Anda di halaman 1dari 2

PERENCANAAN STRUKTUR BAJA MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS DENGAN METODA ASD DAN METODA LRFD

Chris Utomo Valendra NIM 15008112

Tugas akhir ini membahas perencanaan struktur gedung baja Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) dengan metode perencanaan berdasarkan tegangan kerja (Allowable Stress Design/ASD) dan metode perencanaan kondisi batas (Load and Resistance Factor Design/LRFD). Perencanaan menggunakan ketentuan-ketentuan yang akan menjadi acuan dalam pemutakhiran tata cara perencanaan struktur tahan gempa Indonesia, diantaranya Specification for Structural Steel Buildings ANSI/AISC 360-10, Seismic Provisions for Structural Steel Buildings ANSI/AISC 341-10, Minimum Design Loads for Buildings and Other Structures ASCE/SEI 7-10 dan Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (SKBI1.3.53.1987).

Perencanaan dimulai dari penentuan faktor okupansi gedung. Gedung direncanakan sebagai apartemen tempat tinggal 10 lantai yang dibangun di atas tanah sedang di kota Bandung. Denah struktur berukuran 30 meter x 30 meter dengan panjang balok induk pada kedua arah masing-masing 6 meter. Gedung termasuk kedalam Kategori Desain Seismik 2 dan termasuk situs D menurut RSNI 03-1726-201X. Preliminary Design dilakukan untuk menentukan dimensi awal dari balok dan kolom. Periode struktur yang dihasilkan diperiksa dengan metode Rayleigh untuk menghasilkan beban gempa rencana yang lebih akurat. Pemeriksaan terhadap kekuatan dan kekompakan penampang dilakukan dengan syarat yang lebih ketat sesuai RSNI 031726-201X. Pemodelan struktur dan analisis struktur dilakukan bantuan software ETABS v 9.7.1, sedangkan Microsoft Excel digunakan untuk mengolah data. Perencanaan elemen

struktur mengacu kepada ANSI/AISC 360-10 dan ANSI/AISC 341-10 dengan memperhatikan konsep desain kapasitas, untuk menjamin kolom tidak leleh akibat pembebanan gempa yang besar.

Syarat kekompakan penampang seismik yang lebih ketat daripada kekompakan penampang nonseismik menyebabkan jumlah profil yang dapat digunakan menjadi lebih terbatas. Selanjutnya, keterbatasan profil yang tersedia di pasaran menyebabkan pemilihan dimensi kolom pada SRPMK tidak dapat optimal sehingga harus digunakan dimensi yang lebih besar daripada yang diperlukan.

Pada saat gempa besar terjadi, diharapkan seluruh sendi plastis yang direncanakan pada ujung-ujung balok mampu mendisipasi energi gempa sehingga struktur tetap bertahan dan tidak memakan korban jiwa. Analisis pushover dilakukan terhadap struktur yang telah didesain untuk mengetahui kinerja dan mekanisme

keruntuhannya. Hasil analisis menunjukkan kelelehan pada ujung-ujung balok sesuai dengan yang direncanakan dan menunjukkan konsep desain kapasitas. Selain itu, ditunjukkan pula bahwa hasil desain memberikan nilai R(modifikasi respon struktur) yang sesuai dengan yang direncanakan.

Perbandingan hasil perencanaan SRPMK terhadap struktur kombinasi Struktur Rangka Bresing Tahan Tekuk (SRBTT)-SRPMK menunjukkan kekakuan elastik yg lebih rendah karena tidak adanya bresing namun SRPMK memiliki daktilitas yang lebih besar karena kemampuan terbentuknya sendi plastis yang banyak dan tersebar. Pemilihan profil SRPMK yang harus memenuhi persyaratan simpangan izin dan menggunakan profil yang tersedia, menyebabkan berat struktur SRPMK lebih besar dibandingkan dengan struktur kombinasi SRBTT-SRPMK.

Kata kunci: desain kapasitas, faktor kuat lebih, analisis pushover.

Anda mungkin juga menyukai