Anda di halaman 1dari 38

http://inatews2.bmkg.go.id/new/tentang_eq.

php
KONFIGURASI (KETAHANAN STRUKTUR) BANGUNAN TERHADAP GEMPA

DESAIN STRUKTUR UTILITAS BANGUNAN 2


6 SKS (6 x 50 menit) - Kamis 10.00 - 21.00
Mg-6
AGENDA PEMBELAJARAN
CPMK - Capaian Pembelajaran Mata Kuliah

CPMK 1. Mengidentifikasi dan Memahami (C3) prinsip, teknik dan metode konstruksi dasar
melalui pemahaman teknis

CPMK 2. Menerapkan (C3) prinsip, teknik dan metode Struktur bangunan multifungsi (bangunan
bertingkat rendah 2 -4 lantai)

CPMK 3. Mempresentasikan (C4) desain struktur konstruksi dan utilitas bangunan sesuai kaidah
teknik bangunan multifungsi (bangunan bertingkat rendah 2 -4 lantai) dengan
menggunakan CAD

CPMK 4. Memahami (C2) dan menerapkan (C3) prinsip, metode, teknologi pemasangan bahan
dan material (modern / advanced) bangunan multifungsi (bangunan bertingkat rendah
2 -4 lantai) dalam desain arsitektur
Sesi CPMK Pokok Bahasan Bahan Kajian - Literatur Penugasan
6 1-2 KONFIGURASI (KETAHANAN STRUKTUR) Christopher Arnold, et.al Identifikasi elemen
BANGUNAN TERHADAP GEMPA building configuration and struktur untuk
a. Gerakan Tanah
seismic design ketahanan terhadap
b. Reaksi Bangunan
c. Konfigurasi Gempa
KONFIGURASI (KETAHANAN STRUKTUR) BANGUNAN TERHADAP GEMPA

KONFIGURASI umumnya didefinisikan sebagai ukuran dan bentuk bangunan, tetapi juga sifat, ukuran dan lokasi
elemen struktural dan elemen nonstruktural yang dapat mempengaruhi kinerja struktural.

Tiga isu berbeda terkait konfigurasi - oleh Christopher Arnold, dkk (Building Configuration and Seismic Design)

Pentingnya konfigurasi bangunan baik secara keseluruhan atau secara rinci, perlu diperhatikan sedemikian rupa
karena gaya gempa dapat memberikan tekanan yang tidak dapat ditoleransi pada beberapa bahan struktural atau
sambungan tertentu, dan dapat mengakibatkan kegagalan struktur
KONFIGURASI (KETAHANAN STRUKTUR) BANGUNAN TERHADAP GEMPA

Badan Standardisasi Nasional (BSN) telah menetapkan beberapa Standar Nasional Indonesia (SNI) terkait antisipasi
bahaya gempa, salah satunya SNI 1726:2019 Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan
gedung dan nongedung.
Kategori risiko I yaitu gedung dan non gedung yang memiliki risiko rendah terhadap jiwa manusia jika terjadi
kegagalan, termasuk tetapi tidak dibatasi untuk fasilitas pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan; fasilitas
sementara; gudang dan struktur kecil lainnya.
Kategori risiko II yaitu semua gedung dan struktur lain, termasuk tetapi tidak dibatasi untuk perumahan; rumah toko dan
rumah kantor; pasar; gedung perkantoran; apartemen/rumah susun; pusat perbelanjaan; bangunan industri; fasilitas
manufaktur; dan pabrik.
Kategori risiko III yaitu gedung dan non gedung yang memiliki risiko tinggi terhadap jiwa manusia pada saat terjadi
kegagalan, gedung atau non gedung dengan potensi yang menyebabkan dampak ekonomi yang besar atau gangguan
massal terhadap masyarakat jika terjadi kegagalan, serta gedung atau non gedung yang mengandung bahan beracun
atau peledak yang bisa menimbulkan bahaya jika terjadi kebocoran.
Kategori risiko IV yaitu gedung atau non gedung yang ditunjukkan sebagai fasilitas yang penting, termasuk tetapi tidak
dibatasi untuk bangunan monumental; fasilitas pendidikan; fasilitas pemadam kebakaran; pusat pembangkit energi, dan
lain-lain.
KONFIGURASI (KETAHANAN STRUKTUR) BANGUNAN TERHADAP GEMPA

