Anda di halaman 1dari 10

Contents

BAB 1................................................................................................................................2
PENDAHULUAN.............................................................................................................2
1.1 Latar Belakang Masalah..................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................3
1.3 Tujuan...............................................................................................................4
1.4 Manfaat.............................................................................................................4
1.4.1 Lembaga.....................................................................................................4
1.4.2 Penulisan....................................................................................................4
BAB 2................................................................................................................................5
DASAR TEORI................................................................................................................5
2.1 Sistem Rangka Pemikul Momen...........................................................................5
2.1.1...........................................................................................................................5
2.1.2...........................................................................................................................5
2.1.3...........................................................................................................................5
2.1.4...........................................................................................................................6
2.1.5...........................................................................................................................6
2.1.6...........................................................................................................................6
2.2 Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah.........................................................6
2.2.1...........................................................................................................................6
2.2.2...........................................................................................................................6
2.2.3...........................................................................................................................6
2.2.4...........................................................................................................................7
2.2.5...........................................................................................................................7
2.3 Pembebanan...........................................................................................................7
2.3.1 Beban Mati........................................................................................................7
2.3.2...........................................................................................................................7
2.4 Kombinasi Pembebanan........................................................................................8
Daftar Pustaka...............................................................................................................10
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perencanaan struktur merupakan suatu proses desain berdasarkan
peraturan-peraturan yang berlaku. Perencanaan struktur dilakukan untuk
mengahsilkan suatu gedung yang kuat, aman, ekonomis, dan sesuai standart yang
berlaku. Secara umum, struktur bangunan gedung terdiri dari dua bagian yaitu
struktur bagian atas berupa plat lantai, balok dan kolom serta struktur bagian
bawah berupa pondasi dan sloof. Struktur gedung dirancang untuk memberikan
jaminan keselamatan pada penghuni gedung, maka dari itu bangunan yang
dirancang harus memmenuhi standart yang berlaku. Salah satu standart yang
digunakan untuk perencanaan struktur bangunan gedung tahan gempa adalah SNI-
1726-2012.

Ada beberapa sistem struktur yang dapat diterapkan dalam bangunan


untuk menahan gempa berdasarkan SNI-1726-2012 tentang Tata Cara
Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung, salah satu sistem
struktur yang dapat diterapkan adalah Sistem Rangka Pemikul Momen (SRPM).
Sistem Rangka Pemikul Momen dibagi menjadi tiga jenis yaitu, Sistem Rangka
Pemikul Momen Biasa (SRPMB), Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah
(SRPMM), Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus ( SRPMK).

Perencanaan Struktur Gedung pusat perbelanjaan atau mall, menurut SNI-


1726-2012 tentang kategori resiko gedung untuk beban gempa, termasuk dalam
kategori resiko II. Objek pada tugas kali ini berupa perencanaan pada gedung
Tunjungan Plaza 6 Surabaya. dengan modifikasi atap rangka baja menjadi atap
pelat beton pada tugas akhir ini menggunakan metode SRPMM karena
berdasarkan hasil Standart Penetrasi Tes (SPT) termasuk dalam kelas situs sedang
(SD) dan sesuai dengan peraturan perencanaan beban gempa. Gedung yang
berlokasi di jalan Embong Malang No.7-21 Tegalsari, Surabaya. Dari kelas situs
SD dan nilai SS didapatkan nilai Fa yang akan dikalikan dengan nilai Ss untuk
mendapatkan SMS (parameter respon spektrum percepatan pada periode pendek).
Kategori desain seismik berdasarkan parameter respon percepatan pada periode
pendek atau SDS yang didapat dari 2/3 SMS menunjukan nilai SDS = 0,312
sehingga gedung ini termasuk kategori desain seismik dengan persyaratan : 0,167
≤ SDS < 0,33. Tingkat resiko seismiknya 2 tergolong sedang (kategori resiko C),
dengan syarat desain struktural menggunakan metode SRPMM. Dalam
perhitungan gedung ini akan menggunakan Persyaratan Beton Struktural untuk
Bangunan Gedung (SNI 2847-2013), Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa
untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung (SNI 1726-2012), Beban
Minimum untuk Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur Lain (SNI 1727-
2013), Perencanaan Lanjut Struktur Beton Bertulang (Buku Terbitan ITB, 2014).

