LAPORAN STRUKTUR
Diajukan oleh :
Naufal Rhiswanda Jasman
14.11.1001.7311.212
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Periode bangunan itu sangat dipengaruhi oleh massa struktur serta kekakuan struktur
tersebut. Kekakuan struktur sendiri dipengaruhi oleh kondisi struktur, bahan yang
digunakan serta dimensi struktur yang digunakan. Evaluasi untuk memperkirakan kondisi
inelastic struktur bangunan pada saat gempa perlu untuk mendapatkan jaminan bahwa
kinerjanya memuaskan pada saat terjadinya gempa. Bila terjadi gempa ringan, bangunan
tidak boleh mengalami kerusakan baik unan boleh mengalami kerusakan pada komponen
non strukturalnya, akan tetapi komponen strukturalnya tidak boleh mengalami kerusakan.
Bila terjadi gempa besar, bangunan boleh mengalami kerusakan pada komponen non
structural maupun komponen strukturalnya, akan tetapi penghuni bangunan dapat
menyelamatkan diri. Konsep perhitungan desain struktur bangunan yang terdiri dari 5
lantai ini menggunakan perencanaan gempa berbasis kekuatan untuk konstruksi beton
berdasarkan peraturan SNI 1726 : 2012 mengenai desain bangunan tahan gempa.
1
Nama : Naufal Rhiswanda Jasman
NPM : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA
Peraturan SNI 1726 : 2012 ini berbeda dari peraturan SNI gempa sebelumnya, dimana
gempa rencana ditetapkan sebagai gempa dengan kemungkinan terlewati besarannya
selama umur struktur bangunan 50 tahun adalah sebesar dua persen atau gempa dengan
period aulang 2.500 tahun yang merupakan gempa maksimum yang mempertimbangkan
risiko tertarget (Maximum Considered Earhquake Targeted Risk/ MCER). SNI 1726 :
2012 menentukan bahwa analisis beban gempa dapat dilakukan dengan 3 prosedur, yaitu
analisis gaya lateral ekivalen, analisis spectrum respons ragam, dan prosedur riwayat
respons seismik. Penentuan prosedur analisis yang dapat digunakan bergantung pada
kategori desain seismic struktur, system struktur, property dinamis, dan keteraturan.
Ketentuan prosedur analisis yang diizinkan dapat dilihat pada Tabel 1 Prosedur
Analisis yang diijinkan (SNI Tabel 13). Selain ketiga prosedur tersebut SNI
memperbolehkan dilakukannya procedur alternate dengan persetujuan pemberiizin yang
mempunyai kuasa hukum (SNI Pasal 7.6).
Rumusan masalah pada perencanaan struktur tahan gempa ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana cara mendesain struktur tahan gempa menggunakan Peraturan SNI 1726 :
2012 untuk bangunan 5 lantai ?
2. Bagaimana cara meminimalisir hancurnya bangunan akibat dampak yang ditimbulkan
gempa bumi ?
3. Bagaimana kinerja struktur jika dievaluas dengan analisis respon spectrum dan static
ekivalen dengan peraturan gempa SNI 1726-2012 ?
2
Nama : Naufal Rhiswanda Jasman
NPM : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA
3
Nama : Naufal Rhiswanda Jasman
NPM : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA
BAB II
LANDASAN TEORI
b. Gempa menengah komponen struktural tidak boleh rusak, namun komponen non-
struktural diijinkan mengalami kerusakan,
Sistem rangka pemikul momen khusus (SRPMK) adalah desain struktur beton
bertulang dengan pendetailan yang menghasilkan struktur yang fleksibel (memiliki
daktilitas tinggi). Dengan pendetailan mengikuti ketentuan SRPMK, maka faktor reduksi
gaya gempa R dapat diambil sebesar 8, yang artinya bahwa gaya gempa rencana hanya
1/8 dari gaya untuk elastis desain (pengambilan nila R>1) artinya mempertimbangakan
post-elastic desain, yaitu struktur mengalami kelelehan tanpa kegagalan fungsi).
Ketentuan SRPMK dijelaskan dalam SNI 03-2847-2002 Bab23.3 yang sama dengan
ketentuan ACI 318-02.
Desain struktur beton bertulang dengan SRPMK sudah dimulai sejak tahun 1960
(Blume et al, 1961) dan pertama kali diwajibkan penggunaanya untuk wilayah yang
memiliki resiko gempa tinggi dalam Uniform Building Code (ICBO 1973). Saat ini,
SRPMK wajib digunakan untuk wilayah yang memiliki resiko gempa tinggi (Kategori
desain seismik D,E dan F dalam SNI 1726-2012 atau ASCE-7). SRPMK dapat digunakan
juga dalam kategori desain seismik A, B dan C, namun perlu diperhatikan jika tidak
ekonomis.
4
Nama : Naufal Rhiswanda Jasman
NPM : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, dalam SNI 1726-2012 dan ASCE-7 faktor
reduksi gaya gempa dapat diambil sebesar 8. Disebabkan karena struktur SRPMK
memiliki sifat fleksibel dengan daktilitas yang tinggi, sehingga bisa direncanakan dengan
gaya gempa rencana yang minimum. Kekuatan dan kekakuan dari struktur juga harus
diperhatikan untuk mampu menahan beban rencana, baik beban gravitasi maupun angin
dan gempa, dan juga struktur harus menghasilkan story drift yang sesuai dengan batasan
peraturan.
Drift dari struktur dihitung dengan beban terfaktor yang diamplifikasi dengan faktor
cd (SNI 1726-2012 tabel 9).Analisa kekakuan efektif dari frame juga harus
empertimbangkan efek dari keretakan beton (Post elastic desain).
Struktur SPRMK diharapkan memiliki tingkat daktilitas yang tinggi, yaitu mampu
menerima mengalami siklus respon inelasitis pada saat menerima beban gempa rencana.
