KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
karya tulis sesuai dengan disiplin ilmu penulis yaitu Teknik Sipil dan dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Karya Tulis ini dengan judul Meminimalisir
Karya tulis ini dapat terselesaikan karena bantuan dari berbagai pihak oleh karena
itu penulis mengucapkan terimakasi kepada semua pihak, baik secara langsung
ataupun tidak langsung yang turut membantu dalam penyelesaian karya tulis ini.
Dalam penulisan karya tulis ini penulis berharap semoga karya tulis ini dapat
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa karya tulis ini masih jauh dari yang
diharapkan, maka kritik dan saran sangat diharapkan guna penyempurnaan karya
tulis ini.
DAFTAR ISI
I. Pendahuluan
III. Pembahasan
IV. Penutup
I. PENDAHULUAN
Setiap tahun kerak luar bumi bergetar sekitar satu juta kali. Getaran-getaran
merupakan gempa bumi kuat dan 2 getaran merupakan gempa bumi ynag sangat
kuat. Gempa bumi merambat melalui getaran keseluruh permukaan Bumi, akan
tetapi menjadi berbahaya disekitar pusat gempa. Daerah yang paling rawan adalah
Gempa bumi merupakan bencana alam yang paling menakutkan bagi manusia,
karena bencana alam ini terjadi secara tiba-tiba, tidak dapat diprediksi kapan
terjadinnya. Hal ini akibat kita selalu mengandalkan tanah tempat kita berpijak di
bumi sebagai landasan yang paling stabil yang bisa selalu dalam keadaan diam
dan menopang kita. Begitu terjadi gempa bumi, kita tiba-tiba menyadari bahwa
tanah yang kita pijak tersebut ternyata bisa kehilangan stabilitasnya sehingga
dapat merusak lingkungan dan bangunan yang ada di atas lapisan permukaan
gempa yang tinggi diantara beberapa daerah gempa diseIuruh dunia. Data-data
terakhir yang berhasil direkam menunjukkan bahwa rata-rata setiap tehun terjadi
sepuluh kegiatan gempa bumi yang mengakibatkan kerusakan yang cukup besar
di Indonesia. Sebagian terjadi pada daerah lepas pantai dan sebagian lagi pada
daerah pemukiman. Pada daerah pemukiman yang cukup padat, perlu adanya
suatu perlindungan untuk mengurangi angka kematian penduduk dan kerusakan
berat akibat goncangan gempa. Dengan menggunakan prinsip teknik yang benar,
detail konstruksi yang baik dan praktis maka kerugian harta benda dan jiwa
Seperti halnya peristiwa beberapa tahun yang lalu di Yogjakarta diguncang oleh
gempa berkekuatan 6,2 skala Richter pada tanggal 27 Mei 2006 kurang lebih
pukul 05.55 WIB selama 57 detik.Korban tewas menurut laporan terakhir dari
Departemen Sosial Republik Indonesia pada 1 Juni 2006 pukul 07:00 WIB,
berjumlah 6.234 orang dengan rincian: Yogyakarta 165 jiwa, Kulon Progo 26
jiwa, Gunung Kidul 69 jiwa, Sleman 326 jiwa, Klaten 1.668 jiwa, Magelang 3
jiwa, Boyolali 3 jiwa, Purworejo 5 jiwa, Sukoharjo 1 jiwa dan korban terbanyak di
Bantul 3.968 jiwa. Sementara korban luka berat sebanyak 33.231 jiwa dan 12.917
lainnya menderita luka ringan. Kabupaten Bantul merupakan daerah yang paling
ini rubuh.
yang kurang kokoh menyebabkan banyak menelan korban jiwa. Bangunan yang
tahan gempa bisa dibangun dengan teknologi sederhana yang biasa dipakai dalam
bata dan atap kayu. Penambahan yang perlu dilakukan, misalnya pada
1. Kita dapat mengetahui, memahami arti dari gempa bumi, dampak yang
ditimbulkannya.