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Peraturan Menteri PU No.
29/PRT/M/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung
III.2.2. ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG
1. Persyaratan Penampilan Bangunan Gedung
i. Bentuk denah bangunan gedung sedapat mungkin simetris dan
sederhana, guna mengantisipasi kerusakan yang diakibatkan oleh
gempa
ii. Dalam hal denah bangunan gedung berbentuk T, L, atau U, maka
harus dilakukan pemisahan struktur atau dilatasi untuk mencegah
terjadinya kerusakan akibat gempa atau penurunan tanah.
iii. Denah bangunan gedung berbentuk sentris (bujursangkar,
segibanyak, atau lingkaran) lebih baik daripada denah bangunan
yang berbentuk memanjang dalam mengantisipasi terjadinya
kerusakan akibat gempa.
iv. Atap bangunan gedung harus dibuat dari konstruksi dan bahan
yang ringan untuk mengurangi intensitas kerusakan akibat
gempa.
KONFIGURASI (KETAHANAN STRUKTUR) BANGUNAN TERHADAP GEMPA

Building Codes – Peraturan Bangunan (SEAOC – structural engineer association of California)

Bangunan dengan Konfigurasi Tidak Beraturan


KONFIGURASI (KETAHANAN STRUKTUR) BANGUNAN TERHADAP GEMPA

Building Codes – Peraturan Bangunan (SEAOC – structural engineer association of California)


Bangunan dengan perubahan pada ketahanan lateral

Bangunan dengan perubahan pada kekakuan lateral


KONFIGURASI (KETAHANAN STRUKTUR) BANGUNAN TERHADAP GEMPA

Building Codes – Peraturan Bangunan (SEAOC – structural engineer association of California)

fitur struktural yang tidak biasa atau baru


KONFIGURASI (KETAHANAN STRUKTUR) BANGUNAN TERHADAP GEMPA

GERAKAN TANAH
KONFIGURASI (KETAHANAN STRUKTUR) BANGUNAN TERHADAP GEMPA
Gerakan Tanah

Akibat gempa terjadi


pergeseran lapisan bumi,
energi gelombang yang
terjadi dijalarkan ke semua
arah.
Maka terjadi gerakan
permukaan bumi yang
arahnya tidak menentu.
KONFIGURASI (KETAHANAN STRUKTUR) BANGUNAN TERHADAP GEMPA
Gerakan Tanah
Tipe- Tipe Rambatan Gempa
P Wave/Primary Wave (Gelombang Primer)
Menjalar paling cepat, dengan kec.± 8 km/det atau 18.000 mph. Memiliki bentuk
seperti gelombang suara, dimana pd saat menyebar akan mendorong atau menarik
benda-benda di permukaan.

S Wave/Secondary Wave (gelombang Sekunder)


Gelombang ini menggeser bebatuan kesamping pada arah tegak lurus dengan arah
gelombangnya

Love Wave/Surface Wave


Mirip dengan S-Wave namun tanpa perpindahan vertikal. Bergerak dari satu sisi ke
sisi lain secara paralel horisontal dengan permukaan bumi, pada sudut tegak lurus
dengan arah rambatannya, dan menyebabkan getaran horisontal

Rayleigh Wave/Surface Wave


Benda-benda yang terpengaruh bergerak vertikal dan horisontal pada bidang vertikal
yang menunjukkan arah rambatan gelombangnya. Bergerak lebih lambat dr L-Wave
KONFIGURASI (KETAHANAN STRUKTUR) BANGUNAN TERHADAP GEMPA
Gerakan Tanah

Ukuran Kekuatan Gempa

Alat pengukur kekuatan gempa :


Seismograf (dilengkapi dengan
Accelerometers)
▪ Acceleration (menunjukkan
percepatan – cm/det/det) → jika
dikalikan dengan massa
menunjukkan gaya inersia yang
harus ditahan bangunan.
▪ Velocity (menunjukkan kecepatan
gerakan tanah – cm/det)
▪ Displacement (menunjukkan jarak
perpindahan benda -- cm)

