Imelda Budiarty1), Ery Budiman2), Budi Haryanto3) Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Sipil
ABSTRAK
Indonesia merupakan salah satu negara yang rawan terhadap kejadian gempa bumi. Hal ini dikarenakan
Indonesia diapit oleh tiga buah lempeng tektonik utama dunia yang ketiganya saling bertemu untuk
membentuk jalur-jalur pertemuan lempeng yang kompleks. Dengan kondisi yang ada menyebabkan
pulau-pulau di Indonesia masing-masing memiliki potensi kejadian gempa, salah satunya Pulau
Kalimantan khususnya Kalimantan Timur. Dengan potensi yang ada, maka perlunya perencanaan struktur
yang sesuai dengan tingkat kerawanan gempa di wilayah Kalimantan Timur agar dapat mengurangi
dampak buruk akibat dari gempa bumi. Pemilihan sistem struktur rangka pemikul momen khusus
(SRPMK) merupakan salah satu metode yang dapat digunakan dalam merencanakan struktur tahan
gempa.
Perencanaan ini bertujuan untuk merencanakan struktur gedung yang tahan terhadap beban gempa yang
akan diterima oleh struktur dengan menggunakan sistem struktur rangka pemikul momen khusus dan
mengacu pada persyaratan yang berlaku sesuai dengan SNI 03-2847 Tahun 2019. Konsep dari sistem
rangka pemikul momen khusus ini adalah Strong Column-Weak Beam yaitu kolom dirancang memiliki
kekuatan yang lebih besar dibandingkan balok, dengan harapan pada saat terkena beban gempa sendi
plastis terbentuk diujung-ujung balok.
Hasil dari perencanaan struktur menggunakan SRPMK yaitu jumlah tulangan yang dibutuhkan pada
perencanaan balok dengan dimensi 500 x 700 mm sebanyak 4D22 pada daerah tumpuan balok, 3D22
pada daerah lapangan balok, dengan jumlah sengkang 3D10 dan jarak 80 mm pada daerah tumpuan,
3D10 jarak 100 mm pada daerah lapangan. Sedangkan pada kolom dengan dimensi 700 x 700 mm
diperoleh tulangan longitudinal sebanyak 16D22 dan sengkang sebanyak 6D10 dengan jarak 100 mm
pada daerah tumpuan dan 6D10 dengan jarak 125 mm pada daerah lapangan. Dan pada joint atau
hubungan balok kolom diperoleh tulangan sebanyak 6D22.
Kata Kunci : SRPMK, Struktur Tahan Gempa, Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus, Strong Column-
Weak Beam
ABSTRACT
Indonesia is a country that is prone to earthquakes. This is because Indonesia is flanked by three of the
world's main tectonic plates, all of which meet each other to form complex plate encounter paths. With
the existing conditions, each of the islands in Indonesia has the potential for earthquakes, one of which is
45
JURNAL TEKNOLOGI SIPIL
Imelda Budiarty1), Ery Budiman2), Budi Haryanto3) Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Sipil
Kalimantan Island, especially East Kalimantan. With the existing potential, it is necessary to design
structures that are in accordance with the level of earthquake vulnerability in the East Kalimantan region
in order to reduce the adverse effects of earthquakes. The selection of a special moment resisting frame
structure system (SRPMK) is one method that can be used in planning earthquake-resistant structures.
This plan aims to plan a building structure that is resistant to earthquake loads that will be received by
the structure by using a special moment resisting frame structure system and referring to the applicable
requirements in accordance with SNI 03-2847:2019. The concept of this special moment resisting frame
system is Strong Column-Weak Beam, namely the column is designed to have greater strength than the
beam, with the hope that when exposed to earthquake loads, plastic hinges are formed at the ends of the
beam.
The results of structural planning using SRPMK are the amount of reinforcement needed in the planning
of beams with dimensions of 500 x 700 mm as much as 4D22 in the beam support area, 3D22 in the beam
field area, with the number of 3D10 stirrups and a distance of 80 mm in the support area, 3D10 with a
distance of 100 mm at the field area. While the column with dimensions of 700 x 700 mm obtained 16D22
longitudinal reinforcement and 6D10 stirrups with a distance of 100 mm at the support area and 6D10
with a distance of 125 mm in the field area. And at the joint or beam-column relationship, reinforcement
is obtained as much as 6D22.
Keywords: SRPMK, Earthquake Resistant Structure, Special Momen Bearing Frame System, Strong
Column-WeakBeam.
