Anda di halaman 1dari 32

R E K AYA S A G E M PA

A S P E K R E K AYA S A G E M PA
PA D A D E S A I N S T R U K T U R

I R . A G U S B S I S WA N T O . , M T
M . A F I F S A L I M . , S T. , M T. , M M
PENDAHULUAN
• Gempa bumi (earthquake) adalah salah satu peristiwa alam yang dapat menimbulkan bencana, yang
pada umumnya terjadi akibat rusak atau runtuhnya gedung, rumah, atau bangunan buatan manusia.
• Lapisan kulit bumi dengan ketebalan 100 km mempunyai temperatur relatif jauh lebih rendah
dibanding dengan lapisan dalamnya ( mantel dan inti bumi ), sehingga terjadi aliran konveksi dimana
massa dengan temperatur tinggi mengalir ke daerah temperatur rendah atau sebaliknya. Teori aliran
konveksi ini sudah lama berkembang untuk menerangkan terjadinya pergeseran pelat tektonik yang
menjadi penyebab utama terjadinya gempa bumi tektonik.
• Disamping itu kita juga mengenal gempa vulkanik, gempa runtuhan, gempa imbasan, dan gempa
buatan. Gempa vulkanik disebabkan oleh desakan magma ke permukaan, gempa runtuhan banyak
terjadi di pegunungan yang runtuh, gempa imbasan biasanya terjadi di sekitar dam karena fluktuasi air
dam.
• Gempa buatan adalah gempa yang dibuat oleh manusia seperti ledakan nuklir atau ledakan untuk
mencari bahan mineral. Skala gempa tektonik jauh lebih besar dibandingkan dengan jenis gempa
lainnya, sehingga efeknya lebih banyak terhadap bangunan.
PENDAHULUAN

Akibat dari Gempa  Kerusakan maupun kerugian yang diakibatkan bencana


gempa cukup besar, baik dari kerusakan sarana dan prasarana, serta hancurnya
banyak rumah penduduk di suatu wilayah permukiman.

Untuk dapat mengurangi bencana yang diakibatkan oleh gempa, beberapa


usaha yang dapat dilakukan manusia diantaranya adalah :
• Memahami tingkah laku alam
• Mencoba untuk memperkirakan kapan suatu gempa tektonik atau gempa vulkanik
akan terjadi.
• Mencoba untuk mempelajari perilaku dari suatu struktur atau konstruksi
bangunan jika diguncang gempa, dengan harapan akan dapat direncanakan dan
dibangun struktur atau konstruksi bangunan yang tahan terhadap pengaruh gempa.

Distribusi lokasi gempa bumi besar yang pernah terjadi tahun 1900 s/d 1996 dengan magnitude M > 6 pada Skala Richter (Sumber : Badan Metereologi dan
KONSTRUKSI ENGINEERED DAN NON-ENGINEERED

• Rekayasa struktur bangunan tahan gempa merupakan salah satu cara yang
dapat dilakukan manusia untuk mengantisipasi pengaruh-pengaruh yang dapat
ditimbulkan oleh bencana gempa, agar kerugian material / harta benda dan
jatuhnya korban jiwa dapat ditekan seminimal mungkin.

• Pada dasarnya, bangunan-bangunan yang ada dapat dibagi menjadi


dua kategori berdasarkan proses perencanaan dan pelaksanaannya,
yaitu
– Engineered Construction
– Non-Engineered Construction.
KONSTRUKSI ENGINEERED DAN NON-ENGINEERED

• Engineered Construction adalah bangunan yang direncanakan berdasarkan


perhitungan struktur, dan dilaksanakan atau dibangun di bawah pengawasan para
Ahli Bangunan.

• Sebagai contoh dari Engineered Construction adalah


– struktur bangunan gedung bertingkat,
– struktur jembatan dan jalan layang,
– fasilitas pembangkit tenaga listrik atau tenaga nuklir,
– dan bendungan.

• Bangunan-bangunan ini pada umumnya menggunakan bahanbahan dan system


struktur yang modern, seperti beton bertulang dan baja.
KONSTRUKSI ENGINEERED DAN NON-ENGINEERED

• Non-Engineered Construction adalah bangunan yang dibangun secara spontan


berdasarkan kebiasaan tradisional setempat, dan pelaksanaannya tidak dibantu
Arsitek atau Ahli Bangunan, melainkan mengikuti cara-cara yang diperoleh dari
hasil pengamatan tingkat laku bangunan sejenis yang mengalami gempa bumi di
masa lalu.