Amplitudo : Gelombang Maksimum


KONFIGURASI (KETAHANAN STRUKTUR) BANGUNAN TERHADAP GEMPA
Gerakan Tanah

Ukuran Kekuatan Gempa

Skala Richter :
▪ Dikembangkan Prof.Charles Richter dari
California Institute of Technology th 1935
▪ Berdasar pada amplitudo maksimum dari
suatu gelombang seismik yang direkam
pada seismograf standar pada jarak 100
km dari epicentrum gempa.
▪ Tidak menunjukkan durasi atau frekuensi
yang mungkin sangat signifikan dengan
kerusakan yang mungkin terjadi
KONFIGURASI (KETAHANAN STRUKTUR) BANGUNAN TERHADAP GEMPA
Gerakan Tanah
Skala Richter
1. Tidak terasa 7. Sulit berdiri. Mebel patah, dinding batu, bata,
2. Dpt dirasakan orang yang sedang beristirahat, plesteran lepas. Air bergelombang. Tanah
orang yg berada di lantai atas longsor sedikit, Selokan beton mulai rusak.

3. Dirasakan di ruang dalam. Benda yang 8. Cabang pohon mulai patah, aliran dan suhu
tergantung bergoyang. Getaran seperti ada mata air atau sumur berubah, tower, cerobong
kendaraan jenis ringan sedang lewat. Durasinya asap, monumen roboh. Patahan pada tanah
tertentu. Mungkin tidak dikenali sebagai gempa basah.

4. Benda tergantung bergoyang. Getaran seperti 9. Kepanikan. Bangunan batu hancur, Pondasi,
ada kendaraan berat lewat. Jendela, pintu struktur rangka, mulai lepas. Pipa bwh tanah
bergetar. Gelas berdenting. Untuk skala 4 pecah, Patahan pada tanah.
teratas, dinding kayu mulai retak 10. Semua bangunan roboh/hancur beserta
5. Dirasakan di ruang luar. Arah dpt ditentukan. pondasinya. Jembatan, bendungna, hancur.
Orang tidur dapat merasakan. Benda cair mulai Tanah longsor besar. Banjir.
bergerak, benda berpindah, jarum jm mati, pintu 11. Rel KA lepas dan bengkok. Pipa bwah tanah
membuka menutup. hancur dan tak berfungsi sama sekali
6. Dirasakan semua. Orang berjalan tidak stabil, 12. Kehancuran total. Benda-benda terlempar ke
jendela, gelas pecah. Mebel berpindah, plesteran udara.
dan dinding batu mulai pecah, pohon mulai
bergemerisik.
KONFIGURASI (KETAHANAN STRUKTUR) BANGUNAN TERHADAP GEMPA
Gerakan Tanah

https://www.google.com/search?q=akibat+gempa+bumi
KONFIGURASI (KETAHANAN STRUKTUR) BANGUNAN TERHADAP GEMPA
Gerakan Tanah

https://pusatkrisis.kemkes.go.id/gerakan-tanah-pemicu-terjadi-bencana-tanah-longsor
KONFIGURASI (KETAHANAN STRUKTUR) BANGUNAN TERHADAP GEMPA
Reaksi Bangunan akibat Gerakan Tanah karena Gempa
KONFIGURASI (KETAHANAN STRUKTUR) BANGUNAN TERHADAP GEMPA
Reaksi Bangunan akibat Gerakan Tanah karena Gempa
KONFIGURASI (KETAHANAN STRUKTUR) BANGUNAN TERHADAP GEMPA
Reaksi Bangunan akibat Gerakan Tanah karena Gempa
KONFIGURASI (KETAHANAN STRUKTUR) BANGUNAN TERHADAP GEMPA
Reaksi Bangunan terhadap BEBAN LATERAL, akibat Gerakan tanah

Damping (peredam) Strength & Stiffness (kekuatan dan kekakuan)


Damping mencegah bangunan mengalami
resonansi (getaran yang semakin besar). Kekakuan diukur dengan defleksi.
Gerakannya akan terbatas dan capat kembali Strength: bagaimana menahan beban tanpa
ke kondisi semula. Tergantung pada elemen mengalami tegangan yang berlebihan
non struktural, sambungan & material
bangunan. Stiffness: bagaimana mencegah struktur
mengalami drift (defleksi horisontal) melebihi
yang disyaratkan.
Ductility (kekenyalan)
Kemampuan suatu material untuk patah
setelah deformasi inelastisnya terlampaui.
Deformasi inelastis adalah deformasi dimana
material tidak akan kembali ke bentuk semula
setelah mengalami distorsi

