Anda di halaman 1dari 28

KARAKTERISTIK BENCANA

DAN UPAYA PENGURANGAN


RISIKO BENCANA DI
KABUPATEN SLEMAN

Oleh:
Heru Saptono, S.TP,MM *)
Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan
BPBD Kab. Sleman

MEMAHAMI KARAKTERISTIK
BENCANA
Karakteristik bencana yang mengancam di
Indonesia ini perlu dipahami oleh aparatur
pemerintah dan masyarakat terutama yang
tinggal di wilayah yang rawan bencana.
Upaya mengenal karakteristik
bencanabencana yang sering terjadi di
Indonesia merupakan suatu upaya mitigasi
karena dengan pengenalan karakteristik
tersebut, kita dapat memahami perilaku
dari ancaman sehingga dapat diambil
langkahlangkah yang diperlukan dalam
mengatasinya atau paling tidak mengurangi
kemungkinan dampak yang ditimbulkannya

Pemahaman tentang ancaman bencana


meliputi pengetahuan secara menyeluruh
tentang halhal sebagai berikut :

Bagaimana ancaman bahaya timbul.


Tingkat kemungkinan terjadinya
bencana serta seberapa besar
skalanya
Mekanisme perusakan secara fisik.
Sektor dan kegiatan kegiatan apa
saja yang akan sangat terpengaruh
atas kejadian bencana.
Dampak dari kerusakan.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

7 JENIS ANCAMAN BENCANA


YANG ADA DI KABUPATEN
SLEMAM
ERUPSI GUNUNG MERAPI
BANJIR LAHAR HUJAN
ANGIN KENCANG
GEMPA BUMI
TANAH LONGSOR
KEKERINGAN
KEBAKARAN

ERUPSI GUNUNG MERAPI


Pengertian
Gunungapi adalah
bentuk timbunan
(kerucut dan
lainnya) di
permukaan bumi
yang dibangun oleh
timbunan rempah
letusan, atau tempat
munculnya batuan
lelehan (magma)/
rempah lepas/gas
yang berasal dari
bagian dalam bumi.

BAHAYA ERUPSI = AWAN


PANAS

Gejala dan Peringatan dini


Status Kegiatan Gunungapi
I. AktifNormal (level 1)
Kegiatan gunungapi baik secara visual, maupun dengan instrumentasi
tidak ada gejala perubahan kegiatan
II. Waspada (level 2)
Berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumentasi mulai terdeteksi
gejala perubahan kegiatan, misalnya jumlah gempa vulkanik, suhu kawah
(solfatara/fumarola) meningkat dari nilai Normal
III. Siaga (level 3)
Kenaikan kegiatan semakin nyata. Hasil pantauan visual dan seismik
berlanjut didukung dengan data dari instrumentasi Lainnya
IV.AwaS (level 4)
Semua data menunjukkan bahwa letusan utama segera menjelang.
Letusanletusan asap/abu sudah mulai terjadi

Komponen yang Terancam


1. Mahluk hidup dan harta benda yang ada
disekitar pusat letusan atau kawasan rawan
bencana Semua bangunan dapat terbakar atau
rubuh dilanda material letusan
2. Atap rumah terutama yang terbuat dari seng
mudah korosif akibat hujan abu (mengandung
sulfur)
3. Atap dan rumah yang terbuat dari kayu atau dari
bahan yang mudah terbakar lainnya
4. Sumber air minum (terutama yang terbuka)
mudah tercemar oleh debu gunungapi
5. Atap bangunan yang lemah tidak tahan terhadap
endapan abu
6. Tamanan rusak menimbulkan gagal panen,
cadangan pangan terganggu
7. Meterial letusan, terutama abu dapat
mengakibatkan gangguan pernapasan (ISPA)
dan sakit mata

