Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.

10, September 2013 (653-663) ISSN: 2337-6732

PERENCANAAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS


PADA KOMPONEN BALOKKOLOM DAN SAMBUNGAN
STRUKTUR BAJA GEDUNG BPJN XI
Jusak Jan Sampakang
R. E. Pandaleke, J. D. Pangouw, L. K. Khosama
Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: jusaksampakang@yahoo.com

ABSTRAK
Dalam perencanaan konstruksi bangunan saat ini perencana dituntut untuk merencanakan
bangunan yang daktail, yaitu bangunan yang dapat menahan respon inelastik yang
diakibatkan oleh beban gempa yaitu dikenal dengan sistem rangka pemikul momen. Sulawesi
Utara yang termasuk dalam zona gempa 5 yaitu wilayah dengan tingkat kegempaan yang
tinggi sehingga analisis strukturnya dapat direncanakan dengan metode sistem rangka
pemikul momen khusus (SRPMK).
Penelitian ini mengikuti tatacara perencanaan menurut American Institute of Steel
Construction AISC 341-10, AISC 358-10, AISC 360-10 dan Standar Nasional Indonesia SNI
03-1729-2002 yang menggunakan output program ETABS pada bangunan Gedung BPJN XI
berupa model struktur, dimensi penampang struktur serta gaya dalam yang diperlukan untuk
diperiksa terpenuhinya kriteria perencanaan sistem rangka pemikul momen khusus pada
komponen balokkolom, serta menentukan lokasi sendi plastis pada balok untuk perencanaan
sambungan agar tercapainya strong column weak beam. Dalam perencanaan sambungan
digunakan model sambungan bolted flange plate moment connection.
Berdasarkan hasil analisis dan desain pada bangunan Gedung BPJN XI ditemukan bahwa
penampang balok 2 dengan profil WF 340 X 250 dan penampang kolom dengan profil WF
400 X 400 tidak memenuhi kriteria penampang untuk sistem rangka pemikul momen khusus,
sehingga penulis melakukan redesain pada kedua penampang tersebut dan merekomen-
dasikan profil WF 440 X 300 pada penampang balok dan profil WF 414 X 405 pada
penampang kolom yang telah masuk dalam kriteria perencanaan sistem rangka pemikul
momen khusus. Dalam perencanaan sambungan penulis mendesain dua macam jenis
sambungan untuk masing-masing tipe profil balok yang telah memenuhi kriteria perencanaan
strong column weak beam.
Kata kunci : Daktail, SRPMK, bolted flange plate moment connection, strong column weak
beam.

PENDAHULUAN bahan bangunan yang tepat untuk


perencanaannya.
Seiring dengan perkembangan ilmu Dalam perencanaan konstruksi saat ini
pengetahuan dalam bidang teknik sipil saat dikenal dua bahan material yang cukup
ini yang begitu pesat, hal tersebut sangat populer dalam perencanaan konstruksi
membantu manusia dalam melakukan gedung bertingkat yaitu beton dan baja.
analisis struktural yang rumit dan Struktur yang dihasilkan kedua material ini
menggunakan waktu yang lama menjadi cukup baik, tapi pada kesempatan ini peneliti
analisis yang mudah dan cepat. Dalam ingin membuat perencanaan dengan
mendesain bangunan seorang perencana menggunakan struktur baja. Itu disebabkan
dituntut untuk mendesain suatu bangunan karena struktur baja memiliki struktur yang
dengan kualitas yang baik dengan biaya yang stabil, cukup kuat, mampu layan, awet serta
seefisien mungkin serta memenuhi fungsi memberikan kemudahan dalam pelaksanaan.
dan kebutuhan bangunan. Selain itu seorang Sekarang ini juga di kawasan Indonesia
perencana juga diharuskan untuk memilih sudah sangat populer dengan konstruksi