Terjadinya drft – defleksi horizontal Balok Kaku dan Fleksibel)


KONFIGURASI (KETAHANAN STRUKTUR) BANGUNAN TERHADAP GEMPA
Reaksi Bangunan terhadap BEBAN LATERAL, akibat Gerakan tanah

Puntiran terjadi apabila beban lateral terdistribusi massa terdistribusi secara merata. massa terdistribusi secara eksentrik.
merata tetapi tidak mendapat reaksi yang sama pusat massa bekerja melalui pusat pusat massa bereaksi eksentrik
geometri melalui pusat geometris

Torsion (puntiran)

massa yang terdistribusi secara


Konfigurasi sederhana yang massa yang terdistribusi secara merata. resultan gaya tahanan
menimbulkan Torsion (puntiran) merata. resultan gaya inersia bekerja bekerja melalui pusat geometrik -
melalui pusat geometri tidak ada puntiran
KONFIGURASI (KETAHANAN STRUKTUR) BANGUNAN TERHADAP GEMPA
Sistem resistensi terhadap Gempa
Komponen resistensi Dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu:
1. Sistem Penahan Gaya Gravitasi – komponen/sub sistem horisontal
Beban gravitasi = beban mati struktur + beban hidup.
Struktur lantai merupakan bagian terbesar dari struktur bangunan.
Pertimbangan dlm pemilihannya al:
- berat sendiri lantai
- kapasitas dlm memikul beban saat pekerjaan konstruksi
- dpt menyediakan ruang utk saluran utilitas
- memenuhi persyaratan ketahanan thd api
- memungkinan kesinambungan pekerjaan konstruksi, jika pelaksanaan butuh
waktu panjang
- mengurangi penggunaan alat bantu pek.dlm pembuatan pelat lantai
Macam al: one way slab, one way rib slab, two way slab, flat slab, waffle slab
2. Sistem Penahan Gaya Lateral – komponen/sub sistem vertikal
Beban angin terkait dengan dimensi ketinggian bangunan, sedang beban
gempa terkait pada massa bangunan.
al: shear walls, braced frame, dan rigid frame.
KONFIGURASI (KETAHANAN STRUKTUR) BANGUNAN TERHADAP GEMPA
Sistem Penahan Gravitasi – sub sistem horisontal/ Diafragma

Diafragma adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan elemen penahan berarah horisontal (spt lantai dan atap)

Diafragma sebagai balok horisontal Ukuran dan lokasi pelubangan pada lantai (mis: lift,
tangga) mempengaruhi efektivitas diafragma

Diafragma fleksibel mis kayu, baja tanpa beton. Dinding Diafragma rigid mis beton. Beban didistribusikan secara
tengah selalu memberikan reaksi 2x lebih besar dari dinding merata tergantung kekakuan diafragmanya. Elemen
tepi. Diafragma lebih fleksibel dari elemen vertikal. vertikal lebih fleksibel dari diafragma
KONFIGURASI (KETAHANAN STRUKTUR) BANGUNAN TERHADAP GEMPA
Sistem Penahan Gaya Lateral – sub sistem vertikal

Shear Walls (dinding geser)


Dinding vertikal kantilever yang dirancang untuk menerima beban
lateral dari diafragma dan meneruskannya ke tanah → relatif
sangat kaku dgn bukaan < 5 %. Fungsi berubah menjadi dinding
penahan beban (bearing wall) jika dinding geser menerima beban
tegak lurus.

Braced Frames (rangka pengaku/penguat silang)


Terdiri dari balok & kolom yg ditambabhkan pengaku diagonal.
Rangka penguat silang, berperilaku sama dengan dinding geser,
namun kekuatannya lebih rendah tergantung dari detail
rancangannya.→ struktur baja: pengaku ‘K” , pengaku diagonal
tunggal/ganda, pengaku eksentris

Rigid Frames (Portal penahan momen)


Mekanisme ketahanan didapatkan dari kolom dan balok yang
dihubungkan secara kaku yang bersama-sama menahan lentur
dan geser akibat gaya lateral. Kekakuan tergantung pd dimensi
balok & kolom serta proporsional thd jarak lantai ke lantai dan
jarak kolom ke kolom
KONFIGURASI (KETAHANAN STRUKTUR) BANGUNAN TERHADAP GEMPA

Pengumpulan Gaya Lateral????