Upaya Mitigasi dan


Pengurangan Bencana
1. Perencanaan lokasi pemanfaatan lahan untuk aktivitas
penting harus jauh atau diluar dari kawasan rawan
bencana
2. Hindari tempat tempat yang memiliki kecenderungan
untuk dialirilava dan atau lahar
3. Perkenalkan struktur bangunan tahan api
4. Penerapan desain bangunan yang tahan terhadap
tambahan beban akibat abu gunungapi
5. Membuat barak pengungsian yang permanen, terutama
di sekitar gunungapi yang sering meletus
6. Membuat fasilitas jalan dari tempat pemukiman ke
tempat pengungsian untuk memudahkan evakuasi
7. Menyediakan alat transportasi bagi penduduk bila ada
perintah pengungsian
8. Kewaspadaan terhadap risiko letusan gunung api di
daerahnya
9. Identifikasi daerah bahaya (dapat dilihat pada Data
Dasar Gunungapi Indonesia atau Peta Kawasan Rawan
Bencana Gunungapi)

BANJIR LAHAR HUJAN


Lahar hujan terjadi apabila endapan
material lepas hasil erupsi gunungapi
yang diendapkan pada puncak dan
lereng, terangkut oleh hujan atau air
permukaan. Aliran lahar ini berupa
aliran lumpur yang sangat pekat
sehingga dapat mengangkut material
berbagai ukuran. Bongkahan batu
besar berdiameter lebih dari 5 m
dapat
mengapung
pada
aliran
lumpur
ini.
Lahar
juga
dapat
merubah topografi sungai yang
dilaluinya dan merusak infrastruktur.

Pasca Erupsi Gunung Merapi tahun 2010, menyisakan


ancaman sekunder yaitu berupa tumpukan material di
kawasan Gunung Merapi yang jumlahnya sangat besar.
Menurut

perhitungan

BPPTKG

tahun

2012,

sebaran

material yang berada di DAS Sungai Gendol diperkirakan


masih sekitar 27 juta m3 dan di DAS Sungai Opak sebesar
1,9 juta m3, sedangkan di Sungai Boyong (2,7 juta m3) dan
Sungai Kuning (3 juta m3). Material tersebut berpotensi
menjadi bencana lahar bila terjadi hujan di puncak dan
lereng Merapi. Kejadian hujan dengan intensitas tinggi di
puncak dan lereng Gunung Merapi akan memicu tumpukan
material hasil erupsi tersebut menjadi aliran banjir lahar
hujan yang
tersebut

memiliki daya rusak sangat tinggi. Kondisi

merupakan

ancaman

serius

bagi

warga

pemukiman di bantaran sungai yang berhulu di Gunung

Penyebab Terjadinya Banjir


Lahar Hujan
Material: material hasil erupsi (batu, pasir,
abu), bebatuan, batang-batang kayu di
lembah/lereng gunung sebagai material
dasar
Air: sebagai media pengangkut; berasal
dari air hujan dengan intensitas sedang
tinggi dengan angka 20 mm/10 menit
Kemiringan: kemiringan dasar sungai atau
lembah yang curam sebagai media
gravitasi

TINGKATAN STATUS BANJIR LAHAR


TingkatanStatus
Kriteria
TindakanMasyarakat
HUJAN
NORMAL
Tidak terjadi hujan dan Masyarakat
beraktivitas

viewMerapitampakjelas

secara normal dengan tetap


menjagakesiapsiagaan

SIAGAIII

Adadepositmaterialdialur
sungai,terjadialirandengan
kapasitas kecil, dan sudah
masukmusimhujan

Masyarakat & penambang


yang beraktivitas di alur
sungai
menghentikan
kegiatannya

SIAGAII

Garis kritis hujan telah


melewati garis kuning pada
sistem pemantauan potensi
bencana

Masyarakat berkumpul di
titik kumpul dan siap
dievakuasi setiap saat.
Penambang dan alat berat
keluar dari sungai. Petugas
menutupperlintasansungai.

SIAGAI

Garis kritis hujan telah


melewati garismerah muda
dan merah pada sistem
pemantauan
potensi
bencana

Masyarakat dievakuasi ke
Tempat
Pengungsian
Sementara (TPS) atau
Tempat Pengungsian Akhir
(TPA). Petugas menutup
perlintasansungai.

Awas Banjir Lahar Hujan! Jauhi Sungai, Selamatkan Diri

ANGIN PUTING BELIUNG

Puting beliung adalah angin yang


berputar dengan kecepatan lebih dari 63
km/jam yang bergerak secara garis lurus
dengan lama kejadian maksimum 5 menit.
Orang awam menyebut angin puting
beliung adalah angin Leysus, di daerah
Sumatera disebut Angin Bohorok dan
masih ada sebutan lainnya. Angin jenis ini
yang ada di Amerika yaitu Tornado
mempunyai kecepatan sampai 320
km/jam dan berdiameter 500 meter. Angin
puting beliung sering terjadi pada siang
hari atau sore hari pada musim pacaroba.