Pendetailan dalam ketentuan SRPMK adalah untuk memastikan bahwa respon inelastis
dari strukur bersifat daktail. Prinsip ini terdiri dari tiga:
Metode desain kapsitas pada dasarnya diaplikasikan pada perancangan struktur tahan
gempa dengan tujuan agar bentuk-bentuk keruntuhan yang sifatnya getas tidak muncul
dalam mekanisme disipasi energi yang dihasilkan oleh struktur. Agar tujuan ini dapat
dicapai maka perlu dirancang suatu hierarki keruntuhan sedemikian hingga hanya bentuk-
bentuk keruntuhan yang daktail yang muncul.
5
Nama : Naufal Rhiswanda Jasman
NPM : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA
a. Tulangan sengkang dipasang dengan rapat terutama pada bagian struktur yang
mengalami kelelehan seperti hubungan balok-kolom untuk mencegah keruntuhan
geser
b. Pada analisa kekuatan geser pada balok atau kolom, kekuatan geser dari beton (Vc)
diabaikan terutama pada balok yang mengalami gaya aksial kecil, sehingga hanya
tulangan saja yang menahan gaya geser.
Mekanisme keruntuhan pada struktur beton bertulang dapat terjadi melalui mekanisme
lentur tarik, lentur tekan, geser, tarik diagonal, kegagalan angkur, kegagalan lekatan
tulangan, kegagalan tekan dan lain-lain. Diantara berbagai mekanisme tersebut,
mekanisme lentur tarik tarik yang merupakan mekanisme yang dapat yang dapat
menghasilkan perilaku yang paling daktail. Sedangkankeruntuhan geser pada umunya
bersifat getas. Mencegah terjadinya keruntuhan geser suatu elemen struktur pendisipasi
energi biasanya dirancang dengan kekuatan geser yang lebih tinggi dari pada gaya geser
maksimum yang mungkin timbul pada saat elemen struktur mengembangakan kapasitas
lenturmya.
Mekanisme sendi plastis terbentuk di ujung-ujung balok dan di dasar kolom bawah,
menghasilkan perilaku histeresis yang stabil, pembentukan sendi plastis haruslah di
dominasi oleh perilaku lentur. Hal ini hanya dapat dicapai melalui penerpan persyaratan-
persyaratan detailing penulangan yang terencana dengan baik. Beberapa persyaratan
detailing SRPMK (SNI 2847:2013 Pasal 21.5) pada dasarnya diformulasikan dengan
menerapkan konsep desain kapasitas. Sendi plastis dapat terjadi pada suatu struktur portal
berderajat kebebasan banyak MDOF (Multi Degree of Freedom).
Gedung saat dilanda gempa yang cukup besar, akan timbul momen-momen pada balok
atau kolomnya, apabila besar dari momen-momen tersebut melampaui besar momen
kapasitas balok atau kolom portal, maka terjadi sendi plastis pada balok atau kolom
ditandai dengan melelehnya tulangan baja pada beton bertulang (Gambar 2.1). Sendi
plastis terjadi secara bertahap sampai bangunan gedung tersebut runtuh. (Ulfah ,2011).
Pada saat struktur mengalami gaya lateral gempa, distribusi kerusakan sepanjang
ketinggian bangunan bergantung pada distribusi lateral story drift (simpangan antar
lantai). Jika struktur memiliki kolom yang lemah, simpangan antar lantai akan cenderung
6
Nama : Naufal Rhiswanda Jasman
NPM : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA
terpusat pada satu lantai (a). Sebaliknya jika kolom sangat kuat, maka drift akan tersebar
merata, dan keruntuhan lokal di satu lantai dapat diminimalkan (c dan b). Sebagai contoh
dapat dilihat pada perencanaan Strong-Column/Weak-Beam (Gambar 2.2).
Gambar 2.1 Kemungkinan pola terbentuknya sendi plastis ,Widodo (2007) dalam
Ulfah (2011).
Gambar 2.2 Desain SPRMK mencegah terjadinya mekanisme soft story (a) dengan
membuat kolom kuat sehingga drfit tersebar merata sepanjang lantai (c) atau sebagian
besar lantai (b)
7
Nama : Naufal Rhiswanda Jasman
NPM : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA
Beton merupakan percampuran dari bahan-bahan agregat halus dan agregat kasar yaitu
pasir, batu, batu pecah atau bahan semacam lainya, kemudian ditambah semen dan air.
Nilai kuat tekan beton lebih tinggi daripada kuat tarikny, karena beton termasuk bahan
bersifat getas maka dalam penggunaanya pada komponen struktural bangunan beton
diperkuat dengan baja tulangan untuk membantu kelemahan beton yang lemah terhadap
gaya tarik, demikian sehingga terjadi pembagian tugas, dimana baja tulangan yang
menahan gaya tarik, sedangkan beton menahan gaya tekan.
Salah satu parameter material beton yang paling berpengaruh dalam hal ini adalah
nilai kuat tekan. Berdasarkan SNI 2847:2013 Pasal 21.1.4.2, kuat tekan f’c untuk
material beton yang digunakan pada struktur bangunan tahan gempa sebaiknya tidak
kurang dari 20 Mpa, selain itu, Pasal 21.1.4.3 lebih jauh membatasi penggunaan mutu
beton tidak melebihi 35 MPa apabila digunakan beton ringan. Batasan ini didasarkan atas
fakta bahawa tidak cukup banyak bukti eksperimental dan data langsung lapangan yang
memperlihatkan perilaku elemen struktur beton yang dikonstruksi dengan menggunakan
beton ringan, terutama dalam hal perpindahan akibat pembebanan siklik dalam rentang
nonlinier.