46
JURNAL TEKNOLOGI SIPIL
Imelda Budiarty1), Ery Budiman2), Budi Haryanto3) Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Sipil
memiliki rangka ruang pemikul beban gravitasi material konstruksi untuk struktur
secara lengkap. bangunan tahan gempa.
5. Unsur-unsur arsitektural yang memiliki
Rumusan Masalah massa yang besar harus terikat dengan
Adapun rumusan masalah dari perencanaan ini kuat pada sistem portal utama dan harus
yaitu: diperhitungkan pengaruhnya terhadap
1. Bagaimana hasil analisis perhitungan sistem struktur.
struktur Hotel Fox Lite menggunakan 6. Metode pelaksanaan, sistem quality
Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus control dan quality assurance dalam
dan bagaimana gambar detail dari hasil tahapan konstruksi harus dilaksanakan
perhitungan struktur tersebut? dengan baik dan harus sesuai dengan
2. Bagaimana kekuatan struktur yang kaidah yang berlaku
direncanakan ulang apakah sudah
memenuhi persyaratan kolom kuat Sistem Struktur Beton Bertulang Penahan
balok lemah? Gaya Gempa
Berdasarkan SNI 03-2847-2019, salah satu
Tujuan Penelitian sistem struktur dasar yang mampu menahan
1. Untuk memperoleh hasil analisis beban lateral secara umum yaitu sistem rangka
perhitungan struktur gedung Hotel Fox pemikul momen. Sistem rangka pemikul momen
Lite dengan menggunakan Sistem merupakan sistem rangka ruang dalam di mana
Rangka Pemikul Momen Khusus dan komponen-komponen struktur dan join-joinnya
menghasilkan gambar detail tulangan menahan gaya-gaya dalam yang bekerja melalui
dari hasil perhitungan struktur tersebut aksi lentur, geser, dan aksial. Selain itu,
2. Untuk mengetahui apakah struktur yang berdasarkan SNI 03-1726-2019 bahwa sistem
direncanakan kembali sudah memenuhi rangka pemikul momen merupakan sistem
persyaratan kolom kuat balok lemah struktur yang pada dasarnya memiliki rangka
dan mampu menahan gaya geser akibat ruang pemikul beban gravitasi secara lengkap,
beban gempa yang terjadi. sedangkan beban lateral yang diakibatkan oleh
gempa dipikul oleh rangka pemikul momen
LANDASAN TEORI melalui mekanisme lentur. Pada saat gempa
terjadi rangka pemikul momen harus berperilaku
Prinsip Dasar Perencanaan Struktur Tahan sebagai rangka daktail agar integritasnya tetap
Gempa terjaga sehingga bangunan terhindar dari
prinsip-prinsip dasar dalam perencanaan, kemungkinan mengalami roboh dengan seketika.
perancangan, dan pelaksanaan struktur bangunan Perilaku daktail ini hanya dapat dicapai apabila
beton bertulang tahan gempa yaitu sebagai pada saat terbentuknya sendi-sendi plastis pada
berikut : balok mampu mentransfer efek beban lateral
1. Sistem struktur yang digunakan harus gempa tanpa kehilangan kekuatan dan
sesuai dengan tingkat kerawanan kekakuannya. Perilaku sistem rangka pemikul
(risiko) daerah tempat struktur momen dalam memikul beban lateral akibat
bangunan tersebut berada terhadap gempa pada dasarnya berbeda dengan
gempa. perilakunya dalam menahan beban gravitasi. Hal
2. Aspek kontinuitas dan integritas ini dapat dilihat pada gambar berikut ini..
struktur bangunan perlu diperhatikan.
3. Konsistensi sistem struktur yang
diasumsikan dalam desain dengan
sistem struktur yang dilaksanakan harus
terjaga.
4. Material beton dan baja tulangan yang
digunakan harus memenuhi persyaratan
47
JURNAL TEKNOLOGI SIPIL
Imelda Budiarty1), Ery Budiman2), Budi Haryanto3) Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Sipil
48
JURNAL TEKNOLOGI SIPIL
Imelda Budiarty1), Ery Budiman2), Budi Haryanto3) Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Sipil
Preliminary Design
Tahap pertama dalam perencanaan kembali
struktur gedung Hotel Fox Harris Lite di
Samarinda ini yaitu merencanakan dimensi
Gambar 3 Pemodelan 3D Hotel menggunakan elemen struktur (preliminary design). Adapun
ETABS V.18 dimensi elemen struktur yang direncanakan
yaitu balok, kolom, dan pelat berdasarkan SNI
Adapun tahap-tahap yang dilakukan dalam 03 - 2847 - 2019.
perencanaan ini yaitu seperti pada Gambar 4 Dari hasil Preliminary Design diperoleh dimensi
berikut. penampang balok yaitu 500 x 700 mm, dimensi
penampang kolom 700 x 700 mm, dan pelat
setebal 150 mm.
