Anda di halaman 1dari 84

TUGAS DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR TAHAN GEMPA

LAPORAN STRUKTUR

Diajukan oleh :
Naufal Rhiswanda Jasman
14.11.1001.7311.212

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA
SAMARINDA
2017
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Desain struktur yang merupakan bagian dari keseluruhan proses perancanaan


bangunan memerlukan proses desain. Proses desain ini dapat dibedakan dalam dua
bagian. Pertama, desain umum, yaitu pemilihan tipe struktur dari berbagai alternatif yang
memungkinkan. Perencanaan struktur bangunan merupakan hal penting yang harus
diperhatikan dalam desain sebuah bangunan karena menyangkut keamanan sebuah
bangunan secara struktural.Desains truktur yang dimaksud dalamTugas Dinamika dan
Struktur Gempa ini adalah mendesain suatu bangunan yang tahan gempa. Desain tersebut
disajikan dalam gambar struktur yang jelas dan mudah dipahami. Perhitungan struktur
dikerjakan secara teliti, akurat dan menggunakan software khusus untuk perhitungan
struktur. Indonesia terletak di daerah rawan gempa, untuk mengurangi resiko akibat
bencana gempa tersebut perlu direncanakan struktur bangunan tahan gempa. Perencanaan
tahan gempa pada umumnya didasarkan pada analis aelastik yang diberi factor beban
kuruntuh struktur bangunan pada saat gempa adalah pada saat kondisi in-elastis.
Merencanakan suatu struktur dengan beban gempa, banyak aspek yang mempengaruhinya
diantaranya adalah periode bangunan.

Periode bangunan itu sangat dipengaruhi oleh massa struktur serta kekakuan struktur
tersebut. Kekakuan struktur sendiri dipengaruhi oleh kondisi struktur, bahan yang
digunakan serta dimensi struktur yang digunakan. Evaluasi untuk memperkirakan kondisi
inelastic struktur bangunan pada saat gempa perlu untuk mendapatkan jaminan bahwa
kinerjanya memuaskan pada saat terjadinya gempa. Bila terjadi gempa ringan, bangunan
tidak boleh mengalami kerusakan baik unan boleh mengalami kerusakan pada komponen
non strukturalnya, akan tetapi komponen strukturalnya tidak boleh mengalami kerusakan.
Bila terjadi gempa besar, bangunan boleh mengalami kerusakan pada komponen non
structural maupun komponen strukturalnya, akan tetapi penghuni bangunan dapat
menyelamatkan diri. Konsep perhitungan desain struktur bangunan yang terdiri dari 5
lantai ini menggunakan perencanaan gempa berbasis kekuatan untuk konstruksi beton
berdasarkan peraturan SNI 1726 : 2012 mengenai desain bangunan tahan gempa.

1
Nama : Naufal Rhiswanda Jasman
NPM : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

Peraturan SNI 1726 : 2012 ini berbeda dari peraturan SNI gempa sebelumnya, dimana
gempa rencana ditetapkan sebagai gempa dengan kemungkinan terlewati besarannya
selama umur struktur bangunan 50 tahun adalah sebesar dua persen atau gempa dengan
period aulang 2.500 tahun yang merupakan gempa maksimum yang mempertimbangkan
risiko tertarget (Maximum Considered Earhquake Targeted Risk/ MCER). SNI 1726 :
2012 menentukan bahwa analisis beban gempa dapat dilakukan dengan 3 prosedur, yaitu
analisis gaya lateral ekivalen, analisis spectrum respons ragam, dan prosedur riwayat
respons seismik. Penentuan prosedur analisis yang dapat digunakan bergantung pada
kategori desain seismic struktur, system struktur, property dinamis, dan keteraturan.

Ketentuan prosedur analisis yang diizinkan dapat dilihat pada Tabel 1 Prosedur
Analisis yang diijinkan (SNI Tabel 13). Selain ketiga prosedur tersebut SNI
memperbolehkan dilakukannya procedur alternate dengan persetujuan pemberiizin yang
mempunyai kuasa hukum (SNI Pasal 7.6).

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada perencanaan struktur tahan gempa ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana cara mendesain struktur tahan gempa menggunakan Peraturan SNI 1726 :
2012 untuk bangunan 5 lantai ?
2. Bagaimana cara meminimalisir hancurnya bangunan akibat dampak yang ditimbulkan
gempa bumi ?
3. Bagaimana kinerja struktur jika dievaluas dengan analisis respon spectrum dan static
ekivalen dengan peraturan gempa SNI 1726-2012 ?

1.3 Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan perencanaan struktur tahan gempa ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui cara mendesain sturktur tahan gempa untuk bangunan bertingkat.
2. Menganalisa kinerja struktur 5 lantai dengan analisis respon spectrum menggunakan
peraturan gempa SNI 1726-2012.
3. Mengetahui mengetahui hasil dari beban hidup, beban mati dan beban gempa dengan
prinsip SRPMK serta sesuai gedung bertingkat yang belaku di Indonesia.

2
Nama : Naufal Rhiswanda Jasman
NPM : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

1.4 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam perencanaan ini adalah sebagai berikut :

1. Analisis struktur ditinjau dalam 3 (tiga) dimensi menggunakan program Etabs V


16.2.0.mulai dari basement hingga lantai atap.
2. Bangunan yang ditinjau adalah gedung bertingkat 5 lantai.
3. Analisis gempa berdasarkan SNI 1726-2012, Tata cara perencanaan ketahanan gempa
untuk struktur gempa untuk struktur bangunan gedung dan non gedung.
4. Peraturan pembebanan SNI 1727-2013, beban minimum untuk perancangan bangunan
gedung dan struktur.
5. Sistem struktur yang direncanakan adalah kombinasi system rangka beton bertulang
pemikul momen khusus.
6. Struktur yang digunakan adalah struktur beton bertulang.
7. Tidak meninjau aspek ekonomis.

3
Nama : Naufal Rhiswanda Jasman
NPM : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Perancangan Gedung

Sistem struktur dalam perancangan gedung juga menjadi pertimbangan, sistem


struktur hendaknya memiliki kriteria yang lazim untuk digunakan dan seperti yang telah
kita ketahui struktur harus mampu menahan beban-beban yang bekerja baik beban
vertikal dan gravitasi maupun beban lateral. Filososfi perancangan bangunan tahan
gempa diadopsi hampir seluruh negara di dunia mengikuti ketentuan berikut ini, pada:

a. Gempa kecil bangunan tidak boleh mengalami kerusakan,

b. Gempa menengah komponen struktural tidak boleh rusak, namun komponen non-
struktural diijinkan mengalami kerusakan,

c. Gempa kuat komponen struktural boleh mengalami kerusakan, namun bangunan


tidak boleh mengalami keruntuhan.

Sistem rangka pemikul momen khusus (SRPMK) adalah desain struktur beton
bertulang dengan pendetailan yang menghasilkan struktur yang fleksibel (memiliki
daktilitas tinggi). Dengan pendetailan mengikuti ketentuan SRPMK, maka faktor reduksi
gaya gempa R dapat diambil sebesar 8, yang artinya bahwa gaya gempa rencana hanya
1/8 dari gaya untuk elastis desain (pengambilan nila R>1) artinya mempertimbangakan
post-elastic desain, yaitu struktur mengalami kelelehan tanpa kegagalan fungsi).
Ketentuan SRPMK dijelaskan dalam SNI 03-2847-2002 Bab23.3 yang sama dengan
ketentuan ACI 318-02.

Desain struktur beton bertulang dengan SRPMK sudah dimulai sejak tahun 1960
(Blume et al, 1961) dan pertama kali diwajibkan penggunaanya untuk wilayah yang
memiliki resiko gempa tinggi dalam Uniform Building Code (ICBO 1973). Saat ini,
SRPMK wajib digunakan untuk wilayah yang memiliki resiko gempa tinggi (Kategori
desain seismik D,E dan F dalam SNI 1726-2012 atau ASCE-7). SRPMK dapat digunakan
juga dalam kategori desain seismik A, B dan C, namun perlu diperhatikan jika tidak
ekonomis.

4
Nama : Naufal Rhiswanda Jasman
NPM : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

Berdasarkan pengalaman para praktisi, untuk desain yang ekonomis dengan


SRPMK, bentang balok yang proporisional adalah 6 sampai 9 m. Untuk jarak antar lantai
yang tinggi, perlu diperhatikan kemungkinan soft story.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, dalam SNI 1726-2012 dan ASCE-7 faktor
reduksi gaya gempa dapat diambil sebesar 8. Disebabkan karena struktur SRPMK
memiliki sifat fleksibel dengan daktilitas yang tinggi, sehingga bisa direncanakan dengan
gaya gempa rencana yang minimum. Kekuatan dan kekakuan dari struktur juga harus
diperhatikan untuk mampu menahan beban rencana, baik beban gravitasi maupun angin
dan gempa, dan juga struktur harus menghasilkan story drift yang sesuai dengan batasan
peraturan.

Drift dari struktur dihitung dengan beban terfaktor yang diamplifikasi dengan faktor
cd (SNI 1726-2012 tabel 9).Analisa kekakuan efektif dari frame juga harus
empertimbangkan efek dari keretakan beton (Post elastic desain).

Struktur SPRMK diharapkan memiliki tingkat daktilitas yang tinggi, yaitu mampu
menerima mengalami siklus respon inelasitis pada saat menerima beban gempa rencana.
Pendetailan dalam ketentuan SRPMK adalah untuk memastikan bahwa respon inelastis
dari strukur bersifat daktail. Prinsip ini terdiri dari tiga:

a. Strong-Column/weak-beam yang bekerja menyebar di sebagian besar lantai.

b. Tidak terjadi kegagalan geser pada balok, kolom dan joint.

c. Menyediakan detail yang memungkinkan perilaku daktail.

Metode desain kapsitas pada dasarnya diaplikasikan pada perancangan struktur tahan
gempa dengan tujuan agar bentuk-bentuk keruntuhan yang sifatnya getas tidak muncul
dalam mekanisme disipasi energi yang dihasilkan oleh struktur. Agar tujuan ini dapat
dicapai maka perlu dirancang suatu hierarki keruntuhan sedemikian hingga hanya bentuk-
bentuk keruntuhan yang daktail yang muncul.

Pendetailan dalam SRPMK bertujuan untuk mendapatkan struktur yang bersifat


daktail. Beberapa ketentuan SRPMK:

5
Nama : Naufal Rhiswanda Jasman
NPM : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

a. Tulangan sengkang dipasang dengan rapat terutama pada bagian struktur yang
mengalami kelelehan seperti hubungan balok-kolom untuk mencegah keruntuhan
geser

b. Pada analisa kekuatan geser pada balok atau kolom, kekuatan geser dari beton (Vc)
diabaikan terutama pada balok yang mengalami gaya aksial kecil, sehingga hanya
tulangan saja yang menahan gaya geser.

c. Lokasi dan pendetailan splice untuk mencegah keruntuhan akibat splice

Mekanisme keruntuhan pada struktur beton bertulang dapat terjadi melalui mekanisme
lentur tarik, lentur tekan, geser, tarik diagonal, kegagalan angkur, kegagalan lekatan
tulangan, kegagalan tekan dan lain-lain. Diantara berbagai mekanisme tersebut,
mekanisme lentur tarik tarik yang merupakan mekanisme yang dapat yang dapat
menghasilkan perilaku yang paling daktail. Sedangkankeruntuhan geser pada umunya
bersifat getas. Mencegah terjadinya keruntuhan geser suatu elemen struktur pendisipasi
energi biasanya dirancang dengan kekuatan geser yang lebih tinggi dari pada gaya geser
maksimum yang mungkin timbul pada saat elemen struktur mengembangakan kapasitas
lenturmya.