8
Nama : Naufal Rhiswanda Jasman
NPM : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA
Baja tulangan salah satu parameter yang paling berpengaruh terhadap perilaku
plastifikasi yang dihasilkan pada elemen struktur tahan gempa adalah kondisi permukaan
baja tulangan yang digunakan. Berdasarkan kondisi permukaanya, baja tulangan dapat
dibagi menjadi 2 jenis, yaitu baja tulangan polos dan baja tulangan ulir. Penggunaan
tulangan polos sebagai baja tulangan elemen struktur dapt memberikan dampak yang
negatif terhadap kinerja plasifikasi yang dihasilkan. Kuat lekatan baja tulangan polos
pada beton, yang pada dasarnya hanya terdiri atas mekanisme adhesi dan friksi, diketahui
hanyalah sekitar 10% kuat lekatan tulangan ulir.
SNI 2847:2013 membatasi nilai kuat leleh disyaratkan untuk bahan baja tulangan
sebesar 400 MPa. Penggunaan baja tulangan dengan spesifikasi mutu yang lebih tinggi
pada dasarnya dilarang. Pembatasan ini disebabkan poleh penggunaan bahan baja
tulangan yang mutunya tinggi dapat menyebabkan timbulnya geser dan tegangan lekatan
yang tinggi antara baja tulangan dan beton, yang dapat menyebabkan kegagalan brittle
pada saat elemen mengembangkan kemampuan lentur maksimumnya. hal ini dapat terjadi
khususnya pada saat elemen struktur mengalami beban gempa yang sifatnya bolak-balik
atau (siklik).
Berdasarkan Pasal 21.1 SNI 2847:2013 untuk beton bertulang, untuk desain elemen
struktur yang diharapkan memikul beban gempa, baja tulangan yang digunakan harus
memenuhi ketentuan-ketentuan khusus baja tulangan dengan mutu maksimum 400 MPa
(BJTD 40), sesuai ASTM A 706M-1993 (Tabel 2.1). Baja tulangan dengan spesifikasi
ASTM A 615M-1993 mutu 280 dan 400 (Tabel 2.2) dapat digunakan apabila :
a. Kuat leleh aktual berdasarkan uji laboratorium tidak melebihi kuat leleh spesifikasi
dengan selisih kuat 125 MPa
b. Rasio antara kuat tarik aktual terhadap kuat leleh aktual tidak kuramg dari
1,25MPa.
9
Nama : Naufal Rhiswanda Jasman
NPM : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA
Berdasarkan persyaratan ASTM A 706M, nilai kuat leleh aktual maksimum untuk baja
tulangan ulir BJTD40 dibatasi 540 MPa. Kuat leleh aktual yang terlalu tinggi pada
dasrnya sangat berbahaya bagi rancangan srtruktur bangunan tahan gempa. Spesifikasi
produksi baja tulangan pada umumnya mencatumkan nilai batas atas kuat leleh yang
diijinkan
Tabel 2.1 Spesifikasi Baja Tulangan Paduan Rendah (ASTM A 706 M, 1993)
a. 10,15 dan 20 14
b. 25,30 dan 35 12
c. 45 dan 55 10
Kuat tarik tidak boleh kurang dari 1,25 kali kuat leleh aktual
Nilai kuat lebih maksimum batang individu = 1,35
10
Nama : Naufal Rhiswanda Jasman
NPM : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA
e. 35,45,55 ... 7 6
2.4 Pembebanan
Pembebanan merupakan factor penting dalam merancang stuktur bangunan. Untuk itu,
dalam merancang struktur perlu mengidentifikasikan beban-beban yang bekerja pada
system struktur. Beban-beban yang bekerja pada suatu struktur ditimbulkan secara
langsung oleh gaya-gaya alamiah dan buatan manusia (Schueller, 2001). Secara umum,
struktur bangunan dikatakan aman dan stabil apabila mampu menahan beban gravitasi
(beban mati dan beban hidup) dan beban gempa yang bekerja pada bangunan tersebut.
a. Beban Mati
Beban mati merupakan berat seluruh bahan konstruksi bangunan gedung yang
terpasang, termasuk dinding, lantai, atap, plafon, tangga, dinding partisi tetap,
finishing, cladding gedung dan komponen arsitektural dan structural lainnya serta
peralatan layan terpasang lain termasuk berat keran (SNI 1727:2013 pasal 3.1)
b. Beban Hidup
Beban hidup merupakan beban yang diakibatkan oleh pengguna dan penghuni
bangunan gedung atau struktur lain. (SNI 1727:2013 pasal 4.1). Beban hidup
selalu berubah-ubah dan sulit diperkirakan. Perubahan tersebut terjadi sepanjang
waktu, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang (Schueler, 2010). Beban
hidup atap merupakan beban yang diakibatkan pelaksanaan pemeliharaan oleh
pekerja, peralatan, dan material.Selain itu juga beban selama masa layan struktur
yang diakibatkan oleh benda bergerak, seperti tanaman atau benda dekorasi kecil
yang tidak berhubungan dengan penghunian (SNI 1727:2013 pasal 4.1)
c. Beban Gempa
Berdasarkan SNI 1726:2012, penghitungan pengaruh beban gempa pada
strukturdapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode analisis,
diantaranya yaitu:
a. Analisis beban gempa statik ekuivalen
b. Analisis ragam spektrum respons
c. Analisis respons dinamik riwayat waktu.
11
Nama : Naufal Rhiswanda Jasman
NPM : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA
Berbagai kategori resiko struktur bangunan gedung dan non gedung sesuai tabel 2.6
pengaruh gempa rencana terhadapnya harus dikalikan dengan suatu faktor keutamaan Ie
menurut Tabel 2.7. Khusus untuk struktur bangunan dengan kategori resiko IV, bila
dibutuhkan pintu masuk untuk operaional dari struktur bangunan yang bersebelahan,
maka struktur bangunan yang bersebelahan tersebut harus didesain sesuai kategori resiko
IV.