• Non-Engineered Construction mencakup


– bangunan tradisional, bangunan tembokan (bata, batu, batako) yang
memakai perkuatan (kolom dan balok praktis) maupun yang tidak memakai
perkuatan,
– bangunan kayu dan bambu,
– bangunan beton bertulang sederhana,
– bangunan rangka baja sederhana.
PELAJARAN DARI
KERUSAKAN
B A N G U N A N A K I B AT
G E M PA
 Hancur atau rubuhnya dinding akibat beban
gempa yang bekerja tegak lurus bidang
dinding.

 Keretakan pada dinding, di tempat-tempat


yang terdapat bukaan besar pada bangunan.

 Terpisahnya bagian dinding pada sudut-sudut


bangunan atau pertemuan.
G E M PA A L O R
 Kehancuran pada pojok-pojok dinding
(NOPEMBER bangunan.
2004)  Retak-retak diagonal pada dinding bangunan
yang terjadi pada siar-siar dan/atau unsur-
unsur penyusun dinding.

 Rangka atap terlepas dari dudukannya

 Retak dan kegagalan pada sambungan atau


pertemuan antara kolom dan balok

 Kerusakan bangunan akibat penggunaan mutu


bahan dan pengerjaan konstruksi yang buruk
RESIKO GEMPA DI INDONESIA
• Penentuan tingkat risiko terjadinya gempa untuk suatu
wilayah, secara analitis dimungkinkan, berkat sifat-sifat
dari peristiwa gempa yang pernah terjadi sebelumnya,
sebagaimana halnya pada beberapa bencana alam lainnya,
seperti halnya banjir. Peristiwa terjadinya gempa dapat
direpresentasikan dengan suatu model matematik dan teori
probabilitas.
RESIKO GEMPA DI INDONESIA

• Hubungan antara umur rencana bangunan, periode ulang gempa, dan risiko
terjadinya gempa, berdasarkan teori probabilitas dapat dinyatakan dalam suatu
persamaan matematika sebagai berikut :

Dimana :
RN = Risiko terjadinya gempa selama umur rencana
(%)
TR = Periode ulang terjadinya gempa (tahun)
N = Umur rencana dari bangunan (tahun)
RESIKO GEMPA DI INDONESIA

GEMPA RINGAN
Gempa Ringan adalah gempa yang peluang atau risiko terjadinya dalam periode
umur rencana bangunan 50 tahun adalah 92% (RN = 92%), atau gempa yang
periode ulangnya adalah 20 tahun (TR = 20 tahun).

GEMPA SEDANG
Gempa Sedang adalah gempa yang peluan atau risiko terjadinya dalam periode
umur rencana bangunan 50 tahun adalah 50% (RN = 50%), atau gempa yang
periode ulangnya adalah 75 tahun (TR = 75 tahun).
RESIKO GEMPA DI INDONESIA

GEMPA KUAT
Gempa Kuat adalah gempa yang peluang atau risiko terjadinya dalam periode
umur rencana bangunan 50 tahun adalah 2% (RN = 2%), atau gempa yang
periode ulangnya adalah 2500 tahun (TR = 2500 tahun).

GEMPA RENCANA
Gempa Rencana adalah gempa yang peluang atau risiko terjadinya dalam periode
umur rencana bangunan 50 tahun adalah 10% (RN = 10%), atau gempa yang
periode ulangnya adalah 500 tahun (TR = 500 tahun).
BEBAN GEMPA NOMINAL
• Besarnya beban Gempa Nominal yang digunakan untuk
perencanaan struktur ditentukan oleh tiga hal, yaitu oleh
besarnya Gempa Rencana, oleh tingkat daktilitas yang
dimiliki struktur, dan oleh nilai faktor tahanan lebih yang
terkandung di dalam struktur.
BEBAN GEMPA NOMINAL

• Berdasarkan pedoman gempa yang berlaku di Indonesia yaitu Perencanaan


KetahananGempa Untuk Struktur Rumah dan Gedung (SNI 03-1726-
2002), besarnya beban gempa horisontal V yang bekerja pada struktur
bangunan, ditentukan menurut persamaan :

Dimana, I adalah Faktor Keutamaan Struktur menurut Tabel I, C adalah nilai Faktor Respon
Gempa yang didapat dari Respon Spektrum Gempa Rencana menurut Gambar 2 untuk waktugetar
alami fundamental T, dan Wt ditetapkan sebagai jumlah dari beban-beban berikut :
• Beban mati total dari struktur bangunan gedung
• Jika digunakan dinding partisi pada perencanaan lantai, maka harus diperhitungkan tambahan
beban sebesar 0,5 kPa
• Pada gudang-gudang dan tempat penyimpanan barang, maka sekuran-kurangnya 25% dari
beban hidup rencana harus diperhitungkan
• Beban tetap total dari seluruh peralatan dalam struktur bangunan gedung harus diperhitungkan
BEBAN GEMPA NOMINAL