Kombinasi Beban
Adapun beban-beban bekerja yang
diperhitungkan pada perencanaan ini yaitu
beban hidup, beban mati, beban mati tambahan
dan beban gempa yang dikombinasikan menjadi
kombinasi beban seperti pada Tabel 1 berikut:
49
JURNAL TEKNOLOGI SIPIL
Imelda Budiarty1), Ery Budiman2), Budi Haryanto3) Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Sipil
50
JURNAL TEKNOLOGI SIPIL
Imelda Budiarty1), Ery Budiman2), Budi Haryanto3) Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Sipil
Hasil perhitungan di atas digunakan untuk Tabel 3 Berat Struktur per lantai
membuat grafik respon spektrum seperti
pada Gambar 5 berikut.
51
JURNAL TEKNOLOGI SIPIL
Imelda Budiarty1), Ery Budiman2), Budi Haryanto3) Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Sipil
T = Cu x Ta V = 625,91189 kN
T = 1,5 x 1,24974 = 1,87461 s g. Gaya Lateral Ekivalen
Nilai Cu diperoleh dari hasil interpolasi Gaya lateral di tiap-tiap lantai dapat dilihat
dengan bergantung pada besarnya nilai SDS pada Tabel 5 berikut.
Berdasarkan SNI 1726 Tahun 2019 Pasal Tabel 5 Gaya Lateral ekivalen dan gaya
7.9.4.1, periode fundamental struktur (T) geser ekivalen
yang digunakan harus ditinjau melalui
syarat:
- Jika Tc > Cu x Ta, maka digunakan T = Cu x
Ta
- Jika Ta < Tc < Cu .Ta, maka digunakan T =
Tc
- Jika Tc < Ta, maka digunakan T = Ta
Dari hasil analisis program ETABS
diperoleh nilai Tc = 1,984 s untuk arah x
dan Tc = 1,999 s untuk arah y, Ta = 1,24974
s dan Cu.Ta = 1,87461 s. Karena Tc > Cu x h. Kontrol Akhir Base Shear
Ta maka periode fundamental struktur yang Nilai base shear diperoleh dari analisis
digunakan adalah T = Cu x Ta = 1,87461 s. menggunakan program bantu ETABS V.18
e. Koefisien Respon Seismik seperti pada Tabel 6 berikut.
Koefisisen respon seismik, Cs dapat Tabel 6 Nilai base shear
ditentukan menggunakan persamaan
sebagai berikut:
SDS 0,18432
CS = R = = 0,02304
(I ) 8⁄
e 1
V = Cs x W 9,80665
Scale factor koreksi = 1,08 x ( )
V = 0,01772 x 3602217,99 8⁄
1
V = 63825,24983 kg
Volume 6, Nomor 1 Mei 2022
52
JURNAL TEKNOLOGI SIPIL
Imelda Budiarty1), Ery Budiman2), Budi Haryanto3) Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Sipil
mulai
Data :
struktur.