653
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.10, September 2013 (653-663) ISSN: 2337-6732

bangunan bertingkat banyak. Dalam Metode ini digunakan untuk perhitungan


merencanakan suatu gedung bertingkat struktur gedung yang masuk pada zona 3
seorang perencana diharuskan memper- dan 4 yaitu wilayah dengan tingkat
hatikan letak geografis dari Negara Indonesia kegempaan sedang.
yang merupakan daerah rawan terjadinya 3. Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus
gempa bumi. (SRPMK)
Wilayah Indonesia memiliki 6 wilayah Metode ini digunakan untuk perhitungan
gempa, dimana wilayah gempa 1 adalah struktur gedung yang masuk pada zona 5
wilayah dengan kegempaan paling rendah dan 6 yaitu wilayah dengan tingkat
dan wilayah gempa 6 dengan kegempaan kegempaan tinggi.
paling tinggi. Pembagian wilayah gempa ini, Berdasarkan atas Gambar 1. Peta
didasarkan atas percepatan puncak batuan Wilayah Gempa Indonesia dengan Perce-
dasar akibat pengaruh gempa rencana dengan patan Puncak Batuan Dasar dengan Periode
periode ulang 500 tahun. (SNI-1726-2002) Ulang 500 tahun pada SNI 1726 2002,
Dengan kata lain sebagai seorang wilayah Sulawesi Utara yang termasuk pada
perencana juga dituntut untuk menciptakan zona gempa 5 sehingga analisis strukturnya
suatu konstruksi bangunan yang daktail, dapat direncanakan dengan menggunakan
yaitu bangunan yang dapat menahan respon metode Sistem Rangka Pemikul Momen
inelastik yang diakibatkan oleh beban Khusus (SRPMK).
gempa. Di Indonesia ada 3 (tiga) macam Dengan didasarkan pada latar belakang
sistem struktur yang digunakan yaitu : tersebut peneliti tertarik untuk membahas
1. Sistem Rangka Pemikul Momen Biasa mengenai sistem rangka pemikul momen
(SRPMB) khusus dan menjelaskan metode dalam
Metode ini digunakan untuk perhitungan merencanakan suatu konstruksi struktur baja
struktur gedung yang masuk pada zona 1 yang memiliki tingkat daktilitas yang tinggi
dan 2 yaitu wilayah dengan tingkat dengan menggunakan metode LRFD (Load
kegempaan rendah. and Resistance Factor Design) pada Gedung
2. Sistem Rangka Pemikul Momen BPJN XI.
Menengah (SRPMM)

Gambar 1. Peta Wilayah Gempa Indonesia


Sumber: SNI 03-1726-2002

654
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.10, September 2013 (653-663) ISSN: 2337-6732

