki
keanekaragaman yang rendah dibandingkan dengan didaerah
lain yang tanahnya netral. Tanah di Kalimantan bersifat asam
karena tersusun atas gambut. Oleh karena itu sulit dijadikan
areal pertanian jika tidak diolah dan dinetralkan terlebih
dahulu. Tanah yang bersifat asam dapat dinetralkan dengan
diberikan bubuk kapur. Tanah berhumus seringkali bersifat
asam. Tanah berkapur seringkali bersifat basa. Tanah bersifat
basa dapat dinetralkan dengan diberi bubuk belerang.
c. Kadar Garam [Salinitas]
Jika kadar garam tinggi, sel-sel akar tumbuhan akan mati
dan akhirnya akan mematikan tumbuhan itu. Didaerah yang
berkadar garam tinggi hanya hidup tumbuhan tertentu.
Misalnya pohon bakau di pantai yang tahan terhadap
lingkungan berkadar garam tinggi.
d. Topografi
Topografi artinya keadaan naik turunnya permukaan
bumi disuatu daerah. Topografi berkaitan dengan
kelembaban, cahaya, suhu, serta keadaan tanah disuatu
daerah. Interaksi berbagai faktor itu membentuk lingkungan
yang khas. Sebagai contoh keanekaragaman hayati di daerah
perbukitan berbeda dengan didaerah datar. Organisme yang
hidup di daerah berbukit berbeda dengan daerah datar.
Topografi juga mempengaruhi penyebaran mahkluk hidup.
e. Garis Lintang
Garis lintang yang berbeda menunjukan kondisi
lingkungan yang berbeda pula. Garis lintang secara tidak
langsung menyebabkan perbedaan distribusi organisme
dipermukaan bumi. Ada organisme yang mampu hidup pada
garis lintang tertentu saja.
Indonesia yang terletak di daerah khatulistiwa dan di
antara dua benua, memiliki curah hujan yang cukup tinggi,
rata-rata 200-225 cm/tahun. Dengan curah hujan yang tinggi
dan merata, cahaya matahari sepanjang tahun, dan suhu
yang cukup hangat dengan suhu rata-rata 27 0 C, Indonesia
memiliki keaneka ragaman flora dan fauna yang tingggi.
2.3. PENGERTIAN BIOTIK
Biotik (bahasa Inggris: biotic) adalah salah satu komponen atau
faktor dalam lingkungan. Komponen biotik meliputi semua faktor
hidup yaitu: kelompok organisme produsen, konsumen dan pengurai.
2.4. FAKTOR BIOTIK
Faktor biotik adalah faktor hidup yang meliputi semua makhluk
hidup di bumi, baik tumbuhan,hewan maupun manusia. Dalam
ekosistem, tumbuhan berperan sebagai produsen, hewan berperan
sebagai konsumen, dan mikroorganisme berperan sebagai
dekomposer.
Faktor biotik juga meliputi tingkatan-tingkatan organisme yang
meliputi individu, populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfer.
Tingkatan-tingkatan organisme makhluk hidup tersebut dalam
ekosistem akan saling berinteraksi, saling mempengaruhi
membentuk suatu sistemyang menunjukkan kesatuan. Secara  ebih
terperinci, tingkatan organisasi makhluk hidup adalah sebagai
berikut. Lihatlah Gambar Di bawah ini.
1. Individu
Individu merupakan organisme tunggal seperti : seekor tikus,
seekor kucing, sebatang pohon jambu, sebatang pohon kelapa,
dan seorang manusia. Dalam mempertahankan hidup, seti jenis
dihadapkan pada masalah-masalah hidup yang kritis. Misalnya,
seekor hewan harus mendapatkan makanan, mempertahankan
diri terhadap musuh alaminya, serta memelihara anaknya. Untuk
mengatasi masalah tersebut, organisme harus memiliki struktur
khusus seperti : duri, sayap, kantung, atau tanduk. Hewan juga
memperlihatkan tingkah laku tertentu, seperti membuat sarang
atau melakukan migrasi yang jauh untuk mencari makanan.
Struktur dan tingkah laku demikian disebut adaptasi.
2. Adaptasi fsiologi
Adaptasi fisiologi merupakan penyesuaian fungsi fisiologi
tubuh untuk mempertahankan hidupnya. Contohnya adalah
sebagai berikut.
a. Kelenjar bau
Musang dapat mensekresikan bau busukdengan cara
menyemprotkan cairan melalui sisi lubang dubur. Sekret tersebut
berfungsi untuk menghindarkan diri dari musuhnya.
3. Adaptasi tingkah laku
Adaptasi tingkah laku merupakan adaptasi yang didasarkan
pada tingkah laku. Contohnya sebagai berikut :
a. Pura-pura tidur atau mati
Beberapa hewan berpura-pura tidur atau mati, misalnya
tupai Virginia. Hewan ini sering berbaring tidak berdaya dengan
mata tertutup bila didekati seekor anjing.
4. Populasi
Kumpulan individu sejenis yang hidup padasuatu daerah dan
waktu tertentu disebut populasi Misalnya, populasi pohon kelapa
dikelurahan Tegakan pada tahun 1989 berjumlah 2552 batang.
BAB V
PENUTUP

5.1. KESIMPULAN

Ekosistem terdiri dari komponen biotik (makhluk hidup) dan


komponen abiotik (benda mati). Setiap komponen yang ada dalam
ekosistem selalu berinteraksi baik saling menguntungkan atau
merugikan. Jika salah satu komponen terganggu habitatnya maupun
kelangsungan hidupnya maka akan sangat berpengaruh pada
keseimbangan ekosistem Jika keseimbangan ekosistem terganggu
maka akan terdapat dampak yang merugikan bagi seluruh makhluk
hidup yang ada.

5.2. SARAN

Hendaknya kita sebagai manusia menjaga ekosistem karena


dalam ekosistem terdapat komponen abiotik seperti tanah, air, udara,
cahaya, suhu, angin, iklim, arus air dan ombak. Dan terdiri dari
komponen biotik seperti tumbuhan, hewan dan sebagainya yang
sangat berguna bagi kelangsungan hidup kita.

Anda mungkin juga menyukai