1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan yang ditinjau dalam perencanaan gedung pusat perbelanjaan


di Surabaya ini merupakan:

1. Bagaimana menentukan sistem struktur yang digunakan untuk perhitungan dan


perencanaan gedung?
2. Bagaimana menghasilkan perhitungan dan perencanaan struktur gedung
dengan metode SRPMM yang memenuhi persyaratan dalam peraturan yang
telah ditetapkan?
3. Bagaimana aplikasi perhitungan pada gambar detail Teknik?
4. Bagaimana merencanakan metode pelaksanaan pada salah satu elemen struktur
utama gedung?

1.3 Tujuan

Tujuan penyusunan proposal ini merupakan :


1. Dapat menentukan sistem struktur yang digunakan untuk perhitungan dan
perencanaan gedung
2. Dapat menghasilkan perhitungan dan perencanaan struktur gedung dengan
metode SRPMM yang memenuhi persyaratan dalam peraturan yang telah
ditetapkan
3. Dapat mengaplikasikan hasil perhitungan pada gambar detail teknik
4. Dapat merencanakan metode pelaksanaan pada salah satu elemen struktur
utama gedung

1.4 Manfaat

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :

1.4.1 Lembaga

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan bacaan,


bandingan, dan refernesi bagi pembuatan dan penulisan karya ilmiah serta
kepentingan ilmiah lainnya.

1.4.2 Penulisan

Penelitian ini sebagai suatu evaluasi terhadap perencanaan struktur


pelaksanaan proyek, serta sebagai bahan pertimbangan untuk pelaksanaan proyek
selanjutnya.
BAB 2
DASAR TEORI

2.1 Sistem Rangka Pemikul Momen


SRPM adalah singkatan dari Sistem Rangka Pemikul Momen, atau
Moment Resisting Frame. Istilah ini digunakan pada peraturan-peraturan SNI
yang membahas tata cara perencanaan bangunan gedung, misalnya SNI Beton,
SNI Baja, dan SNI Gempa. SRPM merupakan salah satu "pilihan" sewaktu
merencanakan sebuah bangunan tahan gempa. Ciri-ciri SRPM antara lain adalah
sebagai berikut:

2.1.1 Beban lateral khususnya gempa, ditransfer melalui mekanisme lentur antara
balok dan kolom. Peranan balok, kolom, dan sambungan balok kolom dalam hal
ini menjadi sangat penting.
2.1.2 Tidak menggunakan dinding geser, Adapun dinding yang tidak didesain
untuk menahan beban lateral.
2.1.3 Tidak menggunakan bresing (bracing). Untuk struktur baja, penggunaan
bresing kadang sangat diperlukan terutama pada arah sumbu lemah kolom. Dalam
hal ini bangunan tersebut dapat dianalisis sebagai SRPM pada sumbu kuat kolom,
dan system bresing pada arah lainnya.
Berdasarkan SNI 1726-2012 Sistem Rangka Pemikul Momen adalah
adalah sistem struktur yang pada dasarnya memilik rangka ruang pemikul beban
gravitasi secara lengkap, sedangkan beban lateral yang diakibatkan oleh gempa
dipikul oleh rangka pemikul momen melalui mekanisme lentur. SRPM dibagi
menjadi tiga tingkatan, yaitu:

2.1.4 SRPM Biasa, disingkat SRPMB (Ordinary Moment Resisting Frame,


OMRF) untuk daerah yang berada di wilayah gempa dengan kategori
Desain Seismik (KDS) A dan B
2.1.5 SRPM Menengah, disingkat SRPMM (Intermediate Moment Resisting
Frame, IMRF) untuk daerah yang berada di wilayah gempa dengan Kategori
Desain Seismik (KDS) A,B, DAN C.
2.1.6 SRPM Khusus, disingkat SRPMK (Special Moment Resisting Frame,
SMRF) untuk daerah yang berada di wilayah gempa dengan Kategori
Desain Seismik (KDS) A, B, C, D, E, dan F.

