Anda di halaman 1dari 7

BAB IX

BENCANA GEOLOGI INDONESIA

Kepulauan Indonesia terletak diantara dua benua dan dua samudera, dan
terbentuk sebagai hasil interaksi tiga lempeng kerak bumi utama. Kepulauan Indonesia
terletak diantara dua benua dan dua samudera, dan terbentuk sebagai hasil
interaksi tiga lempeng kerak bumi utama. Berbagai proses geologi selalau bekerja di
sekitar kita. Proses-proses tersebut bekerja membentuk roman muka bumi. Ada
kalanya, proses-proses yang bekerja itu bersentuhan dengan manusia dan dapat
menyebabkan kerusakan harta benda dan bahkan kematian. Proses-proses geologi
yang dapat menimbulkan kerugian pada manusia itu selanjutnya disebut sebagai
bencana geologi. Bila kita memperhatikan lokasi tempat proses-proses geologi
berlangsung, maka akan tampak bahwa proses-proses geologi dapat terjadi di semua
tempat di permukaan bumi. Oleh karena itu, bencana geologi dapat juga terjadi di
berbagai tempat di permukaan bumi. Meskipun demikian, macam-macam proses
geologi atau bencana geologi yang terjadi di suatu setting lingkungan sangat
ditentukan oleh kondisi geologi dan geomofologi yang ada di lingkungan tersebut.
Proses geologi adalah semua proses yang berlangsung di permukaan bumi
atau di bawah permukaan bumi yang melibatkan semua material yang ada di bumi.
Proses-proses tersebut berlangsung di dalam suatu sistem yang bekerja
membangun dan membentuk permukaan bumi, dan memindahkan material dari satu
tempat ke tempat lain atau dari satu sistem ke sistem yang lain. Dengan demikian,
sesuai dengan perbedaan karakter material yang terlibat dan lokasinya, proses-
proses geologi memiliki karakter yang “site specific” (khas menurut lokasinya)
meskipun dengan pemisahan yang tidak ketat.
Sebagai contoh aktivitas patahan dan gunungapi di wilayah kepulauan Indonesia selain
memberikan banyak anugerah sumbedaya alam termasuk kesuburan tanah, juga
memberikan sumbangsing pada pembentukan resiko beberapa jenis bencana.
Gempa bumi yang sangat dahsyat telah menjenguk sebagian wilayah tanah air,
yaitu di Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT). Peristiwa ini juga telah terekam sebagai
suatu malapetaka (bencana) yang cukup besar, dengan tidak kurang dari 31 korban jiwa
meninggal dunia, ratusan korban lainnya luka-luka, dan kerugian material yang
tentunya tidak sedikit pun tak lepas dari ganasnya gempa bumi ini. Di bagian lain

1
wilayah tanah air, serangkaian kejadian longsoran seakan hadir tiada kunjung hentinya,
seperti di Sawahlunto (Sumatra Barat), Cililin (Jawa Barat), Pasaman (Sumatra Barat),
Cianjur (Jawa Barat), Gowa (Sulawesi Selatan), Purworejo (Jawa Tengah), yang juga
telah banyak merenggut korban jiwa manusia dan merusak berbagai infrastruktur yang
ada. Ini semua dengan jelas memperlihatkan fakta bahwa kita semua baik secara sadar
maupun tidak sadar telah menempatkan diri kita hidup berada di wilayah yang penuh
akan potensi bencana alam. Bencana alam ini pada dasarnya tidak lebih dari sekedar
refleksi fenomena alam yang secara geologi sangat khas untuk wilayah tanah air kita.

Indonesia merupakan negara kepulauan tempat dimana tiga lempeng besar


dunia bertemu, yaitu Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik.
Interaksi antar lempeng-lempeng tersebut lebih lanjut menempatkan Indonesia sebagai
wilayah yang memiliki aktivitas kegunungapian dan kegempaan yang cukup tinggi.
Lebih dari itu, proses dinamika lempeng yang cukup intensif juga telah membentuk
relief permukaan bumi yang khas dan sangat bervariasi, dari wilayah pegunungan
dengan lereng-lerengnya yang curam dan seakan menyiratkan potensi longsor yang
tinggi hingga wilayah yang landai sepanjang pantai dengan potensi ancaman banjir,
penurunan tanah, dan tsunaminya. Yang menjadi masalah adalah sudahkah kita
mengenal dengan baik berbagai jenis dan karakter bencana alam tersebut dan siapkah
kita dalam menyambut kedatangannya. Potensi bencana alam ini telah diperparah oleh
beberapa permasalahan lain yang muncul di tanah air kita yang memicu peningkatan
kerentanan dan bahayanya. Laju pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi, sebagai
salah satu contohnya, akan banyak membutuhkan kawasan-kawasan hunian baru yang