FAKTOR KEUTAMAAN STRUKTUR


Pengaruh Gempa Rencana terhadapnya harus dikalikan dengan suatu Faktor
Keutamaan Struktur (I) menurut persamaan :

I = 𝐼1 𝐼2
Dimana I1 adalah Faktor Keutamaan untuk menyesuaikan periode ulang gempa
berkaitan dengan penyesuaian probabilitas terjadinya gempa itu selama umur
rencana gedung, sedangkan I2 adalah Faktor Keutamaan untuk menyesuaikan
umur rencana gedung tersebut.
BEBAN GEMPA NOMINAL

FAKTOR KEUTAMAAN STRUKTUR


BEBAN GEMPA NOMINAL

DAKTILITAS STRUKTUR
Salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi besar kecilnya beban gempa yang bekerja
pada struktur bangunan adalah daktilitas struktur. Beberapa standar perencanaan ketahanan
gempa untuk struktur gedung, menggunakan asumsi constant maximum displacement rule, untuk
mendefinisikan tingkat daktilitas struktur.
BEBAN GEMPA NOMINAL

ARAH PEMBEBANAN GEMPA


Jika besarnya beban gempa sudah dapat diperkirakan, maka
pertanyaan selanjutnya adalah, bagaimana menentukan arah beban
gempa terhadap bangunan. Dalam kenyataannya arah datangnya
gempa terhadap bangunan tidak dapat ditentukan dengan pasti,
artinya pengaruh gempa dapat datang dari sembarang arah. Jika
bentuk denah dari bangunan simetris dan teratur, sehingga bangunan
jelas memiliki sistem struktur pada dua arah utama bangunan yang
saling tegak lurus, perhitungkan arah gempa dapat dilakukan lebih
sederhana.
WILAYAH GEMPA DAN SPEKTRUM RESPON

Salah satu faktor yang mempengaruhi besar kecilnya beban gempa yang
bekerja pada struktur bangunan adalah faktor wilayah gempa. Dengan
demikian, besar kecilnya beban gempa, tergantung juga pada lokasi dimana
struktur bangunan tersebut akan didirikan. Indonesia ditetapkan terbagi
dalam 6 Wilayah Gempa seperti ditunjukkan dalam Gambar 1, dimana
Wilayah Gempa 1 adalah wilayah dengan kegempaan paling rendah, dan
Wilayah Gempa 6 adalah wilayah dengan kegempaan paling tinggi.
Pembagian Wilayah Gempa ini, didasarkan atas percepatan puncak batuan
dasar akibat pengaruh Gempa Rencana dengan perioda ulang 500 tahun,
yang nilai rata-ratanya untuk setiap Wilayah Gempa ditetapkan dalam
Gambar 4.15 dan Tabel 4.4.
WIL AYAH GEMPA DAN SPEKTRUM RESPON
WIL AYAH GEMPA DAN SPEKTRUM RESPON
WIL AYAH GEMPA DAN SPEKTRUM RESPON
JENIS TANAH DASAR DAN PERAMBATAN GELOMBANG
GEMPA

Gelombang gempa merambat melalui batuan dasar di bawah


permukaan tanah. Dari kedalaman batuan dasar ini gelombang
gempa tersebut kemudian merambat ke permukaan tanah
sambil mengalami pembesaran (amplifikasi), bergantung pada
jenis lapisan tanah yang berada di atas batuan dasar tersebut.
Dengan adanya pembesaran gerakan ini, maka pengaruh
Gempa Rencana di permukaan tanah harus ditentukan dari
hasil analisis perambatan gelombang gempa dari kedalaman
batuan dasar ke permukaan tanah.
JENIS TANAH DASAR DAN PERAMBATAN GELOMBANG GEMPA
JENIS TANAH DASAR DAN PERAMBATAN GELOMBANG
GEMPA

Dalam Tabel 4-6 di atas, v s, N dan S u adalah nilai rata-rata berbobot


besaran tanah dengan tebal lapisan tanah sebagai besaran pembobotnya,
yang harus dihitung menurut persamaanpersamaan sebagai berikut :

dimana ti adalah tebal lapisan tanah ke-i, vsi adalah kecepatan rambat gelombang geser melalui
lapisan tanah ke-i, Ni nilai hasil Test Penetrasi Standar lapisan tanah ke-i, Sui adalah kuat geser
tanah lapisan ke-i, dan m adalah jumlah lapisan tanah yang ada di atas batuan dasar. Selanjutnya,
PI adalah Indeks Plastisitas tanah lempung, wn adalah kadar air alami tanah, dan Su adalah kuat
geser lapisan tanah yang ditinjau.
PENGARUH GEMPA VERTIKAL
komponen vertikal gerakan tanah akibat gempa akan relative
semakin besar jika semakin dekat letak pusat gempa dari
lokasi yang ditinjau. Menurut beberapa standar gempa,
percepatan vertikal gerakan tanah ditetapkan sebagai
perkalian suatu koefisien dengan percepatan puncak muka
tanah Ao.
PENGARUH GEMPA VERTIKAL