Mekanisme sendi plastis terbentuk di ujung-ujung balok dan di dasar kolom bawah,
menghasilkan perilaku histeresis yang stabil, pembentukan sendi plastis haruslah di
dominasi oleh perilaku lentur. Hal ini hanya dapat dicapai melalui penerpan persyaratan-
persyaratan detailing penulangan yang terencana dengan baik. Beberapa persyaratan
detailing SRPMK (SNI 2847:2013 Pasal 21.5) pada dasarnya diformulasikan dengan
menerapkan konsep desain kapasitas. Sendi plastis dapat terjadi pada suatu struktur portal
berderajat kebebasan banyak MDOF (Multi Degree of Freedom).

Gedung saat dilanda gempa yang cukup besar, akan timbul momen-momen pada balok
atau kolomnya, apabila besar dari momen-momen tersebut melampaui besar momen
kapasitas balok atau kolom portal, maka terjadi sendi plastis pada balok atau kolom
ditandai dengan melelehnya tulangan baja pada beton bertulang (Gambar 2.1). Sendi
plastis terjadi secara bertahap sampai bangunan gedung tersebut runtuh. (Ulfah ,2011).
Pada saat struktur mengalami gaya lateral gempa, distribusi kerusakan sepanjang
ketinggian bangunan bergantung pada distribusi lateral story drift (simpangan antar
lantai). Jika struktur memiliki kolom yang lemah, simpangan antar lantai akan cenderung
6
Nama : Naufal Rhiswanda Jasman
NPM : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

terpusat pada satu lantai (a). Sebaliknya jika kolom sangat kuat, maka drift akan tersebar
merata, dan keruntuhan lokal di satu lantai dapat diminimalkan (c dan b). Sebagai contoh
dapat dilihat pada perencanaan Strong-Column/Weak-Beam (Gambar 2.2).

Gambar 2.1 Kemungkinan pola terbentuknya sendi plastis ,Widodo (2007) dalam
Ulfah (2011).

(a) Story mechanism (b) Intermediatemechanism (c) Beammechanism

Gambar 2.2 Desain SPRMK mencegah terjadinya mekanisme soft story (a) dengan
membuat kolom kuat sehingga drfit tersebar merata sepanjang lantai (c) atau sebagian
besar lantai (b)

7
Nama : Naufal Rhiswanda Jasman
NPM : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

Gambar 2.3 Perencanaan geser untuk Balok SRPMK

2.2 Spesifikasi Material Beton

Beton merupakan percampuran dari bahan-bahan agregat halus dan agregat kasar yaitu
pasir, batu, batu pecah atau bahan semacam lainya, kemudian ditambah semen dan air.
Nilai kuat tekan beton lebih tinggi daripada kuat tarikny, karena beton termasuk bahan
bersifat getas maka dalam penggunaanya pada komponen struktural bangunan beton
diperkuat dengan baja tulangan untuk membantu kelemahan beton yang lemah terhadap
gaya tarik, demikian sehingga terjadi pembagian tugas, dimana baja tulangan yang
menahan gaya tarik, sedangkan beton menahan gaya tekan.

Salah satu parameter material beton yang paling berpengaruh dalam hal ini adalah
nilai kuat tekan. Berdasarkan SNI 2847:2013 Pasal 21.1.4.2, kuat tekan f’c untuk
material beton yang digunakan pada struktur bangunan tahan gempa sebaiknya tidak
kurang dari 20 Mpa, selain itu, Pasal 21.1.4.3 lebih jauh membatasi penggunaan mutu
beton tidak melebihi 35 MPa apabila digunakan beton ringan. Batasan ini didasarkan atas
fakta bahawa tidak cukup banyak bukti eksperimental dan data langsung lapangan yang
memperlihatkan perilaku elemen struktur beton yang dikonstruksi dengan menggunakan
beton ringan, terutama dalam hal perpindahan akibat pembebanan siklik dalam rentang
nonlinier.

8
Nama : Naufal Rhiswanda Jasman
NPM : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

2.3 Spesifikasi Material Tulangan

Baja tulangan salah satu parameter yang paling berpengaruh terhadap perilaku
plastifikasi yang dihasilkan pada elemen struktur tahan gempa adalah kondisi permukaan
baja tulangan yang digunakan. Berdasarkan kondisi permukaanya, baja tulangan dapat
dibagi menjadi 2 jenis, yaitu baja tulangan polos dan baja tulangan ulir. Penggunaan
tulangan polos sebagai baja tulangan elemen struktur dapt memberikan dampak yang
negatif terhadap kinerja plasifikasi yang dihasilkan. Kuat lekatan baja tulangan polos
pada beton, yang pada dasarnya hanya terdiri atas mekanisme adhesi dan friksi, diketahui
hanyalah sekitar 10% kuat lekatan tulangan ulir.

SNI 2847:2013 membatasi nilai kuat leleh disyaratkan untuk bahan baja tulangan
sebesar 400 MPa. Penggunaan baja tulangan dengan spesifikasi mutu yang lebih tinggi
pada dasarnya dilarang. Pembatasan ini disebabkan poleh penggunaan bahan baja
tulangan yang mutunya tinggi dapat menyebabkan timbulnya geser dan tegangan lekatan
yang tinggi antara baja tulangan dan beton, yang dapat menyebabkan kegagalan brittle
pada saat elemen mengembangkan kemampuan lentur maksimumnya. hal ini dapat terjadi
khususnya pada saat elemen struktur mengalami beban gempa yang sifatnya bolak-balik
atau (siklik).

Berdasarkan Pasal 21.1 SNI 2847:2013 untuk beton bertulang, untuk desain elemen
struktur yang diharapkan memikul beban gempa, baja tulangan yang digunakan harus
memenuhi ketentuan-ketentuan khusus baja tulangan dengan mutu maksimum 400 MPa
(BJTD 40), sesuai ASTM A 706M-1993 (Tabel 2.1). Baja tulangan dengan spesifikasi
ASTM A 615M-1993 mutu 280 dan 400 (Tabel 2.2) dapat digunakan apabila :

a. Kuat leleh aktual berdasarkan uji laboratorium tidak melebihi kuat leleh spesifikasi
dengan selisih kuat 125 MPa

b. Rasio antara kuat tarik aktual terhadap kuat leleh aktual tidak kuramg dari
1,25MPa.

9
Nama : Naufal Rhiswanda Jasman
NPM : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

Berdasarkan persyaratan ASTM A 706M, nilai kuat leleh aktual maksimum untuk baja
tulangan ulir BJTD40 dibatasi 540 MPa. Kuat leleh aktual yang terlalu tinggi pada
dasrnya sangat berbahaya bagi rancangan srtruktur bangunan tahan gempa. Spesifikasi
produksi baja tulangan pada umumnya mencatumkan nilai batas atas kuat leleh yang
diijinkan

Tabel 2.1 Spesifikasi Baja Tulangan Paduan Rendah (ASTM A 706 M, 1993)

Kuat tarik minimum, MPa 550A

Kuat leleh minimum, MPa 400

Kuat leleh maksimum, MPa 540

Perpanjangan minimal dalam 200 mm, %

Ukuran daiameter tulangan:

a. 10,15 dan 20 14

b. 25,30 dan 35 12

c. 45 dan 55 10

Kuat tarik tidak boleh kurang dari 1,25 kali kuat leleh aktual
Nilai kuat lebih maksimum batang individu = 1,35

Tabel 2.2 Persyaratan Baja Tulangan Karbon (ASTM A 615, 1993)


Spesifikasi Mutu 300 Mutu 400 Mutu 500

Kuat tarik minimum,MPa 500 600 700


Kuat leleh minimum,MPa 300 400 500
Perpanjangan minimal dalam 200 mm, %
Ukuran daiameter tulangan:
a. 10 11 9 ...
b. 15, 20 12 9 ...
c. 25 ... 8 ...
d. 30 ... 7 ...

10
Nama : Naufal Rhiswanda Jasman
NPM : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

e. 35,45,55 ... 7 6

2.4 Pembebanan

Pembebanan merupakan factor penting dalam merancang stuktur bangunan. Untuk itu,
dalam merancang struktur perlu mengidentifikasikan beban-beban yang bekerja pada
system struktur. Beban-beban yang bekerja pada suatu struktur ditimbulkan secara
langsung oleh gaya-gaya alamiah dan buatan manusia (Schueller, 2001). Secara umum,
struktur bangunan dikatakan aman dan stabil apabila mampu menahan beban gravitasi
(beban mati dan beban hidup) dan beban gempa yang bekerja pada bangunan tersebut.

a. Beban Mati
Beban mati merupakan berat seluruh bahan konstruksi bangunan gedung yang
terpasang, termasuk dinding, lantai, atap, plafon, tangga, dinding partisi tetap,
finishing, cladding gedung dan komponen arsitektural dan structural lainnya serta
peralatan layan terpasang lain termasuk berat keran (SNI 1727:2013 pasal 3.1)
b. Beban Hidup
Beban hidup merupakan beban yang diakibatkan oleh pengguna dan penghuni
bangunan gedung atau struktur lain. (SNI 1727:2013 pasal 4.1). Beban hidup
selalu berubah-ubah dan sulit diperkirakan. Perubahan tersebut terjadi sepanjang
waktu, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang (Schueler, 2010). Beban
hidup atap merupakan beban yang diakibatkan pelaksanaan pemeliharaan oleh
pekerja, peralatan, dan material.Selain itu juga beban selama masa layan struktur
yang diakibatkan oleh benda bergerak, seperti tanaman atau benda dekorasi kecil
yang tidak berhubungan dengan penghunian (SNI 1727:2013 pasal 4.1)
c. Beban Gempa
Berdasarkan SNI 1726:2012, penghitungan pengaruh beban gempa pada
strukturdapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode analisis,
diantaranya yaitu:
a. Analisis beban gempa statik ekuivalen
b. Analisis ragam spektrum respons
c. Analisis respons dinamik riwayat waktu.

11
Nama : Naufal Rhiswanda Jasman
NPM : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

Struktur-struktur bangunan yang di evaluasi adalah struktur gedung beraturan yang


terdiri atas 5 lantai menggunakan sistem rangka pemikul momen khusus
(SRPMK),karena sifat struktur gedung yang beraturan, maka penghitungan
pengaruh gempa dapat dilakukan dengan menggunakan metode analisis beban
gempa statik ekuivalen, dimana pengaruh dinamis gempa hanya ditentukan oleh
respons sstruktur ragam pertama.

2.5 Kategori Resiko Bangunan Gedung

Berbagai kategori resiko struktur bangunan gedung dan non gedung sesuai tabel 2.6
pengaruh gempa rencana terhadapnya harus dikalikan dengan suatu faktor keutamaan Ie
menurut Tabel 2.7. Khusus untuk struktur bangunan dengan kategori resiko IV, bila
dibutuhkan pintu masuk untuk operaional dari struktur bangunan yang bersebelahan,
maka struktur bangunan yang bersebelahan tersebut harus didesain sesuai kategori resiko
IV.