Tabel 2.3Kategori Resiko Bangunan Gedung dan Non Gedung Beban Gempa
Kategori
Jenis pemanfaatan risiko
Gedung dan non gedung yang memiliki risiko rendah terhadap
jiwa manusia pada saat terjadi kegagalan, termasuk, tapi tidak
dibatasi untuk, antara lain: I
1. Fasilitas pertanian, perkebunan, perternakan, danperikanan
2. Fasilitassementara
3. Gudangpenyimpanan
4. Rumah jaga dan struktur kecillainnya
Semua gedung dan struktur lain, kecuali yang termasuk dalam
kategori risiko I,III,IV, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk:
1. Perumahan
2. Rumah toko dan rumahkantor
3. Pasar II
4. Gedungperkantoran
5. Gedung apartemen/ rumah susun
6. Pusat perbelanjaan/mall
7. Bangunanindustri
8. Fasilitasmanufaktur
9. Pabrik
12
Nama : Naufal Rhiswanda Jasman
NPM : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA
Gedung dan non gedung yang memiliki risiko tinggi terhadap jiwa
manusia pada saat
terjadi kegagalan, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk:
1. Bioskop
2. Gedungpertemuan
3. Stadion
4. Fasilitas kesehatan yang tidak memiliki unit bedah
danunit gawatdarurat
5. Fasilitas penitipananak
6. Penjara
7. Bangunan untuk orangjompo.
Gedungdannongedung,tidaktermasukkedalamkategoririsikoIV,yan III
g memiliki potensi untuk menyebabkan dampak ekonomi yang
besar
dan/ataugangguanmassalterhadapkehidupanmasyarakatsehari-
haribila terjadi kegagalan, termasuk, tapi tidak dibatasiuntuk:
1. Pusat pembangkit listrikbiasa
2. Fasilitas penangananair
3. Fasilitas penangananlimbah
4. Pusattelekomunikasi
Gedung dan non gedung yang tidak termasuk dalam kategori risiko
IV, (termasuk, tetapi tidak dibatasi untuk fasilitas manufaktur,
proses, penanganan, penyimpanan, penggunaan atau tempat
pembuangan bahan bakar berbahaya, bahan kimia berbahaya,
limbah berbahaya, atau bahan yang mudah meledak) yang
mengandung bahan beracun atau peledak di mana jumlah
kandungan bahannya melebihi nilai batas yang disyaratkan
oleh instansi yang berwenang dan cukup menimbulkan bahaya
bagi masyarakat jika terjadi kebocoran
13
Nama : Naufal Rhiswanda Jasman
NPM : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA
menentukan parameter percepatan spektra desain SDsdan SD1(SNI 1726:2012 pasal 6.2).
Percapatan batuan dasar MCERdi lokasi pembangunan gedung pada periode pendek (0,2
detik) dan 1 detik seperti terlihat pada gambar 2.4 dan 2.5 atau berdasarkan peta pada
(Gambar 9 &Gambar 10 dalam SNI 1726:2012 gempa).
15
Nama : Naufal Rhiswanda Jasman
NPM : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA
Analisis klasifikasi Situs menurut SNI 1726:2012 Pasal 5, seperti terlihat pada Tabel
2.5 (atau Tabel 3 SNI 1726:2012 Gempa), mengklasifikasikan situs tanah ke dalam 6
kelompok.
16
Nama : Naufal Rhiswanda Jasman
NPM : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA
SF (tanah khusus, Setiap profil lapisan tanah yang memiliki salah satu atau
yang lebih dari karakteristik berikut:
membutuhkan 1. Rawan dan berpotensi gagal atau runtuh akibat
investigasi beban gempa seperti mudah likuifaksi, lempung
geoteknik spesifik sangat sensitif, tanah tersementasilemah
dan analisis 2. Lempung sangat organik dan/atau gambut (ketebalan
respons spesifik- H > 3 m)
situs yang 3. Lempung berplastisitas sangat tinggi (ketebalan H >
mengikuti 6.10.1) 7,5 m dengan
Indeks Plasitisitas PI > 75 )
Lapisan lempung lunak/setengah teguh dengan
ketebalan H > 35 m dengan su < 50 kPa
Analisis klasifikasi Situs menurut SNI 1726:2012 Pasal 5, seperti terlihat pada Tabel
2.6 (atau Tabel 3 SNI 1726:2012 Gempa), mengklasifikasikan situs tanah ke dalam 6
kelompok.
17
Nama : Naufal Rhiswanda Jasman
NPM : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA
Kedua parameter dasar Ss dan S1 tidak dapat digunakan langsung untuk setiap situs
tanah. Masih diperlukan faktor amplifikasi seismik pada periode 0,2 detik dan 1 detik
yang terdiri dari:
Produk dari kombinasi parameter dasar pergerakan tanah dan faktor amplifikasi adalah
SMsdan SM1,yang masing–masing adalah parameter respons spektra percepatan untuk
gempa ketimbang maksimum pada periode pendek (0,2 detik) dan periode 1 detik telah
disesuaikan dengan pengaruh kelas situs. Parameter-parameter ini ditentukan menurut
persamaan berikut (SNI 1726:2012 Pasal 6.2) :
SMs=Fa.Ss...................................................................................................................(2-1)
SMs=FV.S1...................................................................................................................(2-2)
Keterangan
koefisian Fadan FVmengikuti (Tabel 4 dan Tabel 5 SNI 1726:2012) atau Tabel2.9 dan
2.10 seperti terlihat berikut.
18
Nama : Naufal Rhiswanda Jasman
NPM : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA
Parameter percepatan spektral desain untuk periode pendek, SDSpada periode 1 detik,
SD1,harus ditentukan melalui persamaan berikut :
Desain seperti pada terlihat pada gambar 2.6 (Gambar 1 Sni 1726:2012). Spektrum ini
mempunyai 3 segmen. untuk:
a. Periode lebih kecil dai T0, Spektrum respons percepatan desain, Sa, harus diambil dari
persamaan :
19
Nama : Naufal Rhiswanda Jasman
NPM : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA
b. Periode lebih besar dari atau sama dengan T0dan lebih kecil dari atau sama dengan Ts,
spektrum respons percepatan desain, Sa,, sama dengan SDS.
c. Periode lebih besar dari Ts,spektrum respons percepatan desain, Sa, diambil
berdesarkan persamaan:
Setelah itu katagori desain seismik (KDS) masing–masing bangunan akan dievaluasi
berdasarkan Tabel 2.8 dan Tabel 2.9 atau (Tabel 6 dan 7 SNI1726:2012).