Tabel 8 Simpangan antar lantai arah x Syarat Gaya dan Geometri Tulangan Longitudinal Tulangan Transversal
Cek Rasio Tulangan Perlu Zona Sendi Plastis
1. Gaya aksial Pu < 0,1 Ag 0,85 x f'c 4 x Mu 1. Kait sengkang dipasang
ρ= 1- 1-
fy 1,7 x ∅ x f ' c x b x d2 dengan sudut 135° dan
2. Panjang bentang bersih
panjang 6 kali diameter
balok, Ln ≥ 4d tulangan sengkang
3. Lebar balok, b ≥ 0,3 tinggi 2. Sengkang dipasang di muka
Kontrol rasio tulangan maksimum dan
tumpuan dengan jarak 2 kali
balok atau ≥ 250 mm
minimum tinggi balok, 2h
4. Lebar balok, b ≤ lebar sisi ρmin < 𝜌 < 𝜌𝑚𝑎𝑥 3. Sengkang pertama dipasang
kolom c2 + 2 x nilai ρmin =
1,4
,ρ = 0,75 ρb ,
dengan spasi ≤ 50 mm dari
fy max 1 muka tumpuan
minimum (c2 atau 0,75 c1)
𝜌max 2 = 0,025 4. Jarak antar sengkang (zona
sendi plastis) tidak boleh
0,85 x β1 x f ′ c 600 melebihi dari nilai terkecil:
ρb = 0,75 x x( )
fy 600 + fy
1. 𝑑/4
2. 6𝑑b
3. 150 mm
Hitung kebutuhan tulangan
𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 𝜌 𝑥 𝑏 𝑥 𝑑
Luar zona sendi plastis
1 𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢
𝐴 = 𝜋𝑑𝑏 2 , 𝑛 = Diluar dari Sengkang pengekang
4 𝐴
Tabel 9 Simpangan antar lantai arah y maka jarak Sengkang
Kontrol kapasitas: d
S ≤
2
f′c
Asmin 1 = x bd
π 4 fy
1. Aspasang = n x x d 2 ≥ min a
4 b 1,4
Asmin 2 = x bd
fy
As
2. ρ = ≤ ρmax 1 = 0,75 ρb 𝑑𝑎𝑛
bxd
𝜌max 2 = 0,025
a As pasang × fy
3. Mn = As pasang × fy × d − ,𝑎 =
2 0,85 𝑥 𝑓 ′ 𝑐𝑥 𝑏
53
JURNAL TEKNOLOGI SIPIL
Imelda Budiarty1), Ery Budiman2), Budi Haryanto3) Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Sipil
Data :
− +
Mpr + Mpr
Vpr =
Ln
Hitung gaya geser akibat sengkang
a
Mpr = AS (1,25 fy )(d − ) π
2 Av = n x x ds 2
4
As (1,25 fy )
𝑎= d
0,85 fc′ b Vs = Av x fy x
s
Vn = Vc + Vs
Kontrol Kapasitas:
∅Vn
⁄V > 1
u
mulai
Data :
2 2
𝑉𝑢 𝑇𝑢 𝑥 𝑝ℎ 𝑉𝑐 2𝑥 𝑓′𝑐
+ ≤ ∅ +
𝑏𝑥𝑑 1,7 𝐴𝑜ℎ 2 𝑏𝑥𝑑 3
tidak Tidak
Tcr Acp 2
Tu > ∅ dengan Tcr = 0,33 f′c x dibutuhkan
4 Pcp tulangan torsi
iya
Hitung luas tulangan transversal torsi Hitung luas tulangan longitudinal torsi
Dengan θ = 45° At
Al = x ph
At Tu s
= dan
s 2 × Ao × fy × cot θ 0,42 x f ′ c x Acp At
Al min = − xP
fy s h
Diambil nilai maksimum
Kontrol torsi terhadap geser
A vt 2A t Av
perlu = + Hitung luas tulangan perlu
S S S
As pasang + Al
Av Vu
Dengan, =
S Ø x fy ×d As pasang = tulangan longitudinal terpasang
54
JURNAL TEKNOLOGI SIPIL
Imelda Budiarty1), Ery Budiman2), Budi Haryanto3) Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Sipil
mulai
Tulangan Transversal
balok pasang dan gaya aksial kolom P 2. 1/6 dari bentang bersih
kolom
3. 450 mm
1. Tulangan transversal yang digunakan berupa sengkang pengekang persegi dengan kait 135°
2. Setiap tekukan ujung sengkang pengekang persegi dan ikat silang harus mengait batang tulangan longitudinal
lentur
3. Ikat silang yang berurutan harus diselang-seling ujungnya sepanjang tulangan longitudinal dan sekeliling
parimeter penampang
Spasi hx antar tulangan longitudinal harus < 350 mm. Namun jika nilai Pu > 0,3 Agf’c atau mutu beton = 70
Kolom SRPMK 4.