2.2 Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah

Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah adalah salah satu sistem


struktur gedung yang dirancang untuk memikul gaya-gaya yang terjadi akibat
gempa untuk bangunan dengan KDS C. Dan harus memenuhi persyaratan dalam
SNI 03-1726-2012 (gempa) dan SNI 03-2847-2013 Pasal 23.10 tentang SRPMM
(Beton). Syarat-syarat dan perumusan yang dipakai pada perencanaan komponen
struktur dengan sistem rangka pemikul momen menengah menurut SNI-03-2847-
2013 :

2.2.1 Detail penulangan komponen SRPMM harus memenuhi ketentuan-


ketentuan pasal 23.10(4), bila beban aksial tekan terfaktor pada komponen
struktur tidak melebihi (Agfc’/10).
2.2.2 Bila beban aksial tekan terfaktor pada komponen struktur melebihi
(Agfc’/10), maka pasal 23.10(5) harus dipenuhi. Bila konstruksi pelat dua
arah tanpa balok digunakan sebagai bah=gian dari system rangka pemikul
beban lateral, maka detail penulangannya harus memenuhi pasal 23.10(6).
2.2.3 Kuat geser rencana balok, kolom dan konstruksi pelat dua arah yang
memikul beban gempa tidak boleh tidak boleh kurang daripada :
2.2.4 Jumlah gaya lintang yang timbul akibat termobilisasinya kuat lentur nominal
komponen struktur pada setiap ujung bentang bersihnya dan gaya lintang
akibat beban gravitasi terfaktor., atau
2.2.5 Gaya lintang maksimum yang diperoleh dari kombinasi beban rencana
termasuk pengaruh beban gempa, E, dimana nilai E diambil sebesar dua kali
nilai yang ditentukan dalam peraturan perencanaan tahan gempa.

2.3 Pembebanan
Perencanaan struktur harus dapat menyalurkan beban-bebannya menuju
kepondasi dengan baik tanpa keruntuhan, untuk beban-beban yang bekerja pada
sebuah bangunan antara lain yaitu beban mati beban hidup, beban angin dan
beban gempa seperti yang dijelaskan pada SNI 1727-2013 tentang Beban
Minimum Untuk Perancangan Bangunan Gedung dan Stuktur Lain. Untuk metod
perencanaan yang digunakan adalah metode Sistem Rangka Pemikul Momen
Menengah (SRPMM). Dalam perencanaan bangunan ada beberapa jenis beban
yang harus ditinjau yaitu:

2.3.1 Beban Mati


Berat seluruh bahan konstruksi bangunan gedung yang terpasang dan komponen
arsitektural dan struktural lainnya. Sesuai SNI 1727-2013 pasal 3.1.1.
2.3.1.1 Beban mati pada pelat atap, terdiri dari: Berat sendiri pelat, Beban plafond
dan rangka penggantung, Beban waterproof, dan Beban instalasi listrik

2.3.1.2 Beban mati pada pelat lantai, terdiri dari: Berat sendiri pelat, Beban
pasangan keramik, Beban spesi, Beban plafond dan rangka, dan Beban instalasi
listrik

