B
• Setelah gaya akibat gempa disebar di masing-masing lantai
dan simpangan yang terjadi dihitung, maka waktu getar
alami gedung dihitung kembali dengan rumus :
( Wi di2 )
T = 6,3
(g Fi di )
dimana :
Wi : beban vertikal ( mati dan hidup ) pada tingkat i, kg
Fi : beban gempa horisontal pada tingkat i, kg
di : simpangan pada tingkat i akibat beban horisontal,
mm
g : percepatan grafitasi, mm/ dt
Jika waktu getar T yang dihitung dengan
rumus terakhir kurang dari 80 % nilai T
dari hitungan pendahuluan maka beban
gempa harus dihitung ulang
RESPON SPEKTRUM
Getaran permukaan tanah saat terlanda
gempa berbeda-beda dari satu tempat
dengan tempat yang lain disebabkan
dipengarui oleh : besar gempa, jarak dari
sumber gempa, jenis tanah, keadaan
topografi dan lain-lain.
Perbedaan getaran permukaan tanah
mengakibatkan response spectrumnya
berbeda-beda.
• Ada tiga macam respon dari gempa yang
terjadi pada suatu daerah yaitu
percepatan tanah, kecepatan tanah, dan
simpangan tanah
DAKTILITAS
• Sebagaimana pada bahan, struktur dapat
bersifat getas dan daktail (liat).
• Getas ialah sifat yang apabila diberi beban luar
sampai melebihi kuat elastisnya maka bahan
atau struktur segera patah/pecah/rusak.
• Daktail ialah sifat yang apabila diberi beban
luar sampai melebihi kuat elastisnya tidak
langsung patah/pecah/rusak, melainkan
berubah bentuk secara plastis sampai batas
tertentu dan baru mengalami kerusakan bila
kemampuan plastisnya terlampui.
P
(Wi.hi)
• F1 = xV
( Wi .hi)
• dimana :
• Fi : beban gempa pada lantai tingkat i, ton
• hi : ketinggian lantai tingkat i, meter
• Wi : berat lantai tingkat i, ton
• V : beban gempa dasar, ton
h5
h4
h3
h2
h1
1 cm
PUNTIRAN GEDUNG
• Gedung yang dibuat sebaiknya mempunyai
bentuk yang semitris, karena tuntutan arsitektur
kondisi simitris ini sulit dicapai. Hal ini akan
mengakibatkan puntiran pada saat terlanda
gempa dan gedung mengalami keruntuhan.
• Bentuk semitris diartikan sebagai unsur-unsur
penahan gempa diletakan semitris terhadap
pusat masa dari gedung yang bersangkutan
atau pusat kekakuan harus berimpit dengan
pusat masa.
• Pusat kekakuan adalah titik tangkap
resultan gaya geser gempa yang bekerja
di dalam semua penampang unsur vertikal
(kolom dan dinding geser) yang terdapat
pada lantai tingkat yang bersangkutan.
• Pusat masa adalah titik tangkap dari
beban geser tigkat dan harus dihitung
sebagai titik pusat dari beban gravitasi
yang bekerja di atas lantai yang
bersangkutan.
Kekakuan kolom dihitung dengan cara :
• Bila balok dan plat lantai dianggap kaku sempurna,
maka kekakuan kolom dapat dihitung dengan rumus :
k = (12EI) / (L3)
dimana :
k : kekakuan kolom
E : modulus elastis bahan kolom
I : momen inersia penampang kolom
L : panjang kolom
• Bila balok dan plat lantai tidak kaku sempurna terhadap
kolom, maka kekakuan kolom dihitung :
k = V/d
dimana :
V : gaya geser kolom yang bersangkutan
d : simpangan kolom yang bersangkutan
PUSAT KEKAKUAN
• Momen puntir puntir dihitung dari beban
dikalikan eksentrisitas beban. Eksentrisitas
beban adalah jarak antara pusat beban dan
pusat kekakuan. Pusat kekakuan dihitung titik
tangkap kekakuan masing-masing kolom
tehadap garis acuan tertentu.
k ( tingkat ) = k ( kolom ) = 12 EI / L3
dimana :
E : modulus elastisitas bahan
I : momen inersia neto
L : panjang kolom
• Bila balok dianggap tidak kaku sempurna
maka kekakuan tingkat dihitung dengan
cara:
ki = ( Fi / di )
dimana :
ki : kekakuan tingkat i
Fi : gaya geser tingkat i
di : simpangan tingkat i