Tabel 2.8 Kategori Desain Seismik Berdasarkan Parameter Respon Percepatam pada
Periode
Pendek (Tabel 6 SNI 1726 : 2012).
Nilai SDS Kategori risiko
I atau II atau III IV
SDS<0,167 A A
0,167 <SDS<0,33 B C
0,33 <SDS< 0,50 C D
0,50 <SDS D D
20
Nama : Naufal Rhiswanda Jasman
NPM : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA
Hitungan berat struktur per lantai harus meliputi berat akibat sendiri elemen-elemen
struktur dan berat akibat beban hidup total yang membebani struktrur. Berdasarkan UBC
(1997) dan ASCE & (2010), beban hidup yang harus ditinjau pada penghitungan
pengaruh beban gempa adalah porsi beban hidup yang dianggap tetap. Porsi beban ini
pada dasarnya sangat bergantung pada fungsi bangunan. Untuk bangunan gedung umum,
porsi beban hidup yang bersifat tetap dapat diambil sebesar 30% beban hidup total.
21
Nama : Naufal Rhiswanda Jasman
NPM : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA
Waktu getar alami struktur dapat dihitung dengan mengacu pada ketentuan SNI
1726:2012 Pasal 7.8.2 Gempa. Periode fundamental T (berdasarkan hasil analisis
struktur) tidak boleh melebihi hasil kali Tadengan koefesien untuk batas atas pada periode
yang dihitung, Cwdapat dilhat pada tabel 2.14 atau (tabel 14 SNI 1726:2012) gempa. dari
Periode fundamental pendekatan (Ta), dalam detik, harus ditentukan persamaan berikut :
Keterangan:
hnadalah ketinggian struktur, dalam (m), di atas dasar sampai tingkat tertinggistruktur,
dan koefesienctdanxditentukanpada table 2.11 atau (Tabel 15 SNI 1726:2012).
Tabel 2.11 Koefesien untuk Batas Atas pada Periode yang Dihitung (Tabel 14SNI
1726:2012).
22
Nama : Naufal Rhiswanda Jasman
NPM : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA
Tipe Ct x
Struktur
Sistem rangka pemikul momen di mana rangka memikul
100 persen gaya gempa yang disyaratkan dan tidak
dilingkupi atau dihubungkan dengan komponen yang
lebih kaku dan akan
mencegah rangka dan defleksi jika dikenai gempa.
Rangka baja pemikul momen 0,0724 0,8
a
Rangka beton pemikul momen 0,0466 0,9
a
Rangka baja dengan bresing eksentris 0,0731 0,75
a
Rangka baja dengan bresing terkekang terhadap tekuk 0,0731 0,75
a
Semua system struktur lainnya 0,0488 0,75
a
2.14 HitunganKoefesienResponSeismik
Untuk T < Ts
Untuk T > Ts
Keterangan :
SDS= parameter percepatan spektrum respons desain rentang periode pendek
SD1= parameter percepatan spektrum respons desain rentang periode sebesar 1,0 detik.
R = faktor modifikasi respons dalam tabel 9 SNI 1726:2012
Ie = faktor keutamaan gempa
T =Periode undamental struktur (detik)
S1 = parameter percepatan spektrum respons maksimum yang dipetakan
23
Nama : Naufal Rhiswanda Jasman
NPM : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA
Gaya geser dasar seismik dapat dihitung menurut (Persamaan 27 SNI 1726:2012)
gempa. Geser dasar seismik, V, dalam arah yang ditinjau menggunakan persamaan:
V=Cs W
...............................................................................................................................(2-10)
Keterangan:
Beban gempa nominal statik ekuivalen yang bekerja pada saat massa lantai di tingkat
“ i “ dengan menggunakan persamaan :
Keterangan :
v = gaya lateral desain total atau geser di dasa struktur, dinyatakan dalam (KN)
k = eksponen yang terkait dengan perioda struktur sebagai berikut untuk struktur dengan
T =0,5 detik atau kering k =1
24
Nama : Naufal Rhiswanda Jasman
NPM : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA
untuk struktur yang mempunyai perioda antara 0,5 dan 2,5 detik, k harus sebesar 2
atau harus itentukan dengan interpolasi linier antara 1 dan 2
2.17 KombinasiPembebanan
1. 1,4D
2. 1,2D + 1,6L + 0,5 (Lratau R)
3. 1,2D + 1,6(Lratau R) + (L atau 0,5 W)
7. 0,9D + 1,0E
1. D
2. D + L
3. D + (Lratau R)
25
Nama : Naufal Rhiswanda Jasman
NPM : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA
4. D + 0,75 L + 0,75(Lratau R)
5. D + (0,6W + atau 0,7E)
6. D + 0,75(0,6W atau 0,7E) + 0,75 L + 0,75(Lratau R)
7. 0,6D + 0,6W
8. 0,6D + 0,7E
Keterangan
Seperti yang dibahas di sub bab sebelumnya, SNI 2847:2013 Pasal 9.2 terdapat 7 jenis
kombinasi pembebanan yang harus diperhatikan dalam perencanaan elemen suatu struktur
bangunan. Dua diantaranya dua diantaranya merupakan kombinasi khusus pembebanan
akibat gempa. Dalam penerapanya, hanya kombinasi beban yang relevan saja yang perlu
ditinjau.