Gempa bumi merupakan suatu bencana alam yang disebabkan oleh lempeng-
lempeng yang merupakan bagian dari kerak bumi yang bergerak aktif. Pergerakan
itu
Sekitar 71 persen wilayah bumi kita terdiri atas laut dan samudera, atau dengan
Lempeng-lempeng bumi ini sebenarnya adalah bagian dari kerak bumi yang
terdiri atas berbagai jenis bebatuan. Efek dari pergeseran itu adalah berupa getaran
yang disebut gempa. Gempa terjadi karena ada perpindahan massa dalam lapisan
batuan bumi. Kekuatan suatu gempa bergantung pada jumlah energi yang terlepas,
perubahan bentuk yang tiba-tiba, sehingga terjadi ledakan dan patahan yang
menimbulkan gempa hebat yang disebut sebagai gempa tektonik. Keadaan itu
tidak bisa kita hindari karena memang bagian dari evolusi bumi.
Walaupun gempa tidak dapat kita prediksi, namun kita dapat meminimalisir
Ketika gempa dan tsunami, sebagian besar rumah tradisional (berbahan kayu)
masih tetap
berdiri kokoh. Bahkan di negara jepang yang sering terjadi ratusan gempa, bahan
dasar rumah mereka (Jepang, red) terbuat dari kayu dan kertas ditambah lagi
dengan pintu yang digeser kesamping, serta meja ala jepangnya yang hampir
Diantaranya, tahan gempa dan bisa mengapung di air. Rumah bola ini dibuat
berdasarkan Hukum Bernauli yang berbunyi: jika ada angin berhembus di bawah
suatu benda, maka benda tersebut mengalami tekanan gaya ke bawah. Dinding
rumah ini terdiri dari 32 sisi. Rahasia dari rumah ini adalah pada sistem
biasa) dan pemberian gaya yang merata di 32 sisi dinding rumah bola ini
Bahan rumah ini terdiri dari tiga lapisan, lapisan tengahnya mampu mengalirkan
udara masuk dan keluar. Bagian sisi paling luar dibuat dari bahan urethane anti
agregat (kerikil) dan lapisan dalamnya terbuat dari bahan kayu. Makanya, sela-
sela kerikil inilah yang dimanfaatkan untuk mengalirkan udara. Jika terjadi banjir,
rumah ini akan secara otomatis bisa mengapung di atas air. Hanya saja
tidak bisa dikendalikan oleh penghuni rumah bola tersebut. Mereka akan terbawa
terus oleh arus. Walaupun demikian, rumah Barier ini juga bisa dimodifikasi
terdapat beberapa ukuran tipe rumah Barier, yaitu ada ukuran 3S, 3SL, 2S, S, M
dan L.
III. PEMBAHASAN
revolusioner untuk konstruksi bangunan serba guna. Desain rumah ini memiliki
knock down atau bongkar pasang yang cukup sederhana tapi praktis ini telah
digulirkan sejak lima tahun lalu oleh BB Triatmoko SJ. Struktur utama rumah
tahan gempa ini tidak ditanam atau ditopang dengan fondasi yang memanjang di
bawah dinding rumah, tetapi hanya menggunakan umpak di setiap sudut rumah.
Konsepnya mengadopsi model rumah tradisional adat Jawa yang dibuat dari kayu.
Dengan penopang semacam ini, saat terjadi gempa, relatif bisa fleksibel. Jika
menggunakan
mengalami
keretakan atau patah saat dilanda gempa hebat. Berikut perinsip-perinsip utama
rumah tahan gempa.
simetris. Struktur seperti ini dapat menahan gaya gempa Iebih baik karena
Sarjana SipiI harus menggunakan bahan bangunan yang berat, tapi jika mungkin
sebaiknya dipakai bahan bangunan yang ringan. Hal ini dikarenakan besarnya
beban inersia gempa adalah sebanding dengan berat bahan bangunan. Sebagai
contoh penutup atap genteng diatas kuda-kuda kayu menghasilkan beban gempa
horisontal sebesar 3 x beban gempa yang dihasilkan oleh penutup atap seng diatas
kuda-kuda kayu. Sama halnya dengan pasangan dinding bata menghasiIkan beban
Supaya suatu bangunan dapat menahan gempa, gaya inersia gempa harus dapat
disalurkan dari tiap-tiap elemen struktur kepada struktur utama gaya honisontal
Adalah sangat penting bahwa struktur utama penahan gaya horizontal itu bersifat
kenyal. Karena, jika kekuatan elastis dilampaui, keruntuhan getas yang tiba-tiba
tidak akan terjadi, tetapi pada beberapa tempat tertentu terjadi Ieleh terlebih dulu.