Tabel 2.3Kategori Resiko Bangunan Gedung dan Non Gedung Beban Gempa

Kategori
Jenis pemanfaatan risiko
Gedung dan non gedung yang memiliki risiko rendah terhadap
jiwa manusia pada saat terjadi kegagalan, termasuk, tapi tidak
dibatasi untuk, antara lain: I
1. Fasilitas pertanian, perkebunan, perternakan, danperikanan
2. Fasilitassementara
3. Gudangpenyimpanan
4. Rumah jaga dan struktur kecillainnya
Semua gedung dan struktur lain, kecuali yang termasuk dalam
kategori risiko I,III,IV, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk:
1. Perumahan
2. Rumah toko dan rumahkantor
3. Pasar II
4. Gedungperkantoran
5. Gedung apartemen/ rumah susun
6. Pusat perbelanjaan/mall
7. Bangunanindustri
8. Fasilitasmanufaktur
9. Pabrik

12
Nama : Naufal Rhiswanda Jasman
NPM : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

Gedung dan non gedung yang memiliki risiko tinggi terhadap jiwa
manusia pada saat
terjadi kegagalan, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk:
1. Bioskop
2. Gedungpertemuan
3. Stadion
4. Fasilitas kesehatan yang tidak memiliki unit bedah
danunit gawatdarurat
5. Fasilitas penitipananak
6. Penjara
7. Bangunan untuk orangjompo.
Gedungdannongedung,tidaktermasukkedalamkategoririsikoIV,yan III
g memiliki potensi untuk menyebabkan dampak ekonomi yang
besar
dan/ataugangguanmassalterhadapkehidupanmasyarakatsehari-
haribila terjadi kegagalan, termasuk, tapi tidak dibatasiuntuk:
1. Pusat pembangkit listrikbiasa
2. Fasilitas penangananair
3. Fasilitas penangananlimbah
4. Pusattelekomunikasi
Gedung dan non gedung yang tidak termasuk dalam kategori risiko
IV, (termasuk, tetapi tidak dibatasi untuk fasilitas manufaktur,
proses, penanganan, penyimpanan, penggunaan atau tempat
pembuangan bahan bakar berbahaya, bahan kimia berbahaya,
limbah berbahaya, atau bahan yang mudah meledak) yang
mengandung bahan beracun atau peledak di mana jumlah
kandungan bahannya melebihi nilai batas yang disyaratkan
oleh instansi yang berwenang dan cukup menimbulkan bahaya
bagi masyarakat jika terjadi kebocoran

13
Nama : Naufal Rhiswanda Jasman
NPM : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

Gedung dan non gedung yang ditunjukkan sebagai fasilitas yang


penting, termasuk, tetapi tidak dibatasi untuk:
1. Bangunan-bangunanmonumental
2. Gedung sekolah dan fasilitaspendidikan
3. Rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya
yangmemiliki fasilitas bedah dan unit gawatdarurat
4. Fasilitas pemadam kebakaran, ambulans, dan kantor
polisi,serta garasi kendaraan darurat
5. Tempat perlindungan terhadap gempa bumi, angin
badai,dan tempat IV
perlindungan darurat lainnya
6. Fasilitas kesiapan darurat, komunikasi, pusat
operasidan fasilitas lainnya untuk tanggapdarurat
7. Pusat pembangkit energi dan fasilitas publik
lainnyayang dibutuhkan pada saat keadaandarurat
8. Struktur tambahan (termasuk menara telekomunikasi,
tangki penyimpanan bahan bakar, menara pendingin,
struktur stasiun listrik, tangki air pemadam kebakaran
atau struktur rumahatau struktur pendukung air atau
material atau peralatan pemadam kebakaran ) yang
disyaratkan untuk beroperasi pada saat keadaandarurat
Gedung dan non gedung yang dibutuhkan untuk mempertahankan
fungsi
struktur bangunan lain yang masuk ke dalam kategori risiko IV
Sumber : SNI 1726:2012 Tabel 1

Tabel 2.4Faktor Keutamaan Gempa

Kategori Faktor keutamaan gempa,


risiko Ie
I atau II 1,0
III 1,25
IV 1,50
Sumber : SNI 1726:2012 Tabel 2

2.6 Parameter Percepatan Tanah Ss dan S1

Parameter-parameter dasar pegerakan tanah dalam SNI 1726:2012 adalah Ss dan S1


adalah parameter percepatan batuan dasar pada periode pendek (0,2 detik) dengan
redaman 5% berdasarkan gempa maksimum yang dipertimbangkan resiko tersesuaikan
(MCER =Risk Target Maksimum Earthqueke) dengan kemungkinan 2% terlampui dalam
50 tahun. S1 adalah percepatan batuan dasar pada periode 1 detik dengan redaman 5%
berdasarkan gempa maksimum tertimbang Resikotersesuaikan dengan kmungkinan 2%
terlampui dalam 50 tahun. Penggunaan penting kedua parameter ini adalah dalam
14
Nama : Naufal Rhiswanda Jasman
NPM : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

menentukan parameter percepatan spektra desain SDsdan SD1(SNI 1726:2012 pasal 6.2).
Percapatan batuan dasar MCERdi lokasi pembangunan gedung pada periode pendek (0,2
detik) dan 1 detik seperti terlihat pada gambar 2.4 dan 2.5 atau berdasarkan peta pada
(Gambar 9 &Gambar 10 dalam SNI 1726:2012 gempa).

Gambar 2.4 Parameter Ss MCERuntuk lokasi situs berdasarkan Gambar 9SNI


1726:2012

15
Nama : Naufal Rhiswanda Jasman
NPM : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

Gambar 2.5 Parameter S1 MCERuntuk lokasi situs berdasarkan Gambar 10SNI


1726:2012

2.7 Klasifikasi Situs

Analisis klasifikasi Situs menurut SNI 1726:2012 Pasal 5, seperti terlihat pada Tabel
2.5 (atau Tabel 3 SNI 1726:2012 Gempa), mengklasifikasikan situs tanah ke dalam 6
kelompok.

Tabel 2.5 Klasifikasi Situs (Tabel 3 SNI 1726:2012)

Kelas situs vs (m/detik) N atau N ch su (kPa)

SA (batuan keras) >1500 N/A N/A


SB (batuan) 750 sampai N/A N/A
1500
SC (tanah keras, 350 sampai 750 >50 >100
sangat padat dan
batuan lunak)
SD (tanah sedang) 175 sampai 350 15sampai 50 50 sampai
100
SE (tanah lunak) < 175 <15 < 50
Atau setiap profil tanah yang mengandung lebih dari 3 m
tanah dengan
karateristik sebagai berikut :
1. Indeks plastisitas, PI >20,
2. Kadar air, w >40%,
3. Kuat geser niralir su < 25 kPa

16
Nama : Naufal Rhiswanda Jasman
NPM : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

SF (tanah khusus, Setiap profil lapisan tanah yang memiliki salah satu atau
yang lebih dari karakteristik berikut:
membutuhkan 1. Rawan dan berpotensi gagal atau runtuh akibat
investigasi beban gempa seperti mudah likuifaksi, lempung
geoteknik spesifik sangat sensitif, tanah tersementasilemah
dan analisis 2. Lempung sangat organik dan/atau gambut (ketebalan
respons spesifik- H > 3 m)
situs yang 3. Lempung berplastisitas sangat tinggi (ketebalan H >
mengikuti 6.10.1) 7,5 m dengan
Indeks Plasitisitas PI > 75 )
Lapisan lempung lunak/setengah teguh dengan
ketebalan H > 35 m dengan su < 50 kPa

2.8 Klasifikasi Situs

Analisis klasifikasi Situs menurut SNI 1726:2012 Pasal 5, seperti terlihat pada Tabel
2.6 (atau Tabel 3 SNI 1726:2012 Gempa), mengklasifikasikan situs tanah ke dalam 6
kelompok.

Tabel 2.6 Klasifikasi Situs (Tabel 3 SNI 1726:2012)

17
Nama : Naufal Rhiswanda Jasman
NPM : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

2.9 Parameter Respons Spektra Pereceatan SMS dan SM1

Kedua parameter dasar Ss dan S1 tidak dapat digunakan langsung untuk setiap situs
tanah. Masih diperlukan faktor amplifikasi seismik pada periode 0,2 detik dan 1 detik
yang terdiri dari:

a. Faktor amplifikasi getaran untuk percepatan pada getaran periode pendek,Fadan


b. Faktor amplifikasi getaran untuk percepatan yang mewakilli getaran periode 1 detik ,
FV.

Keduafaktor ini disebut sebagai faktor kelas situs.

Produk dari kombinasi parameter dasar pergerakan tanah dan faktor amplifikasi adalah
SMsdan SM1,yang masing–masing adalah parameter respons spektra percepatan untuk
gempa ketimbang maksimum pada periode pendek (0,2 detik) dan periode 1 detik telah
disesuaikan dengan pengaruh kelas situs. Parameter-parameter ini ditentukan menurut
persamaan berikut (SNI 1726:2012 Pasal 6.2) :

SMs=Fa.Ss...................................................................................................................(2-1)

SMs=FV.S1...................................................................................................................(2-2)

Keterangan

Ss = parameter respons spektra percepatan gempa MCERterpetakan untuk periode pendek.

S1 = parameter respons spektra percepatan gempa MCERterpetakan untuk periode 1,0


detik.

koefisian Fadan FVmengikuti (Tabel 4 dan Tabel 5 SNI 1726:2012) atau Tabel2.9 dan
2.10 seperti terlihat berikut.

18
Nama : Naufal Rhiswanda Jasman
NPM : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

Tabel 2.7 Koefesien Situs, Fa(Tabel 4 SNI 1726:2012)

Kelas Parameter respon spectral percepatan gempa (MCER)


Situs terpetakan pada periode pendek
Ss< 0,25 Ss = 0,5 Ss = 0,75 Ss = Ss> 1,25
1,0
SA 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
SB 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0
SC 1,2 1,2 1,1 1,0 1,0
SD 1,6 1,4 1,2 1,1 1,0
SE 2,5 1,7 1,2 0,9 0,9
SF SSb
CATATAN

(a) Untuk nilai-nilai antara Ssdapat dilakukan interpolasi linier


SS = Situs yang memerlukan investigasi geoteknik spesifik dan analisis respons situs-
spesifik, lihat 6.10.1

2.10 Nilai Parameter Percepatan Spektral Desain

Parameter percepatan spektral desain untuk periode pendek, SDSpada periode 1 detik,
SD1,harus ditentukan melalui persamaan berikut :

2.11 Gambar Respon Spektral Desain

Desain seperti pada terlihat pada gambar 2.6 (Gambar 1 Sni 1726:2012). Spektrum ini
mempunyai 3 segmen. untuk:

a. Periode lebih kecil dai T0, Spektrum respons percepatan desain, Sa, harus diambil dari
persamaan :

19
Nama : Naufal Rhiswanda Jasman
NPM : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

b. Periode lebih besar dari atau sama dengan T0dan lebih kecil dari atau sama dengan Ts,
spektrum respons percepatan desain, Sa,, sama dengan SDS.
c. Periode lebih besar dari Ts,spektrum respons percepatan desain, Sa, diambil
berdesarkan persamaan:

Gambar 2.6 Spektrum Respons Desain

Setelah itu katagori desain seismik (KDS) masing–masing bangunan akan dievaluasi
berdasarkan Tabel 2.8 dan Tabel 2.9 atau (Tabel 6 dan 7 SNI1726:2012).