KONFIGURASI (KETAHANAN STRUKTUR) BANGUNAN TERHADAP GEMPA

KONFIGURASI adalah bentuk keseluruhan bangunan termasuk ukuran, sifat dan lokasi seluruh elemen
struktural (pendukung) dan elemen non struktural di dalamnya.

Skala Bangunan
Berkaitan dengan ukuran/dimensi bangunan

Tinggi Bangunan
Semakin tinggi bangunan, periode getaran juga
semakin meningkat. Berarti beban gempanya akan
semakin besar.

Ukuran Horisontal
Ukuran bentang bangunan dapat menyulitkan
bangunan dalam memberikan respon thd beban
gempa. Hal ini memerlukan penambahan elemen
penguat beban lateral di bagian interior bangunan
sehingga mengurangi bentangannya.
KONFIGURASI (KETAHANAN STRUKTUR) BANGUNAN TERHADAP GEMPA

Proporsi Bangunan
Menunjukkan rasio
tinggi : ketebalan (kerampingan).

Simetri
Berkaitan dengan geometri bangunan. Dapat berupa simetri
dalam denah atau tampak bangunan. Asimetri:
- terbentuk eksentrisitas karena pusat benda dan pusat
kekakuan tidak berada pada satu titik sehingga menimbulkan
puntiran/torsi
- menimbulkan konsentrasi tekanan

Distribusi dan Konsentrasi


Dalam menahan beban gempa yang relatif besar, maka
dibutuhkan distribusi/pembagian daripada pemusatan gaya,
secara merata ke seluruh komponen struktur
KONFIGURASI (KETAHANAN STRUKTUR) BANGUNAN TERHADAP GEMPA

Kepadatan Denah Struktur


Luas total seluruh elemen struktur vertikal (kolom,
dinding, penguat vertikal) dibagi luas lantai.
Ketahanan terhadap gempa dicapai melalui
penempatan elemen vertikal dengan intensitas
besar di bagian bawah bangunan

Sudut
Sudut dalam (re-entrant corner) dan sudut luar
(outside corner) merupakan bagian bangunan
yang rentan terhadap beban gempa.

Penahan sisi luar/dinding luar bangunan


Penempatan dinding penguat atau elemen penguat
lain (wall, frame, brace frame) pada bagian terluar
bangunan penting untuk menahan beban gempa
(lateral, torsion, or both)
KONFIGURASI (KETAHANAN STRUKTUR) BANGUNAN TERHADAP GEMPA
Konfigurasi tidak beraturan
KONFIGURASI (KETAHANAN STRUKTUR) BANGUNAN TERHADAP GEMPA
Konfigurasi tidak beraturan
KONFIGURASI (KETAHANAN STRUKTUR) BANGUNAN TERHADAP GEMPA
Konfigurasi Sudut
KONFIGURASI (KETAHANAN STRUKTUR) BANGUNAN TERHADAP GEMPA
Konfigurasi Sudut
KONFIGURASI (KETAHANAN STRUKTUR) BANGUNAN TERHADAP GEMPA
irregular structures
Vertical Setback Configuration

https://www.researchgate.net/publication/345039819_A_Review_on_Push
over_Analysis_for_Irregular_Structures
KONFIGURASI (KETAHANAN STRUKTUR) BANGUNAN TERHADAP GEMPA

Discontinuities of Strength and Stiffness


KONFIGURASI (KETAHANAN STRUKTUR) BANGUNAN TERHADAP GEMPA

Discontinuities of Strength and Stiffness


KONFIGURASI (KETAHANAN STRUKTUR) BANGUNAN TERHADAP GEMPA

PENUGASAN
Identifikasi elemen struktur untuk ketahanan terhadap Gempa pada satu
kasus bangunan berlantai 2 sd 4 lantai, al:
1. Geometri bentuk bangunan
a. skala
b. proporsi
c. ….dst
2. Elemen struktur untuk ketahanan terhadap gempa
a. elemen vertical, wujudnya…..
B. elemen horizontal, wujudnya …..
c. elemen …..dst
3. Konfigurasi/Susunan – konstruksi elemen dan komponen

Anda mungkin juga menyukai