1. 1,4 D
5. 0,9 D + 1,0 W
6. 1,2 D + 1,0 E + L
26
Nama : Naufal Rhiswanda Jasman
NPM : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA
7. 0,9 D + 1,0 E
Sesuai Pasal 7.44 SNI 1726 :2012 dalam struktur yang dirancang untuk kategori desain
seismik D,E atau F , elemen struktur kantilever horizontal harus didesain untuk gaya ke
atas bersih minimum sebesar 0,2 kali beban mati sebagai tambahan untuk kombinasi
beban yang sesuai dari Pasal 7.4. Jadi kombinasi pembebanan gempa akibat komponen
gempa vertikal menjadi (Ev):
6. 1,2D + (0,2.SDS. D) + L
7. 0,9D + 0,2.SDS. D)
Keterangan:
27
Nama : Naufal Rhiswanda Jasman
NPM : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA
BAB III
DATA KONSTRUKSI
Lokasi perencanaan struktur Gedung Kantor Kecamatan ini berlokasi di daerah Kec.
Batu Sopang, Kabupaten Penajam Paser Utara seperti pada gambar 3.1 berikut ini :
Gambar 3.1 Peta Lokasi Kec. Batu Sopang, Kabupaten Penajam Paser Utara,
Kalimantan Timur.
25
Nama : Naufal Rhiswanda Jasman
NPM : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA
26
Nama : Naufal Rhiswanda Jasman
NPM : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA
3.3.3 Referensi
1. Beban minimum untuk perancangan bangunan gedung dan struktur lain (SNI 1727-
2013).
2. Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung dan non
gedung (SNI 1726-20120).
3. Computer and Structures, Inc., CSI Analysis Reference Manual for ETABS.
Mutu baja
Fy = 400 MPa (BJTP 40), untuk dia. ≥ 10mm.
Fy = 400 MPa (BJTP 40), untuk dia. < 10mm.
Mutu Beton
Pelat & Balok :f’c = 25 MPa
Kolom : f’c = 25 MPa
27
Nama : Naufal Rhiswanda Jasman
NPM : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA
3.3.5 Denah
28
Nama : Naufal Rhiswanda Jasman
NPM : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA
29
Nama : Naufal Rhiswanda Jasman
NPM : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA
30
Nama : Naufal Rhiswanda Jasman
NPM : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA
31
Nama : Naufal Rhiswanda Jasman
NPM : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA
32
Nama : Naufal Rhiswanda Jasman
NPM : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA
33
Nama : Naufal Rhiswanda Jasman
NPM : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA
34
Nama : Naufal Rhiswanda Jasman
NPM : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA
35
Nama : Naufal Rhiswanda Jasman
NPM : 14.11.1001.7311.212
DINAMIKA STRUKTUR DAN TEKNIK GEMPA
BAB IV
Dari situs Desain Spektra Indonesia disajikan nilai untuk tanah lunak dilokasi gedung sebagai
berikut :
Gambar 4.2 Respon Spektra Percepatan di Lokasi Gedung pada Tanah Lunak.
Perhitungan perkiraan periode struktur untuk dinding geser yang bekerja pada arah x :
Tax = Ct.Hxn
= 0,0466 x 200,90
= 0,691 detik
Perhitungan perkiraan periode struktur untuk dinding geser yang bekerja pada arah x :
Tay = Ct.Hxn
= 0,0466 x 200,90
= 0,691 detik
Dari situs desain spektra Indonesia didapat nilai :
SD1 = 0,229
Tax = 0,691
Tay = 0,691
Besarnya periode maksimum adalah sebagai berikut :
Tmax = Cu.Ta
Cu = Koefisien untuk batas atas periode yang dihitung ditentukan berdasarkan Tabel 14
SNI 1726-
2012.
Tabel 4.4 Koefisien untuk batas atas pada periode yang dihitung
Arah x :
Ta max = Cu.Ta
= 1,50 x 0,691
= 1,036
Arah y :
Ta max = Cu.Ta
= 1,50 x 0,691
= 1,036
Tabel 4.5 Waktu getar alami output ETABS
Circular
Case Mode Period Frequency Frequency Eigenvalue
sec cyc/sec rad/sec rad²/sec²
Modal 1 0,854 1,171 7,3556 54,1051
Modal 2 0,705 1,418 8,9071 79,3372
Modal 3 0,601 1,664 10,4545 109,2964
Modal 4 0,277 3,607 22,6637 513,6456
Modal 5 0,245 4,086 25,6705 658,9764
Modal 6 0,22 4,539 28,522 813,5058
Modal 7 0,156 6,409 40,2681 1621,5226
Modal 8 0,141 7,073 44,444 1975,2654
Modal 9 0,126 7,966 50,0494 2504,942
Modal 10 0,103 9,675 60,7911 3695,5567
Modal 11 0,095 10,567 66,397 4408,565
Modal 12 0,082 12,191 76,5987 5867,3672
Luas Berat
Lantai Berat Tiap Lantai (kN)
(m2) (kN/m2)
1 544 1,5 816
2 544 1,5 816
3 544 1,5 816
4 544 1,5 816
5 576 0,75 432
3696
Dimana :
SDS = parameter percepatan spektrum respons desain dalam rentang perioda pendek seperti
ditentukan dalam SNI 1726-2012 Pasal 6.3 atau 6.9.
R = faktor modifikasi respons ditentukan dalam SNI 1726-2012 dalam table 9.
Ie = faktor keutamaan gempa yang ditentukan dalam SNI 1726-2012 Pasal 4.1.2.
Dalam kasus ini, nilai Cs dihitung sebagai berikut :
𝑆𝐷𝑆 0,553
Cs = 𝑅 = 8 = 0,0581
𝐼𝑒 1
Nilai koefisien respon seismik minimum berdasarkan SNI 1726-2012 Pasal 7.8.1.1 :
Cs min = 0,044.SDS.Ie ≥ 0,01
= 0,044 x 0,553 x 1
= 0,0205 ≥ 0,01 Syarat Terpenuhi
Koefisien respon seismik maksimum berdasarkan SNI 1726-2012 Pasal 7.8.1.1 :
𝑆𝐷1
Cs max = 𝑅
𝑇𝐼
𝑒
𝑆𝐷1 0,231
Cs max = 𝑅 = 8 = 0,0414
𝑇𝑥𝐼 0,711
𝑒
Kontrol :
Cs min < Csx < Csx max
0,0205 < 0,0406 < 0,0532 Syarat Terpenuhi
Cs min < Csy < Csy max
0,0205 < 0,0414 < 0,0540 Syarat Terpenuhi
Simulasi arah pengaruh gempa rencana yang sembarang terhadap struktur gedung harus ditinjau
dalam arah utama dianggap penuh (100%) dan 30% untuk arah tegak lurusnya.