Tabel 2.8 Kategori Desain Seismik Berdasarkan Parameter Respon Percepatam pada
Periode
Pendek (Tabel 6 SNI 1726 : 2012).
Nilai SDS Kategori risiko
I atau II atau III IV
SDS<0,167 A A
0,167 <SDS<0,33 B C
0,33 <SDS< 0,50 C D
0,50 <SDS D D

20
Nama : Naufal Rhiswanda Jasman
NPM : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

Tabel 2.9 Kategori Desain Seismik Berdasarkan Parameter ResponsPercepatan pada


Periode 1 Detik (Tabel 7 SNI 1726 : 2012).
Nilai SD1 Kategori risiko
I atau II atau III IV
SD1<0,067 A A
0,067 <SD1<0,133 B C
0,133 <SD1< 0,20 C D
0,20 <SD1 D D

Setelah Kategori desain seimik (KDS) ditentukan kemuadian ditentukan resiko


kegempaannya menggunakan Tabel 2.10

Tabel 2.10Tingkat Resiko Kegempaan

2.12 Hitungan Berat Struktur Per lantai

Hitungan berat struktur per lantai harus meliputi berat akibat sendiri elemen-elemen
struktur dan berat akibat beban hidup total yang membebani struktrur. Berdasarkan UBC
(1997) dan ASCE & (2010), beban hidup yang harus ditinjau pada penghitungan
pengaruh beban gempa adalah porsi beban hidup yang dianggap tetap. Porsi beban ini
pada dasarnya sangat bergantung pada fungsi bangunan. Untuk bangunan gedung umum,
porsi beban hidup yang bersifat tetap dapat diambil sebesar 30% beban hidup total.

21
Nama : Naufal Rhiswanda Jasman
NPM : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

2.13 Periode Natural (Waktu Getar Alami) Struktur

Waktu getar alami struktur dapat dihitung dengan mengacu pada ketentuan SNI
1726:2012 Pasal 7.8.2 Gempa. Periode fundamental T (berdasarkan hasil analisis
struktur) tidak boleh melebihi hasil kali Tadengan koefesien untuk batas atas pada periode
yang dihitung, Cwdapat dilhat pada tabel 2.14 atau (tabel 14 SNI 1726:2012) gempa. dari
Periode fundamental pendekatan (Ta), dalam detik, harus ditentukan persamaan berikut :

Keterangan:

hnadalah ketinggian struktur, dalam (m), di atas dasar sampai tingkat tertinggistruktur,
dan koefesienctdanxditentukanpada table 2.11 atau (Tabel 15 SNI 1726:2012).

Tabel 2.11 Koefesien untuk Batas Atas pada Periode yang Dihitung (Tabel 14SNI
1726:2012).

Parameter percepatan respon spectral Koefesien


desain Pada 1 detik, SD1 Cu
> 1,4
0,4
0,3 1,4
0,2 1,5
0,15 1,6
< 1,7
0,1

Tabel 2.12 Nilai Parameter Periode Ctdanx(Tabel 15 SNI 1726:2012).

22
Nama : Naufal Rhiswanda Jasman
NPM : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

Tipe Ct x
Struktur
Sistem rangka pemikul momen di mana rangka memikul
100 persen gaya gempa yang disyaratkan dan tidak
dilingkupi atau dihubungkan dengan komponen yang
lebih kaku dan akan
mencegah rangka dan defleksi jika dikenai gempa.
Rangka baja pemikul momen 0,0724 0,8
a
Rangka beton pemikul momen 0,0466 0,9
a
Rangka baja dengan bresing eksentris 0,0731 0,75
a
Rangka baja dengan bresing terkekang terhadap tekuk 0,0731 0,75
a
Semua system struktur lainnya 0,0488 0,75
a

2.14 HitunganKoefesienResponSeismik

Berdasarkan SNI 1726:2012 Pasal 7.8.1.1, koefesien respons seismik dihitung


berdasarkan persamaan :

Untuk T < Ts

Untuk T > Ts

Keterangan :
SDS= parameter percepatan spektrum respons desain rentang periode pendek
SD1= parameter percepatan spektrum respons desain rentang periode sebesar 1,0 detik.
R = faktor modifikasi respons dalam tabel 9 SNI 1726:2012
Ie = faktor keutamaan gempa
T =Periode undamental struktur (detik)
S1 = parameter percepatan spektrum respons maksimum yang dipetakan

23
Nama : Naufal Rhiswanda Jasman
NPM : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

CStidak boleh kurang dari :


CS-min1= 0,044 SDS. Ie> 0,01

2.15 Gaya GeserDasar Nominal (static lateral ekuivalen)

Gaya geser dasar seismik dapat dihitung menurut (Persamaan 27 SNI 1726:2012)
gempa. Geser dasar seismik, V, dalam arah yang ditinjau menggunakan persamaan:

V=Cs W
...............................................................................................................................(2-10)

Keterangan:

CS = koefesien respon seismik

W = berat seismik efektif

2.16 Hitungan Gaya Lateral Ekuivalen

Beban gempa nominal statik ekuivalen yang bekerja pada saat massa lantai di tingkat
“ i “ dengan menggunakan persamaan :

Keterangan :

Fi = beban gempa horizontal lantai

Wi = berat lantai tingkat ke-i, termasuk beban hidup yang sesuai;

Zi = ketinggian lantai tingkat ke-i diukur dari taraf penjepitan lateral;

n = nomor lantai tingkat paling atas

v = gaya lateral desain total atau geser di dasa struktur, dinyatakan dalam (KN)

k = eksponen yang terkait dengan perioda struktur sebagai berikut untuk struktur dengan
T =0,5 detik atau kering k =1

24
Nama : Naufal Rhiswanda Jasman
NPM : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

untuk struktur dengan T=2,5 detik atau lebih, k = 2

untuk struktur yang mempunyai perioda antara 0,5 dan 2,5 detik, k harus sebesar 2
atau harus itentukan dengan interpolasi linier antara 1 dan 2

2.17 KombinasiPembebanan

Struktur bangunan harus memenuhi syarat kekuatan terhadap bermacam-macam


kombinasi beban. Struktur dan komponen struktur harus direncanakan hingga memenuhi
ketentuan kuat perlu dan kuat rencana. Struktur bangunan gedung dan non gedung harus
dirancang menggunakan kombinasi pembebanan berdasarkan Pasal 4.2.2 atau Pasal 4.2.3
SNI 1726:2012. Kombinasi pembebanan itu meliputi :

a) Kombinasi beban terfaktor

Struktur, komponen-elemen struktur dan elemen-elemen fondasi harus dirancang


sedemikian hingga kuat rencananya sama atau melebihi pengaruh beban–beban
terfaktor dengan kombinasi-kombinasi sebagai berikut :

1. 1,4D
2. 1,2D + 1,6L + 0,5 (Lratau R)
3. 1,2D + 1,6(Lratau R) + (L atau 0,5 W)

4. 1,2D + 1,0W + L + 0,5(Lratau R)


5. 1,2D + 1,0E + L
6. 0,9D + 1,0W

7. 0,9D + 1,0E

b) Kimbinasi beban layan

Beban–beban di bawah ini harus ditinjau dengan kombinasi-kombinasi berikut untuk


perencanaan struktur, komponen-elemen striktur dan elemen-elemen fondasi
berdasarkan tegangan ijin:

1. D

2. D + L
3. D + (Lratau R)
25
Nama : Naufal Rhiswanda Jasman
NPM : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

4. D + 0,75 L + 0,75(Lratau R)
5. D + (0,6W + atau 0,7E)
6. D + 0,75(0,6W atau 0,7E) + 0,75 L + 0,75(Lratau R)

7. 0,6D + 0,6W
8. 0,6D + 0,7E

Keterangan

D = Pengaruh beban mati

L = pengaruh Beban hidup

W= Pengaruh beban angin

E = Pengaruh beban gempa

2.18 MenghitungKombinasi Beban TerfaktorBerdasarkan SNI 1726:2012

Seperti yang dibahas di sub bab sebelumnya, SNI 2847:2013 Pasal 9.2 terdapat 7 jenis
kombinasi pembebanan yang harus diperhatikan dalam perencanaan elemen suatu struktur
bangunan. Dua diantaranya dua diantaranya merupakan kombinasi khusus pembebanan
akibat gempa. Dalam penerapanya, hanya kombinasi beban yang relevan saja yang perlu
ditinjau.

Kombinasi pembebanan Non-Gempa:

1. 1,4 D

2. 1,2 D + 1,6 L + 0,5 (Lratau R)

3. 1,2 D + 1,6 (Lratau R) + (L atau 0,5 W)

4. 1,2 D + 1,0 W + L + 0,5 (Lratau R)

5. 0,9 D + 1,0 W

Kombinasi pembebanan Gempa (akibat komponen gempa vertikal):

6. 1,2 D + 1,0 E + L
26
Nama : Naufal Rhiswanda Jasman
NPM : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

7. 0,9 D + 1,0 E

Sesuai Pasal 7.44 SNI 1726 :2012 dalam struktur yang dirancang untuk kategori desain
seismik D,E atau F , elemen struktur kantilever horizontal harus didesain untuk gaya ke
atas bersih minimum sebesar 0,2 kali beban mati sebagai tambahan untuk kombinasi
beban yang sesuai dari Pasal 7.4. Jadi kombinasi pembebanan gempa akibat komponen
gempa vertikal menjadi (Ev):

6. 1,2D + (0,2.SDS. D) + L

7. 0,9D + 0,2.SDS. D)

Keterangan:

D = pengaruh beban mati

L= pengaruh beban hidup

W = pengaruh beban angin

E = pengaruh beban gempa

EV = pengaruh beban gempa vertikal

SDS = parameter percepatan spektrum respons desain pada periode pendek.

27
Nama : Naufal Rhiswanda Jasman
NPM : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

BAB III

DATA KONSTRUKSI

3.1 Peta Lokasi

Lokasi perencanaan struktur Gedung Kantor Kecamatan ini berlokasi di daerah Kec.
Batu Sopang, Kabupaten Penajam Paser Utara seperti pada gambar 3.1 berikut ini :

Gambar 3.1 Peta Lokasi Kec. Batu Sopang, Kabupaten Penajam Paser Utara,
Kalimantan Timur.

25
Nama : Naufal Rhiswanda Jasman
NPM : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

3.2 Data Tanah

Pekerjaan sondir dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai kekuatan tanah


pada lokasi yang ditinjau. Hasil dari sondir ini kemudian akan dicocokkan dengan hasil
data tanah untuk mengetahui kondisi tanah pada lokasi ini didapat data tanah sebagai
berikut :

DATA SPT TANAH

26
Nama : Naufal Rhiswanda Jasman
NPM : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

3.3 Denah dan Dimensi Struktur

3.3.1 Data Struktur Perencanaan

Fungsi hunian : Kantor

Lokasi perencanaan : Kec. Batu Sopang, Kabupaten Penajam Paser Utara

Sistem struktur : Rangka beton bertulang pemikul momen khusus

Tebal plat beton lantai : 120 mm

Tebal plat beton atap : 100 mm

Dimensi kolom : 400 x 400 mm2

Dimensi balok : 300 x 200 mm2

3.3.2 Metode Analisa

Analisa menggunakan aplikasi program ETABS 2016 v16.2.0. Analisa gempa


menggunakan Analisa dinamik respon yang didapat dari situs website puskim.pu.go.id.