METODE PENELITIAN terpenuhi dengan konsep perencanaan


Capacity Design (desain kapasitas).
Dalam penelitian ini dilakukan studi Menurut SNI 03-1729-2002 komponen
literatur untuk penentuan rumus-rumus yang struktur untuk bangunan tahan gempa harus
ada pada beberapa literatur yang digunakan direncanakan memenuhi:
oleh penulis. Dalam penelitian kali ini ....(1)
peneliti menggunakan tatacara perencanaan Dimana :
menurut American Institute of Steel = faktor reduksi beban
Construction dan Standar Nasional Indonesia Rn = kuat nominal penampang
yaitu : Ru = gaya terfaktor
AISC 358 10 Sistem rangka pemikul momen
AISC 341 10 merupakan salah satu sistem struktur yang
AISC 360 10 dirancang untuk menahan beban gempa
SNI 03 1729 2002 rencana. Pada struktur baja sistem rangka
Pada penelitian ini peneliti menganalisis pemikul momen terbagi atas 3 tipe, yaitu :
data perencanaan bangunan oleh konsultan 1. Sistem rangka pemikul momen biasa
perencana pada Gedung BPJN XI yang (SRPMB)
digunakan sebagai pradesain SRPMK lalu 2. Sistem rangka pemikul momen menengah
mendesain menurut perencanaan Sistem (SRPMM), dan
Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK), 3. Sistem rangka pemikul momen khusus
pada penelitian kali ini penulis mendesain (SRPMK)
sambungan balokkolom dengan meng- Perbedaan dari ketiga sistem struktur
gunakan peraturan AISC 358 10 yaitu jenis diatas ada pada kemampuannya dalam
sambungan Bolted Flange Plate Moment mengalami deformasi inelastis dan tingkat
Connection. daktilitas. Menurut SNI 03-1729-2002 pada
SRPMK dan SRPMM dari hasil pengujian
STRUKTUR BAJA TAHAN GEMPA kualifikasi menunjukan rotasi inelastis
sekurang-kurangnya 0,3 dan 0,2 radian pada
Menurut Moestopo (2012) prinsip dari semua sambungan balok ke kolom yang di
perencanaan bangunan tahan gempa adalah desain untuk memikul beban gempa,
untuk mencegah terjadinya kegagalan sedangkan pada SRPMB diharapkan
struktur dan kehilangan korban jiwa, dengan mengalami rotasi inelastis sekurang-
tiga kriteria standar sebagai berikut : kurangnya 0,1 radian.
1. Pada saat gempa kecil tidak diijinkan Selain faktor deformasi inelastis dari
terjadi kerusakan sama sekali. ketiga sistem rangka pemikul momen ini
2. Pada saat gempa sedang diijinkan terjadi juga dapat dibedakan dari perilaku kinerja
kerusakan ringan tanpa kerusakan struktur gedung dalam mengalami daktilitas
struktural yang berbeda-beda. Pada SRPMK tingkat
3. Pada saat gempa besar diijinkan terjadi daktilitasnya adalah daktail penuh,
kerusakan struktural tanpa keruntuhan. sedangkan pada SRPMM dan SPRMB
Ada beberapa hal-hal yang harus tingkat daktilitasnya adalah daktail parsial.
diperhatikan dalam merencanakan suatu
struktur tahan gempa yaitu dalam PERSYARATAN SISTEM RANGKA
menghadapi gempa besar, kinerja struktur PEMIKUL MOMEN KHUSUS (SRPMK)
tahan gempa diupayakan dapat menyerap
energi gempa secara efektif melalui Menurut SNI 03-1729-2002 SRPMK
terbentuknya sendi plastis pada bagian didesain mampu mengalami deformasi
tertentu, dengan kriteria sebagai berikut : inelastik yang cukup besar akibat gempa
1. Kekuatan, kekakuan, daktilitas, disipasi rencana, melalui kelelehan balok pada
energi yang dapat dipenuhi oleh struktur rangka dan kelelehan pada ujung kolom
baja. dasar. Pada sistem ini kolom didesain lebih
2. Disipasi energi melalui plastifikasi kuat dari pada balok yang kita kenal dengan
komponen struktur tertentu, tanpa strong colum weak beam yang mencapai
menyebabkan keruntuhan struktural yang strain-hardening.

655
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.10, September 2013 (653-663) ISSN: 2337-6732