Beban gempa yang diinput pada 2 arah tersebut sebagai antisipasi datangnya gempa dari arah
yang tidak terduga, misalnya dari arah 150 , 300, 450, dan lain-lain. Besarnya beban gempa yang diinput
ke pusat massa disajikan dalam tabel di bawah ini.
Tabel 4.15 Perhitungan gempa arah tinjauan dan arah tegak lurus
Perhitungan Gempa 100% Arah Tinjauan dan 30% Arah Tegak Lurus
Lantai
Cumulative Cumulative
Story Diaphragm Mass X Mass Y XCM YCM X Y
kg kg m m kg kg
Story1 D1 133615,14 133615,14 12 11,5769 133615,14 133615,14
Story2 D2 133695,44 133695,44 12 11,5712 133695,44 133695,44
Story3 D3 133695,44 133695,44 12 11,5712 133695,44 133695,44
Story4 D4 130804,32 130804,32 12 11,7986 130804,32 130804,32
Story5 D5 87695,59 87695,59 12 12 87695,59 87695,59
Dimana :
XCM dan YCM = pusat massa lantai
XCR dan YCR = pusat kekakuan dan rotasi lantai
Gambar 4.5 Hasil input beban gempa statik ekvalen arah x EQx pada story 1
Gambar 4.6 Hasil input beban gempa statik ekivalen arah x Eqy pada story 1
Gambar 4.13 Input beban mati tambahan dan beban hidup tereduksi
Gambar 4.14 Respon spektrum di lokasi gedung pada kondisi tanah lunak
kombinasi 7 1,2.D+1,2.SW+0,5.L+1,0.RSPx
Kombinasi Pembebanan
kombinasi 8 1,2.D+1,2.SW+0,5.L-1,0.RSPx
Sementara akibat beban mati ,
kombinasi 9 1,2.D+1,2.SW+0,5.L+1,0.RSPy hidup, dan gempa statik ekivalen
kombinasi 10 1,2.D+1,2.SW+0,5.L-1,0.RSPy
Berdasarkan SNI 1726-2012 Pasal 7.9.1 disebutkan bahwa jumlah ragam vibrasi yang ditinjau
dalam penjumlahan respons harus menghasilkan partisipasi massa minimum 90%.
Dari tabel partisipasi masa menunjukkan analisa ragam sudah memenuhi persyaratan minimal
90% baik pada arah x dan y.
Dalam SNI 1726-2012 Pasal 7.9.4 disebutkan bahwa nilai akhir respons dinamik struktur gedung
terhadap pembebanan gempa nominal akibat pengaruh gempa rencana dalam suatu arah tertentu, tidak
boleh diambil kurang dari 80% dari nilai respons ragam yang pertama.
Respons dinamik struktur gedung dinyatakan dalam gaya geser dasar nominal V, seperti persamaan
berikut :
Vdinamik > 0,85.Vstatik
Atau dengan pengertian bahwa gaya geser dasar yang didapatkan dari hasil analisa respons
spektrum minimum adalah sebesar 85% gaya geser dasar yang didapatkan dari hasil analisa respons
spektrum minimum adalah sebesar 85% gaya geser dasar yang dihitung berdasarkan cara statik
ekivalen. Dengan demikian apabila gaya geser dasar hasil analisa respons spektrum lebih kecil dari
85% gaya geser dasar statik ekivalen, maka ordinat respons spektrum harus dikalikan dengan 0,85
V/Vt, dimana :
V = gaya geser dasar hasil perhitungan statik ekivalen.
Vt = gaya geser dasar hasil perhitungan kombinasi modal respons spektrum.
Tabel 4.23 Rekapitulasi perhitungan base shear akibat beban respons spektrum
RSPx RSPy
Joint
Story FX FY FX FY
Label
kN kN kN kN
Base 1 169,0549 106,3086 157,5014 115,7998
Base 2 281,722 46,2904 85,0405 66,8337
Base 3 49,3516 34,6157 14,8211 50,9764
Base 4 56,1706 34,4757 16,8609 50,4499
Base 5 63,3354 34,4577 19,0055 50,4236
Base 6 70,9296 34,8896 21,2839 50,9446
Base 7 72,9135 26,3868 21,8868 40,105
Base 8 530,2717 522,1928 923,8869 820,1885
Base 9 52,326 41,3179 15,9757 80,8403
Base 10 64,1416 28,5548 19,269 55,0543
Base 11 73,0068 27,7162 21,9141 54,4067
Base 12 82,5076 27,6888 24,7587 54,3275
Base 13 92,4226 28,0491 27,7323 55,0201
Base 14 94,2015 21,7286 28,2677 42,7679
Base 15 45,9969 15,2235 13,8316 42,6212
Tabel 4.24 Jumlah nilai geser dasar statik ekivalen dan respons spektrum
Gaya Geser
Fx Fy 0,85. Fx 0,85. Fy
Dasar
Fx 1160,0348 348,01044 986,0296 295,8089
Fy 1183,9878 355,19634 1006,39 301,9169
RSPx 6818,3385 2666,2017
Syarat Terpenuhi
RSPy 6077,569 4722,6987
Nilai gaya geser dasar akibat beban respons spektra lebih besar dari 85% nilai statik ekivalen
sehingga tidak perlu memerlukan perhitungan koreksi faktor skala.