3.3.3 Referensi

1. Beban minimum untuk perancangan bangunan gedung dan struktur lain (SNI 1727-
2013).

2. Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung dan non
gedung (SNI 1726-20120).

3. Computer and Structures, Inc., CSI Analysis Reference Manual for ETABS.

3.3.4 Spesifikasi Material

 Mutu baja
 Fy = 400 MPa (BJTP 40), untuk dia. ≥ 10mm.
 Fy = 400 MPa (BJTP 40), untuk dia. < 10mm.
 Mutu Beton
 Pelat & Balok :f’c = 25 MPa
 Kolom : f’c = 25 MPa

27
Nama : Naufal Rhiswanda Jasman
NPM : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

3.3.5 Denah

3.3.5.1 Denah Base Kantor

28
Nama : Naufal Rhiswanda Jasman
NPM : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

3.3.5.2 Denah Lantai 1

29
Nama : Naufal Rhiswanda Jasman
NPM : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

3.3.5.3 Denah Lantai 2

30
Nama : Naufal Rhiswanda Jasman
NPM : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

3.3.5.4 Denah Lantai 3

31
Nama : Naufal Rhiswanda Jasman
NPM : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

3.3.5.5 Denah Lantai 4

32
Nama : Naufal Rhiswanda Jasman
NPM : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

3.3.5.6 Denah Lantai 5

33
Nama : Naufal Rhiswanda Jasman
NPM : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

3.3.5.7 Denah Potongan A-A

34
Nama : Naufal Rhiswanda Jasman
NPM : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

3.3.5.8 Denah Potongan B-B

35
Nama : Naufal Rhiswanda Jasman
NPM : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

BAB IV

ANALISA DAN PERHITUNGAN

4.1 Penentuan Spektral Respon Percepatan


Penentuan nilai spektral respon percepatan dilakukan dengan bantuan situs desain spektra
Indonesia, dimana pada situs tersebut terdapat peta untuk mencari rencana lokasi gedung akan
dibangun.

Gambar 4.1 Peta Lokasi

Nama : Naufal Rhiswanda Jasman 35


Npm : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

Dari situs Desain Spektra Indonesia disajikan nilai untuk tanah lunak dilokasi gedung sebagai
berikut :

Gambar 4.2 Respon Spektra Percepatan di Lokasi Gedung pada Tanah Lunak.

Nama : Naufal Rhiswanda Jasman 36


Npm : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

4.2 Penentuan Sistem Struktur


Dalam SNI 1726-2012 Pasal 7.2 diatur mengenai ketentuan dalam penentuan dan pemilihan sistem
struktur penahan gaya seismik dan dalam desain ini didesain sebagai sistem tunggal menggunakan
Sistem Rangka Pemikul Khusus (SRPMK).

Tabel 4.3 Pemilihan system struktur berdasarkan tingkat resiko gempa

Tingkat Resiko Kegempaan


SNI 03-1726-
Rendah Menengah Tinggi
2012
A, B C D, E, F
SRMB/M/K atau SRPMM/K atau SRPMK atau
Sistem Penahan
SDSB/K SDSB/K SDSK
Gempa

4.3 Menghitung Periode Struktur (T)

Perioda fundamental pendekatan Ta (detik) ditentukan berdasarkan persamaan :


Ta = Ct . Hxn
Dimana :
Hn = adalah ketinggian struktur dari atas dasar sampai tingkat tertinggi, dalam meter.
Ct, x = ditentukan berdasarkan SNI 03-1726-2012 Tabel 15
Berdasarkan SNI 03-1726-2012 Tabel 15 untuk angka rangka beton pemikul momen khusus
didapat :
Ct = 0,0466
X = 0,90
Hn = 20 meter
Berdasarkan SNI 03-1726-2012 Tabel 15 untuk angka rangka beton pemikul momen khusus
didapat :
Ct = 0,0466
X = 0,75
Hn = 20 meter

Perhitungan perkiraan periode struktur untuk dinding geser yang bekerja pada arah x :

Nama : Naufal Rhiswanda Jasman 37


Npm : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

Tax = Ct.Hxn
= 0,0466 x 200,90
= 0,691 detik
Perhitungan perkiraan periode struktur untuk dinding geser yang bekerja pada arah x :
Tay = Ct.Hxn
= 0,0466 x 200,90
= 0,691 detik
Dari situs desain spektra Indonesia didapat nilai :
SD1 = 0,229
Tax = 0,691
Tay = 0,691
Besarnya periode maksimum adalah sebagai berikut :
Tmax = Cu.Ta
Cu = Koefisien untuk batas atas periode yang dihitung ditentukan berdasarkan Tabel 14
SNI 1726-
2012.

Tabel 4.4 Koefisien untuk batas atas pada periode yang dihitung

Parameter Percepatan Respon Spektral Koefisien


Desain Pada Periode 1 detik (SD1) Cu
≥ 0,40 1.40
0.30 1.40
0.20 1.50
0.15 1.60
≤ 0,10 1.70

Arah x :
Ta max = Cu.Ta

Nama : Naufal Rhiswanda Jasman 38


Npm : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

= 1,50 x 0,691
= 1,036
Arah y :
Ta max = Cu.Ta
= 1,50 x 0,691
= 1,036
Tabel 4.5 Waktu getar alami output ETABS
Circular
Case Mode Period Frequency Frequency Eigenvalue
sec cyc/sec rad/sec rad²/sec²
Modal 1 0,854 1,171 7,3556 54,1051
Modal 2 0,705 1,418 8,9071 79,3372
Modal 3 0,601 1,664 10,4545 109,2964
Modal 4 0,277 3,607 22,6637 513,6456
Modal 5 0,245 4,086 25,6705 658,9764
Modal 6 0,22 4,539 28,522 813,5058
Modal 7 0,156 6,409 40,2681 1621,5226
Modal 8 0,141 7,073 44,444 1975,2654
Modal 9 0,126 7,966 50,0494 2504,942
Modal 10 0,103 9,675 60,7911 3695,5567
Modal 11 0,095 10,567 66,397 4408,565
Modal 12 0,082 12,191 76,5987 5867,3672

Nama : Naufal Rhiswanda Jasman 39


Npm : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

Gambar 4.3 Periode getar alami output ETABS Mode 1

Gambar 4.4 Periode getar alami output ETABS Mode 2

Nama : Naufal Rhiswanda Jasman 40


Npm : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

Kontrol batasan periode getar alami :


Jika :
Tmax < Tc Syarat tidak terpenuhi gunakan nilai T max
Ta < Tc < Ta max Syarat terpenuhi gunakan nilai Tc
Tc < T a Syarat tidak terpenuhi gunakan nilai T a
Dalam kasus ini menjadi :
Tax < Tcx < Ta max
0,691 < 0,705 < 1,036 Syarat terpenuhi gunakan nilai Tcx
Tay < Tcy < Ta max
0,691 < 0,854 < 1,036 Syarat terpenuhi gunakan nilai Tcy
Dengan demikian nilai T hitung :
Tx = 0,705
Ty = 0,691

4.4 Menghitung Berat Struktur


Pada table tersebut nilai Self Weight bernilai 0, tetapi dengan mengingat persamaan dasar bahwa :
w = m.g
Dimana :
w = berat
m = massa
g = percepatan gravitasi 9,80665 m/detik2

Nama : Naufal Rhiswanda Jasman 41


Npm : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

Tabel 4.6 Hasil output self mass dari ETABS


Self
Group Self Mass Weight Mass X Mass Y Mass Z
kg kN kg kg kg
All 1719494,93 0 1719494,93 1719494,93 0
Lantai 1 298690,17 0 298690,17 298690,17 0
Lantai 2 298889,01 0 298889,01 298889,01 0
Lantai 3 298889,01 0 298889,01 298889,01 0
Lantai 4 298889,01 0 298889,01 298889,01 0
Lantai 5 273039,21 0 273039,21 273039,21 0

Tabel 4.7 Hasil perhitungan berat sendiri tiap lantai

Self Mass Self Weight


Grup
(kg) (kN)

All 1719494,93 16862,485


Lantai 1 298690,17 2929,150
Lantai 2 298889,01 2931,100
Lantai 3 298889,01 2931,100
Lantai 4 298889,01 2931,100
Lantai 5 273039,21 2677,600

Tabel 4.8 Hasil perhitungan beban mati tambahan

Luas Berat
Lantai Berat Tiap Lantai (kN)
(m2) (kN/m2)
1 544 1,5 816
2 544 1,5 816
3 544 1,5 816
4 544 1,5 816
5 576 0,75 432
3696

Nama : Naufal Rhiswanda Jasman 42


Npm : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

Tabel 4.9 Hasil perhitungan berat dinding curtain wall kaca


Panjang Berat
Lantai Berat Tiap Lantai (kN)
(m) (kN/m2)
1 32 1,8 57,6
2 32 1,8 57,6
3 32 1,8 57,6
4 32 1,8 57,6
5 0 0 0
230,4

Tabel 4.10 Hasil perhitungan berat dinding pasangan bata


Berat
Lantai Panjang (m) Berat tiap lantai (kN)
(kN/m1)
1 220 10 2200
2 220 10 2200
3 220 10 2200
4 220 10 2200
5 0 0 0
8800

Tabel 4.11 Hasil perhitungan beban hidup tereduksi


Beban Hidup
Lantai Luas Berat Berat Tiap Lantai
Tereduksi 25%
1 544 2,4 1305,6 326,4
2 544 2,4 1305,6 326,4
3 544 2,4 1305,6 326,4
4 544 2,4 1305,6 326,4
5 576 0,96 552,96 138,24
5775,36 1443,84

Nama : Naufal Rhiswanda Jasman 43


Npm : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

Tabel 4.12 Hasil perhitungan berat total struktur


Beban Mati Tambahan

Berat Dinding Berat pas. Beban Berat total


Lantai Mati Tambahan pada
Curtain Wall dinding bata Hidup (kN)
lantai (kN) Tereduksi
(kN) (kN)
(kN)
1 2929,150 816 57,6 2200 326,4 6329,150
2 2931,100 816 57,6 2200 326,4 6331,100
3 2931,100 816 57,6 2200 326,4 6331,100
4 2931,100 816 57,6 2200 326,4 6331,100
5 2677,600 432 0 0 138,24 3247,840
3696 230,4 8800 1443,84 28570,290

4.5 Perhitungan Koefisien Respons Seismik


Nilai koefisien respons seismik (Cs) berdasarkan SNI 1726-2012 Pasal 7.8.1.1, harus dihitung
berdasarkan persamaan :
𝑆𝐷𝑆
Cs = 𝑅
𝐼𝑒

Dimana :
SDS = parameter percepatan spektrum respons desain dalam rentang perioda pendek seperti
ditentukan dalam SNI 1726-2012 Pasal 6.3 atau 6.9.
R = faktor modifikasi respons ditentukan dalam SNI 1726-2012 dalam table 9.
Ie = faktor keutamaan gempa yang ditentukan dalam SNI 1726-2012 Pasal 4.1.2.
Dalam kasus ini, nilai Cs dihitung sebagai berikut :
𝑆𝐷𝑆 0,553
Cs = 𝑅 = 8 = 0,0581
𝐼𝑒 1