Menurut Moestopo (2012) untuk Detailing diperlukan untuk memastikan


mencapai kinerja struktur baja yang baik bahwa pada saat gempa besar, struktur
dalam menghadapi gempa besar, maka harus akan berprilaku daktail seperti yang
dipenuhi persyaratan dalam hal: direncanakan. Pada umumnya detailing
1. Spesifikasi bahan akan menambah biaya struktur cukup
Spesifikasi bahan harus menjamin: signifikan untuk struktur yang didesain
a. Terjadinya deformasi leleh berupa memiliki daktilitas tinggi. Detailing yang
regangan plastis bahan yang cukup akan di rencanakan berupa :
besar tanpa mengalami fraktur a. Sambungan yaitu sambungan di desain
b. Adanya kuat lebih bahan yang kuat sehingga mencegah terjadinya
signifikan melalui kemampuan strain- leleh atau fraktur
hardening. b. Pengaku penampang yaitu
2. Tidak terjadi kegagalan pada sambungan memberikan pengaku untuk mencegah
las. Stabilitas penampang, elemen, dan terjadinya tekuk pada pelat sayap atau
struktur badan. Untuk lebih jelasnya dapat
Dalam memikul beban siklik akibat dilihat pada gambar berikut :
gempa, sebuah penampang harus mampu
berdeformasi secara plastik secara stabil
untuk menghasilkan jumlah penyerapan
energi yang besar. Hal ini harus dijamin
oleh kekompakan pelat-pelat penampang
terhadap bahaya tekuk akibat bekerjanya
gaya tekan yang berulang-ulang Gambar 2 Pengaku pada Penampang untuk
(Moestopo, 2007). Menghindari Tekuk Lokal
3. Daktilitas
Moestopo (2012) juga mengatakan selain c. Pengaku elemen yaitu memberikan
daktilitas bahan baja yang harus dijamin pengaku berupa menambah balok pada
spesifikasinya, perlu juga dijamin daerah bentang panjang untuk
tercapainya : mencegah tekuk torsi lateral.
a. Daktilitas penampang: Momen-
kurvatur ideal mencapai Mp tanpa SAMBUNGAN BALOK - KOLOM
terjadi tekuk pada penampang
b. Daktilitas elemen: momen defleksi/ Menurut Moestopo (2012) ada beberapa
rotasi ideal mencapai Mp tanpa terjadi parameter dalam desain sambungan SRPMK:
tekuk torsi lateral. a. Lokasi Sendi Plastis
c. Daktilitas struktur : struktur mampu b. Momen maksimum yang mungkin terjadi
mencapai kekuatan batas tanpa terjadi di lokasi sendi plastis, yang ditentukan
ketidakstabilan struktur. oleh: kekuatan bahan, strain hardening,
Untuk dijamin tercapainya ketiga kekangan setempat, perkuatan, atau
persyaratan diatas maka komponen kondisi sambungan lainya.
elemen lentur harus mencapai momen c. Parameter mekanisme leleh pada pelat
plastis sebelum terjadi keruntuhan. sayap kolom.
Rumusnya dapat dilihat pada persamaan d. Konfigurasi baut, yang akan ikut
berikut : mekanisme kelelehan kekuatan batas
...(2) sambungan terhadap sobek pelat, dan
tekuk pada pelat.
(3) Harus dilakukan pengecekan desain
(4) sambungan terhadap berbagai kondisi batas
dimana : yang harus dihadapi oleh sambungan (pelat
Mn = kuat lentur nominal penyambung dan baut) antara lain:
Mp = momen plastis a. Leleh pada sayap kolom
Zx = modulus plastis penampang arah-x b. Tekuk pelat badan kolom
Zy = modulus plastis penampang arah-y c. Leleh pelat ujung balok
Fy = tegangan leleh baja d. Sobek pelat
4. Detailing e. Tekuk dan leleh zone panel kolom

656
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.10, September 2013 (653-663) ISSN: 2337-6732

Kemampuan sambungan sebagai alat dilihat pada Gambar 3 dan untuk sambungan
sambung elemen pemikul beban gempa 7 antara balok WF 440 X 300 ke kolom WF
harus dibuktikan melalui salah satu metoda 414 X 405 dengan memakai sambungan tipe
berikut: II pada tabel 8 dapat dilihat pada Gambar
1. Uji kualifikasi terhadap benda uji yang
mempresentasikan sambungan yang KESIMPULAN
didesain:
- Melakukan uji siklik sesuai dengan Berdasarkan hasil penelitian dalam
ketentuan Apendix S. merencanakan komponen balok kolom dan
- Menggunakan hasil uji dari laporan sambungan struktur baja pada Gedung BPJN
penelitian yang telah dilakukan. XI dengan menggunakan Sistem Rangka
2. Menggunakan ketentuan dalam: Pemikul Momen Khusus maka penulis dapat
ANSI/AISC 358 10: Prequalified mengambil beberapa kesimpulan sebagai
Connection for Special and Intermediate berikut :
Steel Moment Frames for Seismic 1. Komponen balok dengan penampang WF
Applications 340 x 250 dan komponen kolom dengan
penampang WF 400 x 400 tidak
HASIL PERHITUNGAN memenuhi peryaratan SRPMK yaitu
penampang tidak kompak untuk
Setelah menyelesaikan perencanaan konstruksi dengan daktilitas tinggi
komponen struktur berupa komponen balok menurut AISC 341 10.
kolom dan perencanaan sambungan balok ke 2. Dari hasil pemeriksaan komponen
kolom pada bangunan Gedung BPJN XI, struktur di temukan bahwa perencanaan
selanjutya dibuat rekapitulasi perbandingan menurut konsultan perencana memenuhi
antara perencanaan SRPMK menurut kriteria kekuatan tapi tidak memenuhi
konsultan perencana dan menurut penulis kriteria penampang SRPMK.
skripsi untuk komponen struktur balok dan 3. Perbandingan perencanaan SRPMK
kolom ditampilkan pada Tabel 2 sampai menurut konsultan perencana dan peneliti
Tabel 6 dan rekapitulasi perencanaan dapat dilihat pada Tabel 1
sambungan yang direncanajan oleh penulis 4. Sambungan jenis Bolted Flange Plate
ditampilkan pda Tabel 7 dan 8 pada lampiran. moment connection dapat digunakan pada
Dari Tabel 2 sampai Tabel 6 dapat konstruksi bangunana Gedung BPJN XI
dilihat pada perencanaan yang dibuat oleh yang telah memenuhi kriteria strong
konsultan perencana untuk merencanakan column weak beam.
bangunan Gedung BPJN XI bukanlah
memakai sistem rangka pemikul momen SARAN
khusus dikarenakan banyak persyaratan
untuk komponen struktur SRPMK yang tidak Berdasarkan penelitian yang telah
diperiksa, dan penulis sudah memeriksa dilaksanakan, peneliti memberikan beberapa
komponen dari balok dan kolom dan didapat saran, yaitu:
komponen tersebut tidak memenuhi kriteria 1. Dalam perencanaan konstruksi dengan
perencanaan SRPMK khususnya pada sistem rangka pemikul momen khusus,
komponen balok tipe 2 dan kolom yang tidak perencana perlu memeriksa kekompakan
memenuhi persyaratan kekompakan kompo- elemen balok dan ataupun elemen kolom
nen untuk daktilitas tinggi yang merupakan dengan persyaratan untuk penampang
salah satu persyaratan untuk perencanaan kompak daktilitas tinggi oleh AISC 341
dengan menggunakan sistem rangka pemikul 10.
momen khusus. 2. Dalam merencanakan sambungan pada
Hasil dari perencanaan sambungan yang sistem rangka pemikul momen khusus
terlihat pada Tabel 7 dan 8 dibuat pakailah jenis sambungan yang telah
penggambaran detail sambungan dengan teruji pada dokumen AISC 358-10.
bantuan program komputer AutoCad yang 3. Untuk penelitian lanjutan perlu dicoba
berupa sambungan antara balok WF 294 X beberapa sambungan lain pada dokumen
200 ke kolom WF 414 X 405 dengan AISC 358-10 untuk perencanaan
memakai tipe sambungan I pada Tabel dapat konstruksi yang memakai SRPMK