2.3.1.3 Beban mati pada balok, terdiri dari: Berat sendiri balok, Beban mati pada
plat, dan Berat dinding bata ringan

2.3.2 Beban Hidup


Beban yang diakibatkan oleh pengguna dan penghuni bangunan gedung atau
struktur lain yang tidak termasuk beban kontruksi dan beban lingkungan, seperti
beban angin, beban hujan, beban gempa, beban banjir, atau beban mati. Sesuai
SNI 1727-2013 psl 4.1-6. Beban pada atap yang diakibatkan oleh pelaksanaan
pemeliharaan, peralatan, dan meterial dan selama masa layan struktur yang
diakibatkan oleh benda bergerak, seperti tanaman atau benda dekorasi kecil yang
tidak berhubungan dengan penghunian. Sesuai SNI 1727-2013 psl 4.1-7.
2.3.2.1 Beban Gempa
a. Gempa Rencana
Tata cara ini menentukan pengaruh gempa rencana yang harus ditinjau
dalam perencanaan dan evaluasi struktur bangunan gedung dan non
gedung serta berbagai bagian dan peralatannya secara umum. Gempa
rencana ditetapkan sebagai gempa dengan kemungkinan terlewati
besarannya selama umur struktur bangunan 50 tahun adalah sebesar 10
persen (5000 tahun) kondisi ini disesuaikan berdasarkan batasan masalah
yang menyebutkan bahwa metode perhitungan yang digunakan adalah
metode SRPMM dengan kondisi desain seismik C. Perhitungan nbeban
gempa selanjutnya disesuaikan dengan peraturan yang telah ditetapkan.
Sesuai SNI 1726-2012.
2.3.2.2 Beban Angin
Bangunan gedung dan struktur lain, termasuk Sistem Penahan Beban Angin
Utama (SPBAU) dan seluruh komponen dan klading gedung, harus dirancang
dan dilaksanakan untuk menanahan beban angin seperti yang ditetapkan
menurut Pasal 26 sampai Pasal 31. Ketentuan dalam pasa ini mendefinisikan
parameter angin dasar untuk digunakan dengan ketentuan lainnya yang
terdapat dalam standar ini. Sesuai SNI 1727-2013 psl 26.1.1

2.4 Kombinasi Pembebanan


Berdasarkan SNI 1726-2012 pasal 4.2.4 bahwa struktur, komponen-
elemen struktur dan elemen-elemen pondasi harus dirancang hingga kuat
rencananya sama atau melebihi pengaruh beban-beban terfaktor dengan
kombinasi-kombinasi sebagai berikut:

1. 1,4D
2. 1,2D + 1,6L + 0,5(Lr atau R)
3. 1,2D + 1,6(Lr atau R) + (L atau 0,5W)
4. 1,2D + 1,0W + L + 0,5(Lr atau R)
5. 1,2D + 1,0E + L
6. 0,9D + 1,0W
7. 0,9D + 1,0E

Keterangan

D = Beban mati yang diakibatkan oleh berat konstruksi permanen, termasuk


dinding, lantai, atap, plafon, partisi tetap, tangga, dan peralatan layan tetap

L =Beban hidup yang ditimbulkan oleh penggunaan gedung, termasuk kejut,


tetapi tidak termasuk beban lingkungan seperti angin, hujan, dan lainlain

Lr =Beban hidup di atap yang ditimbulkan selama perawatan oleh pekerja,


peralatan, dan material atau selama pengguanaan biasa oleh orang dan benda
bergerak

R = Beban hujan, tidak termasuk yang diakibatkan genangan air

W = Beban angin

E = Beban gempa
Daftar Pustaka
ARIFAH, A. G., & AKBAR, M. R. (2017). PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH .

Badan Standarisasi Nasional. (2012). Tata Cara Perencanaan ketahanan gempa untuk
struktur bangunan gedung dan non gedung. In ( SNI 03-1726-2012 ). Jakarta.

Badan Standarisasi Nasional. (2013). Beban Minimum untuk Perancangan Bangunan


Gedung dan Struktur Lainnya. In ( SNI 1727-2013 ). Jakarta.

Badan Standarisasi Nasional. (2013). Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan


Gedung. In ( SNI 03-2847-2013). Jakarta.

Chu Kia Wang, C. G. (n.d.). Desain Beton Bertulang Jilid I dan 2 Edisi Keempat.

Anda mungkin juga menyukai