Nama : Naufal Rhiswanda Jasman 44


Npm : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

Nilai koefisien respon seismik minimum berdasarkan SNI 1726-2012 Pasal 7.8.1.1 :
Cs min = 0,044.SDS.Ie ≥ 0,01
= 0,044 x 0,553 x 1
= 0,0205 ≥ 0,01 Syarat Terpenuhi
Koefisien respon seismik maksimum berdasarkan SNI 1726-2012 Pasal 7.8.1.1 :
𝑆𝐷1
Cs max = 𝑅
𝑇𝐼
𝑒

Dalam kasus ini :


Tx = 0,705 detik
Ty = 0,691 detik
SD1 = 0,229 g
𝑆𝐷1 0,231
Cs max = 𝑅 = 8 = 0,0406
𝑇𝑥𝐼 0,71
𝑒 1

𝑆𝐷1 0,231
Cs max = 𝑅 = 8 = 0,0414
𝑇𝑥𝐼 0,711
𝑒

Kontrol :
Cs min < Csx < Csx max
0,0205 < 0,0406 < 0,0532 Syarat Terpenuhi
Cs min < Csy < Csy max
0,0205 < 0,0414 < 0,0540 Syarat Terpenuhi

4.6 Perhitungan Gaya Geser Dasar


Berdasarkan SNI 1726-2012 Pasal 7.8.1 bahwa perhitungan nilai gaya geser dalam arah yang
ditetapkan dihitung berdasarkan persamaan :
Vx = Csx.W
Vy = Csy.W

Nama : Naufal Rhiswanda Jasman 45


Npm : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

Sehingga dalam kasus ini, nilai V dihitung sebesar :


Vx = 0,0406 x 28570,290 = 1160 kN
Vy = 0,0414 x 28570,290 = 1184 kN

4.7 Perhitungan Distribusi Beban


Dalam kasus ini :
Tx = 0,705 detik
Ty = 0,691 detik
Sehingga nilai k :
kx = 0,5 x Tx + 0,75
= 0,5 x 0,705 + 0,75
= 1,1025
ky = 0,5 x Ty + 0,75
= 0,5 x 0,691 + 0,75
= 1,095369
Distribusi beban gempa yang bekerja pada struktur (Fx) dihitung dengan persamaan di atas
disajikan pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.13 Hasil perhitungan gaya geser statik ekivalen arah x


Berat Fxx
Lantai hx Total Vx kxx wx.hxk Cvx V

(m) (kN) (kN) (kN) (kN)

1 4 6329,150 1160,035 1,103 29182,099 0,0707 82,01216 1160,035

2 8 6331,100 1160,035 1,1025 62680,994 0,1519 176,1561 1078,023

3 12 6331,100 1160,035 1,1025 98011,377 0,2374 275,4471 901,867

4 16 6331,100 1160,035 1,1025 134592,682 0,3261 378,2537 626,419

5 20 3247,840 1160,035 1,1025 88303,962 0,2139 248,1658 248,166

28570,290 412771,115 1,0000 1160,035

Nama : Naufal Rhiswanda Jasman 46


Npm : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

Tabel 4.14 Hasil perhitungan gaya geser statik ekivalen arah y


Berat
Fxy
Lantai hy Total Vy kxx wx.hxk Cvx V

(m) (kN) (kN) (kN) (kN)


1 4 6329,150 1183,988 1,095 28895,022 0,0713 84,40198 1183,988

2 8 6331,100 1183,988 1,095 61758,342 0,1524 180,3953 1099,586

3 12 6331,100 1183,988 1,095 96289,842 0,2376 281,2614 919,191

4 16 6331,100 1183,988 1,095 131957,613 0,3255 385,4464 637,929

5 20 3247,840 1183,988 1,095 86437,480 0,2132 252,4827 252,483

28570,290 405338,299 1,0000 1183,988

Simulasi arah pengaruh gempa rencana yang sembarang terhadap struktur gedung harus ditinjau
dalam arah utama dianggap penuh (100%) dan 30% untuk arah tegak lurusnya.
Beban gempa yang diinput pada 2 arah tersebut sebagai antisipasi datangnya gempa dari arah
yang tidak terduga, misalnya dari arah 150 , 300, 450, dan lain-lain. Besarnya beban gempa yang diinput
ke pusat massa disajikan dalam tabel di bawah ini.

Tabel 4.15 Perhitungan gempa arah tinjauan dan arah tegak lurus

Perhitungan Gempa 100% Arah Tinjauan dan 30% Arah Tegak Lurus
Lantai

Fxx 0,3 . Fxx Fxy 0,3 . Fxy

1 82,01215977 24,60364793 84,40197563 25,32059269

2 176,1560652 52,84681956 180,3952986 54,11858959

3 275,4471061 82,63413184 281,2613522 84,37840565

4 378,253688 113,4761064 385,4464374 115,6339312

5 248,1657913 74,44973738 252,4827323 75,74481969

Σ 1160,03481 348,0104431 1183,987796 355,1963389

Nama : Naufal Rhiswanda Jasman 47


Npm : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

4.8 Penentuan Eksentrisitas Rencana

Tabel 4.16 Pusat massa dan rotasi output ETABS

Cumulative Cumulative
Story Diaphragm Mass X Mass Y XCM YCM X Y
kg kg m m kg kg
Story1 D1 133615,14 133615,14 12 11,5769 133615,14 133615,14
Story2 D2 133695,44 133695,44 12 11,5712 133695,44 133695,44
Story3 D3 133695,44 133695,44 12 11,5712 133695,44 133695,44
Story4 D4 130804,32 130804,32 12 11,7986 130804,32 130804,32
Story5 D5 87695,59 87695,59 12 12 87695,59 87695,59

XCCM YCCM XCR YCR


m m m m
12 11,5769 12 9,689
12 11,5712 12 8,9131
12 11,5712 12 8,7444
12 11,7986 12 8,8182
12 12 12 9,7144

Dimana :
XCM dan YCM = pusat massa lantai
XCR dan YCR = pusat kekakuan dan rotasi lantai

Nama : Naufal Rhiswanda Jasman 48


Npm : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

Tabel 4.17 Hasil perhitungan eksentrisitas


Pusat massa Pusat Rotasi Eksentrisitas
Lantai
XCM YCM XCM YCM X Y
1 12 11,5769 12 9,689 0 1,8879
2 12 11,5712 12 8,9131 0 2,6581
3 12 11,5712 12 8,7444 0 2,8268
4 12 11,7986 12 8,8182 0 2,9804
5 12 12 12 9,7144 0 2,2856

ed = 1,5.e + 0,05.b ed = e - 0,05.b


X Y X Y
1,2 4,03185 -1,2 1,63185
1,2 5,18715 -1,2 2,78715
1,2 5,4402 -1,2 3,0402
1,2 5,6706 -1,2 3,2706
1,2 4,6284 -1,2 2,2284

Tabel 4.18 Hasil perhitungan koordinat pusat massa baru


Kordinat Pusat
Lantai Pusat massa Pusat Rotasi ed = 1,5.e + 0,05.b Massa
XCM YCM XCM YCM X Y X Y
1 12 11,5769 12 9,689 1,2 4,03185 10,8 5,65715
2 12 11,5712 12 8,9131 1,2 5,18715 10,8 3,72595
3 12 11,5712 12 8,7444 1,2 5,4402 10,8 3,3042
4 12 11,7986 12 8,8182 1,2 5,6706 10,8 3,1476
5 12 12 12 9,7144 1,2 4,6284 10,8 5,086

Nama : Naufal Rhiswanda Jasman 49


Npm : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

4.9 Input Beban dan Kombinasi Beban Gempa Statik


Pada kombinasi beban juga ditambahkan kombinasi baru dari beban gempa statik ekivalen,
sehingga kombinasi beban seperti diasjikan pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.19 Kombinasi beban dengan beban gempa statik ekivalen

Nama Kombinasi Kombinasi Pembebanan Jenis Kombinasi


kombinasi 1 1,4.D + 1,4.SW Kombinasi Pembebanan Tetap
kombinasi 2 1,4.D + 1,4.SW akibat beban mati dan hidup
kombinasi 3 1,2.D + 1,2.SW + 0,5.L + 1,0.EQx
Kombinasi Pembebanan Sementara
kombinasi 4 1,2.D + 1,2.SW + 0,5.L - 1,0.EQx
akibat beban mati , hidup, dan gempa statik
kombinasi 5 1,2.D + 1,2.SW + 0,5.L + 1,0.EQy ekivalen
kombinasi 6 1,2.D + 1,2.SW + 0,5.L - 1,0.EQy

4.10 Input Beban Gempa Statik Dalam ETABS


Dalam SNI 1726-2012 Pasal 7.8.3 disebutkan bahwa gaya geser tingkat desain gempa (V) harus
didistribusikan pada berbagai elemen vertikal sistem penahan gaya gempa di tingkat yang ditinjau
berdasarkan pada kekakuan lateral relative elemen penahan vertikal dan diafragma.
Sebagai catatan sebelum memasukkan beban gemoa statik ekivalen kedalam ETABS yang perlu
diingat adalah gempa arah x bekerja pada sumbu y bangunan dan gempa arah y bekerja terhadap sumbu
x bangunan.

Tabel 4.20 Input beban gempa


Kordinat Pusat
Lantai Massa Gaya Lateral Statik Ekivalen
X Y Fxx 0,3 . Fxx Fxy 0,3 . Fxy
1 10,800 5,657 82,012 24,604 84,402 25,321
2 10,800 3,726 176,156 52,847 180,395 54,119
3 10,800 3,304 275,447 82,634 281,261 84,378
4 10,800 3,148 378,254 113,476 385,446 115,634
5 10,800 5,086 248,166 74,450 252,483 75,745

Nama : Naufal Rhiswanda Jasman 50


Npm : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

Gambar 4.5 Hasil input beban gempa statik ekvalen arah x EQx pada story 1

Nama : Naufal Rhiswanda Jasman 51


Npm : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

Gambar 4.6 Hasil input beban gempa statik ekivalen arah x Eqy pada story 1

Nama : Naufal Rhiswanda Jasman 52


Npm : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

4.11 Analisa Struktur Beban Gempa Statik Ekivalen Dalam ETABS

Gambar 4.7 Deformasi pada struktur akibat beban kombinasi 1

Nama : Naufal Rhiswanda Jasman 53


Npm : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

Gambar 4.8 Deformasi pada struktur akibat beban kombinasi 2

Nama : Naufal Rhiswanda Jasman 54


Npm : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

Gambar 4.9 Deformasi pada struktur akibat beban kombinasi 3

Nama : Naufal Rhiswanda Jasman 55


Npm : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

Gambar 4.10 Deformasi pada struktur akibat beban kombinasi 4

Nama : Naufal Rhiswanda Jasman 56


Npm : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

Gambar 4.11 Deformasi pada struktur akibat beban kombinasi 5

Nama : Naufal Rhiswanda Jasman 57


Npm : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

Gambar 4.12 Deformasi pada struktur akibat beban kombinasi 6

Nama : Naufal Rhiswanda Jasman 58


Npm : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

4.12 Analisa Beban Gempa Respon Spektrum


4.12.1 Definisi
Analisis beban gempa dinamik dengan metode respons spektrum ditentukan berdasarkan
perepatan gempa rencana dan massa total struktur. Dalam analisis struktur terhadap beban
gempa dinamik, massa bangunan sangat menentukan besarnya gaya inersia akibat gempa,
sehingga massa tambahan yang diinputkan ke dalam program ETABS meliputi massa akibat
beban mati tambahan dan beban hidup yang direduksi dengan faktor reduksi 0,3 atau sesuai
fungsi gedung.