Suatu contoh misalnya deformasi paku pada batang kayu terjadi sebelum
Tiap-tiap bangunan harus mempunyai jalur lintasan gaya yang cukup untuk dapat
Jika tidak terdapat batang pengaku (bracing) pada struktur atap yang menahan
beban gempa dalam arah X maka keruntuhan akan terjadi seperti, diperlihatkan
Sistim batang pengaku yang diperlukan diperlihatkan pada gambar di bawah ini:
Jika lebar bangunan lebih besar dari lebar bangunan di mungkin diperlukan 2 atau
Dengan catatan bahwa pengaku ini harus merupakan sistim menerus sehingga
langit.
Gaya-gaya dari batang pengaku dan beban tegak lurus bidang pada dinding
menghasilkan momen lentur pada ring balok seperti terlihat pada gambar dibawah
ini:
Jika panjang dinding pada arah lebar (arah pendek) lebih besar dari 4 meter maka
diperlukan batang pengaku horisontal pada sudut untuk memindahkan beban dari
batang pengaku pada bidang tegak dinding daIam arah X dimana elemnen-elemen
Sekali lagi ring balok juga harus menerus sepanjang dinding dalam arah X dan
arah Y
Sebagai pengganti penggunaan batang pengaku diagonal pada sudut, ada 2 (dua)
menjadi 30cm atau sesuai dengan yang dibutuhkan dalam perhitungan. Ring
Untuk beban gempa arah Y, sistim struktur dibuat untuk mencegah ragam
keruntuhan. Untuk mengalirkan gaya dari atap kepada dinding dalam arah Y, salah
satu alternatif diatas dapat dipilih yaitu penggunaan batang pengaku horisontal
diuraikan menjadi gaya tekan dan gaya tarik. Gaya aksiaI yang bekerja pada ring
balok juga dapat menimbulkan gerakan berputar pada dinding. Putaran ini ditahan
oleh berat sendiri dinding, berat atap yang bekerja diatasnya dan ikatan sloof ke
pondasi.
Jika momen guling lebih besar dari momen penahannya maka panjang dinding
harus diperbesar.
untuk memperoleh sambungan ujung yang lebih pada sistim pengaku diagonal.
Beban gempa yang bekerja pada arah Y ditahan dengan cara yang sama dengan
arah X
Sebagal sistem struktur utama yang mana dinding harus mampu menahan beban
gempa yang searah dengan bidang dinding, dinding juga harus mampu menahan
Dengan alasan ini maka dinding bata (tanpa tulangan) harus diperkuat dengan
kolom praktis dengan jarak yang cukup dekat. Sebagai pengganti kolom praktis
dinding ke tanah.
Pertama, pondasi harus dapat menahan gaya tarik vertikal dan gaya tekan dari
dinding. Ini berarti sloof menerima gaya geser dan momen lentur sebagai jalur
Rumah yang terbuat dari kayu dengan lantai kayu dan pondasi kayu seperti
keruntuhan.
Gambar 7. rumah kayu.
Gambar 8. detail.
Gambar 9. detail A.
Gambar 10. detail B.
Gambar 11. detai C.
Gambar 12. detail D.
IV. PENUTUP
4.1. kesimpulan.
dapat ditahan oleh sistem struktur yang menerus (jalur lintasan gaya yang
4.2. Saran.
Waspadailah bencana alam, salah satunya gempa bumi, karena kita tidak dapat
mengetahui kapan gempa bumi itu datang dan dapat merugikan jiwa dan harta
kita, maka dari itu dalam membangun suatu bangunan tempat tinggal haruslah
Jakarta.
http://www.pu.go.id/publik/bencana/gempa/gempa%20tsunami4.htm.5 Februari
2010