657
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.10, September 2013 (653-663) ISSN: 2337-6732

DAFTAR PUSTAKA

AISC Committee and Specification. 2010. Prequalified Connection for Special and
Intermediate Steel Moment Frames for Seismic Application ANSI/AISC 358-10.
Chicago.
AISC Committee and Specification. 2010. Specification for Structural Steel Building
ANSI/AISC 360-10. Chicago.
AISC Committee and Specification. 2010. Seismic Provisions for Structural Steel Building
ANSI/AISC 341-10. Chicago.
Badan Standarisasi Nasional. 2002. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Perencanaan
Gedung SNI 03-1729-2002. Jakarta.
Badan Standarisasi Nasional. 2002. Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur
Bangunan Gedung SNI-1726-2002. Jakarta.
Moestopo, M. 2007. Beberapa Ketentuan Baru Mengenai Desain Struktur Baja Tahan Gempa.
Seminar dan Pameran HAKI. Jakarta.
Moestopo, M. 2012. Struktur Bangunan Baja Tahan Gempa. Seminar dan Pameran HAKI.
Jakarta.

LAMPIRAN

Tabel 1. Perbandingan Dimensi Profil oleh Konsultan dan Penulis

Perencanaan oleh Konsultan PerencanaPerencanaan oleh Penulis


Profil Balok I IWF 294 X 200 IWF 294 X 200
Profil Balok II IWF 340 X 250 IWF 440 X 300
Profil Kolom IWF 400 X 400 IWF 414 X 405

Tabel 2 Perencanaan Balok Tipe 1 pada Bangunan Gedung BPJN XI yang Dibuat oleh Penulis Skripsi
dan Konsultan Perencana
No. Profil WF 294 X 200 Konsultan Perencana Penulis Skripsi
KOMPAK
1. Penampang Kompak Biasa Balok KOMPAK
(Anggry, 2010)
Penampang Kompak Daktilitas Tinggi
2. KOMPAK KOMPAK
Balok
3. Tekuk Lateral Balok OK OK
4. Kuat Lentur Balok OK OK
5. Kuat Geser Balok TIDAK DIPERIKSA OK
6. Interaksi Geser Lentur Balok TIDAK DIPERIKSA OK