4.12.2 Input Beban Mati Tambahan dan Beban Hidup

Gambar 4.13 Input beban mati tambahan dan beban hidup tereduksi

Nama : Naufal Rhiswanda Jasman 59


Npm : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

4.13 Input Respons Spektrum Gempa Rencana


Desain gempa dinamik respons spektrum disusn berdasarkan respons terhadap percepatan tanah
(ground acceleration) hasil rekaman gempa. Desain kurva respons spektrum untuk lokasi
gedung dengan kondisi tanah lunak yang telah diinput seperti disajikan pada gambar dibawah
ini.

Gambar 4.14 Respon spektrum di lokasi gedung pada kondisi tanah lunak

Nama : Naufal Rhiswanda Jasman 60


Npm : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

Gambar 4.15 Modifikasi data respon spektrum

Nama : Naufal Rhiswanda Jasman 61


Npm : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

4.14 Input Beban Respons Spektrum


Untuk memasukkan factor skala gempa pada kolom Scale Factor, maka harus dihitung secara
manual yaitu :
𝑔.𝐼𝑒 9806,85 𝑥 1
Pada arah x = = = 1225,86
𝑅 8
Pada arah y = 0,3 x 1225,86 = 367,76

4.15 Kombinasi Beban Respon Spektra

Tabel 4.21 Kombinasi beban dengan beban gempa statik ekivalen


Nama
Kombinasi Kombinasi Pembebanan Jenis Kombinasi

kombinasi 1 1,4.D + 1,4.SW


Kombinasi Pembebanan Tetap
kombinasi 2 1,4.D + 1,4.SW akibat beban mati dan hidup

kombinasi 7 1,2.D+1,2.SW+0,5.L+1,0.RSPx
Kombinasi Pembebanan
kombinasi 8 1,2.D+1,2.SW+0,5.L-1,0.RSPx
Sementara akibat beban mati ,
kombinasi 9 1,2.D+1,2.SW+0,5.L+1,0.RSPy hidup, dan gempa statik ekivalen

kombinasi 10 1,2.D+1,2.SW+0,5.L-1,0.RSPy

4.16 Kontrol Partisipasi Massa

Nama : Naufal Rhiswanda Jasman 62


Npm : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

Berdasarkan SNI 1726-2012 Pasal 7.9.1 disebutkan bahwa jumlah ragam vibrasi yang ditinjau
dalam penjumlahan respons harus menghasilkan partisipasi massa minimum 90%.

Tabel 4.22 Hasil output control partisipasi massa


Period
Case Mode UX UY UZ Sum UX Sum UY Sum UZ
sec
Modal 1 1,544 0,646 1,85E-05 0 0,646 1,85E-05 0
Modal 2 1,268 0,0001 0,7378 0 0,646 0,7378 0
Modal 3 1,109 0,1092 0,0001 0 0,7552 0,7379 0
Modal 4 0,501 0,0889 5,01E-06 0 0,8441 0,7379 0
Modal 5 0,44 2,166E-05 0,1112 0 0,8442 0,8492 0
Modal 6 0,408 0,0113 0,0001 0 0,8555 0,8492 0
Modal 7 0,282 0,0383 3,17E-06 0 0,8938 0,8492 0
Modal 8 0,254 8,259E-06 0,0499 0 0,8938 0,8991 0
Modal 9 0,232 0,0048 1,74E-05 0 0,8986 0,8991 0
Modal 10 0,187 0,0187 1,69E-06 0 0,9172 0,8991 0
Modal 11 0,17 3,357E-06 0,0199 0 0,9172 0,919 0
Modal 12 0,151 0,0019 3,59E-06 0 0,9191 0,919 0

RX RY RZ Sum RX Sum RY Sum RZ


9,37E-06 0,2809 0,1105 9,37E-06 0,2809 0,1105
0,3492 3,05E-05 0,0001 0,3492 0,2809 0,1106
0,0001 0,047 0,6375 0,3493 0,3279 0,748
1,32E-05 0,3112 0,0127 0,3493 0,6391 0,7607
0,3036 0,0001 0,0001 0,6529 0,6392 0,7608
0,0002 0,0356 0,0981 0,6531 0,6749 0,8589
5,81E-06 0,0542 0,0036 0,6531 0,729 0,8626
0,0883 1,6E-05 1,49E-05 0,7413 0,729 0,8626
3,06E-05 0,0112 0,05 0,7413 0,7403 0,9126
3,65E-06 0,0417 0,0016 0,7414 0,7819 0,9142
0,0439 7,01E-06 2,36E-06 0,7853 0,7819 0,9142
7,98E-06 0,0036 0,0183 0,7853 0,7856 0,9324

Dari tabel partisipasi masa menunjukkan analisa ragam sudah memenuhi persyaratan minimal
90% baik pada arah x dan y.

4.17 Kontrol Gaya Geser Dasar Nominal V (Base Shear)

Nama : Naufal Rhiswanda Jasman 63


Npm : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

Dalam SNI 1726-2012 Pasal 7.9.4 disebutkan bahwa nilai akhir respons dinamik struktur gedung
terhadap pembebanan gempa nominal akibat pengaruh gempa rencana dalam suatu arah tertentu, tidak
boleh diambil kurang dari 80% dari nilai respons ragam yang pertama.
Respons dinamik struktur gedung dinyatakan dalam gaya geser dasar nominal V, seperti persamaan
berikut :
Vdinamik > 0,85.Vstatik
Atau dengan pengertian bahwa gaya geser dasar yang didapatkan dari hasil analisa respons
spektrum minimum adalah sebesar 85% gaya geser dasar yang didapatkan dari hasil analisa respons
spektrum minimum adalah sebesar 85% gaya geser dasar yang dihitung berdasarkan cara statik
ekivalen. Dengan demikian apabila gaya geser dasar hasil analisa respons spektrum lebih kecil dari
85% gaya geser dasar statik ekivalen, maka ordinat respons spektrum harus dikalikan dengan 0,85
V/Vt, dimana :
V = gaya geser dasar hasil perhitungan statik ekivalen.
Vt = gaya geser dasar hasil perhitungan kombinasi modal respons spektrum.

Tabel 4.23 Rekapitulasi perhitungan base shear akibat beban respons spektrum
RSPx RSPy
Joint
Story FX FY FX FY
Label
kN kN kN kN
Base 1 169,0549 106,3086 157,5014 115,7998
Base 2 281,722 46,2904 85,0405 66,8337
Base 3 49,3516 34,6157 14,8211 50,9764
Base 4 56,1706 34,4757 16,8609 50,4499
Base 5 63,3354 34,4577 19,0055 50,4236
Base 6 70,9296 34,8896 21,2839 50,9446
Base 7 72,9135 26,3868 21,8868 40,105
Base 8 530,2717 522,1928 923,8869 820,1885
Base 9 52,326 41,3179 15,9757 80,8403
Base 10 64,1416 28,5548 19,269 55,0543
Base 11 73,0068 27,7162 21,9141 54,4067
Base 12 82,5076 27,6888 24,7587 54,3275
Base 13 92,4226 28,0491 27,7323 55,0201
Base 14 94,2015 21,7286 28,2677 42,7679
Base 15 45,9969 15,2235 13,8316 42,6212

Nama : Naufal Rhiswanda Jasman 64


Npm : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

Base 16 57,5759 20,1893 17,4932 55,0032


Base 17 63,4005 19,8026 19,0489 54,3192
Base 18 72,0271 19,7617 21,62 54,2987
Base 19 81,4075 19,7421 24,4286 54,2374
Base 20 91,1993 19,9982 27,3652 54,9295
Base 21 93,1783 15,4516 27,9609 42,6974
Base 22 45,1227 12,8509 13,6098 42,8013
Base 23 55,343 16,5367 16,6485 55,0771
Base 24 63,3273 16,3146 19,0225 54,3376
Base 25 72,1206 16,3402 21,6482 54,4226
Base 26 81,5044 16,3218 24,4576 54,3616
Base 27 91,3042 16,5294 27,3967 55,0528
Base 28 93,2498 12,8506 27,9823 42,8002
Base 29 45,9841 15,3597 14,0741 43,0094
Base 30 57,5909 20,3996 17,3065 55,4447
Base 31 63,4015 20,0005 19,0407 54,7775
Base 32 72,0271 19,9587 21,6202 54,7557
Base 33 81,4075 19,9389 24,4286 54,6938
Base 34 91,1993 20,1977 27,3652 55,3915
Base 35 93,1783 15,6022 27,9608 43,0622
Base 36 533,7003 527,2441 951,1552 834,6364
Base 37 52,344 41,7685 15,7538 81,9626
Base 38 64,142 28,8461 19,2653 55,9652
Base 39 73,0067 27,9968 21,9143 55,3147
Base 40 82,5076 27,9691 24,7587 55,2342
Base 41 92,4226 28,3332 27,7323 55,9379
Base 42 94,2019 21,947 28,2682 43,4934
Base 43 170,3179 107,1882 156,1532 116,5785
Base 44 281,6144 46,6576 86,4576 68,6259
Base 45 49,3507 34,9015 14,8294 52,261
Base 46 56,1707 34,7623 16,8605 51,704
Base 47 63,3354 34,744 19,0057 51,6773
Base 48 70,9306 35,1795 21,2833 52,2101
Base 49 72,9096 26,6056 21,8816 41,1196
Base 50 894,5577 128,4695 1386,512 217,2586
Base 56 902,9248 129,5455 1413,223 222,4864

Jumlah 6818,3385 2666,2017 6077,569 4722,699

Nama : Naufal Rhiswanda Jasman 65


Npm : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

Tabel 4.24 Jumlah nilai geser dasar statik ekivalen dan respons spektrum
Gaya Geser
Fx Fy 0,85. Fx 0,85. Fy
Dasar
Fx 1160,0348 348,01044 986,0296 295,8089
Fy 1183,9878 355,19634 1006,39 301,9169
RSPx 6818,3385 2666,2017
Syarat Terpenuhi
RSPy 6077,569 4722,6987

Nilai gaya geser dasar akibat beban respons spektra lebih besar dari 85% nilai statik ekivalen
sehingga tidak perlu memerlukan perhitungan koreksi faktor skala.