2
pada akhirnya kawasan hunian tersebut akan terus berkembang dan menyebar hingga
mencapai wilayah-wilayah marginal yang tidak aman. Tidak tertib dan tepatnya tata
guna lahan, sebagai inti dari permasalahan ini, adalah faktor utama yang menyebabkan
adanya peningkatan kerentanan dan bahaya ini.
Bencana alam secara lebih khusus disebut sebagai bencana alam geologi karena
faktor-faktor geologi sangat dominan menjadi penyebab timbulnya bencana alam ini.
Berikut ini adalah uraian singkat beberapa jenis bencana alam geologi yang sangat
umum terjadi di tanah air kita yaitu :
1. Gempa bumi dan Tsunami; Teori Tektonik Lempeng telah mengajarkan bahwa
bagian luar bumi kita terdiri dari berbagai lempeng kerak benua dan samudra, yang
saling bergerak satu terhadap lainnya, dengan kecepatan hingga bisa mencapai 20
cm/tahun. Gerakan lempeng tersebut dapat saling mendekat, saling menjauh, saling
berpapasan dan menunjam satu terhadap yang lainnya. Proses pergerakan inilah
yang lebih lanjut dapat mengakibatkan terbentuknya akumulasi energi dan
tegangan yang cukup tinggi pada kerak bumi, yang kemudian suatu saat dapat
terlepaskan secara tiba-tiba berupa kejutan gempa bumi (earthquake) yang dahsyat.
Gempa bumi jenis ini secara khusus dikenal sebagai gempa bumi tektonik,
merupakan gempabumi yang paling berbahaya dibandingkan jenis gempabumi
lainnya (gempa bumi volkanik dan gempa bumi indus). Selain mengakibatkan
goncangan yang dahsyat pada kulit bumi (ground-shaking) dan terjadinya
pergeseran pada kulit bumi (ground-faulting), gempabumi dapat pula
mengakibatkan adanya gelombang tsunami, gelombang pasang laut yang cukup
besar yang menerpa kawasan pantai secara tiba-tiba.

Gambar Gempa Bumi & Tsunami Palu 2018

3
2. Letusan Gunungapi; Gunungapi (volcano) adalah suatu bentuk timbulan di
permukaan bumi, yang dapat berbentuk kerucut besar, kerucut terpancung, kubah
atau bukit, akibat oleh adanya penerobosan magma ke permukaan bumi. Di
Indonesia kurang lebih terdapat 80 buah dari 129 buah gunung aktif yang diamati
dan dipantau secara menerus. Bahaya letusan gunungapi antara lain berupa aliran
lava, lontaran batuan pijar, hembusan awan panas, aliran lahar dan lumpur, hujan
abu, hujan pasir serta semburan gas beracun.

Gambar Dampak Aktivitas Vulkanisme

3. Longsoran; Longsoran (landslide) merupakan pergerakan masa batuan dan/atau


tanah secara grafitasional yang dapat terjadi secara perlahan maupun tiba-tiba.
Dimensi longsoran sangat bervariasi, berkisar dari hanya beberapa meter saja
hingga ribuan (kilo) meter. Longsoran dapat terjadi secara alami maupun dipicu
oleh adanya ulah manusia. Jenis bencana alam akibat longsoran ini merupakan jenis
bencana yang cukup penting karena distribusinya yang merata hampir di seluruh
wilayah tanah air, dan atas dasar catatan kejadiannya, longsoran secara umum
selalu menepati intensitas kejadian yang paling banyak, serta dapat terjadi secara
bersamaan dengan bencana alam geologi lainnya, seperti gempa bumi dan letusan
gunungapi.

4
Gambar Bencana Tanah Longsor

4. Penurunan Tanah; Ada beberapa faktor geologi yang menyebabkan terjadinya


penurunan tanah (land subsidence), antara lain yaitu pengambilan air tanah secara
berlebihan, kompresibilitas tanah/batuan yang sangat tinggi, konsolidasi alamiah
pada material lepas (tanah), rongga-rongga bawah permukaan akibat proses
pelarutan batuan, dan pergerakan struktur geologi sesar. Seperti halnya longsoran,
bancana alam akibat penurunan tanah secara umum lebih banyak dipicu oleh
aktifitas manusia, dapat berlangsung sangat lambat hingga cepat, dengan dimensi
yang sangat bervariasi dari hanya beberapa meter saja hingga ribuan (kilo) meter.
Bencana alam jenis ini akhir-akhir ini menjadi sangat kritis karena banyak dijumpai
di kota-kota besar di Indonesia.