658
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.10, September 2013 (653-663) ISSN: 2337-6732

Tabel 3. Perencanaan Balok Tipe 2 pada Bangunan Gedung BPJN XI yang Dibuat oleh Penulis Skripsi
dan Konsultan Perencana
No. Profil WF 340 X 250 Konsultan Perencana Penulis Skripsi
KOMPAK
1. Penampang Kompak Biasa Balok KOMPAK
(Anggry, 2010)
Penampang Kompak Daktilitas
2. TIDAK DIPERIKSA TIDAK KOMPAK
Tinggi Balok
3. Tekuk Lateral Balok OK
4. Kuat Lentur Balok OK TIDAK DIPERIKSA
5. Kuat Geser Balok TIDAK DIPERIKSA *)
6. Interaksi Geser Lentur Balok TIDAK DIPERIKSA

Tabel 4. Perencanaan Penampang WF 440 X 300 oleh Penulis untuk Profil Balok Tipe 2 pada Gedung
BPJN XI
No. Profil WF 440 X 300 Konsultan Perencana
KOMPAK
1. Penampang Kompak Biasa Balok
(Anggry, 2010)
Penampang Kompak Daktilitas
2. KOMPAK
Tinggi Balok
3. Tekuk Lateral Balok OK
4. Kuat Lentur Balok OK
5. Kuat Geser Balok OK
6. Interaksi Geser Lentur Balok OK

Tabel 5. Perencanaan Kolom pada Gedung BPJN XI yang Dibuat oleh Penulis Skripsi dan Konsultan
Perencana
No. Profil WF 400 X 400 Konsultan Perencana Penulis Skripsi
KOMPAK
1. Penampang Kompak Biasa Kolom KOMPAK
(Anggry, 2010)
Penampang Kompak Daktilitas
2. TIDAK DIPERIKSA TIDAK KOMPAK
Tinggi Kolom
3. Kapasitas Lentur Kolom TIDAK DIPERIKSA
TIDAK DIPERIKSA
4. Kapasitas Aksial Kolom OK
*)
5. Interaksi Aksial Lentur TIDAK DIPERIKSA

Tabel 6 Perencanaan Penampang WF 414 X 405 oleh Penulis untuk Profil Kolom pada Gedung BPJN
XI
No. Profil WF 414 X 405 Penulis Skripsi
KOMPAK
1. Penampang Kompak Biasa Kolom
(Anggry, 2010)
Penampang Kompak Daktilitas
2. KOMPAK
Tinggi Kolom
3. Kapasitas Lentur Kolom OK
4. Kapasitas Aksial Kolom OK
5. Interaksi Aksial Lentur OK

Ket : *) Penampang sudah tidak memenuhi syarat perencanaan

659
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.10, September 2013 (653-663) ISSN: 2337-6732

Tabel 7. Rekapitulasi Hasil Perencanaan Sambungan Tipe I

No. Langkah Perencanaan Hasil Perencanaan Keterangan


1. Hitung momen maksimum pada sendi
Mpr = 370,350 kNm -
plastis
2. Hitung diameter maksimum baut untuk db 20,78 mm
-
mencegah tarik pecah db = 20 mm
3. Hitung kuat geser nominal baut dengan
mengasumsikan :
rn = 162,420 kN -
Baut ASTM A490
Tebal pelat 28 mm
4. Hitung jumlah baut yang diperlukan n 11,802
-
n = 16 buah
5. Menentukan lokasi sendi plastis sh = 575 mm -
6. Hitung gaya geser pada lokasi sendi
Vh = 376,998 kN -
plastis
7. Hitung momen yang terjadi pada muka
Mf = 587,124 kNm -
sayap kolom
8. Hitung gaya yang dipikul oleh pelat Fpr = 1823,366 kN -
9. Periksa jumlah baut n > 14,968 OK
10. Periksa tebal pelat penyambung tp > 27,013 OK
11. Periksa pelat penyambung untuk
Fpr < 2183,496 kN OK
keruntuhan tarik pecah
12. Periksa pelat penyambung untuk
Fpr < 4455,948 kN OK
keruntuhan geser blok
13. Periksa pelat sayap balok untuk
Fpr < 1909,692 kN OK
keruntuhan geser blok
14. Periksa pelat penyambung untuk tekuk Fpr < 1890 kN OK
15. Hitung kuat geser yang diperlukan dari
Vu = 376,998 kN -
baut dan sambungan
16. Desain sambungan geser n = 3 buah
- Baut ASTM A490 Periksa kecukupan
- Profil Siku 150.150.14 profil siku dan balok
Panjang = 250 mm, Vu 776,622 kN OK
Le = 50 mm, s = 75 mm. Vu 566,874 kN OK
Vu 422,328 kN OK
17. Periksa kebutuhan Pelat terusan OK
tfc > 26,291
tfc = 28 mm Tidak OK
tfc < 33,333
Desain Pelat terusan
Acp-perlu = 6295,956 mm2
tpc = 60 mm
tpc > 6 mm
wpl = 110 mm OK
tpc > 12 mm
OK
Apc-perlu < 6600
OK
18. Periksa zona panel kolom Ru = 3595,631 kN
tw = 18 mm Ru > 1603,8 kN Tidak OK
tw > 6,177 mm OK
Desain pelat pengganda tdouble pl = 29, 214 mm
pakai sepasang pelat
pengganda t = 20 mm
19 Periksa rasio momen kolom dan momen /
balok =1,935
/ >1 OK