Mpa maka nilai hx tidak boleh lebih dari 200 mm
b − 2(cc ) − 2(ds ) − db
hx =
3
Kolom yang direncanakan pada perencanaan ini Hitung luas tulangan sengkang Jarak antar tulangan transversal tidak melebihi nilai terkecil dari:
perlu, Ash/sbc
merupakan kolom yang berada di lantai 2 dan a. 0,3
Ag
A ch
−1
f′ c
fy
1. ¼ dimensi terkecil kolom
2. 6 kali diameter tulangan longtudinal, 6𝑥 𝑑
merupakan kolom yang memiliki nilai beban b. 0,09
f′ c
fy
Pu
3. 𝑆 = 100
350
3
≤ 150,
c. 0,2 kf k n
fy x A ch
kf = + 0,6
175
perhitungan kolom dapat dilihat pada Gambar kn =
n−2
n
Hitung luas tulangan sengkang
pasang
13, Gambar 14, dan Gambar 15 berikut. Diambil nilai terbesar dari ketiga
persaamaan di atas kemudian Ash terpasang = n x
1
x π x d2
4
dikalikan dengan jarak antar
tulangan untuk memperoleh nilai
luas tulangan perlu
Kontrol kecukupan penampang
Ash terpasang > Ash perlu
mulai
Di luar panjang lo, kolom harus diberi tulangan sengkang dengan spasi tidak
boleh kurang dari :
Data :
1. 6db
2. 150 mm
Dimensi kolom (lebar kolom b, tinggi kolom
h, dan panjang kolom l), f’c , fy, db, ds, cc, As
balok pasang dan gaya aksial kolom P selesai
Syarat SRPMK
Gambar 14 Alur perencanaan sengkang kolom
mulai
Kontrol Syarat Gaya dan Geometri Tulangan Longitudinal
Asumsikan jumlah tulangan yang
1. Dimensi terkecil digunakan dengan syarat: Data :
Dengan, Ag = b x h
Kuat geser zona sendi plastis gaya geser Ve harus diambil
Kuat geser di luar zona sendi plastis ditentukan
dari gaya geser yang berhubungan dengan sendi plastis di
Hitung kuat lentur minimum kolom dengan menghitung
kedua ujung kolom:
Mnc a + Mnc b ≥ 1,2 Mnb ki + Mnb ka Nu
Ve =
M prc a + M prc b Vc = 0,17 1 + fc’ bd
le 14 Ag
Dengan,
Dimana Mprc a dan b diambil dari analisis SP ColumnV
a
Mnb ki = As pasang x fy x d − Pada daerah di luar lo, dapat dipasang tulangan
2
selesai 𝑑
a sengkang degan jarak namun persyaratan jarak
2
Mnb ka = As pasang x fy x d −
2 Ve dari hitungan diatas tidak perlu melebihi dari:
tulangan transversal di luar daerah lo menyatakan
As pasang x fy M pr b atas x DF atas + M pr b bawah x DF bawah bahwa jarak antara tulangan tidak boleh melebihi
a= Ve = dengan DF = 0,5
le
0,85 x f ′ cx b 150 atau 6db
Mnc a + Mnc b diperoleh dari analisis SP Column
Hitung gaya geser akibat beton, Vc jika :
Vc = 0,17 1 +
Nu
14 Ag
fc’ bd
Vu 1
jika > Vc + bd maka diambil nilai minimum dari :
∅ 3
55
JURNAL TEKNOLOGI SIPIL
Imelda Budiarty1), Ery Budiman2), Budi Haryanto3) Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Sipil
56
JURNAL TEKNOLOGI SIPIL
Imelda Budiarty1), Ery Budiman2), Budi Haryanto3) Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Sipil
π
x ds 2 x b
Ash terpasang = 4
s
selesai
Ash terpasang > Ash perlu
Pelat
Pelat yang direncanakan merupakan pelat yang
memiliki bentang terbesar dengan panjang
57
JURNAL TEKNOLOGI SIPIL
Imelda Budiarty1), Ery Budiman2), Budi Haryanto3) Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Sipil
c. Joint
DAFTAR PUSTAKA
58
JURNAL TEKNOLOGI SIPIL
Imelda Budiarty1), Ery Budiman2), Budi Haryanto3) Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Sipil
https://www.youtube.com/watch?v=Uyu_s
S2Ixpw [11] Chu Kia Wang and Charles G. Salmon.
(Diakses pada Mei 2021) 1993. Desain Balok Bertulang. Erlangga:
Jakarta.
[3] Agus Setiawan. 2020. Persyaratan Desain
Balok SRPMK. [12] Departemen Pekerjaan Umum, 1987.
https://www.youtube.com/watch?v=PmjtzU Pedoman Perencanaan Pembebanan
uzlZs Indonesia untuk Rumah Dan Gedung
(Diakses pada Mei 2021) (PPPIURG 1987). Yayasan Badan
Pekerjaan Umum, Jakarta.
[4] Agus Setiawan. 2020. Persyaratan Desain
Hubungan Balok Kolom SRPMK.
https://www.youtube.com/watch?v=J9z66P
pxY3w
(Diakses pada Mei 2020)
59