GEMPA BUMI
Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di
permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara
tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa Bumi
biasa disebabkan oleh pergerakan kerak Bumi (lempeng Bumi).
Frekuensi suatu wilayah, mengacu pada jenis dan ukuran
gempa Bumi yang di alami selama periode waktu. Gempa Bumi
diukur dengan menggunakan alat Seismometer. Moment
magnitudo adalah skala yang paling umum di mana gempa
Bumi terjadi untuk seluruh dunia. Skala Rickter adalah skala
yang di laporkan oleh observatorium seismologi nasional yang
di ukur pada skala besarnya lokal 5 magnitude. kedua skala
yang sama selama rentang angka mereka valid. gempa 3
magnitude atau lebih sebagian besar hampir tidak terlihat dan
besar nya 7 lebih berpotensi menyebabkan kerusakan serius di
daerah yang luas, tergantung pada kedalaman gempa. Gempa
Bumi terbesar bersejarah besarnya telah lebih dari 9, meskipun
tidak ada batasan besarnya. Gempa Bumi besar terakhir
besarnya 9,0 atau lebih besar adalah 9,0 magnitudo gempa di
Jepang pada tahun 2011 (per Maret 2011), dan itu adalah
gempa Jepang terbesar sejak pencatatan dimulai. Intensitas
getaran diukur pada modifikasi Skala Mercalli.

GEMPA BUMI
Gempabumi adalah peristiwa bergetarnya
bumi akibat pelepasan energi di dalam
bumi secara tiba-tiba yang ditandai
dengan patahnya lapisan batuan pada
kerak bumi. Akumulasi energi penyebab
terjadinya gempabumi dihasilkan dari
pergerakan lempeng-lempeng tektonik.
Energi yang dihasilkan dipancarkan
kesegala arah berupa gelombang
gempabumi sehingga efeknya dapat
dirasakan sampai ke permukaan bumi.

KARAKTERISTIK GEMPA BUMI


Berlangsung dalam waktu yang sangat
singkat
Lokasi kejadian tertentu
Akibatnya dapat menimbulkan bencana
Berpotensi terulang lagi
Belum dapat diprediksi
Tidak dapat dicegah, tetapi akibat yang
ditimbulkan dapat dikurangi

TANAH LONGSOR
Longsor atau sering disebut gerakan
tanah adalah suatu peristiwa geologi
yang terjadi karena pergerakan masa
batuan atau tanah dengan berbagai tipe
dan jenis seperti jatuhnya bebatuan atau
gumpalan besar tanah. Secara umum
kejadian longsor disebabkan oleh dua
faktor yaitu faktor pendorong dan faktor
pemicu. Faktor pendorong adalah faktorfaktor
yang
memengaruhi
kondisi
material
sendiri,
sedangkan
faktor
pemicu adalah faktor yang menyebabkan
bergeraknya material tersebut

KEKERINGAN
Kekeringan
adalah
keadaan
kekurangan pasokan air pada suatu
daerah
dalam
masa
yang
berkepanjangan (beberapa bulan
hingga bertahun-tahun). Biasanya
kejadian ini muncul bila suatu
wilayah
secara
terus-menerus
mengalami curah hujan di bawah
rata-rata. Musim kemarau yang
panjang
akan
menyebabkan
kekeringan karena cadangan air
tanah akan habis akibat penguapan
(evaporasi), transpirasi, ataupun
penggunaan lain oleh manusia

KEBAKARAN
Definisi kebakaran menurut Depnaker : Suatu
reaksi oksidasi eksotermis yang berlangsung dengan
cepat dari suatu bahan bakar yang disertai dengan
timbulnya api atau penyalaan.
Definisi kebakaran menurut pengertian Asuransi
secara umum: "Sesuatu yang benar-benar terbakar
yang seharusnya tidakterbakar dan dibuktikan
dengan adanya nyala api secara nyata, terjadi
secaratidak sengaja, tiba-tiba serta menimbulkan
kecelakaan atau kerugian."

Anda mungkin juga menyukai