660
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.10, September 2013 (653-663) ISSN: 2337-6732

Tabel 8. Rekapitulasi Hasil Perencanaan Sambungan Tipe II

No. Langkah Perencanaan Hasil Perencanaan Keterangan


1. Hitung momen maksimum pada sendi
Mpr = 1227,6 kNm -
plastis
2. Hitung diameter maksimum baut untuk db 32,67 mm
-
mencegah tarik pecah db = 30 mm
3. Hitung kuat geser nominal baut dengan
mengasumsikan :
rn = 365,446 kN -
Baut ASTM A490
Tebal pelat 30 mm
4. Hitung jumlah baut yang diperlukan n 11,962
-
n = 14 buah
5. Menentukan lokasi sendi plastis sh = 500 mm -
6. Hitung gaya geser pada lokasi sendi
Vh = 603,619 kN -
plastis
7. Hitung momen yang terjadi pada muka
Mf = 1529,409 kNm -
sayap kolom
8. Hitung gaya yang dipikul oleh pelat Fpr = 3213,046 kN -
9. Periksa jumlah baut n > 11,723 OK
10. Periksa tebal pelat penyambung tp > 35,701 OK
11. Periksa pelat penyambung untuk
Fpr < 3692,952 kN OK
keruntuhan tarik pecah
12. Periksa pelat penyambung untuk
Fpr < 4736,189 kN OK
keruntuhan geser blok
13. Periksa pelat sayap balok untuk
Fpr < 3600,260 kN OK
keruntuhan geser blok
14. Periksa pelat penyambung untuk tekuk Fpr < 3240 kN OK
15. Hitung kuat geser yang diperlukan dari
Vu = 603,619 kN -
baut dan sambungan
16. Desain sambungan geser pelat tunggal n = 3 buah
- Baut ASTM A490 Periksa kecukupan
- Profil Siku 150.150.14 profil siku dan balok
Panjang = 250 mm, Vu 647,472 kN OK
Le = 50 mm, s = 75 mm. Vu 675,713 kN OK
Vu 772,244 kN OK
17. Periksa kebutuhan Pelat terusan tfc < 46,476 Tidak OK
tfc = 28 mm tfc < 50 Tidak OK
Desain Pelat terusan Acp-perlu = 11020,204
tcp = 96 mm mm2
wpl = 115 mm tpc > 9 mm OK
tpc > 18 mm OK
Apc-perlu < 11040 OK
18. Periksa zona panel kolom Ru = 7307,143 kN
tw = 18 mm Ru > 4689,9 kN Tidak OK
tw > 7,844 mm OK
Desain pelat pengganda tdouble pl = 107,35 mm
pakai sepasang pelat
pengganda t = 54 mm
19 Periksa rasio momen kolom dan momen
/ =1,067
balok
/ >1
OK

661
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.10, September 2013 (653-663) ISSN: 2337-6732

Gambar 3. Model Sambungan Tipe 1

662
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.10, September 2013 (653-663) ISSN: 2337-6732

Gambar 4. Model Sambungan Tipe 2

663

Anda mungkin juga menyukai