Gambar Penurunan Tanah

Manajemen Bencana Alam


Menejemen bencana atau seringkali disebut juga sebagai penanggulangan
bencana merupakan suatu bentuk rangkaian kegiatan yang dinamis, terpadu dan
berkelanjutan yang dilaksanakan semenjak sebelum kejadian bencana, pada saat atau

5
sesaat setelah kejadian bencana, hingga pasca kejadian bencana. Secara lebih rinci,
kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam rangka managemen bencana meliputi:
1. Sebelum kejadian bencana: - Mitigasi bencana, meliputi pengumpulan dan analisis
data bencana dalam rangka usaha memperkecil tingkat kerentanan dan bahaya
suatu bencana. - Persiapan menghadapi kejadian bencana, meliputi prediksi
kejadian bencana (pemantauan bencana), kesiapsiagaan emergensi (persiapan
tanda-tanda bahaya, sistem peringatan dini, dan sistem evakuasi), dan sosialisasi
bencana melalui media cetak maupun ceramah.
2. Pada saat atau sesaat setelah kejadian bencana: - Penyelamatan korban bencana,
termasuk pula usaha pencarian dan evakuasi (pengungsian) korban. - Pemberian
bantuan kepada korban bencana, meliputi pemberian bantuan bahan makanan,
pelayanan sosial (santunan), dan pelayanan medik.
3. Pasca kejadian bencana: - Rehabilitasi lahan bencana, terutama pada lokasi-lokasi
bekas pemukiman penduduk yang rusak atau bahkan hancur akibat bencana. -
Rekonstruksi atau pembangunan dan penataan kembali lahan bencana. Manajemen
bencana merupakan salah satu tanggung jawab pemerintah pusat maupun daerah
bersama-sama masyarakat dalam rangka mewujudkan perlindungan yang maksimal
kepada masyarakat beserta aset-aset sosial, ekonomi dan lingkungannya dari
kemungkinan terjadinya bencana.
Keikutsertaan masyarakat di dalam manajemen bencana perlu terus dijaga dan
terus dikembangkan. Pengembangan keikutsertaan masyarakat sebaiknya dilaksanakan
melalui pemberdayaan masyarakat yang bermuara pada sistem manajemen bencana
yang berbasis kepada kemampuan masyarakat itu sendiri dan bertumpu kepada
kemampuan sumberdaya setempat (community based disaster management). Tentunya
akan lebih baik dan bijaksana apabila para pengambil keputusan baik di pemerintahan
pusat maupun daerah, para pakar bencana alam, dan masyarakat semakin
meningkatkan komunikasi di antara mereka, agar mekanisme transformasi manajemen
bencana ke dalam pelaksanaan pembangunan maupun kehidupan sehari-hari dapat
berlangsung dengan lebih baik dan lebih popular.

Latihan
Buatlah poster tentang bencana di Sulawesi Tengah dan Mintigasi Bencnanya!

6
Ringkasan
Proses-proses alamiah geologi, selain telah mengakibatkan berbagai perubahan
bentuk permukaan bumi dengan berbagai sumber kekayaan alamnya, juga perlu
disadari adanya proses yang berpotensi menjadi suatu bencana alam. Secara sadar
ataupun tidak sadar, saat ini kita telah berada di daerah berpotensi bencana. Untuk itu,
pemahaman dan usaha-usaha manajemen bencana secara dini dan berkesinambungan
perlu dilakukan, sehingga kita bisa hidup nyaman dengannya.

Tes Formatif
1. Sebutkan fenomena bencana alam di Indonesia!
2. Jelaskan karakteristik bencana alam di Indonesia!
3. Sebutkan dan jelaskan bencana alam di Sulawesi Tengah!
4. Jelaskan fenomena gempa bumi, tsunami, dan likuifaksi yang terjadi di Palu,
Donggala, dan Sigi Tahun 28 September 2018!
5. Jelaskan Mintigasi Bencana untuk daerah Sulawesi Tengah!

Anda mungkin juga menyukai