4.18 Simpangan Struktur


Kriteria persyaratan simpangan mengacu pada SNI 1726-2012 Pasal 7.8.6 dengan faktor-faktor
sebagai berikut :
Nilai perpindahan lateral antar lantai (δx) dihitung dengan persamaan :
𝛿𝑒𝐶𝑑
δx =
𝐼𝑒
Cd = faktor amplikasi defleksi SNI 1726-2012 Tabel 9.
δe = lendutan massa elastic dihitung pada pusat massa tingkat.
Ie = faktor keutamaan gedung SNI 1726-2012 Tabel 2.
Simpangan antar lantai desain (Δ)
Δ = δn – δi
Simpangan antar lantai yang diizinkan (Δ a) harus sesuai dengan ketentuan dalam SNI 1726-
2012 Pasal 7.12.1 dan tidak boleh melebihi nilai dalam Tabel 16, dimana simpangan antar lantai yang
diijinkan adalah :
Δa = 0,02 x H
Dimana :
H = tinggi tingkat

Nama : Naufal Rhiswanda Jasman 66


Npm : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

Gambar 4.16 Simpangan pada struktur akibat beban kombinasi 6

Nama : Naufal Rhiswanda Jasman 67


Npm : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

Gambar 4.17 Simpangan pada struktur akibat beban kombinasi 7

Nama : Naufal Rhiswanda Jasman 68


Npm : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

Gambar 4.18 Simpangan pada struktur akibat beban kombinasi 8

Nama : Naufal Rhiswanda Jasman 69


Npm : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

Gambar 4.19 Simpangan pada struktur akibat beban kombinasi 9

Nama : Naufal Rhiswanda Jasman 70


Npm : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

Gambar 4.20 Simpangan pada struktur akibat beban kombinasi 10

Nama : Naufal Rhiswanda Jasman 71


Npm : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

Nilai simpangan elastis diambil dari nilai simpangan akibat beban kombinasi 6, seperti
disajikan dalam tabel dibawah ini :

Tabel 2.25 Hasil output simpangan elastis arah x


Load Maximum Average
Story Direction Ratio
Case/Combo mm mm
Story5 Comb6 X 6,774 6,228 1,088
Story4 Comb6 X 5,86 5,48 1,069
Story3 Comb6 X 4,616 4,331 1,066
Story2 Comb6 X 3,021 2,811 1,075
Story1 Comb6 X 1,251 1,133 1,105

Diambil perhitungan nilai perpindahan lateral antar lantai (δ x) pada lantai 5 dan 4 yang dihitung
dengan persamaan :
𝛿𝑒.𝐶𝑑 6,774 𝑥 5,5
Δ5 = = = 37,257 mm
𝐼𝑒 1

𝛿𝑒.𝐶𝑑 5,86 𝑥 5,5


Δ4 = = = 32,23 mm
𝐼𝑒 1

Simpangan antar lantai desain (Δ) :


Δ4 = δ5 – δ4
= 37,257 – 32,23
= 5,027 mm
Simpangan yang diijinkan :
Δa = 0,02.Hn
= 0,02 x 4000
= 80 mm

Nama : Naufal Rhiswanda Jasman 72


Npm : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

Tabel 2.26 Hasil output simpangan elastis arah y


Load Maximum Average
Story Direction Ratio
Case/Combo mm mm
Story5 Comb6 Y 16,022 15,477 1,035
Story4 Comb6 Y 13,436 13,056 1,029
Story3 Comb6 Y 10,215 9,93 1,029
Story2 Comb6 Y 6,679 6,469 1,032
Story1 Comb6 Y 2,845 2,726 1,043

𝛿𝑒.𝐶𝑑 16,022 𝑥 5,5


Δ5 = = = 88,121 mm
𝐼𝑒 1

𝛿𝑒.𝐶𝑑 13,436 𝑥 5,5


Δ4 = = = 73,898 mm
𝐼𝑒 1

Simpangan antar lantai desain (Δ) :


Δ4 = δ5 – δ4
= 88,121 - 73,898
= 14,223 mm
Simpangan yang diijinkan :
Δa = 0,02.Hn
= 0,02 x 4000
= 80 mm

Nama : Naufal Rhiswanda Jasman 73


Npm : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

Tabel 4.25 Kinerja Batas Layan Akibat Simpang Gempa Statik Arah Y

Tinggi Simpangan δe δx Δa
NO Lokasi Kontrol
mm mm mm mm mm
1 Lantai 5 4000 14,223 16,022 88,121 80 OK
2 Lantai 4 4000 17,7155 13,436 73,898 80 OK
3 Lantai 3 4000 19,448 10,215 56,1825 80 OK
4 Lantai 2 4000 21,087 6,679 36,7345 80 OK
5 Lantai 1 4000 15,6475 2,845 15,6475 80 OK

Tabel 4.26 Kinerja Batas Layan Akibat Simpang Gempa Statik Arah X

Tinggi Simpangan δe δx Δa
NO Lokasi Kontrol
mm mm mm mm mm
1 Lantai 5 4000 0,1045 1,088 5,984 80 OK
2 Lantai 4 4000 0,0165 1,069 5,8795 80 OK
3 Lantai 3 4000 -0,0495 1,066 5,863 80 OK
4 Lantai 2 4000 -0,165 1,075 5,9125 80 OK
5 Lantai 1 4000 6,0775 1,105 6,0775 80 OK

Nama : Naufal Rhiswanda Jasman 74


Npm : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan analisa beban gempa pada struktur gedung kantor Kecamatan Batu Sopang,
Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia yang disesuaikan dengan Tata
Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung SNI 1726-2012 dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :

1. - Dari hasil analisa beban gempa dengan menggunakan metode Statik Ekivalen, beban gempa
tersebut termasuk aman terhadap gempa karena dalam perhitungan koefisien respons seismik
telah memenuhi syarat.
Nilai koefisien respons seismik (Cs) berdasarkan SNI Gempa 1726-2012 Pasal 7.8.1.1, harus
dihitung berdasarkan persamaan :
𝑆𝐷𝑆
Cs = 𝑅
𝐼𝑒

Dimana :
SDS = parameter percepatan spektrum respons desain dalam tentang perioda pendek seperti
ditentukan dalam SNI 1726-2012 Pasal 6.3 atau 6.9.
R = faktor modifikasi respons ditentukan dalam SNI 1726-2012 dalam table 9.
Ie = faktor keutamaan gempa yang ditentukan dalam SNI 1726-2012 Pasal 4.1.2.
Dalam kasus ini, nilai Cs dihitung sebagai berikut :
𝑆𝐷𝑆 0,533
Cs = 𝑅 = 8 = 0,0581
𝐼𝑒 1

Nama : Naufal Rhiswanda Jasman


Npm : 14.11.1001.7311.212 85
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

Nilai koefisien respon seismik minimum berdasarkan SNI 1726-2012 Pasal 7.8.1.1 :
Cs min = 0,044.SDS.Ie ≥ 0,01
= 0,044 x 0,533 x 1
= 0,0205 ≥ 0,01 Syarat Terpenuhi
Koefisien respon seismik maksimum berdasarkan SNI 1726-2012 Pasal 7.8.1.1 :
𝑆𝐷1
Cs max = 𝑅
𝑇𝐼
𝑒

Dalam kasus ini :


Tx = 0,691 detik
Ty = 0,691 detik
SD1 = 0,229 g
𝑆𝐷1 0,229
Cs max = 𝑅 = 8 = 0,0406
𝑇𝑥𝐼 0,691
𝑒 1

𝑆𝐷1 0,229
Cs max = 𝑅 = 8 = 0,0414
𝑇𝑦𝐼 0,6911
𝑒

Kontrol :
Cs min < Csx < Csx max
0,0205 < 0,0406 < 0,0532 Syarat Terpenuhi
Cs min < Csy < Csy max
0,0205 < 0,0414 < 0,0540 Syarat Terpenuhi

- Sedangkan dari analisa beban gempa dengan menggunakan metode Respons Spektrum beban
gempa tersebut termasuk aman terhadap gempa karena dalam perhitungan kontrol partisipasi
massa dan kontrol gaya geser dasar nominal V (base shear) telah memenuhi syarat.

Nama : Naufal Rhiswanda Jasman


Npm : 14.11.1001.7311.212 86
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

Tabel 5.1 Hasil output kontrol partisipasi massa


Period
Case Mode UX UY UZ Sum UX Sum UY Sum UZ
sec
Modal 1 1,544 0,646 1,85E-05 0 0,646 1,85E-05 0
Modal 2 1,268 0,0001 0,7378 0 0,646 0,7378 0
Modal 3 1,109 0,1092 0,0001 0 0,7552 0,7379 0
Modal 4 0,501 0,0889 5,01E-06 0 0,8441 0,7379 0
Modal 5 0,44 2,166E-05 0,1112 0 0,8442 0,8492 0
Modal 6 0,408 0,0113 0,0001 0 0,8555 0,8492 0
Modal 7 0,282 0,0383 3,17E-06 0 0,8938 0,8492 0
Modal 8 0,254 8,259E-06 0,0499 0 0,8938 0,8991 0
Modal 9 0,232 0,0048 1,74E-05 0 0,8986 0,8991 0
Modal 10 0,187 0,0187 1,69E-06 0 0,9172 0,8991 0
Modal 11 0,17 3,357E-06 0,0199 0 0,9172 0,919 0
Modal 12 0,151 0,0019 3,59E-06 0 0,9191 0,919 0

RX RY RZ Sum RX Sum RY Sum RZ


9,37E-06 0,2809 0,1105 9,37E-06 0,2809 0,1105
0,3492 3,05E-05 0,0001 0,3492 0,2809 0,1106
0,0001 0,047 0,6375 0,3493 0,3279 0,748
1,32E-05 0,3112 0,0127 0,3493 0,6391 0,7607
0,3036 0,0001 0,0001 0,6529 0,6392 0,7608
0,0002 0,0356 0,0981 0,6531 0,6749 0,8589
5,81E-06 0,0542 0,0036 0,6531 0,729 0,8626
0,0883 1,6E-05 1,49E-05 0,7413 0,729 0,8626
3,06E-05 0,0112 0,05 0,7413 0,7403 0,9126
3,65E-06 0,0417 0,0016 0,7414 0,7819 0,9142
0,0439 7,01E-06 2,36E-06 0,7853 0,7819 0,9142
7,98E-06 0,0036 0,0183 0,7853 0,7856 0,9324

Dari tabel partisipasi masa menunjukkan analisa ragam sudah memenuhi persyaratan minimal
90% baik pada arah x dan y.

Nama : Naufal Rhiswanda Jasman


Npm : 14.11.1001.7311.212 87
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

Tabel 5.2 Jumlah nilai geser dasar statik ekivalen dan respons spektrum
Gaya Geser
Fx Fy 0,85. Fx 0,85. Fy
Dasar
Fx 1160,0348 348,01044 986,0296 295,8089
Fy 1183,9878 355,19634 1006,39 301,9169
RSPx 6818,3385 2666,2017
Syarat Terpenuhi
RSPy 6077,569 4722,6987

Nilai gaya geser dasar akibat beban respons spektra lebih besar dari 85% nilai statik ekivalen
sehingga tidak perlu memerlukan perhitungan koreksi faktor skala.

2. Dari hasil analisa beban gempa dengan menggunakan 2 metode yaitu metode Statik Ekivalen
dan Respons Spektrum kedua metode tersebut telah memenuhi syarat, maka desain bangunan
kantor di Kecamatan Batu Sopang, Kabupaten Penajam Paser, Provinsi Kalimantan Timur,
Indonesia dengan jumlah 5 lantai tersebut dinyatakan aman terhadap gempa.

Nama : Naufal Rhiswanda Jasman


Npm : 14.11.1001.7311.212 88
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA

5.2 Saran
1. Sebelum melakukan suatu perencanaan struktur alangkah lebih tepat apabila memahami terlebih
dahulu peraturan yang berlaku khususnya SNI 1726-2012 mengenai Tata Cara Perencanaan
Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung.
2. Sebelum perencanaan struktur sebaiknya dilakukan estimasi awal pada ukuran elemen struktur,
sehingga tidak terjadi penentuan elemen struktur berulang-ulang.
3. Dalam melakukan input data pada program ETABS hendaknya dilakukan dengan teliti sesuai
dengan asumsi-asumsi yang telah ditetapkan sebelumnya sehingga dapat dihasilkan analisa
struktur yang mendekati keadaan sebenarnya.

Nama : Naufal Rhiswanda Jasman


Npm : 14.11.1001.7311.212 89

Anda mungkin juga menyukai