Nilai simpangan elastis diambil dari nilai simpangan akibat beban kombinasi 6, seperti
disajikan dalam tabel dibawah ini :
Diambil perhitungan nilai perpindahan lateral antar lantai (δ x) pada lantai 5 dan 4 yang dihitung
dengan persamaan :
𝛿𝑒.𝐶𝑑 6,774 𝑥 5,5
Δ5 = = = 37,257 mm
𝐼𝑒 1
Tabel 4.25 Kinerja Batas Layan Akibat Simpang Gempa Statik Arah Y
Tinggi Simpangan δe δx Δa
NO Lokasi Kontrol
mm mm mm mm mm
1 Lantai 5 4000 14,223 16,022 88,121 80 OK
2 Lantai 4 4000 17,7155 13,436 73,898 80 OK
3 Lantai 3 4000 19,448 10,215 56,1825 80 OK
4 Lantai 2 4000 21,087 6,679 36,7345 80 OK
5 Lantai 1 4000 15,6475 2,845 15,6475 80 OK
Tabel 4.26 Kinerja Batas Layan Akibat Simpang Gempa Statik Arah X
Tinggi Simpangan δe δx Δa
NO Lokasi Kontrol
mm mm mm mm mm
1 Lantai 5 4000 0,1045 1,088 5,984 80 OK
2 Lantai 4 4000 0,0165 1,069 5,8795 80 OK
3 Lantai 3 4000 -0,0495 1,066 5,863 80 OK
4 Lantai 2 4000 -0,165 1,075 5,9125 80 OK
5 Lantai 1 4000 6,0775 1,105 6,0775 80 OK
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan analisa beban gempa pada struktur gedung kantor Kecamatan Batu Sopang,
Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia yang disesuaikan dengan Tata
Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung SNI 1726-2012 dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. - Dari hasil analisa beban gempa dengan menggunakan metode Statik Ekivalen, beban gempa
tersebut termasuk aman terhadap gempa karena dalam perhitungan koefisien respons seismik
telah memenuhi syarat.
Nilai koefisien respons seismik (Cs) berdasarkan SNI Gempa 1726-2012 Pasal 7.8.1.1, harus
dihitung berdasarkan persamaan :
𝑆𝐷𝑆
Cs = 𝑅
𝐼𝑒
Dimana :
SDS = parameter percepatan spektrum respons desain dalam tentang perioda pendek seperti
ditentukan dalam SNI 1726-2012 Pasal 6.3 atau 6.9.
R = faktor modifikasi respons ditentukan dalam SNI 1726-2012 dalam table 9.
Ie = faktor keutamaan gempa yang ditentukan dalam SNI 1726-2012 Pasal 4.1.2.
Dalam kasus ini, nilai Cs dihitung sebagai berikut :
𝑆𝐷𝑆 0,533
Cs = 𝑅 = 8 = 0,0581
𝐼𝑒 1
Nilai koefisien respon seismik minimum berdasarkan SNI 1726-2012 Pasal 7.8.1.1 :
Cs min = 0,044.SDS.Ie ≥ 0,01
= 0,044 x 0,533 x 1
= 0,0205 ≥ 0,01 Syarat Terpenuhi
Koefisien respon seismik maksimum berdasarkan SNI 1726-2012 Pasal 7.8.1.1 :
𝑆𝐷1
Cs max = 𝑅
𝑇𝐼
𝑒
𝑆𝐷1 0,229
Cs max = 𝑅 = 8 = 0,0414
𝑇𝑦𝐼 0,6911
𝑒
Kontrol :
Cs min < Csx < Csx max
0,0205 < 0,0406 < 0,0532 Syarat Terpenuhi
Cs min < Csy < Csy max
0,0205 < 0,0414 < 0,0540 Syarat Terpenuhi
- Sedangkan dari analisa beban gempa dengan menggunakan metode Respons Spektrum beban
gempa tersebut termasuk aman terhadap gempa karena dalam perhitungan kontrol partisipasi
massa dan kontrol gaya geser dasar nominal V (base shear) telah memenuhi syarat.
Dari tabel partisipasi masa menunjukkan analisa ragam sudah memenuhi persyaratan minimal
90% baik pada arah x dan y.
Tabel 5.2 Jumlah nilai geser dasar statik ekivalen dan respons spektrum
Gaya Geser
Fx Fy 0,85. Fx 0,85. Fy
Dasar
Fx 1160,0348 348,01044 986,0296 295,8089
Fy 1183,9878 355,19634 1006,39 301,9169
RSPx 6818,3385 2666,2017
Syarat Terpenuhi
RSPy 6077,569 4722,6987
Nilai gaya geser dasar akibat beban respons spektra lebih besar dari 85% nilai statik ekivalen
sehingga tidak perlu memerlukan perhitungan koreksi faktor skala.
2. Dari hasil analisa beban gempa dengan menggunakan 2 metode yaitu metode Statik Ekivalen
dan Respons Spektrum kedua metode tersebut telah memenuhi syarat, maka desain bangunan
kantor di Kecamatan Batu Sopang, Kabupaten Penajam Paser, Provinsi Kalimantan Timur,
Indonesia dengan jumlah 5 lantai tersebut dinyatakan aman terhadap gempa.
5.2 Saran
1. Sebelum melakukan suatu perencanaan struktur alangkah lebih tepat apabila memahami terlebih
dahulu peraturan yang berlaku khususnya SNI 1726-2012 mengenai Tata Cara Perencanaan
Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung.
2. Sebelum perencanaan struktur sebaiknya dilakukan estimasi awal pada ukuran elemen struktur,
sehingga tidak terjadi penentuan elemen struktur berulang-ulang.
3. Dalam melakukan input data pada program ETABS hendaknya dilakukan dengan teliti sesuai
dengan asumsi-asumsi yang telah ditetapkan sebelumnya sehingga dapat dihasilkan analisa
struktur yang mendekati keadaan sebenarnya.