Faktor Respons Gempa Vertikal (Cv) dengan beban gravitasi, termasuk beban
hidup yang sesuai. Faktor Respons Gempa Vertikal dihitung menurut persamaan :

𝐶 𝑉 =Ψ 𝐴𝑜 𝐼
Dimana koefisien tergantung pada Wilayah Gempa tempat struktur bangunan
gedung berada dan ditetapkan menurut Tabel 4-7, Ao adalah percepatan puncak
muka tanah menurut Tabel 4.4, sedangkan I adalah Faktor Keutamaan gedung
menurut Tabel 4-1.
DAKTILITAS STRUKTUR
Pada struktur yang daktail, beban yang besar akibat gempa tidak akan
menyebabkan keruntuhan dari struktur, lebih-lebih karena beban gempa
merupakan beban dinamis yang arahnya bolak-balik. Beban gempa yang besar
akan menyebabkan deformasi yang permanen dari struktur akibat rusaknya
elemen-elemen dari struktur seperti balok dan kolom. Pada kondisi seperti ini,
walaupun elemen-elemen struktur bangunan mengalami kerusakan, namun secara
keseluruhan struktur tidak mengalami keruntuhan.
Energi gempa yang bekerja pada struktur bangunan, akan dirubah menjadi energy
kinetik akibat getaran dari massa struktur, energi yang dihamburkan akibat
adanya pengaruh redaman dari struktur, dan energi yang dipancarkan oleh bagian-
bagian struktur yang mengalami deformasi plastis. Dengan demikian sistem
struktur yang bersifat daktail dapat membatasi besarnya energi gempa yang
masuk pada struktur, sehingga pengaruh gempa dapat berkurang
DAKTILITAS STRUKTUR
DAKTILITAS STRUKTUR

Kemampuan Struktur Menahan Gempa Kuat


Agar struktur bangunan mempunyai kemampuan yang
cukup dan tidak terjadi keruntuhan pada saat terjadi Gempa
Kuat, maka dapat dilakukan dua cara sbb :
– Membuat struktur bangunan sedemikian kuat, sehingga
struktur bangunan tetap berperilaku elastis pada saat terjadi
Gempa Kuat
– Membuat struktur bangunan sedemikian rupa sehingga
mempunyai batas kekuatan elastis yang hanya mampu
menahan Gempa Sedang saja.
PERENCANAAN KAPASITAS (CAPACITY DESIGN)

Pada prosedur Perencanaan Kapasitas ini, elemen-elemen dari struktur bangunan


yang akan memancarkan energi gempa melalui mekanisme perubahan bentuk atau
deformasi plastis, dapat terlebih dahulu dipilih dan ditentukan tempatnya.
Sedangkan elemen-elemen lainnya, direncanakan dengan kekuatan yang lebih
besar untuk menghindari terjadinya kerusakan.

Pada struktur beton bertulang, tempat-tempat terjadinya deformasi plastis yaitu


tempattempat dimana penulangan mengalami pelelehan, disebut daerah sendi
plastis. Karena sendi-sendi plastis yang terbentuk pada struktur portal akibat
dilampauinya Beban Gempa Rencana dapat diatur tempatnya, maka mekanisme
kerusakan yang terjadi tidak akan mengakibatkan
keruntuhan dari struktur bangunan secara keseluruhan.
PERENCANA AN K APASITAS (CAPACIT Y DESIGN)

Karena pada prosedur Perencanaan Kapasitas ini terlebih dahulu harus ditentukan tempat-tempat
di mana sendi-sendi plastis akan terbentuk, maka dalam hal ini perlu diketahui mekanisme
kelelehan yang dapat terjadi pada sistem struktur portal. Dua jenis mekanisme kelelehan yan
dapat terjadi pada sistem struktur portal akibat pembebanan gempa, ditunjukkan pada Gambar 4-
18 di bawah
TERIMA K ASIH
I R . A G U S B S I S WA N T O . , M T
M . A F I F S A L I M . , S T. , M T. , M M

Anda mungkin juga menyukai